Anda di halaman 1dari 3

Master Plan Jaringan TIK

Maksud danTujuan
1. Mengakomodasi kebijakan pemerintah pusat sesuai panduan teknis yang dikeluarkan oleh
Depkominfo mengenai Pembangunan Infrastruktur Jaringan Sistem Informasi Pemerintahan.
2. Mengakomodasi standardisasi tatakelola Information and Communication Technology (ICT)
secara Internasional (IT Governance)
3. Dukungan terhadap implementasi ICT Master Plan
4. Menyusun arahan pembangunan infrastruktur jaringan informasi dan tekekomunikasi isi
denpasar yang terpadu dan terencana sesuai kebutuhan stakeholder.
5. Meningkatkan Kualitas Layanan electronic-Government (e-Gov)
6. Antisipasi perkembangan TIK dan system aplikasi informasi (video teleconference, Voice over IP,
e-learning, dan lain-lain) dimasa depan
7. Optimalisasi penggunaan infrastruktur jaringan yang ada.

Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS)
Tahun2000 2004.
2. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika
di Indonesia.
3. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
E-Government.
4. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2003 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia.
5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 13/KEP/M.PAN/1/2003 tentang
Pedoman Umum Perkantoran Elektronis Lingkup Intranet di Lingkungan Instansi Pemerintah.
6. Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor: 69A/m.Kominfo/10/2004 tentang
Panduan Teknis Pembangunan Infrastruktur Jaringan Sistem Informasi Pemerintahan.
7. Renstra ISI Denpasar tahun 2004 2008 point 3 tentang penataan organisasi melalui
pemanfaatan ICT
8. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008, tentang keterbukaan informasi publik.

Kondisi 2007
1. Pengelolaan jaringan suara (telepon), jaringan data, dan jaringan multimedia masih terpisah.
2. Media WAN (wide area network) yang ada dan LAN (Local area Network) pemanfaatannya
masih rendah
3. Pola pemanfatan jaringan belum maksimal dimanfatkan untuk kegiatan tridarma PT.
4. Pola pikir SDM masih terpaku pada kegiatan manual dan kebiasaan yang selama ini dilakukan.
5. Belum adanya aturan yang jelas terhadap penempatan infrastruktur telematika secara teknis

Kebutuhan Infrastruktur Jaringan Komunikasi


1. Mendukung rencana induk teknologi informasi Jardiknas dan Inherent.
2. Menjangkau seluruh unit satuan kerja di lingkungan ISI Denpasar
3. Konektivitas harus di bangun seluas-luasnya (hingga masyarakat), mampu mengantisipasi
pertumbuhan (scalability) dan interkoneksi dimasa depan, handal (reliability) dan ketersediaan
(availability) untuk menjaga kualitas layanan yang prima.
4. Memperhatikan aspek pemanfaatan penggunadan juga keamanan data dan aplikasi (usability &
security) infrastruktur Publik
5. Pengaturan lokasi infrastruktur telematika (telekomunikasi dan informatika)
6. Pengaturan penggunaan frekuensi nirkabel (wireless)
7. Pengaturan pemanfaatan fasilitas jaringan untuk kepentingan dunia usaha, antara lain
para lulusan

Rancangan Desain Infrastruktur Jaringan Komunikasi

Konsep
Konsep arsitektur jaringan menggunakan Hierarchical Internetworking Model. Model ini
mempermudah membangun antar jaringan secara handal, mudah di-upgrade serta lebih terjangkau
karena tidak fokus pada konstruksi paket tetapi fokus pada tiga fungsional area atau lapisan jaringan,
yaitu:

1. Core layer (Lapisan Inti)


2. Distribution layer (Lapisan Distribusi)
3. Access layer (Lapisan Akses)

Tahap Persiapan
1. Menyusun rencana detail implementasi pembangunan Jaringan Komunikasi, hingga spesifikasi
teknis lapangan dan perangkat yang dibutuhkan.
2. Memutuskan skema pembiayan untuk pembangunan, apakah menggunakan DIPA, atau joint-
venture atau model lainnya.
3. Menyusun organisasi pelaksana, seperti pembentukan Steering Committee (SC), Tim Tenaga Ahli
(Technical Asistance), dan Tim Proyek pelaksana (Project Team)
4. Membuat petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) untuk pelaksanaan
dilapangan
5. Membuat kebijakan terkait (misal SK),
6. Persiapan SDM yang berkaitan dengan operasional dilapangan nantinya dan juga pemilihan
mitra bila nantinya dilaksanakan secara alih-daya.

Strategi operasional pengelolaan jaringan TIK:


1. Pengelolaan jaringan utama (core layer hingga NAP) dikelola oleh UPT Puskom
2. Pengelolaan jaringan distribusi ke bawah (distribution layer hingga access layer) menjadi
tanggungjawab unit penerima sub jaringan (fakultas, biro, lembaga, dan UPT).
3. Untuk memantau seluruh jaringan komunikasi ini dibutuhkan sebuah Network Management
System(NMS) yang terintegrasi dan terpusat pada Network Operation Control (NOC) di UPT
Puskom.
4. Pengelolaan operasional jaringan dapat dilakukan oleh pihak lain melalui alih-daya (outsourcing)
bila ingin memperoleh tingkat layanan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dengan
biaya yang lebih efisien.
5. Integrasi dan penyesuaian pengembangan SDM mengikuti trend global dengan tindakan local
berpikir global melalui pembudayaan TIK.

Rencana Pemulihan
1. Disaster Recovery Center (DRC) merupakan Backup Data Center. Dengan demikian maka secara
ideal, seluruh komponen pembentuk Data Center akan diduplikasi di DRC.
2. Jaringan ini harus mampu mengalihkan (swap) bila terjadi gangguan atau kerusakan pada Data
Center atau jaringan komunikasi ke Data Center
3. Master Plan Jaringan Komunikasi menjadi acuan dalam penyusunan peraturan terkait dengan
pembangunan infrastruktur telematika
4. Pengaturan pengelolaan jaringan yang terintegrasi antara data, multimedia, dan suara.
5. Optimalisasi dan pemanfaatan infrastruktur jaringan secara bersama ditindaklanjuti dengan
penyusunan Juklak dan Juknis sistem informasi pada tingkat sub pengelola.

Anda mungkin juga menyukai