Anda di halaman 1dari 2

Analgesik

1. Tramadol
Tramadol merupakan obat golongan analgesik yang telah banyak digunakan sebagai
obat anti nyeri kronis dan nyeri non-maligna. Tramadol tergolong dalam opioid
sintetik lemah, sehingga dapat berikatan dengan reseptor morfin dalam tubuh
manusia. obat ini memiliki efektivitas yang sama dengan morfin atau miperidin
walaupun reseptor Tramadol berjumlah lebih sedikit.

Tramadol termasuk golongan obat merah (obat keras) dan pemakaiannya


membutuhkan resep dokter. Tramadol tersedia untuk pemakaian oral, parenteral,
intramuscular, rectal dan subkutan. Tramadol tersedia dalam berbagai bentuk,
diantaranya cairan suntik, obat larut, kapsul dan juga tablet. Dosis tramadol
hendaknya dititrasi menurut intensitas rasa nyeri dan respon masing-masing pasien
dengan 50-100 mg 4 kali sehari biasanya untuk memberikan penghilangan rasa nyeri
yang memadai. Total dosis harian sebanyak 4000 mg biasanya cukup. Suntikan
intravena harus diberikan secara perlahan-lahan guna mengurangi potensi kejadian
yang merugikan, terutama rasa mual. Berdasarkan data farmakokinetik, perlu hati-
hati pada pasien dengan disfungsi ginjal atau hepatic karena potensi tertundanya
eliminasi dan akumulasi obat yang ada. Pada sejumlah pasien ini, interval dosis
harus diperpanjang. Tramadol dapat digunakan pada anak-anak dengan dosis
sebesar 1-2 mg/kgBB.

2. Ketorolak
Ketorolak merupakan salah satu obat analgetik dari golongan NSAID. Ketorolak
termasuk golongan obat merah (obat keras) yang membutuhkan resep dokter.
Ketorolak dapat diberikan secara oral, intramuskular atau intravena. Pemberian
secara intratekal dan epidural tidak dianjurkan. Obat ini memiliki potensi yang besar
dalam menanggulangi nyeri berat akut, namun memiliki aktifitas anti inflamasi yang
sedang bila diberikan secara intramuskular dan intravena. Bentuk sediaan ketorolak
adalah injeksi dan obat cair.

Sifat analgetik ketorolak setara dengan opioid, yaitu 30 mg Ketorolak yang sama
dengan 12 mg Morfin atau 100 mg Petidin. Penggunaan secara oral tidak terlalu
bermanfaat pada nyeri akut pasca operasi terutama dengan dosis maksimal sebesar
30 mg per hari. Pemberian dosis Ketorolak yang dianjurkan adalah 3-4 kali/hari
dengan dosis maksimal intramuskular atau intravena tidak lebih dari 120 mg/hari.

3. Asam mefenamat
Asam mefenamat adalah obat dari golongan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid). Asam
mefenamat digunakan sebagai analgesik dan sebagai anti inflamasi, asam
mefenamat kurang efektif dibandingkan aspirasi. Asam mefenamat termasuk
golongan obat merah (obat keras) yang membutuhkan resep dokter. Asam
mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma. Dengan demikian interaksi
terhadap obat antikoagulan harus diperhatikan. Bentuk sediaan asam mefenamat
adalah tablet, kapsul, obat cair yang diminum.
Dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Asam mefenamat
mencapai kadar puncak dalam plasma 2-4 jam setelah penggunaan dosis tunggal

Anda mungkin juga menyukai