DIARE
STASE KEPERAWATAN ANAK DI RUANG ASTER
RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO
Oleh :
Neti Yuniarti
2009
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), lebih dari 3 kali
perhari, dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat),
dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat. Sedangkan menurut
WHO diare adalah buang air besar encer atau cair yang lebih dari tiga kali
sehari, dimana konsistensi lebih utama daripada frekuensi.
Diare akut (gastroenteritis) adalah inflamasi lambung dan usus
yang disebabkan oleh berbagai bakteri virus dan patogen parasitik. Diare
kronik adalah diare melanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan atau
tanpa kegagalan pertumbuhan (failure to thrive).
B. Klasifikasi
Jenis diare sebagai berikut :
0 Menurut perjalanan penyakit :
- Akut : jika kurang dari 1 minggu
- Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
- Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi
- Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi
1 Menurut patofisiologi :
- Gangguan absorbsi
- Gangguan sekresi
- Gangguan osmotik
2 Menurut penyebab :
- Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur
- Konstitusi
- Malabsorbsi
3 Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin
juga disertai dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau
penyakit lainnya.
C. Penyebab
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
1. Infeksi
a. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan
yang merupakan penyebab diare pada anak meliputi infeksi interal
sebagai berkut :
1) Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela,
Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas dan sebagainya..
2) Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus,
Astovirus dll.
3) Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b. Infeksi Parentral ialah infeksi diluar alat pencernaan makan
seperti Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis/ Tonsiloparingitis,
bronkhopnemonia, encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat
pada anak kurang dari 2 tahun
2. Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
3. Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.
4. Psikologis : rasa takut dan cemas
G. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak
dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (Ringan, berat, hipotenik, isotonik, hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipoglikemi
4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan
defisiensi enzim laktase
5. Hipokalemia
6. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis :
1. Pemeriksaan feses lengkap dan kultur tinja diperlukan untuk
mengetahui penyebab diare.
2. Pemeriksaan radiologi atau endoskopi untuk mengetahui penyebab
diare lain seperti keganasan.
3. Mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum)
maupun melalui infuse (pada kasus dehidrasi berat).
4. Pemberian obat seminimal mungkin : sebagian besar diare pada
anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan anti diare. Tetapi
kadangkalanya memerlukan antibiotik dan anti diare.
Prinsip Penatalaksanaan diare :
1. Mencegah terjadinya dehidrasi
2. Mengobati Dehidrasi
3. Memberi makanan
4. Mengobati masalah lain
Cara melakukan rehidrasi
Derajat Kelompok Jenis Volume Waktu
Dehidrasi usia cairan ml/kg bb
RINGAN Semua Oral 50 Tiap 4
kelompok jam
SEDANG Semua Oral 70 Tiap 4
kelompok jam
BERAT Anak Intra vena 70 Tiap 3
jam
BERAT dan Semua Intra vena 70 - 100 Tiap 4
SYOK kelompok jam
J. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Kajian riwayat penyakit
a. Kaji status dihidrasi
b. Catat keluaran fekal-jumlah, volume, karakteristik
c. Observasi dan catat adanya tanda-tanda berkaitan ternes,
kram, muntah
2. Kemungkinan meamakan makanan atau air yang terkontaminasi
3. Kemungkinan infeksi ditempat lain misal : pernapasan , infeksi
saluran kemih
a. Cek diagnostik
1) Tampung sperimen sesui kebutuhan
2) Feses pH, obuat Juni, frekuensi
3) HDL, ekusialit semua, kreasmi, BUM
b. Deteksi sumber infeksi
4. Pengkajian fisik rutin
5. Observasi adanya manifestasi gestro entritis akut
6. Pemeriksaan fisik
a. Pengukuran pertumbuhan
1). Tinggi badan
2). Berat badan
3). Ketebalan kulit dan lingkar lengan
b. Fisiologi
1) Suhu
2) Nadi
3) Respirasi
4) Tekanan darah
c. Penampilan umum
1) Anak lemas
2) Tampak kehausan
d. Kulit : inspeksi dan palpasi kulit, turgor berkurang,
membran mukosa kering, tekstur kulit menurun. Palpasi suhu kulit
meningkat.
e. Kepala dan leher : ukuran kepala, bentuk, kesimetrisan.
Fontanel dan sutura cekung,
f. Mata : kelopak mata, mata cekung, konjungtiva, mata
sayu.
g. Telinga : inspeksi telinga luar dan dalam, pendengaran.
h. Mulut dan kerongkongan : mukosa mulut kering, rasa haus,
kerongkongan panas, lemah menelan.
i. Dada : pergerakan dada, otot bantuan pernafasan.
j. Paru : pernafasan anak cepat, lemah, dangkal bila
dehidrasi berat
k. Jantung : nadi cepat dan lemah.
l. Abdomen : turgor kulit jelek, bunyi usus peristaltik
meningkat.
m. Genetalia : iritasi, kemerahan sekitarnya.
n. Anus : kemerahan, iritasi.
o. Extermity : lemah, pergerakan lemah.
K. Masalah Keperawatan Yang Sering Muncul
1. Diare b/d inflamasi bakteri/malabsorbsi/proses infeksi.
2. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
penurunan intake makanan
N Diagnosa keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o
3 Risiko kerusakan integritas kulit NOC : Tissue Integrity : Skin NIC : Pressure Management
b/d ekskresi/BAB sering and Mucous Membranes Anjurkan pasien untuk - Mengurangi evaporasi
Kriteria Hasil : menggunakan pakaian yang longgar
Definisi : Semua risiko untuk kulit Integritas kulit Hindari kerutan padaa tempat - Mencegah iritasi daerah lipatan.
yang baik bisa tidur - Mencegah iritasi kulit.
yang merupakan perubahan yang dipertahankan (sensasi, Jaga kebersihan kulit agar tetap
elastisitas, temperatur, bersih dan kering - Mencegah dekubitus.
bersifat merugikan kulit. hidrasi, pigmentasi) Mobilisasi pasien (ubah posisi
Faktor resiko : Tidak ada pasien) setiap dua jam sekali - Mencegah komplikasi secara
1. eksternal luka/lesi pada kulit Monitor kulit akan adanya dini.
factor mekanik Perfusi jaringan kemerahan
hipo/hipertermi baik
Oleskan lotion atau minyak/baby - Mengetahui adanya iritasi kulit.
imobilitas fisik oil pada derah yang tertekan
Menunjukkan Monitor aktivitas dan mobilisasi
substansi kimia - Mencegah kontraktur
pemahaman dalam pasien
ekskresi atau
proses perbaikan kulit Monitor status nutrisi pasien
sekresi - Mengetahui keadaan nutrisi
dan mencegah terjadinya Memandikan pasien dengan
radiasi
sedera berulang
pasien
kelembaban sabun dan air hangat - Mencegah iritasi kulit.
pelembab
Mampu
usia yang ekstrim melindungi kulit dan
mempertahankan Pencegahan Pressure Ulcer
2. internal
kelembaban kulit dan Kaji adanya factor risiko pada
pengobatan perawatan alami
tulang yang pasien - Mengetahui faktor risiko.
menonjol Dokumentasikan status kulit
kekebalan tubuh dalam admisian tiap hari - Mengetahui kerusakan pada
perubahan sensasi Hindari menggunakan pelembab kulit.
perubahanpigmenta pada daerah perspirasi, luka, fekal
si atau inkontinensia urine
perubahan status Rubah posisi setiap 2 jam
metabolic Inspeksi bony prominence
perubahan sirkulasi - Mencegah dekubitus.
perubahn turgor Jaga kebersihan linen - Mengevaluasi keadaan body
kulit Berikan pelembab pada kulit prominence
perubahan status yang kering - Mencegah iritasi alat linen.
nutrisi - Mencegah iritasi kulit.
psikogenik Skin Surveillance
Inspeksi kondisi kulit yang
mengalami pembedahan
Observasi warna, kelembaban, - Mencegah komplikasi
teksture, ulcerasi kulit
Monitor kulit yang kemerahan - Mengetahui efek legalisir.
Monitor adanya infeksi
Monitor warna dan suhu kulit - Menjaga kesempurnaan Djarum
Catat perubahan kulit dan 76.
membran mukosa
- Mengetahui perubahan kulit.
Noer, S. 1996. Buku ajar: Ilmu penyakit dalam, Jilid I. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
Potter, P. A., & Perry, A. G. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : Konsep, proses dan
praktik, Edisi 4, Volume 1. EGC : Jakarta.