DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS GRUJUGAN
Jl. Raya Jember No.29 Grujugan - Bondowoso
Email: puskesmasgrujugan@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta pertolongan Nya,
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Manual Mutu Puskesmas Grujugan
dengan baik.
Manual mutu ini disusun sebagai acuan bagi penyusunan dan peningkatan mutu
kinerja puskesmas dan keselamatan pasien, serta akan menjadi pedoman penyusunan
Standar Prosedur Operasional dan dokumen pendukung lainnya.
Manual mutu ini berisi tentang kebijakan, sistem, konsep, penerapan, dan
organisasi mutu yang dilaksanakan di Puskesmas Grujugan. Oleh karena itu, manual ini
hendaknya dijadikan panduan bagi seluruh karyawan Puskesmas Grujugan dalam upaya
peningkatan mutu kinerja puskesmas dan keselamatan pasien.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan strata pertama yang bertugas
menyelenggarakan upaya kesehatan di satu wilayah tertentu. Upaya kesehatan yang
diselenggarakan termasuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu demi terlaksananya
pembangunan berwawasan kesehatan, puskesmas harus dapat meningkatkan kinerja
pelayanan kesehatan dengan efektif dan efisien. Hal itu tentunya tidak lepas dari
berbagai kendala yang muncul dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat baik dari segi internal maupun eksternal puskesmas. Pelayanan kesehatan
yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang mengutamakan kepuasan pelanggan.
Untuk itu puskesmas harus dapat meningkatkan standar mutu pelayanan yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Dengan adanya akreditasi, Puskesmas
Grujugan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan
kualitas pelayanan kesehatan terstandar yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Manual mutu puskesmas merupakan pedoman bagi Puskesmas Grujugan yang
menjelaskan secara garis besar Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas. Manual mutu
adalah suatu dokumen yang digunakan untuk :
a. Mengkomunikasikan kebijakan dan sasaran mutu kepada seluruh personel
puskesmas.
b. Menggambarkan keterkaitannya dengan prosedur sistem mutu yang
terdokumentasi.
c. Memberikan gambaran bahwa puskesmas memiliki kebijakan dalam mengelola
organisasi untuk mencapai target mutu yang telah ditentukan.
b) Misi
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
2) Mendorong kemandirian masyarakat Grujugan untuk hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan yang bermutu, merata dan
terjangkau.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat Grujugan beserta lingkungannya.
3. Motto Puskesmas Grujugan
Kepuasan Anda Adalah Kebanggaan Kami
5. Budaya Kerja
Senyum-Salam-Sapa-Sopan-Santun
Secara garis besar standar pelayanan di Puskesmas Grujugan terdiri atas 3 (tiga)
kegiatan yaitu Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen, Penyelenggaraan Upaya
Puskesmas (UKM) dan Penyelenggaraan Pelayanan Klinis (UKP).
a) Penyelenggaraan Pelayanan Manajemen, meliputi;
1) Penyelenggaraan Tata Usaha dan Kepegawaian, meliputi:
a. Menyusun rencana kegiatan urusan Tata Usaha berdasarkan data
program Puskesmas.
b. Membagi tugas kepada staf agar pelaksanaan tugas dapat
dilaksanakan.
3) Promosi Kesehatan:
a. Refresing kader Posyandu dilakukan 1 (satu) kali setahun.
b. Pertemuan Lintas Sektor promosi kesehatan dilakukan minimal 2
(dua) kali setahun.
4) Kesehatan Lingkungan
a. Melakukan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan yang meliputi
pengawasan dan pembinaan SAB, pengawasan dan pembinaan
JAGA, pegawasan dan pembinaan TTU (Tempat-Tempat Umum)/
TPM (Tempat Pengolahan Makanan) Pestisida.
b. Pelayanan klinik sanitasi.
c. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan koordinasi lintas program
terkait.
d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan
kesehatan lingkungan sebagai bahan informasi dan pertanggung
jawaban kepada Kepala Puskesmas.
e. Melakukan evaluasi hasil kegiatan kesehatan lingkungan secara
keseluruhan.
f. Menerima kartu rujukan status dari unit pengobatan.
g. Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh unit
pengobatan.
h. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya,
karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan alamat, serta diagnosis penyakitnya ke dalam buku
register.
B. Ruang Lingkup
Pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi puskesmas yang
meliputi: persyaratan umum, sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen,
manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaran upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Dalam penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis memperhatikan
keselamatan pasien/pelanggan.
PELAYANAN
C. Pengendalian Dokumen
1. Dokumen Puskesmas
Adalah seluruh dokumen resmi yang berlaku di Puskesmas Grujugan yang
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, meliputi:
a) Dokumen Internal
1) Surat Keputusan/Kebijakan (SK)
2) Manual Mutu (MM)
3) Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
4) Standar Operasional Prosedur (SOP)
b) Dokumen Eksternal
1) Dasar Hukum berupa Undang-Undang, Peraturan dan Keputusan yang
berasal dari supra sistem.
- Undang-Undang (UU)
- Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)
- Peraturan Menteri Kesehatan (PMK)
- Lain-lain (X)
2) Buku-buku Pedoman atau buku lainnya yang menjadi referensi.
- Buku Pedoman atau panduan lain (Ped)
2. Manual Mutu
a) Dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu Puskesmas Grujugan
b) Format Manual Mutu Puskesmas Grujugan ditentukan sebagai berikut:
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
a) Profil organisasi
b) Kebijakan mutu, visi misi
c) Motto puskesmas
d) Tata nilai puskesmas
e) Budaya kerja
f) Proses pelayanan
2. Ruang lingkup
3. Tujuan
4. Landasan hukum dan acuan
5. Istilah dan definisi
B. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:
3. Dokumen Induk
a) Dokumen asli.
4. Dokumen Terkendali
a) Dokumen yang didistribusikan kepada setiap unit kerja.
b) Terdaftar dalam Daftar Distribusi Dokumen.
c) Menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan.
d) Ditarik bila ada perubahan (revisi).
e) Pada dokumen ini harus ada tanda/stempel TERKENDALI.
GRUJUGAN
A. Komitmen Manajemen
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang
berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat
keputusan kepala puskesmas yang meliputi kebijkan mutu pelayanan klinis dan
kebijakan mutu pelayanan UKM.
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya kesehatan baik perorangan maupun masyarakat, dan seluruh karyawan
puskesmas bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada
manual mutu ini.
Manajemen bertekad untuk menjalankan sistem manajemen mutu secara
konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran yang
diinginkan. Kepala puskesmas mewajibkan semua koordinator unit untuk :
Memahami sistem manajemen mutu dan menjalankannya secara konsisten.
Mengkomunikasikan kepada karyawan (pelaksana) tentang pentingnya mutu dan
kepuasan pasien.
Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran sasaran yang ingin dicapai.
Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu.
Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan sistem.
Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan.
g. Auditor Internal
Wewenang
Memiliki wewenang dalam proses pengukuran dan penilaian secara
sistematik, objektif dan terdokumentasi untuk memastikan bahwa kegiatan
manajemen mutu telah sesuai dengan pengaturan
Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada kepala puskesmas atas hasil audit internalnya
untuk menyelesaikan permasalahan organisasi, terutama ditinjau dari
perspektif mutu dan kepuasan pelanggan dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi secara umum
Tugas
- Merencanakan pelaksanaan audit internal puskesmas, meliputi: pembagian
auditee dan auditor, jadwal pelaksanaan, pembuatan surat kepada wakil
manajemen, menyiapkan semua sarana untuk melakukan audit internal.
- Melakukan tugas audit internal terhadap seluruh poli/ unit yang ada di
Puskesmas meliputi: mengamati proses, meminta penjelasan, meminta
peragaan, menelaah dokumen, memeriksa dengan daftar periksa, mencari
bukti-bukti, memeriksa silang, mewawancarai auditee, melakukan survei,
mencari informasi dari sumber luar, menganalisis data dan informasi, dan
menyimpulkan hasil temuan.
- Melaporkan semua hasil temuan audit kepada ketua tim akreditasi/wakil
manajemen
- Merencanakan audit internal yang akan dilakukan periode selanjutnya.
Tugas Tambahan
- Melaksanakan perintah lain yang diberikan oleh kepala puskesmas
i. Koordinator Unit
Wewenang
- Menetapkan sasaran mutu setiap unit yang harus sesuai dengan kebijakan
mutu dan dipastikan terdokumentasi.
- Merencanakan Sistem Manajemen Mutu untuk unit kerjanya.
Tanggung Jawab
- Mengkomunikasikan kepada seluruh staf unit mengenai target-target/
persyaratan pasien dan memastikan semua terpenuhi.
- Memastikan unit yang dipimpinnya membuat perencanaan pencapaian
sasaran mutu, untuk memastikan tercapainya target sasaran mutu masing-
masing unit.
- Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas Sistem Manajemen Mutu.
- Menindaklanjuti temuan Audit pada unitnya.
Tugas
- Bersama pelaksana di unit membuat Standar Operasional Prosedur dan
dipastikan terdokumentasi.
- Meningkatkan kesadaran karyawan unit mengenai pentingnya peranan setiap
karyawan dalam pekerjaan mereka untuk mencapai sasaran mutu dan
kepuasan pasien.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antar pimpinan/karyawan merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi
dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya
dipastikan berjalan lancar.
KEPALA PUSKESMAS
dr. Titis Ari Respatilatsih
Tim PMKP :
Tim Mutu Admen : Tim Mutu UKM :
Farida Zumrotin Nisa,
Dian Candra, Amd.Kep. Vivi Davidtasari Dewi, S.Gz.
Amd. Keb.
J. Tim SMD
1. Tugas Pokok : Sebagai fasilitator dalam pelaksanaan Survei Mawas Diri.
2. Fungsi : Sebagai fasilitator dalam pelaksanaan Survei Mawas Diri.
3. Uraian Tugas :
a) Berkoordinasi dengan pihak desa untuk menyelenggarakan Survei Mawas Diri.
b) Menyiapkan instrumen Survei Mawas Diri. bersama petugas desa dan warga
desa.
c) Menjadi fasilitator dalam pelaksanaan Survei Mawas Diri dan Musyawarah
Masyarakat Desa.
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Evaluasi merupakan kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka
pengendalian suatu proses dan kinerja termasuk evaluasi dalam implementasi Sistem
Manajemen Mutu.
3. Pembelian
Untuk upaya kesehatan masyarakat pembelian yang dilaksanakan
Puskesmas Grujugan dikecualikan karena hanya berkisar pada pembelian bahan
promkes dalam skala kecil yang didanai menggunakan dana BOK.
4. Penyelenggaraan UKM
a) Pengendalian Proses Penyelenggaraan Upaya
1) Proses penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dipastikan
dijalankan secara terkendali.
2) Kegiatan UKM dilakukan sesuai dengan POA masing masing program
3) Pengendalian penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan
berdasarkan SOP dan dimonitor oleh koordinator program dan
koordinator UKM
4) Tiap penanggung jawab pogram membuat SOP untuk setiap tindakan
yang dikerjakan.
5) SOP dibuat untuk membimbing petugas pelaksana agar dapat
melaksanakan kegiatan sesuai prosedur.
6) Peralatan yang diperlukan untuk proses penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dipastikan tersedia dan memenuhi persyaratan.
2) Audit Internal
a. Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu
diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang
telah direncanakan.
b. Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang
akan diaudit.
d) Analisis Data
1) Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan
baik.
2) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai, misalkan
menggunakan tehnik statistik.
3) Analisa data dilakukan oleh Tim Survey dan Penanganan Keluhan
Pelanggan/penanggung jawab program untuk mengetahui tanggapan
pelanggan terhadap kualitas pelayanan puskesmas.
4) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
5) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
e) Peningkatan berkelanjutan
1) Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan perbaikan
secara terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu sesuai dengan
tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan
pelanggan, tindakan perbaikan dan pencegahan serta Rapat Tinjauan
Manajemen
f) Tindakan Korektif
1) Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan.
2) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah ketidaksesuaian terulang
lagi.
g) Tindakan Preventif
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2) Prosedur pencegahan harus mencakup
a. Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
b. Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
c. Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d. Merekam hasil tindakan yang diambil.
e. Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
2) Audit Internal
a. Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem mutu di
implementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang
telah direncanakan.
b. Rencana audit direncanakan oleh tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan bagian yang
akan diaudit.
c. Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi
d. Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan setiap 6 bulan sekali.
e. Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil
audit yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya.
f) Analisa Data
1) Data-data proses atau implementasi sistem mutu harus dikelola dengan
baik.
2) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai, misalkan
menggunakan tehnik statistik.
3) Analisa data dilakukan oleh Tim Survey dan Penanganan Keluhan
Pelanggan/ Koordinator Unit untuk mengetahui tanggapan pelanggan
terhadap kualitas pelayanan puskesmas.
4) Analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian,
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
5) Data dianalisa untuk memantau kepuasan pelanggan.
g) Peningkatan berkelanjutan
1) Seluruh karyawan dan pimpinan Puskesmas wajib melakukan perbaikan
secara terus menerus terhadap efektivitas sistem mutu sesuai dengan
tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data survey kepuasan
pelanggan, tindakan perbaikan dan pencegahan serta Rapat Tinjauan
Manajemen
i) Tindakan Pencegahan
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang potensial.
2) Prosedur pencegahan harus mencakup:
a. Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
b. Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah peristiwa
ketidaksesuaian.
c. Menentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d. Merekam hasil tindakan yang diambil.
e. Meninjau tindakan pencegahan yang diambil.
KESELAMATAN PASIEN
Metoda dalam peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien adalah sebagai
berikut:
1. Pembentukan tim mutu yang merupakan wadah fungsional untuk merumuskan
pedoman, standar, mekanisme monitoring dan evaluasi serta memberikan saran-
saran tentang upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
2. Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
3. Melakukan pertemuan atau rapat koordinasi bagi seluruh tim mutu. Sehingga
ada kesamaan pengertian tentang mutu, penghayatan konsep dasar dan adanya
kesepakatan tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.
4. Kepala Puskesmas bersama tim mutu membahas dan merencanakan langkah-
langkah yang menyangkut persiapan upaya peningkatan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah.
b. Inventaris kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. Memilih aspek yang akan ditingkatkan.
d. Memilih metode pendekatan yang akan dicapai.
e. Menentukan sumber data.
5. Penilaian kinerja dilakukan sesuai dengan indikator mutu yang telah ditetapkan
dan dievaluasi secara periodik oleh koordinator unit dan Tim PMKP.
6. Analisis pencapaian indikator mutu serta rencana tindak lanjut perbaikan disusun
secara berkala oleh tim PMKP, Koordinator UKP dan Koordinator UKM.
7. Hasil analisis pencapaian indikator mutu serta rencana tindak lanjut perbaikan
dilaporkan pada Tim Auditor Internal, Ketua Tim Mutu dan Kepala Puskesmas.
8. Tim Auditor Internal memantau pelaksanaan rencana perbaikan, pelaksanaan
perbaikan, memonitoring dan menilai hasil perbaikan, dan tindak lanjut,
mengikuti siklus PDCA.
9. Tim Auditor Internal melaporkan hasil pemantauannya kepada Kepala
Puskesmas dan Ketua Tim Mutu.
Manajemen risiko diterapkan baik secara reaktif maupun proaktif. Upaya proaktif
dilakukan sebelum ada kejadian dengan menganalisis kemungkinan terjadinya risiko
dengan menggunakan metoda FMEA, sedangkan upaya reaktif dilakukan untuk mengatasi
kejadian yang sudah terjadi dan mencegah terulangnya kejadian dengan menggunakan
metoda RCA.
Seluruh kegiatan perbaikan mutu dan keselamatan pasien dicatat dan dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas setiap bulan, dan oleh Kepala Puskesmas dilaporkan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten setiap tiga bulan sekali.
Sistem manajemen mutu Puskesmas didokumentasikan dalam bentuk:
1. Kebijakan/SK
2. Pedoman/Manual Mutu
3. Standard Operasional Prosedur/SOP
4. Rekaman-rekaman
5. Dokumen pendukung/dokumen eksternal
Demikian manual mutu dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk
dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
sistem serta tugas dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan
wewenang yang telah diberikan.
Bagi kami, apabila Puskesmas Grujugan lolos dalam Penilaian Akreditasi dan
mendapat Sertifikasi Akreditasi, bukan merupakan hasil akhir dari proses implementasi
mutu, tetapi merupakan awal dari penerapan kualitas secara sistematis dan terorganisir
karena Total Sistem Mutu terdiri dari aspek pelaksanaan implementasi sistem kualitas dan
peningkatan kualitas secara terus menerus
Harapan kami komitmen yang sudah terbentuk tetap terjaga dan tetap kokoh
sehingga improvement learning selalu berjalan untuk memenuhi tuntutan konsumen global.
B. INDIKATOR UKM
TARGET TRIBULAN TRIBULAN TRIBULAN
NO INDIKATOR
1 TAHUN 1 2 3
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 23,75 47,5 71,25
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang 80% 20 40 60
ditangani
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh 95% 23,75 47,5 71,25
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 90% 22,5 45 67,5
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi 85% 21,25 42,5 63,75
yang ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 90% 22,5 45 67,5
C. INDIKATOR KLINIS
NO INDIKATOR TARGET
Isi Perubahan
No Tanggal Berlaku
Dahulu Sekarang