Anda di halaman 1dari 15

September 10, 2016 03:23:44 PM

About

Sitemap

Twitter

Facebook

Google+

Rss

Linkedin

Dribbble

Pinterest

AQIDAH ISLAM

Benteng Hati, Fiqih, Kisah Hikmah, Berita Islam, Profil Ulama, Kajian Islam dan Iman

Home

Benteng Hati

Fiqih

Kisah Hikmah

Profil Ulama

Berita Islam

Text to sea

Latest

04:07 AM Dalil - dalil Peringatan / Perayaan Maulid Nabi SAW


Home AQIDAH ISLAM Benteng Hati Pengertian dan Penjelasan Aqidah Islam

Pengertian dan Penjelasan Aqidah Islam


A+ A-
Print Email

Aqidah Islam
AQIDAH ISLAM sebenarnya bersumber dari pendiri agama Islam itu sendiri yaitu Nabi
Muhammad saw. Akhlak Rasulullah saw seutuhnya lah aqidah yang paling utama dan paling
pantas menjadi suri tauladan oleh seluruh umat manusia di muka bumi seperti yang tertulis di
dalam Al-quran:





Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang
baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS. Al-Ahzaab: 21).

style="text-align: justify;"> Pengertian Aqidah Islam


Aqidah menurut bahasa berasal dari kata , ,,, yang artinya simpul, ikatan,
perjanjian dan kokoh. Sedangkan menurut Istilah Aqidah adalah keyakinan teguh yang
tidak tercampur keraguan dengan sesuatu apapun.

Sehingga Aqidah Islam dapat didefenisikan yaitu: meyakini seyakin-yakinnya dan


mengikuti segala ajaran yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw sebagai suri
tauladan baik melalui Akhlak atau petunjuk Beliau dari Al-qur'an dan Al-hadits.

Aqidah seorang muslim sejati selalu mengambil contoh dari perbuatan Nabi Muhammad saw,
mulai dari hal-hal kecil seperti makan, minum, mandi, tidur dan tidak mengambil panutan
dari figur yang lain. Islam adalah agama yang paling sempurna dan hanya agama Islamlah
agama yang diridhai Allah swt:





Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-sempurnakan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam sebagai agama bagimu.(QS : Al Maidah :
3).

AQIDAH ISLAM adalah Aqidah yang paling benar dan akan membawa kepada kebahagiaan
serta keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
02 Nov 2014
Posted by lutfi zein
Labels: AQIDAH ISLAM, Benteng Hati
Akidah atau tauhid merupakan asas yang paling dasar dalam kehidupan beragama.
Dengan tauhid, kehidupan akan mencapai kebahagiaan, tidak hanya di dunia, melainkan juga
di akhirat. Keesaan Allah dalam segala hal melahirkan konsekwensi bahwa Allah merupakan
pusat kehidupan. Dengan begitu, manusia tidak bergantung dan tergantung pada keunggulan
apapun selain Allah. Sikap ini melahirkan kebebasan yang hakiki. Jika seseorang telah
memiliki kebebasan hakiki berarti dia telah mendapatkan kebahagiaan yang hakiki pula.
Oleh karena itu, perkara paling utama untuk didahulukan dan harus diberi perhatian
yang lebih adalah meluruskan akidah, memurnikan tauhid, memberantas kemusyrikan,
mengokohkan benih-benih keimanan dalam hati, sehingga membuahkan amal perbuatan yang
diridlai Allah SWT, yang akhirnya selamatlah hidup kita baik di dunia maupun di akhirat.

PENGERTIAN AQIDAH ISLAM

Akidah berasal dari Bahasa Arab :

( ) =
yang berarti mengikat atau membuhul, menyimpulkan, mengokohkan, menjanjikan. Arti
menurut bahasa, akidah berarti yang diikat, yang dibuhul, yang disimpulkan, yang
dikokohkan, yang dijanjikan (Ensiklopedi Hukum Islam jilid 1 halaman 78).
Akidah menurut istilah adalah unsur-unsur yang harus dibenarkan dengan hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat
digoncangkan oleh keragu-raguan.
Dalam definisi yang lain disebutkan akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan
yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah
Islam adalah dasar-dasar pokok keyakinan atau kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh orang Islam. Dasar-dasar tersebut harus dipegang teguh oleh orang Islam.
Dalam berakidah tidak boleh setengah hati harus mantap dan sepenuh hati tanpa ada
keraguan sedikitpun di dalam hatinya.
Dalam al-Quran kata akidah disebutkan, antara lain dalam QS al-Maidah : 1 yang artinya :
Wahai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad (janji) itu (QS. Al- Maidah / 5 : 1)

Inti dari Aqidah adalah Syahadat Tauhid (Satu idola yaitu Allah) yang ditandai dengan
perilaku :
1. Pemujaan hanya kepada Allah sebagai ekspresi cinta dan ketaatan
2. Pengabdian hanya kepada Allah sebagai bukti cinta dan ketaatan.
3. Penyerahan dan ketundukan pada sistem nilai yang berasal dari Allah sebagai bukti cinta dan
ketaatan (iradahMu adalah iradahku)

Akidah Islam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini adalah bagian dari seri tentang:

Islam
Rukun Iman[tampilkan]

Rukun Islam[tampilkan]

Teks dan hukum[tampilkan]

Sejarah dan pemimpin[tampilkan]

Denominasi[tampilkan]

Budaya dan masyarakat[tampilkan]

Topik terkait[tampilkan]

Portal Islam

Akidah (Bahasa Arab: ; transliterasi: al-'Aqdah) dalam istilah Islam yang berarti
iman. Semua sistem kepercayaan atau keyakinan bisa dianggap sebagai salah satu akidah.
Pondasi akidah Islam didasarkan pada hadits Jibril, yang memuat definisi Islam, rukun Islam,
rukun Iman, ihsan dan peristiwa hari akhir.

Daftar isi
1 Etimologi
2 Pembagian akidah tauhid

3 Catatan kaki

4 Referensi

5 Pranala luar

Etimologi
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu ( )yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (
) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( )yang artinya

mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ) yang berarti mengikat


dengan kuat.

Sedangkan menurut istilah (terminologi), akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.[1]

Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid[2] dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan
mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari
salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara
amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma'
salaf as-shalih.[3]

Pembagian akidah tauhid


Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam,
tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih
yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat.
Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka
masalah ini termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian
ulama:

Tauhid Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3)


mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya
semata.

Tauhid Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1)


mengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya
Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.

Tauhid Al-Asma' was-Sifat,


mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya, artinya mengimani bahwa tidak ada
makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma maupun sifat.
Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. Oleh karena itu Imam Ahmad
berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk
qudrat dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang-
tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh
Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau
buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah
terjadi atau berdasarkan nash yang benar.[4]

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah
ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang dimaksud
dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah, maka hal ini sudah masuk ke dalam
kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan
hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena
hukum itu milik Allah dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah semata.
Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40.[5]

KEBENARAN AKIDAH ISLAM


Rabu, 17 April 2013
Kebenaran Aqidah Islam Bab III

BAB III

PENUTUP

Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat
membina setiap individu muslim sehingga memandang alam sernesta dan kehidupan
dengan kaca mata tauhid dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang
merefleksikan perspektif Islam mengenai berbagai dimensi kehidupan serta
menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya.

Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu
menciptakan mu'jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman
permulaan Islam.
Demi membina setiap individu muslim, perlu kiranya kita mengingatkannya
tentang sumbangsih-sumbangsih akidah yang telah dimiliki oleh orang-orang
sebelumnya dan rneyakinkannya akan validitas akidah itu dalam setiap zaman dan
keselarasannya dengan segala era.

Kita bisa menyimpulkan peranan penting akidah dalam membina manusia di


berbagai sisi dan dimensi kehidupan dalam poin-poin berikut :

1. Dalam Sisi Pemikiran.

Akidah menganggap manusia sebagai makhluk yang terhormat. Adapun


kesalahan yang terkadang menimpa manusia, adafah satu hal yang biasa dan bisa
diantisipasi dengan taubat. Atas dasar ini, akidah meyakinkannya bahwa ia mampu
untuk meningkatkan diri dan tidak membuatnya putus asa dari rahmat Allah dan
ampunan-Nya

Akidah tetah berhasil memerdekakan manusia dari penindasan politik para penguasa
zalim dan membebaskannya dari tradisi menuhankan manusia lain.

Akidah juga memberikan kebebasan penuh kepadanya. Namun ia membatasi


kebebasan itu dengan hukum-hukum syariat, penghambaan kepada Allah supaya hal
itu tidak menimbulkan kekacauan.

Begitu juga, akidah telah berhasil membebaskannya dari jeratan hawa nafsu,
menyernbah fenomena-fenomena alam di sekitarnya dan dongeng dongengan yang
tidak benar.

Melalui proses pembebasn pemikiran ini, akidah melakukan proses


pembinaan manusia. la memberikan kedudukan yang layak kepada akal, mengakui
peranannya dan membuka cakrawala permikiran yang luas baginya. Di samping itu,
akidah juga membuka jendela keghaiban baginya, membebaskannya dari jeratan
ruang lingkup indra yang sempit dan mengarahkan daya ciptanya yang luar biasa
untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di segenap cakrawala raya dan diri
mereka, serta menjadikan renungan (tafakkur) ini sebagai ibadah yang paling utarna.

Tidak sampai di situ saja, akidah juga mengarahkan daya akal untuk
menyingkap rahasia rahasia sejarah yang pernah terjadi pada umat dan bangsa-
bangsa terdahulu, dan merenungkan hikmah yang tersernbunyi di balik syariat guna
mengokohkan keyakinan muslim terhadap syariat dan validitasnya untuk setiap masa
dan tempat.
Dari sisi lain, akidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengehhuan
dan mengikat ilmu pengetahuan itu dengan iman. Karena memisahkan ilmu
pengetahuan dan iman akan menimbulkan akibat jelek.

akidah juga memerintahkan akal untuk meneliti dan merenungkan dengan teliti
untuk menyimpulkan sebuah Ushuluddin dan melarangnya untuk bertaklid dalarn hat
itu.

2. Dalam Sisi Sosial

Akidah telah berhasit melakukan perombakan besar dalam sisi ini. Di saat masyarakat
Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan mengenal
akidah, mereka rela mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan
kepentingan sosial.

Akidah telah berhasil menghancurkan tembok pemisah yang memisahkan


antara ketamakan manusia akan kemaslahatan-kemaslahatan pribadinya dan jiwa
berkorban demi kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial
dalam diri setiap individu.

Akidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu
dengan cara-cara berikut:

a. menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain,


menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap
individu muslim untuk hidup bersama.

Dari sisi lain, akidah telah berhasil merubah tolok ukur hubungan sosial antar anggota
masyarakat, dari tolok ukur hubungan sosil yang berlandaskan fanatisme, suku,
warna kulit, harta dan jenis kelamin menjadi hubungan yang berdasarkan asas-asas
spritual. Yaitu takwa, fadhillah dan persaudaraan antar manusia.

Akidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang pernah
melanda masyarakat insani menjadi kondisi saling mengenal dan tolong menolong.
Dengan ini, mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh bangsa lain.

Di samping itu, akidah Islam juga telah berhasil merubah tradisi-tradisi Jahiliah yang
menodai kehomiatan manusia dan menimbulkan kesulitan.

3. Dalam Sisi Kejiwaan


Akidah dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia
meskipun bencana sedang menimpa.

Dalam hal ini akidah telah menggunakan berbagai cara dan metode untuk
meringankan bencana-bencana itu di mata manusia. Di antara cara cara tersebut
adalah menjelaskan kriteria dunia; bahwa dunia ini adalah tempat derita dan ujian
yang penuh dengan bencana dan derita yang menimpa manusia. Oleh karena itu,
tidak mungkin bagi manusia untuk rnencari kesenangan dan ketentraman di dunia ini.

Atas dasar ini, hendaknya ia berusaha sekuat tenaga demi meraih kesuksesan dalam
ujian Allah di dunia.

Dan di antara cara-cara tersebut adalah akidah menegaskan bahwa setiap musibah
pasti membuahkan pahala, dan menyadarkan manusia bahwa musibah terbesar yang
adalah musibah yang menimpa agama.

Dari sisi lain, akidah juga membebaskan jiwa manusia dari segala ketakutan yang
dapat melumpuhkan aktifitas, membinasakan kemampuan dan menjadikannya
cemas dan bingung.

Begitu juga akidah memotivasi manusia untuk mengenal dirinya. Karena tanpa tanpa
itu, sulit baginya untuk dapat menguasai jiwa dan mengekangnya, dan tidak mungkin
baginya dapat mengenal Allah secara sempurna.

Dari pembahasan-pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penyakit-


penyakit jiwa yang berbahaya seperti fanatisme, rakus dan egoisme jika tidak diobati,
akan menimbulkan akibat-akibat sosiai dan potitik yang berbahaya, seperti fitnah
yang pernah menimpa muslimin di Saqifah.

4. Dalam aqidah Sains

Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu
muslim sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan
dengannya, dan bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-
jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran pernikiran hasil rekayasa manusia biasa yang
memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam setiap gerak dan r

asa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-


tuntunan akhhk dalam kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan
pernah teraktualkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demi mendorong masyarakat berakhlak terpuji dan meninggalkan akhlak yang tidak
mulia, akidah mengikuti bermacam-macam metode dalam hat ini:

a. menjelaskan efek-efek uhkrawi dan duniawi dari akhlak yang terpuji dan tidak terpuji.

b. memperlihatkan tekad yang baik kepada mereka dengan tujuan agar mereka
terpengaruh oleh akhlaknya yang mulia dan mengikuti langkahnya

5. Aqidah dalam Ensiklopedi Islam

Adalah unsur yang paling esensial dan paling urtama dalam islam, yang
meliputi segala hal yang bertalian dengan kepercayaan (keimanan) dan keyakinan
seorang muslim. Dalam alquran aqidah disebut dengan istilah IMAN

Aqidah merupakan aspek yang fundamental (pokok) dalam islam dan berkaitan
dengan hal-hal yang berhubungan dengan keyakinan (iman) dan kepercayaan
terhadap hal Ghaib. Aqidah berkaitan dengan pekerjaan hati. Aspek syariat adalah
aspek yang berkaitan dengan amal ibadah, yang berkenaan dengan pelaksanaan
hukam yang berupa perintah dan larangan Allah SWT. Syariat berkaitan dengan
anggota jasmaniah. Akhlah adalah aspek yang berkaitan dengan erat dengan etika,
moral dan pergaulan hidup. Ketiga aspek ini mempunyai hubungan yang erat,
keterkaitan yang satu denggan yang lain tidak bisa dipisahkan.

Diposkan oleh Alwin Ghiffari di 09.12

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke Twitter

Tujuan dan Manfaat Aqidah Islam


Tujuan Ilmu Aqidah

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu :

1. Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah
pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah
diperuntukkan hanya kepadaNya.

2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari
akidah.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam
pikiran.

4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah
dan bermuamalah dengan orang lain.

5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan


beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat
tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa

6. Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang
murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa
peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu.

7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu


maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.

Manfaat Ilmu aqidah

1. Sebagai sumber dan motifator perbuatan kebajikan dan keutamaan.

2. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk


mengerjakan ibadah dengan penuh keikhlasan.

3. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup yang
dapat menyesatkan.

4. Mengantarkan manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin.

5. Memupuk dan melahirkan kesehatan mental seseorang.

6. Memberikan pengajaran dan pendidikan ilmu tauhid.

7. Memupuk dan membentuk kepribadian manusia.

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari KUMPULAN ARTIKEL.

Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang, yaitu:

1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Karena Dia adalah
Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan
kepada-Nya satu-satunya.

2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari
akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari
setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya terjatuh pada
berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran.
Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa
Dia sebagai Tuhan yang mengatur. Hakim yang Membuat tasyri. Oleh karena itu hatinya
menerima takdir, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.

4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan
bermuamalah dengan orang lain. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani para
rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.

5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan


beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta tidak melihat tempat dosa
kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena di antara dasar akidah ini adalah
mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.
"Dan masing-masing orang yang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang
dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." (Al An'am 132)

Nabi Muhammad n juga mengimbau untuk tujuan ini dalam sabdanya:


"Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang
mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap
sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan jangan lemah. Jika
engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: Seandainya aku kerjakan begini
dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan.
Sesungguhnya mengandai-andai itu membuka perbuatan setan." (Muslim)

6. Mencintai umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah
untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa perduli apa yang
akan terjadi untuk menempuh jalan itu.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Al Hujurat 15)

7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun


kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.

"Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan." (An Nahl 97)

Inilah sebagian dari tujuan akidah Islam. Kami mengharap agar Allah merealisasikannya
kepada kami dan seluruh umat Islam.

Tujuan Akidah Islam.Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang


baik yang harus dipegang teguh, yaitu :
1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada
Allah semata. Karena Dia adalah pencipta
yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan
dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya
kepada-Nya.
2. Membebaskan akal dan pikiran dari
kekeliruan yang timbul karena jiwa yang
kosong dari akidah. Dan orang yang jiwanya
kosong dari akidah, terkadang ia menyembah
(menjadi budak) materi yang nyata saja, dan
adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan
akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, terhindar dari
kecemasan dalam jiwa dan kegoncangan
pikiran. Karena akidah akan menghubungkan
orang mukmin dengan Penciptanya, lalu
meridhai Dia sebagai Tuhan yang mengatur,
Hakim yang membuat syari`at. Oleh karena
itu jiwanya menerima takdir, dadanya lapang,
menyerah lalu tidak mencari Tuhan
pengganti.
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari
penyelewengan dalam beribadah kepada Allah
dan dalam bermuamalah dengan orang lain.
Karena diantara dasar akidah adalah
mengimani para Rasul, dengan mengikuti

jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan


perbuatan.
5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu
dan tidak melewatkan kesempatan beramal
kebajikan, selalu digunakannya dengan baik
untuk mengharap pahala. Serta tidak melihat
tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa
takut dari siksa. Karena diantara dasar
akidah adalah mengimani hari berbangkit
serta hari pembalasan terhadap seluruh Perbuatan.

Dan masing-masing orang memperoleh


derajat-derajat (sesuai) dengan yang
dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah
dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al
Anam: 132).
Nabi Muhammad juga menghimbau untuk
tujuan ini dalam sabdanya:

Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan


lebih dicintai oleh Allah daripada orang
mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing
terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap
sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah
pertolongan kepada Allah dan janganlah
lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka
jaganlah engkau katakan , seandainya aku
kerjakan begini dan begitu (tentu tidak akan
jadi begini). Akan tetapi katakanlah , itu takdir
Allah dan apa yang Dia kehendaki Dia
lakukan. Sesungguhnya ucapan "andai begini,
andai begitu" membuka kesempatan setan
untuk menyesatkan. ( HR. Muslim).

6. Menciptakan umat yang kuat yang


mengerahkan segala daya dan upaya untuk
menegakkan agama Allah serta memperkuat
tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang
akan terjadi ketika menempuh jalan itu.
Allah berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman


hanyalah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka
itulah orang orang yang benar. (QS. Al
Hujurat: 15),
7- Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat
dengan memperbaiki pribadi-pribadi maupun
kelompok-kelompok serta meraih pahala dan
kemuliaan.

Anda mungkin juga menyukai