Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Penyakit ginjal kronis adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progesif dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat
yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang permanen, berupa dialisis atau
transplantasi ginjal.10
Definisi penyakit ginjal kronis adalah:11
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari tiga bulan, berupa kelainan
struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG) dengan manifestasi kelainan patologis atau terdapat tanda kelainan ginjal,
termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes
pencitraan.
2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari 60ml/menit/1,73m2 selama tiga
bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 46,39%
Diabetes mellitus 18,65%
Obstruksi dan infeksi 12,85%
Hipertensi 8,46%
Sebab lain 13,65%
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG yang dihitung
dengan menggunakan rumus Kockfort-Gault sebagai berikut:10
2.1.5 Komplikasi
Menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG) berhubungan erat dengan kejadian
komplikasi pada sistem organ tubuh. Semakin menurun LFG maka semakin berat
juga komplikasi yang terjadi.10 Komplikasi yang terjadi pada pasien penyakit ginjal
kronis antara lain:12,14
1. Anemia
Anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah. Anemia dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan hemoglobin berdasarkan jenis kelamin, yaitu pada laki-laki
apabila dibawah 13,5 gr/dL dan pada perempuan apabila dibawah 12 gr/dL. Sebanyak
50% pasien penyakit ginjal kronis mengalami anemia. Anemia dapat terjadi pada
setiap tingkat penyakit ginjal kronis dan mempunyai hubungan yang erat dengan
keparahan penyakit ginjal tersebut. Anemia dapat terjadi karena kekurangan zat besi,
2.1.6 Perawatan
Perencanaan tatalaksana penyakit ginjal kronik sesuai dengan derajatnya
seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Rencana tatalaksana penyakit ginjal kronis sesuai derajatnya.10
2.2 Xerostomia
2.2.1 Definisi
Xerostomia berasal dari bahasa Yunani, yaitu xeros yang artinya kering, dan
stoma yang artinya mulut.18 Xerostomia merupakan kumpulan keluhan subjektif
mulut kering yang disebabkan oleh penurunan produksi saliva.19
2.2.2 Etiologi
Xerostomia yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Efek samping obat
Xerostomia dapat disebabkan oleh efek samping dari pengobatan tertentu.
Beberapa obat tersebut seperti obat-obatan kardiovaskular, analgesik, psikiatrik, dan
endokrinologi. Obat-obatan ini memiliki sifat antikolinergik atau simpatomimetik
yang dapat menurunkan laju aliran saliva sehingga dapat meningkatkan kadar asam di
mulut. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya karies.21
2. Radiasi pada daerah leher dan kepala
Terapi radiasi pada daerah kepala dan leher untuk perawatan kanker terbukti
dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai derajat
kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi.18,22 Jaringan saliva sangat
rentan terhadap radiasi, dan kelenjar parotis yang paling mudah rusak. Dosis radiasi
terendah sebesar 20 Gy dapat menyebabkan penghentian permanen laju aliran saliva
jika diberikan sebagai dosis tunggal. Pada dosis di atas 52 Gy, disfungsi saliva
menjadi parah. Pengobatan karsinoma mulut konvensional melibatkan pemberian
dosis 60 Gy sampai 70 Gy dan ini dapat menyebabkan penurunan aliran secara cepat
selama minggu pertama radiasi.22
Uremia
penurunan fungsi Batasan Konsumsi Usia lanjut
kelenjar saliva asupan cairan obat-obatan atrofi kelenjar
saliva
Xerostomia
Lama menjalani
hemodialisis: