Anda di halaman 1dari 10

pada sidang di pengadilan untuk melengkapi alat bukti.

Sekadar mengingatkan, bahwa terdapat perbedaan antara Jaksa dengan


Penuntut Umum. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-
undang ini untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, sementara
yang dimaksud penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh
undang-undng ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan
hakim (pasal 1 angka 6 huruf a dan b KUHAP).

1. Perlunya bantuan dari ahli kedokteran kehakiman bagi hukum perdata, di


antaranya dalam hal untuk menentukan: kedewasaan seseorang dalam
kaitannya dengan penempatan di bawah pengampunan, dan lain-lain.

2. Peranan bantuan ahli kedokteran kehakiman bagi hakim Pengadilan Agama


untuk menentukan masa iddah (masa menunggu)
Menurut pasal 153 Kompilasi Hukum Islam, disebutkan:
1. bagi seorang istri yang putus perkawinannya berlaku waktu tutnggu
atau iddah, kecuali qobla al dukhul dan perkawinannya putus bukan
karena kematian suami.
2. Waktu tunggu bagi seorang janda ditentukan sebagai berikut:
a. Apabila perkawinan putus karena kematian, walaupun qobla al
dukhul, waktu tunggu ditetapkan 130 (seratus tiga puluh hari).
b. Apabila perkawinan putus karena perceraian waktu tunggu
bagi yang masih haid ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan
sekurang-kurangnya 90 (sembilan puluh) hari, dan bagi yang
tidak haid (sembilan puluh hari).
c. Apabila perkawinan putus karena perceraian seang jada
tersebut dalam keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai
melahirkan.
d. Apabila perkawinan putus karena kematian, sedang janda
tersebut dalam keadaan hamil, waktu tunggu ditetapkan sampai
melahirkan.
3. Tidak ada waktu tunggu bai yang putus perkawinan karena perceraian
sedang antara janda tersebut dengan bekas suaminyaa qobla al dukhul.
4. Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, tenggang waktu
tunggu dihitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang
mempunyai kekuatan hukum tetap, sedangkan bagi perkawinan yang
putus karena kematian, tenggang waktu dihitung sejak kematian
suaminya.
5. Waktu tunggu bagi istri yang pernah haid sedang pada waktu
menjalani iddah tidak haid karena menyusui, maka iddahnya tiga kali
waktu suci.
6. Dalam hal keadaan pada ayat (5) bukan karena menyusui, maka
iddahnya selama satu tahun, akan tetapi bila dalam waktu satu tahun
tersebut ia berhaid kembali, maka iddahnya tiga kali suci.
Dalam pasal lain juga ditentukan bahwa: Apabila istri tertalak rajI
kemudian dalam waktu iddah sebagaimana yang termaksud dalam ayat
(2)huruf b, ayat (5) dan ayat (6) pasal 153, ditinggal mati oleh suaminya,
maka iddah berubah menjadi empat bulan sepuluh hari terhitung saat matinya
bekas suaminya (pasal 154 Kompilasi Hukum Islam). Waktu iddah bagi janda
yang putus perkawinannya karena khuluk, fasakh dan lian berlaku iddah alak
(pasal 155 Kompilasi Hukum Islam).

3. Sebagaimana kita ketahui bahwa:


1. Penuntut umum setelah menerima hasil penyidikan dari penyidik
segera mempelajari dan menelitinya dan dalam waktu tujuh hari wajib
memberitahukan kepada penyidik apakah hasil penyidikan itu sudah
lengkap atau belum.
2. Dalam hal hasil penyidikan ternyata belum lengkap, penuntut umum
mengembalikan berkas perkara kepada penyidik disertai petunjuk
tentang hal yang harus dilakukan untuk melengkapi dan dalam waktu
empat belas hari sejak tanggal penerimaan berka perkara, penyidik
harus sudah menyampaikan kembali berkas perkara itu kepada
penuntut umum (psal 138 ayau (1) dan (2) KUHAP).
Berpedoman pada kalimat penuntut umum mengembalikan
berkas perkara kepada penyidik disertai dengan petunjuk tentang hal
yang harus dilakukan maka terdapat kemungkinan bahwa yang
dimaksud dengan perintah melengkapi berkas perkara juga kemunkina
keharusan untuk melengkapi dengan visum et repertum.

4. Mengenai kewenangan penyidik untuk meminta bantuan seorang ahli


kedokteran kehakiman dan atau ahli yang lainnya, ketentuan hukumnya dapat
kita simak dalam pasal 133 ayat (1) KUHAP sebagaimana telah penulis
kutipkan di atas (simak kembali pasal yang dimaksud).

5. TINDAK PIDANA YAN MEMERLUKAN BANTUAN ILMUKEDOKTERAN


KEHAKIMAN

Secara umum dan garis besar, kasus-kasus tindak pidana yang dalam
penyelesaiannya memerlukan bantuan ilmu kedokteran kehakiman, di antaranya:

Pasal 338 KUHPidana:


Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang karena
pembunuhan biasa, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas
tahun.

Pasal 339 KUHPidana:


Pembunuhan dengan diikuti, dsertai, atau didahulukan dengan tindak pidana
dan yang dilakukan dengan maksud untuk menyediakan atau memudahkan kejahatan
itu, atau jika tertangkap tangan untuk melepaskan diri sendiri atau sekutunya daripada
pidana, atau supaya barang yang didapatnya dengan melawan hukum tetap ada dalam
tangannya, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara selama-
lamanya dua puluh tahun.

Pasal 341 KUHPidana:


Seorang Ibu yang karena takut akan diketahui ia sudah melahirkan anak, pada
ketika anak itu dilahirkan atau tiada berapa lama sesudah dilahirkan, dengan sengaja
menghilangkan nyawa anak itu, dipidana karena bersalah melakukan pembunuhan
anak, dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.

Pasal 342 KUHPidana:


Seorang Ibu yang untuk menjalankan keputusan yang diambil karena takut
diketahui orang bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, pada ketika
dilahirkan atau tidak lama kemudian daripada itu, dengan sengaja menghilangkan
nyawa anaknya itu, karena bersalah melakukan pembunuhan anak berencana,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun.
Pasal 344 KUHPidana:
Barangsiapa menghilangkan nyawa orang atas permintaan sungguh-sunggu
orang itu sendiri, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Pasal 347 KUHPidana:


1. Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan huhur atau mati kandungan
seorang wanita tidak dengan seizin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan penjara
selama-lamanya lima belas tahun.

Pasal 345 KUHPidana:


1. Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan
seorang wanita dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya tujuh tahun.

Pasal 340 KUHPidana:


Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan leih dahulu
menghilangkan nyawa orang, karena bersalah melakukan pembunuhan berencana,
dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hiudp atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 345 KUHPidana:


Barangsiapa dengan sengaja membujuk orang supaya mmbunuh diri, atau
menolongnya dalam perbuatan itu, atau memberi ikhtiar kedepannya untuk itu,
dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun, kalau jadi orangnya
mmbunuh diri.

Pasal 351 KUHPidana:


1. Penganiayaan dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun
delapan bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu rupiah.
2. Jika perbuatan itu berakibat luka berat, yang bersalah dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya lima tahun.
3. Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang berslaah dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan dengan merusak kesehatan orang dengan
sengaja.
5. Percobaan melakukan kejahatan itu tidak dapat dipidana.

Pasal 352 KUHPidana:


1. Lain daripada hal tersebut dalam pasal 353 dan 356 pengadiayaan yang tidak
menyebabkan sakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan,
dipidana sebagai penaniayaan ringan, dengan pidana penjara selama-lamanya
tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
Pidana itu dapat ditambah sepertiganya bagi orang yang melakukan kejahatan
itu terhadap orang yang bekerja padanya atau yang di bawah perintahnya.
2. Percobaan melakukan kejahatan itu tidak dapat dipidana.

Pasal 353 KUHPidana:


1. Penganiayaan dengan direncanakan lebih dulu, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya empat tahun.
2. Jika perbuatan itu berakibat luka berat, maka yang bersalah dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun.
3. Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun.

Pasal 354 KUHPidana:


1. Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya delapan tahun.
2. Jika perbuatan itu berakibat matinya orang, maka yang bersalah dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya sepuluh tahun.

Pasal 356 KUHPidana:


Pidana yang ditentukan dalam pasal 351, 353, 354, dan 355 dapat ditambah
sepertiganya:
Ke-1, bagi yang bersalah melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang
sah, istrinya, atau anaknya;
Ke-2, jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pegawia negeri, ketika atau
karena pegawai itu menjalankan jabatannya secara sah;
Ke-3, jikalau kejahatan itu dilakukan dengan memakai bahan yang dapat merusak
nyawa atau kesehatan orang.

Pasal 358 KUHPidana:


Barangsiapa dengan sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian
yang dilakukan oleh beberapa orang, maka selain dari tanggungannya masing-masing
perbuatan atau perbuatan yang istimewa dilakukannya dipidana:
Ke-1, dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan, jika
penyerangan atau perkelahiannya tu berakibat ada orang luka berat;
Ke-2m dengan penjara selama-lamanya empat tahun, jika penyerangan atau
perkelahiannya tu berakibat ada orang mati.

Pasal 285 KUHPidana:


Barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan
yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun.

Pasal 286 KUHPidana:


Barangsiapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya padalah
diketahuinya bahwa perempua itu dalam keadaan pingsan aau tidak berdaya, dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun.

Pasal 287 KUHPidana:


1. Barangsiapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya, padahal
diketahuinya atau patut dapat disangkanya, bahwa umur perempuan itu belum
cukup lima belas tahun, atau kalau tidak terang berapa umurnya, bahwa
perempuan itu belum pantas untuk dikawini, dipidana penjara selama-
lamanya sembilan tahun.
2. Penuntutan hanya dilakukan, kalau ada pengaduan, kecuali kalau umur
perempuan itu belum sampai dua belas tahun atau jika ada salah satu hal
tersebut pada pasal 291 dan pasal 294.
Pasal 288 KUHPidana:
1. Barangsiapa bersetubuh dnegan perempuan yang dinikahinya, padahal
diketahuinya atau patut dapat disangkanya, bahwa perempuan itu belum
pantas dikawini, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya empat
tahun, kalau perbuatan itu berakibat badan perempuan itu mendapat luka
2. Jika perbuatan itu berakibat badan perempuan tersebut mendapat luka berat,
dijatuhkan pidana penjara selama-lamanya delapan tahun.
3. Jika perbuatan itu berakibat matinya perempuan itu, dijatuhkan pidana penjara
selama-lamanya dua belas tahun.

Pasal 289 KUHPidana:


Barangsiapa dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa
seorang melakukan atau membiarkan dilakukan adanya perbuatan cabul, karena
perbuatan yang merusak kesusilaan, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
sembilan tahun.

Pasal 290 KUHPidana:


Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun:
Ke-1, barangsiapa melakukan perbuatan cabul desngan seseorang, sedang
diketahuinya, bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya;
Ke-2, barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, sedang
diketahuinya, atau patut dapat disangkanya, bahwa umut orang itu belum cukup lima
belas tahun atau kalau umur itu tidak terang, bahwa orang itu belum pantas dikawini.
Ke-3, barangsiapa membujuk seseorang, yang diketahuinya atau patut dapat
disangkanya, bahwa umur orang itu belum cukup lima belas tahun atau kalau umur
itu tidak terang, bahwa ia belum pantas untuk dikawini, untuk melakukan atau
membiarkan diperbuat padanya percabulan, atau untuk berzina dengan orang lain.

Pasal 292 KUHPidana:


Orang yang sudah dewasa, yang melakukan perbuatan cabul dengan anak
yang belum dewasa, yang sejenis kelamin dengan dia, padahal diketahuinya atau
patut dapat disangkanya bahwa anak itu belum dewasa, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya lima tahun.
Pasal 293 KUHPidana:
1. Barangsiapa dengan hadiah atau perjanjian, akan memberi uang atau barang
dengan salah memakai kekuasaan yang timbul dari pergaulan atau dengan
memperdayakan, dengan sengaja membujuk orang di bawah umur yang tidak
tercatat kelakuannya, yang diketahuinya atau patut dapat disangkanya masih
di bawah umur, melakukan perbuatan cabul dengan dia, atau membiarkan
perbuatan cabul itu dilakukan pada dirinya, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya lima tahun.
2. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan dari orang yang dilakukan
kejahatan itu terhadapnya.
3. Jangka waktu termaksud dalam pasal 74 bagi pengaduan ini lamanya masing-
masing sembilan bulan dan dua belas bulan.

Pasal 104 KUHPidana:


Penyerangan (makar) yang dilakukan dengan maksud hendak menghilangkan
nyawa Presiden dan Wakil Presiden, atau dengan maksud hendak merampas
kermerdekaan mereka itu, atau hendak menjadikan mereka itu tidak cakap
memerintah dipidana dengan pidana mati, atau penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun.

Pasal 359 KUHPidana:


Barangsiapa karena kekhilafannya menyebabkan orang mati, dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya lima tahun, atau pidana kurungan selama-lamanya
satu tahun (UU No. 1/1960).

Pasal 360 KUHPidana:


1. Barangsiapa karena kekhilafan menyebabkan orang luka berat, dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya Iima tahun atau pidana kurungan
selama-lamanya satu tahun.
2. Barangsiapa karena kekhilafan menyebabkan orang luka sedemikian rupa
sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan
jabatan atau pekerjaannya sementara dipidana dengan pidana penjara selama-
lamanya sembilan tahun atau pidana denda setinggi-tingginya empat ribu lima
ratus rupiah (UU No. 1/1960).
Pasal 284 KUHPidana:
1. Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan bulan:
Ke-1. a. laki-laki yang beristri yang berzina sedang diketahuinya, bahwa
pasal 27 Kitab Undang-undang hukum Perdata berlaku baginya:
b. perempuan yang bersuami yang berzina;
Ke-2. a. laki-laki yang turut melakukan perbuatan itu, sedang diketahuinya
bahwa yang turut bersalah itu bersuami:
b. perempuan yang tiada bersuami yang turut melakukan perbuatan itu,
padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah itu beristri dan pasal 27
Kitab Undang-undang Hukum Perdata berlaku bagi yang turut bersalah
itu.
2. Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan suami atau istri yang terhina dan
dalam hal bagi suami istri itu berlaku pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata kalau dalam waktu tiga bulan sesudah pengaduan itu ia memasukan
permintaan untuk bercerai atau hal dibebaskan dari pada kewajiban berdiam
serumah oleh karena hal itu juga.
3. Bagi pengaduan itu tidak beriaku pasal 72, 73, dan 75.
4. Pengaduan itu dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang
pengadilan belum dimulai.
5. Kalau bagi laki-istri itu berlaku pasal 27 Kitab Undang-undang Hukum
Perciata, maka pengaduan itu tiada diindahkan sebelum perkawinan
diputuskan karena perceraian, atau sebelum keputusan yang membebaskan
mereka daripada kewajiban berdiam serumah menjadi tetap.

Ibnu Artadi, S.H. (1989: 1-3) memberikan catatan bahwa apabila dirinci
menurut pasal-pasal KUHPidana (KUHP), maka kasus-kasus di mana diperlukan
adanya visum et repertum (bantuan ilmu kedokteran kehakiman: penulis), meliputi
peristiwa-peristiwa pidana sebagai berikut:
1. Pembunuhan dengan sengaja (doodslag) termasuk di dalam-nya pembunuhan
anak dengan sengaja (kinderdoodslag) pasal 338, 339, 341, 342, 344 dan
pengguguran kandungan (abortusprovocatus criminalis) pasal 347, 348
KUHPidana;
2. Pembunuhan dengan rencana (moord) termasuk di dalamnya pembunuhan
anak dengan rencana (kindermoord) dan bunuh diri (sclfmoord) pasal 340,
342, 345 KUHPidana.
3. Penganiayaan (mishandeling) terasuk di dalamnya penganiayaan ringan
(lichte mishandeling) dan penganiayaan berat (zware mishandeling) pasal 352,
353, 354, 355, 356, 358 KUHPidana;
4. Percobaan terhadap delik-delik yang tersebut dalam sub. 1;
5. Percobaan terhadap delik-delik yang tersebut dalam sub. 3;
6. Makar mati (aanslag met het oogmerk = aan het levente berooven) pasal 104
KUHPidana;
7. Kematian karena culpa (veroorzaken van den dood doorschuld) pasal 359
KUHPidana;
8. Luka karena culpa (veroorzaken van lichamelijk letsel doorschuld) pasal 360
KUHPidana;
9. Perkosaan (verkrachting) pasal 285, 286,287,288 KUHPidana;
10. Perzinaan (overspel) termasuk di dalamnya perbuaan cabul (ontuchtige
handeling) dan homohseksual pasal 284, 289, 290, 293, 292 KUHPidana
Ke-10 (sepuluh), peristiwa pidana itu dapat diklasifikasikan menjadi golongan
kasus perkara, yakni:
1. Kasus yang berhubungan dengan kematian;
2. Kasus yang berhubungan dengan luka;
3. Kasus yang berhubungan dengan seks:
4. Kasus yang berhubungan dengan percobaan pembunuhan yang
menimbulkan luka.
Pengutipan beberapa pasal tersebut di atas sebagai objek dari ilmu kedokteran
kehakiman, bukan berarti menunjukkan bahwa hanya pasal-pasal tersebutlah yang
memerlukan bantuan ilmu kedokteran kehakiman dalam penyelesaiannya. Sebab,
seiring dengan kemajuan peradaban manusia, maka kompleksitas kejahatan dengan
segala modus operandinya dan juga jenisnya menuntut penyelesaian yang baik dan
benar, sehingga menutaskan pencari keadilan. Sungguhpun demikian, kesemuanya itu
tidak harus mengesampingkan asas legalitas, serta dengan pertimbangan bahwa
kasus-kasus tersebut, memang baru dapat dimungkinkan penyelesaiannya dengan
melalui bantuan ilmu kedokteran kehakiman.
Pemahaman seperti ini penulis anggap penting, dengan pertimbangan bahwa
yang kita perlukan dalam kaitannya dengan hukum pidana di masa yang akan datang
adalah yang responsif dengan tetap dalam kerangka kepastian dan keadilan hukum.
Dengan pemeriksaan tersebut diharapkan dapat diketahui apakah akibat yang
dialami korban benar-benar oleh akibat si pelaku. Dan juga dimungkinkan untuk
mengetahui, apakah perbuatan itu benar-benar oleh pelaku yang dituduhkan.

Anda mungkin juga menyukai