3. PRADESTIA RETNANINGTYAS
Sistem pencernaan gajah tidaklah sebaik yang kita bayangkan. Dengan tubuhnya yang
besar ternyata ada makanan-makanannya yang tidak tercerna. Hal tersebut membuat
kotoran gajah dapat mengandung serat yang tinggi dan dapat digunakan untuk
meningkatkan kuat tarik dan lentur, meningkatkan daktilitas dan kemampuan menyerap
energi saat berdeformasi, mengurangi retak akibat susut beton, meningkatkan
ketahanan fatigue (beban berulang) dan meningkatkan ketahanan impact (beban
tumbukan) merupakan beberapa keunggulan beton berserat.
Peningkatan kekuatan beton adalah salah satu faktor utama yang diharapkan pada
teknologi beton. Sifat beton akan mengalami penurunan kekuatan akibat adanya bahan
tambah semen, agregat, dan adanya pori-pori.
Pengurangan factor air semen (water cement ratio) dan Penggunaan bahan tambah
berbasis gula sebesar 0,03% dari berat semen memberikan efek penurunan koefisien
permeabilitas dan nilai porositas beton. Kandungan lignin yang terdapat pada bahan
tambah berbasis gula meningkatkan lekatan antar partikel beton sehingga beton
menjadi lebih padat.
Bahan tambah berbasis gula yang berfungsi sebagai retarder membuat semen memiliki
waktu lebih banyak untuk berhidrasi sehingga beton lebih padat dan kapiler air yang
terdapat dalam beton menjadi lebih sedikit.
Hasil kuat tekan yang telah dicapai pada 21 hari untuk sampel 1 dan 2 adalah 655 Mpa.
Kata kunci : Beton mutu tinggi, Kuat Tekan, Kotoran Gajah, Lignin, dan Fly Ash.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memanfaatkan kotoran gajah sebagai pengganti semen dalam pembuatan beton,
mengetahui kuat tekan beton yang menggunakan komposisi kotoran gajah dan
menghasilkan beton yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan, dan bermutu
tinggi dengan judul Penggunaan Kotoran Gajah Sebagai Material Ramah
Lingkungan.
HORMAT KAMI,
Penyusun
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
untuk campuran beton, terutama water reducer atau plasticizer dan
superplastiscizer, maka telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada
teknologi beton, dengan berhasil memproduksi beton mutu tinggi bahkan
sangat tinggi, dan yang pada akhirnya juga telah memperbaiki dan
meningkatkan hampir semua kinerja beton menjadi suatu material modern
yang berkinerja tinggi. Dalam dunia Industri Concrete Manufacturing, Peran
admixture sangat diperlukan sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan
kualitas beton dan untuk mengejar kuat tekan yang lebih awal (Early
Strength). Bahan tambahan admixture berbasis gula ini mampu mengurangi
pemakaian air hingga 30% dengan dosis 1% dari Cementitious.
Terkadang pada daerah tertentu sangat sulit untuk mendapatkan agregat,
khususnya agregat kasar dan agregat halus sebagai bahan utama dalam
pembuatan beton. Untuk mengatasi hal tersebut, maka penulis melakukan
penelitian ini dengan menggunakan kotoran gajah sebagai penambahan
agregat kasar dalam pembuatan beton. Selain itu, jika pemanfaatan kotoran
gajah dapat dibuktikan secara teknis sebagai bahan/agregat untuk campuran,
maka diharapkan juga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan
mempunyai nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat.
Dengan adanya Lomba Inovasi Beton CETA 2017 yang di selenggarakan
oleh Universitas Trisakti yang bertemakan Inovasi Material Ramah
Lingkungan Beton Mutu 25 Mpa ini , kami sebagai mahasiswa jurusan
teknik sipil mencoba untuk berkreasi dalam pembuatan beton, yaitu dengan
berkreasi dalam pemilihan agregat dimana agregat merupakan komponen
penting dalam pembuatan beton. Dan kami berharap bisa berperan aktif
dalam memajukan dan mengembangkan teknologi beton di bidang teknik
sipil secara umum.
5
I.2. Perumusan Masalah
Kekuatan tekan beton yang ditargetkan dalam pembuatan ini adalah beton
dengan kuat tekan sebesar 25Mpa pada beton berumur 21 hari sesuai dengan
persyaratan mutu beton yang disyaratkan. Beton ini dapat memenuhi workability
yang ideal. Tetapi meski demikian kekuatan tekan beton juga masih dipengaruhi
oleh antara lain :
Faktor air semen, (Water cement ratio)
Umur beton
Jenis semen yang digunakan
Sifat agregat
Admixture
BAB V : PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BETON
Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen
Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang
bersama-sama dengan tulangan baja, sehingga disebut beton bertulang (batang
baja berada di dalam beton). Pada saat ini sebagian besar bangunan dibuat dari
beton bertulang, disamping kayu dan baja (Febriyatno, 2014).
Beton mempunyai kelebihan daripada bahan yang lain, antara lain karena
harganya relatif lebih murah daripada baja, tidak memerlukan biaya perawatan
seperti baja (baja harus selalu dicat pada setiap jangka waktu tertentu untuk
mencegah karat), dan tahan lama karena tidak busuk atau berkarat. Akan tetapi,
beton yang tampaknya mudah dibuat bila tidak dikerjakan atau direncanakan
dengan teliti akan menghasilkan bahan yang kurang baik, atau kurang kuat. Oleh
karena itu cara-cara membuat beton harus dipelajari dengan baik (Astanto, 2001).
Dalam keadaan yang mengeras, beton memiliki kekuatan tinggi. Dalam keadaan
segar, beton dapat diberi bermacam bentuk, sehingga dapat digunakan untuk
membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan dekoratif . Beton juga
akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir dilakukan dengan
cara khusus, misalnya diekspose agregatnya (agregat yang mempunyai bentuk
yang bertekstur seni tinggi diletakkan dibagian luar, sehingga nampak jelas pada
permukaan betonnya). Selain tahan terhadap serangan api, beton juga tahan
terhadap serangan korosi (Mulyono, 2003). Beton mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain yaitu (Mulyono,2003) :
1. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
2. Mampu memikul beban yang berat.
3. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
4. Nilai kekuatan dan daya tahan (durability) beton adalah relatif tinggi.
5. Biaya pemeliharaan yang kecil.
Selain kelebihan, beton juga mempunyai beberapa kekurangan antara lain yaitu :
(Mulyono, 2003):
1. Bentuk yang telah dibuat sulit untuk dirubah.
2. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
3. Kekuatan tarik beton relatif rendah.
4. Daya pantul suara yang besar.
2.2.1 AGREGAT
Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70%
volume mortar atau beton. Walaupun hanya sebagai bahan pengisi akan tetapi
agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar atau betonnya sehingga
pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar atau
beton. (Astanto, 2001)
Agregat yang digunakan dalam campuran beton dibedakan menjadi 2 (dua)
macam, yaitu :
A. AGREGAT HALUS (Pasir Karawang)
Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara,
yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan asap,
yang telah digunakan sebagai bahan campuran pada beton. Fly-ash atau
abu terbang di kenal di Inggris sebagai serbuk abu pembakaran. Abu
terbang sendiri tidak memiliki kemampuan mengikat seperti halnya semen.
Tetapi dengan kehadiran air dan ukuran partikelnya yang halus, oksida
silika yang dikandung oleh abu terbang akan bereaksi secara kimia dengan
kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan
menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat.
Sebagian besar abu terbang yang digunakan dalam beton adalah abu
kalsium rendah (kelas F ASTM) yang dihasilkan dari pembakaran
anthracite atau batu bara bituminous. Abu terbang ini memiliki sedikit
atau tida ada sifat semen tetapi dalam bentuk yang halus dan kehadiran
kelambaban, akan bereaksi secara kimiawi dengan kalsium hidrosida pada
suhu biasa untuk membentuk bahan yang memiliki sifat-sifat penyemenan.
Abu terbang kalsium tinggi (kelas ASTM) dihasilkan dari pembakaran
lignit atau bagian batu bara bituminous, yang memiliki sifat-sifat
penyemenan di samping sifat-sifat pozolan.
Beton yang mengandung 10 persen abu terbang memperlihatkan kekuatan
awal lebih tinggi yang diikuti perkembangan yang signifikan kekuatan
selanjutnya. Kekuatan meningkat 20 persen dibanding beton tanpa abu
terbang. Penambahan abu terbang menghasilakan peningkatan kekuatan
tarik langsung dan modulus elastis. Kontribusi abu terbang terhadap
kekuatan di dapati sangat tergantung kepada faktor air-semen, jenis semen
dan kualitas abu terbang itu sendiri.
B. Ampas Tebu
Abu 3,82
Lignin 22,09
Selulosa 37,65
Sari 1,81
Pentosan 27,97
SiO2 3,01
Air merupakan salah satu bahan yang penting dalam pembuatan beton.
Peranan air sebagai material beton dapat menentukan mutu dalam
campuran beton. Air yang dipergunakan dalam campuran beton harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan ( Teknologi Beton Dalam
Praktek, Aman Subakti ). Sumber-sumber air yang ada adalah sebagai
berikut ( Teknologi Beton, Mulyono, 2004):
1. Air yang terdapat di udara.
Air yang terdapat diudara atau atmosfer ialah air yang terdapat dia
awan. Kemurnian air ini sangat tinggi. Kondisinya sama dengan air
suling, sehingga sangat mungkin untuk mendapatkan beton yang baik.
2. Air hujan.
Air hujan menyerap gas-gas serta uap dari udara ketika jatuh ke bumi.
Udara terdiri dari komponen-komponen utama yaitu zat asam atau
oksigen, nitrogen dan karbondioksida.
3. Air tanah.
Air tanah terdapat unsur kation dan unsur anion. Pada kadar yang lebih
rendah, terdapat juga unsur Fe, Mn, Al, B, F, dan Se. Selain itu air tanah
juga menyerap gas-gas serta bahan-bahan organik seperti CO2, H2S,
dan NH3.
4. Air permukaan.
Air permukaan dibagi menjadi air sungai, air danau dan situ, air
genangan dan air reservoir. Air sungai atau air danau dapat digunakan
sebagai bahan campuran beton asal tidak tercemar oleh air buangan
industri.
5. Air laut.
Air laut yang mengandung 30.000-36.000 mg garam per liter (3%-
3,6%) pada umumnya dapat digunakan sebagai campuran untu beton
tidak bertulang, beton prategang dan beton pratekan atau dengan kata
lain untuk beton-beton mutu tinggi.
Persyaratan air untuk pembuatan beton dan perawatannya antara lain:
(Diktat Ilmu Bahan Bangunan, Suryandhani, 2001)
1. Air harus bersih
2.Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda-benda tepung lainnya
yang dapat terlihat secara visual.
3. Tidak mengandung bahan-bahan yang tersuspensi lebih dari 2 gram /
liter.
4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton lebih dari
15 gram / liter. Kandungan chlorida tidak boleh lebih dari 500 ppm,
kandungan SO3 tidak lebih dari 1000 ppm.
5. Penurunan kekuatan beton yang memakai air tak lebih dari 10 % bila
dibandingkan dengan yang memakai air suling.
6. Air yang kualitasnya meragukan harus dianalisa secara kimia dan
dievaluasi mutunya sesuai dengan pemakaiannya.
7. Untuk beton pratekan atau mutu tinggi disamping syarat-syarat tersebut
diatas air tidak boleh mengandung chlorida lebih dari 50 ppm.
2.2.5 Alasan Memilih Material Ramah Lingkungan
Dalam pemilihan Lignin sebagai zat admixture, Fly Ash sebagai zat
adiktif, Serat Kotoran Gajah sebagai bahan peningkat kuat tarik dan lentur,
dapat meningkatkan daktilitas dan kemampuan menyerap energi saat
berdeformasi, mengurangi retak akibat susut beton, meningkatkan
ketahanan fatigue (beban berulang) dan meningkatkan ketahanan impact
(beban tumbukan) merupakan beberapa keunggulan beton berserat. Hal itu
menjadi hal dasar yang kami pilih untuk pemilihan material ramah
lingkungan, tidak hanya segi keunikan yang terdapat dalam pemilihan
material serat tersebut, namun kami juga menilai dari segi ekonomis dalam
rencana anggaran biaya yang mana hal tersebut sebagai tujuan utama kami
dalam pemilihan material yang ramah lingkungan yang dapat
menghasilkan mutu beton yang tinggi.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mulai
Studi pendahuluan :
- Latar Belakang
- Permasalahan
- Tujuan
Kajian pustaka :
- Teori Dasar
- Penelitian Terdahulu
Pengadaan Material
Pemeriksaan
karakteristik agregat halus
dan agregat kasar
A
A
3
Pembuatan benda uji silinder 30x15 cm
Hasil
Hasil Pengujian dan Pembahasan
pengujian
dan
pembahasan
Selesai
5) Fly Ash : berat fly ash x faktor keamanan = hasil + berat fly
ash
3.4.1 Pengertian
BERAT/M3
BAHAN BETON
BETON (kg)
Kotoran Gajah 9,534
Semen 4,472
Pasir 3,12
Agregat Kasar 8,32
Fly Ash 0,676
Tebu 0,01716
Ligno 0,0035
Air
LAMPIRAN LAMPIRAN
1. Kotoran Gajah
2. Ampas Tebu
3. Semen Merah Putih Portland Composite Cement (PCC)
5. Fly Ash
6. Ligno
7. Air
1. Pengaduk/cetokan
2. Kerucut abram
3. Plat adukan
Mengetahui,