Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE
STASE KEPERAWATAN ANAK DI RUANG ASTER
RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO

Oleh :
Neti Yuniarti

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO

2009
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), lebih dari 3 kali
perhari, dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat),
dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat. Sedangkan menurut
WHO diare adalah buang air besar encer atau cair yang lebih dari tiga kali
sehari, dimana konsistensi lebih utama daripada frekuensi.
Diare akut (gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus
yang disebabkan oleh berbagai bakteri virus dan patogen parasitik. Diare
kronik adalah diare melanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan atau
tanpa kegagalan pertumbuhan (failure to thrive).

B. Klasifikasi
Jenis diare sebagai berikut :
0 Menurut perjalanan penyakit :
- Akut : jika kurang dari 1 minggu
- Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
- Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi
- Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi
1 Menurut patofisiologi :
- Gangguan absorbsi
- Gangguan sekresi
- Gangguan osmotik
2 Menurut penyebab :
- Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur
- Konstitusi
- Malabsorbsi
3 Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin
juga disertai dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau
penyakit lainnya.
C. Penyebab
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
1. Infeksi
a. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan
yang merupakan penyebab diare pada anak meliputi infeksi interal
sebagai berkut :
1) Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela,
Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas dan sebagainya..
2) Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus,
Astovirus dll.
3) Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b. Infeksi Parentral ialah infeksi diluar alat pencernaan makan
seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis/ Tonsiloparingitis,
bronkhopnemonia, encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat
pada anak kurang dari 2 tahun
2. Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
3. Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.
4. Psikologis : rasa takut dan cemas

D. Tanda dan Gejala


Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.
Tinja cair mungkin disertai ledir atau lendir dan darah. Warna tinja makin
lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus
dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari
laktose yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan
lambung juga turut meradang, atau akibat gangguan asam basa dan
elektrolit. Timbul dehidrasi akibat kebanyakan kehilangan cairan dan
elektrolit. Gejala dehidrasi mulai nampak yaitu berat badan menurun
turgor berkurang mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi),
selaput lendir, bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Akibat dehidrasi
diuresis berkurang (oliguri sampai anuri). Bila sudah asidosis metabolis
pasien akan tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul).
Manifestasi klinis dan dehidrasi :
Isotonik Hipotonik Hipertonik
(kehilangan air (kehilangan (kehilangan air
dan garam) garam pada pada kelebihan
kelebihan air) garam)
Warna Kulit Abu-abu Abu-abu Abu-abu

Suhu Dingin Dingin Dingin /panas

Turgor Buruk Sangat buruk Sedang

Perasaan Kering Basah Tebal, liat

Membran mukosa Kering Agak lembab Kering dan


panas
Air mata dan salivasi
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Bola mata

Cekung dan Cekung dan Cekung


Fontanel lunak lunak

Suhu tubuh Cekung Cekung Cekung

Dibawah Abnormal Di bawah


Nadi normal atau Sangat cepat normal atau
meningkat meningkat
Pernapasan Cepat
Cepat Cepat
perilaku Cepat
Cepat Cepat
Letargik sampai
Peka rangsang koma; konvulsi Letergi nyata
sampai letargik dengan
hiperiritabilitas
yang ekstrem
terhadap
stimulasi
Cara Menilai Dehidrasi (Who, 1992)
Gejala dan tanda Tak dehidrasi Dehidrasi tak berat Dehidrasi berat
1. Keadaan Umum Baik Rewel, gelisah, Apatis, tidak
lemah. sadar
2. Mata Tidak cekung Cekung & kering Sangat cekung,
3. Air Mata Jika Jika menangis Jika menangis
menangis tidak ada tidak ada
masih ada
4. Bibir Tidak kering Kering Sangat kering
5. Rasa Haus Tidak merasa Haus sekali, jika Tidak bisa
haus diberi minum minum
rakus.
6. Cubitan Kulit Jika dicubit Jika dicubit dicubit kembali
cepat kembali lambat sangat lambat.
kembali

E. Patofisiologi dan Patogenesis


Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsang tertentu (Misalnya toksin pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus)
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motalitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
menyerap makan seingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan selanjutnya
timbul diare pula.
F. Pathway / Web Of Caution

Faktor penyakit / toksik ( misal toksin E. Coli )

Peningkatan peristaltik usus Peningkatan cairan intraluminar

Passase usus meningkat

Waktu henti makanan menurun frekuensi BAB meningkat


( Resiko Infeksi )
( Resiko kerusakan integritas
kulit )

Penyerapan makanan, elektrolit terganggu pengeluaran cairan meningkat

Ketidak seimbangan cairan


Ketidakseimbagan nutrisi kurang
Resiko Hipo/hipertermi
Resiko Hipe/hipernatremi
Resiko Hipo/hiperkalemi
Asidosis Metabolik

G. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak
dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (Ringan, berat, hipotenik, isotonik, hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipoglikemi
4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan
defisiensi enzim laktase
5. Hipokalemia
6. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis :
1. Pemeriksaan feses lengkap dan kultur tinja diperlukan untuk
mengetahui penyebab diare.
2. Pemeriksaan radiologi atau endoskopi untuk mengetahui penyebab
diare lain seperti keganasan.
3. Mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum)
maupun melalui infuse (pada kasus dehidrasi berat).
4. Pemberian obat seminimal mungkin : sebagian besar diare pada
anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan anti diare. Tetapi
kadangkalanya memerlukan antibiotik dan anti diare.
Prinsip Penatalaksanaan diare :
1. Mencegah terjadinya dehidrasi
2. Mengobati Dehidrasi
3. Memberi makanan
4. Mengobati masalah lain
Cara melakukan rehidrasi
Derajat Kelompok Jenis Volume Waktu
Dehidrasi usia cairan ml/kg bb
RINGAN Semua Oral 50 Tiap 4
kelompok jam
SEDANG Semua Oral 70 Tiap 4
kelompok jam
BERAT Anak Intra vena 70 Tiap 3
jam
BERAT dan Semua Intra vena 70 - 100 Tiap 4
SYOK kelompok jam

Tatalaksana penderita diare di rumah


1. Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga, seperti kuah sayur,
air tajin, larutan gula garam terutama untuk penderita tanpa dehidrasi,
dan bila tersedia berikan oralit
2. Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang
serta makanan ekstra sesudah diare
3. Membawa panderita diare ke sarana kesehatan, bila dalam 3 hari
tidak membaik atau ada salah satu tanda :
a. Berak cair berkali-kali
b. Muntah berulang-ulang
c. Rasa haus yang nyata
d. Makan dan minum sedikit
e. Demam
f. Tinja berdarah
Cara pembuatan dan pemberian oralit adalah sebagai berikut :
1. Sediakan air matang 1 gelas (200 cc) dan campurkan 1 bungkus
oralit untuk ukuran air 200 cc kemudian aduk sampai larut
2. Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2
tahun
3. Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
4. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan
lebih lama (misalnya sesendok 2-3 menit)
5. Bila diare berlanjut setelah oralit habis, berikan cairan lain seperti
dijelaskan atau ke petugas kesehatan untuk mendapatkan oralit.
6. Berikan oralit setiap habis BAB dengan jumlah sbb :
Tabel : Pemberian oralit setiap BAB sesuai umur
UMUR Jumlah oralit yang diberikan tiap
BAB
< 1 tahun 50-100 ml
1-4 tahun 100-200 ml
> 5 tahun 200-300 ml
Dewasa 300-400 ml

Cara pembuatan Larutan Gula Garam, sebagai pengganti oralit :


- Sediakan air matang 200 cc ( 1 gelas)
- Tambahkan gula pasir 1 sendok makan dan garam sepucuk sendok
teh
- Kemudian aduk sampai larut.
I. Pencegahan
Pencegahan penyakit diare :
1. Meningkatkan pemberian ASI
2. Memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI
3. Mencuci sayuran dengan bersih sebelum dimasak
4. Mencuci buah buahan dengan bersih sebelum dimakan
5. Menghindari makan makanan yang memicu peningkatan asam
lambung
6. Mengkonsumsi makan yang mengandung serat.
7. Menggunakan air bersih yang cukup
8. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan
9. Tidak memakan makanan yang terbuka dan telah dihingapi lalat
10. Menggunakan jamban yang benar
11. Membuang tinja bayi dan anak-anak yang tepat
12. Hindari pengunaan pempers, gunakan popok untuk mengetahui
berapa kali/hari BAB
13. Imunisasi campak

J. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Kajian riwayat penyakit
a. Kaji status dihidrasi
b. Catat keluaran fekal-jumlah, volume, karakteristik
c. Observasi dan catat adanya tanda-tanda berkaitan ternes,
kram, muntah
2. Kemungkinan meamakan makanan atau air yang terkontaminasi
3. Kemungkinan infeksi ditempat lain misal : pernapasan , infeksi
saluran kemih
a. Cek diagnostik
1) Tampung sperimen sesui kebutuhan
2) Feses pH, obuat Juni, frekuensi
3) HDL, ekusialit semua, kreasmi, BUM
b. Deteksi sumber infeksi
4. Pengkajian fisik rutin
5. Observasi adanya manifestasi gestro entritis akut
6. Pemeriksaan fisik
a. Pengukuran pertumbuhan
1). Tinggi badan
2). Berat badan
3). Ketebalan kulit dan lingkar lengan
b. Fisiologi
1) Suhu
2) Nadi
3) Respirasi
4) Tekanan darah
c. Penampilan umum
1) Anak lemas
2) Tampak kehausan
d. Kulit : inspeksi dan palpasi kulit, turgor berkurang,
membran mukosa kering, tekstur kulit menurun. Palpasi suhu kulit
meningkat.
e. Kepala dan leher : ukuran kepala, bentuk, kesimetrisan.
Fontanel dan sutura cekung,
f. Mata : kelopak mata, mata cekung, konjungtiva, mata
sayu.
g. Telinga : inspeksi telinga luar dan dalam, pendengaran.
h. Mulut dan kerongkongan : mukosa mulut kering, rasa haus,
kerongkongan panas, lemah menelan.
i. Dada : pergerakan dada, otot bantuan pernafasan.
j. Paru : pernafasan anak cepat, lemah, dangkal bila
dehidrasi berat
k. Jantung : nadi cepat dan lemah.
l. Abdomen : turgor kulit jelek, bunyi usus peristaltik
meningkat.
m. Genetalia : iritasi, kemerahan sekitarnya.
n. Anus : kemerahan, iritasi.
o. Extermity : lemah, pergerakan lemah.
K. Masalah Keperawatan Yang Sering Muncul
1. Diare b/d inflamasi bakteri/malabsorbsi/proses infeksi.
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
penurunan intake makanan
N Diagnosa keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o

1. Diare b.d inflamasi bakteri NOC NIC


/malabsorbsi /proses infeksi. Bowel elimination Management diare
Balance cairan - Lakukan pemeriksaan feses kultur - Mengetahui jenis bakteri penyebab
Definisi : dan sensitivitas jika diare berlanjut dan spesifikasi pengobatan.
BAB cair atau tidak berbentuk Status hidrasi - Evaluasi efek samping pengobatan - Meminimalkan efek samping.
Kriteria Hasil : pada gastrointestinal
Batasan Karakteristik : pola defekasi, lembek - Anjurkan pasien/keluarga mencatat - Menghitung haluaran dan
- Sedikitnya BAB cair lebih dari setiap hari atau 3 hari warna, volume dan konsistensi feses menghitung masukan yang
3 kali dalam sehari sekaki seharusnya.
- Suara usus hiperaktif menunjukkan daerah - Identifikasi faktor penyebab diare - Mengetahui pengobatan yang efektif
- Nyeri perut rectal bebas iritasi (pengobatan, bakteri atau pengaruh
- Kram makanan)
- Urgensi menunjukkan frekuensi
diare berkurang - Monitor tanda dan gejala diare - Mengetahui efek lanjut secara dini.
Faktor yang berhubungan : mampu menjelaskan - Observasi turgor kulit secara teratur - Mengevaluasi tingkat diare.
- Tingkat stres dan cemas tinggi penyebab diare dan - Monitor daerah perineal dari iritasi - Meminimalkan komplikasi dan
- Alkoholik tindakan yang dilakukan dan ulcerasi pencegahan dini.
- Keracunan menunjukkan turgor
- Timbang BB - Mengetahui apakah ada penurunan
- Penyalahgunaan laksatif BB
kulit dan bb dbn.
- Radiasi - Monitor peningkatan peristaltik usus - Mengetahui fungsi peristaltik usus.
- Pemberian makan melalui - Kelola pemberian intake nutrisi dan - Menjaga keseimbangan cairan.
selang cairan
- Efek samping obat - Berikan medikasi sesuai program - Mencegah komplikasi dan
- Kontaminasi menyembuhkan.
- Taravelling Monitor elektrolit
- Inflamasi - Monitor nilai elektrolit - Mengetahui nilai elektrolit.
- Malabsorbsi - Monitor kehilangan cairan dan - Mengethaui jumlah kehilangan
- Proses infeksi elektrolit cairan.
- Iritasi - Monitor manifestasi neurologi - Mencegah dan mengetahui sedini
- Parasit karena ketidakseimbangan elektrolit mungkin komplikasi diare.
- Monitor rasa mual, muntah dan diare - Mengetahui asupan oral.
- Monitor tanda dan gejala - Mengetahui sedini ungkin
hiponatremi, hiperkalemia komplikasi elektrolit karena diare.
- Administrasi pemberian suplemen - Mencegah terjadinya hipoelektrolit.
elektrolit
Perawatan perineal
- Lakukan hygiene perineal - Mencegah iritasi perineal.
- Jaga perineal tetap kering - Mengurangi iritasi
- Bersihkan perineum secara rutin - Mencegah iritasi perineum.

2 Defisit volume cairan b/d NOC:


kehilangan cairan aktif Fluid balance Fluid management
Hydration Timbang popok/pembalut jika - Mengetahui jumlah kehilangan
Definisi : Penurunan cairan diperlukan cairan pasien.
intravaskuler, interstisial, dan/atau Nutritional - Mengetahui keseimbangan
Status : Food and Fluid Pertahankan catatan intake dan
intrasellular. Ini mengarah ke cairan tubuh.
Intake output yang akurat
dehidrasi, kehilangan cairan dengan - Mencegah sedini mungkin
pengeluaran sodium Kriteria Hasil : Monitor status hidrasi
(kelembaban membran mukosa, nadi komplikasi
Mempertahanka
Batasan Karakteristik : adekuat, tekanan darah ortostatik ),
n urine output sesuai
- Kelemahan jika diperlukan
dengan usia dan BB, BJ
- Haus urine normal, HT Monitor vital sign - Mengevaluasi keadaan umum
- Penurunan turgor normal Monitor masukan makanan / pasien.
kulit/lidah Tekanan darah, cairan dan hitung intake kalori harian - Menghitung masukan oral
- Membran mukosa/kulit Kolaborasikan pemberian cairan pasien.
nadi, suhu tubuh dalam
kering batas normal intravena IV
- Peningkatan denyut nadi, Monitor status nutrisi - Mencegah dehidrasi pasien
Tidak ada tanda
penurunan tekanan darah,
Dorong masukan oral - Memberikan suplay cairan
penurunan volume/tekanan nadi tanda dehidrasi, tubuh.
- Pengisian vena menurun Elastisitas turgor kulit Berikan penggantian nesogatrik
- Mengetahui secara dini
- Perubahan status mental baik, membran mukosa sesuai output
gangguan elektrolit.
- Konsentrasi urine lembab, tidak ada rasa Dorong keluarga untuk
haus yang berlebihan - Menjaga keseimbangan cairan
meningkat membantu pasien makan
tubuh
- Temperatur tubuh Tawarkan snack ( jus buah, buah
meningkat segar ) - Mengoptimalkan masukan oral.
- Hematokrit meninggi Kolaborasi dokter jika tanda
- Kehilangan berat badan cairan berlebih muncul meburuk - Mengurangi kejenuhan pada
seketika (kecuali pada third Atur kemungkinan tranfusi pasien
spacing) Persiapan untuk tranfusi
- Menjaga komplikasi secara
Faktor-faktor yang berhubungan: Hypovolemia Management dini.
- Kehilangan volume cairan Monitor status cairan termasuk
secara aktif intake dan ourput cairan
- Kegagalan mekanisme
- Menjaga keseimbangan cairan,
Pelihara IV line - Menjaga terjadinya anemia.
pengaturan
Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
- Menghitung masukan dan
Monitor tanda vital haluaran.

Monitor responpasien terhadap - Menjaga infeksi nosokomial.


penambahan cairan - Mengevaluai hemokonsentrasi
Monitor berat badan darah pasien.
Dorong pasien untuk menambah - Mengathui keadaan umum
intake oral pasien.
Pemberian cairan Iv monitor
adanya tanda dan gejala kelebihan - Mengevaluasi pengethuan
volume cairan pasien
Monitor adanya tanda gagal
ginjal - Mengevaluasi kenaikan berat
badan
- Mensuplay masukan oral.,

- Untuk mengetahui dan menjaga


over hidrasi.

- Mengethui secara dini PGK

3 Risiko kerusakan integritas kulit NOC : Tissue Integrity : Skin NIC : Pressure Management
b/d ekskresi/BAB sering and Mucous Membranes Anjurkan pasien untuk - Mengurangi evaporasi
Kriteria Hasil : menggunakan pakaian yang longgar
Definisi : Semua risiko untuk kulit Integritas kulit Hindari kerutan padaa tempat - Mencegah iritasi daerah lipatan.
yang baik bisa tidur - Mencegah iritasi kulit.
yang merupakan perubahan yang dipertahankan (sensasi, Jaga kebersihan kulit agar tetap
elastisitas, temperatur, bersih dan kering - Mencegah dekubitus.
bersifat merugikan kulit. hidrasi, pigmentasi) Mobilisasi pasien (ubah posisi
Faktor resiko : Tidak ada pasien) setiap dua jam sekali - Mencegah komplikasi secara
1. eksternal luka/lesi pada kulit Monitor kulit akan adanya dini.
factor mekanik Perfusi jaringan kemerahan
hipo/hipertermi baik
Oleskan lotion atau minyak/baby - Mengetahui adanya iritasi kulit.
imobilitas fisik oil pada derah yang tertekan
Menunjukkan Monitor aktivitas dan mobilisasi
substansi kimia - Mencegah kontraktur
pemahaman dalam pasien
ekskresi atau
proses perbaikan kulit Monitor status nutrisi pasien
sekresi - Mengetahui keadaan nutrisi
dan mencegah terjadinya Memandikan pasien dengan
radiasi
sedera berulang
pasien
kelembaban sabun dan air hangat - Mencegah iritasi kulit.
pelembab
Mampu
usia yang ekstrim melindungi kulit dan
mempertahankan Pencegahan Pressure Ulcer
2. internal
kelembaban kulit dan Kaji adanya factor risiko pada
pengobatan perawatan alami
tulang yang pasien - Mengetahui faktor risiko.
menonjol Dokumentasikan status kulit
kekebalan tubuh dalam admisian tiap hari - Mengetahui kerusakan pada
perubahan sensasi Hindari menggunakan pelembab kulit.
perubahanpigmenta pada daerah perspirasi, luka, fekal
si atau inkontinensia urine
perubahan status Rubah posisi setiap 2 jam
metabolic Inspeksi bony prominence
perubahan sirkulasi - Mencegah dekubitus.
perubahn turgor Jaga kebersihan linen - Mengevaluasi keadaan body
kulit Berikan pelembab pada kulit prominence
perubahan status yang kering - Mencegah iritasi alat linen.
nutrisi - Mencegah iritasi kulit.
psikogenik Skin Surveillance
Inspeksi kondisi kulit yang
mengalami pembedahan
Observasi warna, kelembaban, - Mencegah komplikasi
teksture, ulcerasi kulit
Monitor kulit yang kemerahan - Mengetahui efek legalisir.
Monitor adanya infeksi
Monitor warna dan suhu kulit - Menjaga kesempurnaan Djarum
Catat perubahan kulit dan 76.
membran mukosa
- Mengetahui perubahan kulit.

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC : Nutrition Management


dari kebutuhan tubuh b/d Nutritional Kaji adanya alergi makanan - Menghindari terjadinya alergi,
penurunan intake makanan Status : kembali.
Nutritional Kolaborasi dengan ahli gizi - Mencegah dehidrasi.
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk menentukan jumlah kalori dan
Status : food and Fluid
untuk keperluan metabolisme nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Intake
tubuh. Anjurkan pasien untuk - Mencegah suplai vit. Fe.
Nutritional meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik : Status : nutrient Intake Anjurkan pasien untuk - Mencegah malnutrisi.
- Berat badan 20 % atau Weight control meningkatkan protein dan vitamin C
lebih di bawah ideal Kriteria Hasil : Berikan substansi gula - Mencegah optimalisasi
- Dilaporkan adanya intake Adanya Yakinkan diet yang dimakan
makanan yang kurang dari RDA
- Mencegah konstipasi.
peningkatan berat badan mengandung tinggi serat untuk
(Recomended Daily Allowance) sesuai dengan tujuan mencegah konstipasi
- Membran mukosa dan Berikan makanan yang terpilih
konjungtiva pucat Beratbadan ideal - Memudahkan oral.
sesuai dengan tinggi (sudah dikonsultasikan dengan ahli
- Kelemahan otot yang gizi)
digunakan untuk badan
Ajarkan pasien bagaimana -
menelan/mengunyah Mampumengide Memandirikan pasien.
membuat catatan makanan harian.
- Luka, inflamasi pada ntifikasi kebutuhan
Monitor jumlah nutrisi dan - Mengetahui intake masukan.
rongga mulut nutrisi
kandungan kalori
- Mudah merasa kenyang, Tidk ada tanda Berikan informasi tentang
sesaat setelah mengunyah tanda malnutrisi - Mengetahui kebutuhan
kebutuhan nutrisi nutrisinya.
makanan
Menunjukkan Kaji kemampuan pasien untuk
- Dilaporkan atau fakta
peningkatan fungsi mendapatkan nutrisi yang
adanya kekurangan makanan
pengecapan dari dibutuhkan
- Dilaporkan adanya
menelan
perubahan sensasi rasa
- Perasaan ketidakmampuan Tidak terjadi Nutrition Monitoring
untuk mengunyah makanan penurunan berat badan Monitor adanya penurunan berat
- Miskonsepsi yang berarti badan - Mengetahui keseimbangan
- Kehilangan BB dengan Monitor tipe dan jumlah aktivitas cairan.
makanan cukup yang biasa dilakukan
- Keengganan untuk makan Monitor interaksi anak atau - Mengetahui pengeluaran kaliori
orangtua selama makan
- Kram pada abdomen Monitor lingkungan selama
- Tonus otot jelek makan - Mengetahui trauma anak
- Nyeri abdominal dengan Jadwalkan pengobatan dan terhadap RS.
atau tanpa patologi tindakan tidak selama jam makan - Mencegah penularan penyakit.
- Kurang berminat terhadap Monitor kulit kering dan - Mengurangi gangguan makan.
makanan perubahan pigmentasi -
- Pembuluh darah kapiler Monitor turgor kulit - Mengetahui tanda komplikasi
mulai rapuh Monitor makanan kesukaan secara dini.
- Diare dan atau steatorrhea Monitor kalori dan intake - Mengetahui kekenyalan kulit.
- Kehilangan rambut yang nuntrisi
cukup banyak (rontok)
- Menambah porsi makan.
Catat adanya edema, hiperemik, - Mengetahui kerusakan sistemik.
- Suara usus hiperaktif hipertonik papila lidah dan cavitas
- Kurangnya informasi, - Mengetahui kerusakan lain.
oral.
misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :


Ketidakmampuan pemasukan atau
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor
biologis, psikologis atau ekonomi.
Discharge Planning
1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan
dan minuman (missal oralit).
2. Ajarkan mengenai tanda tanda dehidrasi, ubun ubundan mata cekung,
turgor kulit tidak elastis, membran mukosa kering
3. Jelaskan obat obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Diare. Terdapat pada http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-


tentang/satuan-acara-pendidikan-kesehatan. Diakses tanggal 3 Mei 2009.

Engel, J. 1998. Pengkajian pediatrik, Jakarta : EGC.

Johnson., M. 1997, Nursing outcomes classification, Retrieved May 2004, from


http://www.Minurse.com.

McCloskey, J. C., & Bulecheck, G. M. 1996. Nursing intervention classsification (NIC).


Mosby, St. Louise.

Noer, S. 1996. Buku ajar: Ilmu penyakit dalam, Jilid I. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.

NANDA. 2002. Nursing diagnosis : Definition and classification (2001-2002) : Philadelphia.

Nunung. 2008. Diare, Sepele tapi Berbahaya. Terdapat pada


http://piogama.ugm.ac.id/index.php/2009/01/diare-sepele-tapi-berbahaya. Diakses
tanggal 3 Mei 2009.

Potter, P. A., & Perry, A. G. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, proses dan
praktik, Edisi 4, Volume 1. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai