Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.
KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO INFEKSI TERKAIT RENOVASI BANGUNAN.
DAFTAR ISI ........................................................................................... i
DAFTAR TABEL......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
I.1 Definisi ........................................................................................ 1
I.2 Tujuan ......................................................................................... 1
I.2.1 Tujuan Umum ........................................................................ 1
I.2.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ....................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA ......................................................................... 3
BAB IV DOKUMENTASI ....................................................................... 12

i
DAFTAR TABEL

Tabel Hal
Tabel III.1 Kriteria Pengerjaan Renovasi Gedung .................................. 3
Tabel III.2 Tipe Risiko Dampak Renovasi dan Konstruksi ...................... 4
Tabel III.3 Matrik Grading ................................................................... 5
Tabel III.4 Tata Laksana Pencegahan Infeksi Sesuai Risiko Pengerjaan
Konstruksi ........................................................................ 5
Tabel IV.1 Formulir persetujuan Konstruksi Bangunan Komite Pencegahan
Dan Pengendalian InfeksiRumah Sakit Umum RSUD Balikpapan
......................................................................................... 12

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal
Gambar III.1 Alur Manajemen Risiko Infeksi Terkait Renovasi Bangunan ...... 10

iii
BAB I
BAB IPENDAHULUAN

I.1 Definisi
Pengendalian Infeksi terkait Renovasi Bangunan merupakan
upaya atau sistem untuk mencegah penyebaran mikroorganisme yang
dapat terjadi dari transmisi debu dan air yang terkontaminasi dari hasil
rekonstruksi bangunan.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Melakukan pencegahan penularan infeksi yang disebabkan
penyebaran mikroorganisme (tersering Aspergilus Sp, Regionella Sp)
terkait renovasi bangunan yang terdapat pada debu, limbah konstruksi
dan air yang terkontaminasi.
I.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pemahaman terhadap pekerja tentang risiko
infeksi dampak dari renovasi.
2. Memelihara lingkungan rumah sakit aman dari kontaminasi dan
penyebaran mikroorganisme dari dampak renovasi
3. Melindungi pasien, petugas lainnya dari penyebaran
mikroorganisme dari dampak renovasi

1
BAB II
BAB II RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup managemen risiko infeksi terkait bangunan


meliputi area lingkungan rumah sakit Umum Balikpapan yang dilakukan
konstruksi atau renovasi bangunan.

2
BAB III
BAB III TATA LAKSANA

Tata laksana manajemen risiko infeksi terkait renovasi gedung


antara lain :
Langkah 1. Menilai Pengerjaan renovasi atau Konstruksi
Tabel III.1 Kriteria Pengerjaan Renovasi Gedung
NO TIPE KRITERIA
1. A Inspeksi Non Invasif, dapat berupa :
- Mengganti atap atau genting hanya untuk
melihat ketidaksesuaian
- Mengecat
- Menutup dinding, Perbaikan listrik, pipa air
(minor), dan renovasi yang tidak
menimbulkan debu secara luas pada
perbaikan dinding atau langit-langit kecuali
hanya inspeksi saja.

2. B Renovasi dengan skala kecil, waktu singkat dengan


minimal debu :
- Perbaikan telepon atau intalasi jaringan kabel
- Renovasi dinding atau langit-langit dengan
debu yang dapat di kontrol
- Perbaikan galeri ruang
3. C Pengerjaan bangunan yang medium sampai general
dengan debu pada level tinggi atau membutuhkan
pembongkaran atau perbaikan untuk setiap bangunan
tetap atau rakitan :
- Pengamplasan dinding untuk pengecatan atau
penutupan dinding

3
NO TIPE KRITERIA
- Perbaikan atau penggantian keramik lantai atau
langit2.
- Membuat dinding baru
- Pengerjaan minimal debu, Instalasi Listrik pada
langit2.
- Pengerjaan kabel yang banyak (mayor)
- Pengerjaan yang sebagian dengan pelaksana
perorangan.
4. D Pengerjaan bangunan/pembongkaran dengan risiko
debu yang banyak
- Kegiatan yang membutuhkan waktu panjang
dengan pembagian shift kerja berturut turut
untuk penyelesaian bangunan.
- Kegiatan yang membutuhkan pembongkaran
yang banyak/besar dengan komplit sistem
instalasi kabel
- Membuat bangunan baru

Langkah 2: Menilai tipe risiko dampak Renovasi dan Konstruksi


Tabel III.2 Tipe Risiko Dampak Renovasi dan Konstruksi
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
(Group 1) ( Group 2) (Group 3) TINGGI (Group
4)
Area kantor, Area perawatan MCU, IGD, Ruang Isolasi,
bangsal pasien selain di grup Laborat, Ruang Bedah , CSSD,
kosong, area 3 atau 4, rawat jalan Bayi, IBS, RR, ICU, IBS.
umum (kecuali onkologi dan Ruang anak, , bangsal dan
bedah) : Cardiologi, farmasi, yang rawat jalan
Echocardiografi, , tidak tercantum

4
RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
(Group 1) ( Group 2) (Group 3) TINGGI (Group
4)
Rehab, radiologi di grup 4.
, administrasi atau
rekam medik

Tabel III.3 Matrik Grading


TYPE RISIKO TYPE 1 TYPE 2 TYPE 3 TYPE 4
PASIEN
RENDAH I II II III/IV
SEDANG I II III IV
TINGGI I II III/IV IV
SANGAT II III/IV III/IV IV
TINGGI

Langkah 3. Tata laksana renovasi yang wajib dilaksanakan dalam


pencegahan infeksi sesuai risiko
Tabel III.4 Tata Laksana Pencegahan Infeksi Sesuai Risiko Pengerjaan
Konstruksi
CLASS SELAMA PENGERJAAN SELESAI PENGERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
Kelas 1 1. Minimalkan debu yang 1. Bersihkan setelah selesai
dihasilkan tugas.
2. Pindahkan ubin/kaca bekas
yang tidak dipakai
3. Pertahankan area sekering
mungkin
4. Laporkan setiap kebocoran
air

5
CLASS SELAMA PENGERJAAN SELESAI PENGERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
Kelas 2 1. Membersihkan hasil
1. Cegah debu menyebar bongkaran (limbah)
2. Gunakan penghalang debu dengan pembersih dan
untuk mengedalikan debu desinfektan.
3. Segel jendela dan pintu 2. Membuang limbah
yang tidak terpakai dengan konstruksi dengan
lakban kontainer yang tertutup
4. Basahi dengan air(metoda rapat
semprot air dengan spray) 3. Membersihkan area kerja
pada permukaan yang dengan Mop dan atau
dipotong hepa filter sebelum
5. Segel ventilasi udara di meninggalkan area kerja.
daerah konstruksi / 4. Setelah selesai
renovasi pengerjaan memulihkan
6. Keset debu di pintu masuk kembali AC system.
dan keluar tempat kerja
7. Tempatkan puing-puing
dalam wadah tertutup atau
tutup dengan lembaran
yang dibasahi sebelum
diangkut untuk
pembuangan.
Kelas 3 1. Pertahankan tekanan 1. Jangan merubah hambatan
negatif dalam zona atau tanda peringatan dari
konstruksi dengan area kerja sampai
menggunakan HEPA filter pengerjaan proyek selesai
portable atau metode lain diperiksa oleh pemilik, PIC
2. Memastikan sistem ventilasi dan Sanitasi.

6
CLASS SELAMA PENGERJAAN SELESAI PENGERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
berfungsi dengan baik dan 2. Bersihkan hambatan
dibersihkan jika berupa material bangunan
terkontaminasi oleh tanah secara hati2 untuk
atau debu setelah penyebaran debu, limbah
konstruksi atau renovasi kotor dari konstruksi
selesai bangunan.
3. Jika memang perlu pasien 3. Lakukan Vacum cleaner
di pindahkan ke perawatan diarea kerja.
lainnya 4. Setelah selesai pengerjaan
memulihkan kembali AC
system
Kelas 4 1. Pekerja melepas baju 1. Jangan merubah
kerja/pelindung setiap kali hambatan atau tanda
mereka meninggalkan peringatan dari area
tempat kerja kerja sampai
2. Ganti pelindung sepatu pengerjaan proyek
3. Pel basah ruangan setiap selesai diperiksa oleh
hari pemilik, PIC dan
4. Jika memang perlu pasien Sanitasi.
di pindahkan ke perawatan 2. Bersihkan hambatan
lainnya berupa material
bangunan secara hati2
untuk penyebaran
debu, limbah kotor dari
konstruksi bangunan.
3. Membuang limbah
konstruksi dengan
kontainer yang tertutup

7
CLASS SELAMA PENGERJAAN SELESAI PENGERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
rapat
4. Tutup troly atau wadah
dengan penutup yang
kuat atau padat.
5. Lakukan vacum cleaner
diarea kerja.
6. Membersihkan hasil
bongkaran (limbah)
dengan pembersih dan
desinfektan
7. Membersihkan area
kerja dengan Mop dan
atau hepa filter
sebelum meninggalkan
area kerja.
8. Setelah selesai
pengerjaan memulihkan
kembali AC system.

Langkah 4. Menilai Lingkungan dari dampak konstruksi dari bawah,


depan, tengah, atas, sesuai risk group.
Langkah 5. Menilai Jalur khusus aktifitas bangunan, ruang pasien,
ruang perawatan.
Langkah 6. Menilai atau meninjau keluhan : ventilasi, pipa air,
kelistrikan.
Langkah 7. Menilai tindakan pengamanan bangunan menggunakan
peringatan termasuk tipe pengamanan.
Langkah 8. Mempertimbangkan potensial risiko pencemaran air.
Langkah 9. Menilai jam kerja : dampak terhadap pelayanan pasien.

8
Langkah 10. Apakah ada rencana kerja untuk angka kecukupan
terhadap laju udara untuk ruang Isolasi?
Langkah 11. Apakah ada rencana tentang kebutuhan jumlah dan jenis
dari wastafel cuci tangan ?
Langkah 12. Apakah Staf pencegahan dan kontrol infeksi setuju dengan
jumlah minimal wastafel untuk proyek ini.
Langkah 13. Apakah PIC dan staf kontrol setuju dengan rencana
pembersihan konstruksi bangunan
Langkah 14. Rencanakan dan diskusikan untuk mengikuti perkembangan
(issue) bangunan dengan proyek tim: rambu-rambu,
cleaning service, sanitasi, puing-puing bangunan
(bagaimana, kapan).

Alur Manajemen risiko infeksi terkait renovasi bangunan di Rumah


Sakit Umum Balikpapan dijelaskan pada alur di bawah ini.

9
DIREKSI

PROPOSAL UNTUK RENOVASI


BANGUNAN

KOORDINASI DENGAN
PPI PENYELENGGARA
BANGUNAN

PPI MEMBUAT ICRA RISIKO INFEKSI


TERKAIT BANGUNAN SESUAI
TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO

DESIMINASI ICRA RENOVASI KEPADA : DIREKSI,


KEPALA PROYEK, PJ BANGUNAN (SANITASI)

DISEPAKATI? TIDAK

TINJAU
ULANG
YA ICRA

MONITORING SAN EVALUASI OLEH PPI DAN


SANITASI

LAPORAN KE DIREKSI

Gambar III.2 Alur Manajemen Risiko Infeksi Terkait Renovasi Gedung

10
Keterangan Alur :
1. Direksi merencanakan renovasi bangunan. Rencana renovasi bangunan
di informasikan ke PPI (dengan menunjukkan proposal renovasi
bangunan).
2. PPI melakukan koordinasi dengan penyelenggara renovasi bangunan
untuk membuat ICRA (Infection Control Risk Asesmen).
3. PPI mendesiminasikan/memaparkan ICRA renovasi bangunan kepada :
direksi, kepala proyek, dan penanggung jawab bangunan (sanitasi),
untuk mendapatkan persetujuan/kesepakatan.
4. Jika ICRA disetujui/disepakati maka langsung dilaksanakan monitoring
dan evaluasi oleh PPI dan sanitasi. Jika ICRA tidak disepakati maka
dilakukan peninjauan ulang ICRA sampai disetujui.
5. Kemudian dilakukan monitoring dan evaluasi oleh PPI dan penanggung
jawab bangunan (sanitasi).
6. Hasil laporan monitoring dan evaluasi dilaporkan ke direksi.

11
BAB IV
BAB IV DOKUMENTASI

Tabel IV.1 Formulir persetujuan Konstruksi Bangunan Komite Pencegahan


Dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Balikpapan

IZIN KONSTRUKSI PENGENDALIAN INFEKSI

Lokasi Renovasi : Ruang Perawatan Akasia Tanggal mulai proyek :


Koordinator Proyek : Perkiraan durasi :
Nama PT/CV Proyek : Tanggal izin kadaluarsa :
Supervisor : Telepon :
KELOMPOK RISIKO
Tipe AKTIVITAS KONSTRUKSI Kel
PENGENDALIAN INFEKSI

kelompok 1: Risiko
TIPE A:Inspeksi,aktivitas non-infasif
Rendah

TIPE B: Skala kecil,durasi singkat,


Kelompok 2: Risiko Sedang
tingkat sedang sampai kecil

TIPE C: Aktivitas menghasilkan debu


Kelompok 3: Risiko
tingkat sedang sampai tinggi,
Medium/
memerlukan lebih dari 1 shift kerja
Tinggi
untuk penyelesaian
TIPE D: Durasi lama dan aktivitas kon
Kelompok 4: Risiko Paling
struksi membutuhkan shift kerja
Tinggi
yang berturutan

1. Minimalkan debu yang dihasilkan


KELAS 1 2. Pindahkan ubin/kaca bekas yang tidak di pakai
3. Laporkan setiap kebocoran air
4. Bersihkan setelah selesai tugas

1. Cegah penyebaran debu


KELAS II 2. Gunakan penghalang debu untuk mengendalikan debu
3. Segel jendala dan pintu yang tidak terpakai dengan lakban
4. .

12
1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai
2. Pertahankan tekanan negatif dalam zona konstruksi dengan filter HEPA
Portable
3. Pekerja memakai APD masker selama pengerjaan
4. Isolasi system HVAC pada lokasi tempat pengerjaan
KELAS III 5. Lengkapi semua barrier kritis atau implementasikan metode
pengontrolan
pengontroan kubus sebelum konstruksi di mulai
6. Pertahankan tekanan udaara negatif di lokasi pengerjaan denga filer
HEPA
7. ..
1. Dapatkan izin pengendalian infeksi sebelum konstruksi dimulai
2. Pertahankan tekanan negatif dalam zona konstruksi dengan filter HEPA
Portable
3.Buat ruang serambi/anteroom dan pastikan semua personil untuk
melewati ruang ini sehingga dapat di vacum degan filer HEPA portable
setiap meninggalkan area kerja
4. Pekerja melepaskan baju kerja dan APD di ruang anteroom sebelum
mening galkan lokasi kerja
KELAS IV
5. Pekerja memakai APD masker selama pengerjaan
6. Isolasi system HVAC pada lokasi tempat pengerjaan
7. Segel lubang, Pipa, Saluran atau Tusukan dengan benar
8. Jangan memindahkan barreir dari area pengerjaan sampai proyek selesai
dan diperiksa oleh pemilik, PIC, dan sanitasi serta dibersihkan secara
menyeluruh
9. Lakukan vacum cleaner di area kerja
10. .
Persyaratan Tambahan :

Pimpinan Proyek :
Komite PPIRS/IPCN
.
...
Tanggal
Tanggal
Izin disahkan oleh :
Tanggal :

13

Anda mungkin juga menyukai