KONON, gagasan sang penemu Elias Howe untuk rancangan mesin jahitnya
didapat dari mimpi. Komponis Mozart mengatakan bahwa banyak dari gubahan
musiknya diilhami oleh mimpi-mimpinya. Kimiawan Friedrich August Kekule von
Stradonitz mengaku menemukan struktur molekul bensin dalam mimpi. Peristiwa-
peristiwa seperti ini sudah tidak asing lagi. Sepanjang sejarah, banyak kebudayaan
menghubungkan mimpi dengan hal-hal supranatural. Beberapa kebudayaan
percaya bahwa alam mimpi, sebagaimana alam nyata, benar-benar ada.
Fakta bahwa penafsiran mimpi lazim di kalangan mereka yang bukan umat
Allah menunjukkan bahwa mimpi secara umum tidak dapat dianggap sebagai
penyingkap masa depan yang dapat diandalkan. Pada zaman nabi Yeremia, para
nabi palsu berkata, Aku telah bermimpi, aku telah bermimpi! (Yeremia 23:25)
Mereka bermaksud menyesatkan orang-orang sehingga berpikir bahwa Allah
berbicara melalui mereka. Sehubungan dengan para pemimpi ini, Yeremia diilhami
untuk berkata, lnilah firman Yehuwa yang berbala tentara . . . : Jangan biarkan
dirimu ditipu oleh para nabi yang ada di antaramu dan oleh tukang-tukang
tenungmu, dan jangan dengarkan mimpi-mimpi yang mereka peroleh. Sebab mereka
menubuatkan kepalsuan kepadamu dengan namaku, Aku tidak mengutus mereka,
demikian ucapan Yehuwa (nama pribadi Allah).Yeremia 29:8, 9.
Dapatkah mimpi-mimpi yang tampaknya menyampaikan pengetahuan istimewa
berasal dari suatu sumber yang lain dan bukan dari Allah?
Iblis adalah penipu ulung yang selama ribuan tahun telah menggunakan para
pemimpin agama untuk membuat pernyataan palsu bahwa Allah telah berbicara
kepada mereka melalui penglihatan dan mimpi, persis seperti yang dilakukan para
nabi palsu di zaman Yeremia dan Zakharia. Berkenaan orang-orang demikian,
penulis Alkitab yang terilham Yudas menulis kepada orang-orang Kristen pada abad
pertama, Orang-orang tertentu telah menyelusup, yang lama berselang telah
ditetapkan oleh Tulisan-Tulisan Kudus bagi penghakiman ini, orang-orang yang
tidak saleh, yang mengubah kebaikan hati Allah kita yang tidak layak diterima
menjadi dalih untuk tingkah laku bebas dan yang terbukti tidak setia kepada satu-
satunya Pemilik dan Tuan kita, Yesus Kristus. Menurut Yudas, orang-orang ini
seolah-olah dapat dikatakan memuaskan nafsu dalam impian.Yudas 4, 8.
Ujilah Pernyataannya
Firman Allah yang tertulis adalah pedoman ilahi yang diberikan kepada kita
untuk mendapatkan kebenaran. Sehubungan dengannya, Yesus Kristus
berkata, Firmanmu adalah kebenaran. (Yohanes 17:17) Maka kita diperingatkan di
1 Yohanes 4:1, Orang-orang yang dikasihi, jangan percaya akan setiap pernyataan
terilham, tetapi ujilah pernyataan-pernyataan terilham itu untuk melihat apakah itu
berasal dari Allah, karena banyak nabi palsu telah tampil ke dalam dunia. Bila
secara saksama dibandingkan dengan Alkitab, pernyataan, filosofi, dan tindakan
mereka akan bertentangan dengannya. Firman Allah adalah wewenang dari apa
yang merupakan kebenaran.
Dewasa ini, para ahli sedang berupaya memahami proses mimpi dan apakah
hal itu memiliki fungsi praktis. Alkitab tidak memberikan keterangan mengenai hal
ini. Akan tetapi, bagi orang-orang yang berupaya mendapatkan petunjuk ilahi
melalui mimpi mereka, Alkitab memberi peringatan. Zakharia 10:2
menyatakan, Tukang-tukang tenung, . . . mimpi-mimpi yang tidak bernilai itulah
yang terus mereka bicarakan. Allah juga memberi peringatan agar kita tidak
mencari pertanda. (Ulangan 18:10-12 berbunyi, 10 Jangan didapati di antaramu seorang
pun yang melewatkan anak lelakinya atau anak perempuannya melalui api, ataupun seorang
penenung, orang yang mempraktekkan ilmu gaib, orang yang mencari pertanda, seorang tukang
sihir, 11 orang yang mengenakan jampi pada orang lain, orang yang meminta nasihat
cenayang, seorang juru ramal peristiwa, ataupun orang yang bertanya kepada orang
mati. 12 Sebab setiap orang yang melakukan perkara-perkara ini memuakkan bagi Yehuwa, dan
oleh karena perkara-perkara yang memuakkan ini, Yehuwa, Allahmu, menghalau mereka dari
hadapanmu.) Selaras dengan peringatan-peringatan tersebut, orang-orang Kristen
dewasa ini tidak berharap mendapatkan bimbingan ilahi melalui mimpi. Sebaliknya,
mereka memandang mimpi hanyalah sebagai sesuatu yang terjadi sewaktu tidur.