Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK SAMPLING

Sebagai Tugas Pada Mata Kuliah Metlit

DISUSUN OLEH :

Sonia Herpika

15211805

Dosen Pembimbing : Afrizal.,SKM

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


PRODI DIII KEBIDANAN
2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Teknik Sampling.

Shalawat beserta salam tak lupa pula penulis sampaikan kepada baginda Rasulullah
yakni Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan agama Allah yakni agama Islam
dan diwariskan-Nya kepada kita agar kita senantiasa memiliki pedoman dalam menjalankan
kehidupan kita, InsyaAllah. Dan juga penulis berterima kasih kepada Bapak Afrizal,SKM,
selaku Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan pada penulisannya.

Padang, 16 Juni 2017

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i


DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian .......................................................................................................3
2.2 Teknik Sampling .............................................................................................3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh berupa fakta, konsep,
generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan
memecahkan masalah (Sagandji dan Sopiah, 2010). Penelitian dilaksanakan melalui suatu
prosedur dan alur tertentu. Apapun jenis penelitiannya, selalu dimulai dengan adanya
permasalahan, hal tersebut merupakan suatu kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti.
Kesenjangan tersebut dapat terjadi karena beberapa kemungkinan sebab. Dengan kondisi
yang demikian, peneliti berusaha mencari jalan keluar dengan mengadakan penelitian
berdasarkan teori yang tepat (Malamassam, 2009).

Sebelum peneliti melakukan penelitian, perlu menyusun rencana penelitian, yang


dikenal dengan usulan/ proposal penelitian. Kegunaan dari proposal penelitian tersebut
adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan dilakukan peneliti, baik mengenai
masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang dipakai, populasi dan sampel penelitian,
perencanaan tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian, sampai pada perencanaan
anggaran (jika diperlukan). Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat
dilakukan secara populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya
sebaran populasi yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll.
Lebih lanjut Patton (2009) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan sampel antara
lain: memudahkan jalannya penelitian, penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat
dalam pengumpulan data, dan lebih efektif.

Dari berbagai alasan tersebut, sangat beralasan jika penelitian dilakukan hanya
terhadap sampel saja. Dalam menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai
objek penelitian tidaklah mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakili
semua karakteristik dari populasinya. Jika sampel yang diambil tidak dapat mewakili
semua karakteristik populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan
generalisasinya. Oleh karena itu penulis akan mendeskripsikan Teknik Sampling yang
biasa digunakan dalam penelitan dan mendeskripsikan teknik sampling serta beberapa
jenis teknik sampling.

4
Istilah populasi, sampel dan teknis sampling sering kali kita dengar, namun terkadang
istilah-istilah ini ada yang tidak dipahami betul. Oleh karena itu, tulisan ini akan
membahas teknik sampling.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apakah yang dimaksud dengan teknik sampling?
B. Apa saja teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian?

1.3 Tujuan Penulisan


A. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang teknik sampling
B. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel penelitian.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Teknik Sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai teknik
sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik
sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability
sampling dan non probability sampling.

2.2 Teknik Sampling


A. Probability/Random Sampling
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua
individu dalam populasi, baik secara individu maupun kelompok memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik ini tidak pilih-pilih dan
didasarkan atas prinsip-prinsip matematis yang telah diuji dalam praktek.

1) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana


Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.
Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk
bisa dipilih menjadi sampel.

2) Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan


Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat
atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika
tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang
ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.

3) Cluster Sampling atau Sampel Gugus


Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan
terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap
populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara
langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau
cluster.

6
B. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak.
Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
peneliti.

1) Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan


Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu
ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling tidak disengaja
atau juga captive sample (man-on-the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika
dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian
lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian
yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.

2) Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap
bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitiannya. Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah
pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya, untuk
memperoleh data tentang bagaimana keadaan atau karakteristik suatu sekolah,
maka kepala sekolah merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan
informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai information rich.

3) Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional,
namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Dalam teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklassifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu pada

7
setiap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung oada unit sampling.
Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan.

4) Snowball Sampling Sampel Bola Salju


Teknik ini adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelindingyang lama-lama
menjadi besar. Teknik ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang
populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan
penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak
lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang
kira-kira bisa dijadikan sampel.

5) Systematic Sampling atau Sampel Sistematis


Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki
alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
keberapa.1 Misalnya, setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan
sampel. Soal keberapa-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung
pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat
5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian
interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.

6) Area Sampling atau Sampel Wilayah


Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, dalam penelitian pendidikan
kita mengadakan penelitian acak terhadap wilayah-wilayah pendidikan dari suatu
populasi atau kabupaten, kemudian terhadap sekolah-sekolah, lalu kelas-kelas dan
akhirnya para siswa.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.

Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel terbagi menjadi dua yaitu
Probability/Random Sampling Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak
Acak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Nana. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Martono Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif; Analisis Isi dan Analisis Data
Skunder. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Setiawan Ari, Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan. Nuha Medika. Bantul,
Yogyakarta.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
https://www.scribd.com.teknik-sampling
www.academia.edu/10037916/ teknik-sampling

10

Anda mungkin juga menyukai