Anda di halaman 1dari 6

1

MASTERPLAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI


DI KAWASAN INDUSTRI BSB CITY, MIJEN-SEMARANG
) )
Wiharyanto Oktiawan ST, MT* ; Ir.Winardi Dwi Nugraha, MSi* ; Ruli Triyani

Abstract

Industrial Park BSB City, Mijen-Semarang has concept as green technology


industrial park. Theres 11 industry producting wastewater in existing area at this time.
The industrial wastewater flow to drainage without any treatment which make odours at
industrial park area. PT Karyadeka Alam Lestari as developer industrial would be like to
build wastewater treatment plant which treat all wastewater industries therefore it needs
Masterplan Management System Wastewater Industry At Industrial Park BSB City, Mijen-
Semarang. This masterplan designing based on industrial park masterplan finished 2025.

Key Words: Industrial Park BSB City, masterplan, wastewater,industry

PENDAHULUAN pemeliharaan, serta pembiayaan sistem


pengelolaan air limbah industri di kawasan
Industri yang telah menghasilkan industri BSB City, Mijen-Semarang.
limbah cair membuang hasil limbahnya
langsung ke drainase tanpa pengolahan METODOLOGI
terlebih dahulu. Air pada drainase sekitar Pengambilan Data
diambil dan diuji pada laboratorium Teknik Pengambilan data dilakukan dengan
Lingkungan UNDIP dan Wahana. Hasil uji cara sebagai berikut :
menunjukan parameter TSS sebesar Tabel 1.
1130,2 mg/l, BOD sebesar 180,27 mg/l, Data-data yang dibutuhkan
COD sebesar 392,23 mg/l, fenol sebesar
1,18 mg/l, minyak dan lemak 5,8 mg/l,
MBAS 6,8 mg/l yang melebihi baku mutu
badan air penerima kelas II PP No.82
Tahun 2001. Munculnya bau yang kurang
sedap pada drainase kawasan industri BSB
mengurangi kenyamanan pekerja industri.
Dalam mewujudkan kawasan
industri BSB City yang ramah lingkungan,
pihak pengelola berencana membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terpadu sesuai dengan Peraturan Menteri
Perindustrian No. 35/M-IND/PER/3/2010
dimana peraturan tersebut mewajibkan
pembangunan IPAL terpadu apabila jenis-
jenis industri yang akan berlokasi di dalam
kawasan industri berpotensi menghasilkan
limbah cair.
Suatu dokumen Masterplan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Kawasan Industri
BSB City, Semarang disusun sebagai
instrumen dasar perencanaan operasional
sehingga pelaksanaan kegiatan
pembangunan dapat dilakukan secara
struktur, menyeluruh dan tuntas, mulai dari
perencanaan, konstruksi, operasi dan

*)Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip


Jl. Prof. H. Sudarto SH. Tembalang, Semarang
2

Waktu Pelaksanaan Setelah dibandingkan dengan


Penyusunan Tugas Akhir ini Permen LH No. 3 Tahun 2010 tentang baku
dilakukan dalam jangka waktu 4 bulan, mutu air limbah bagi kawasan industri,
dimulai dari 1 November 2012 sampai 1 maka parameter TSS, BOD,COD, Fenol,
Maret 2013. Kadmium wajib dilakukan pengolahan
karena melebihi standar baku mutu.

2. Alternatif Unit Pengolahan


HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis kualitas di atas, maka
Masterplan sistem penyaluran air dapat kita tentukan alternatif unit
limbah industri adalah sebagai berikut : pengolahan sebagai berikut :

1. Kuantitas dan Kualitas Air Limbah Tabel 3 Alternatif Pengolahan


Dari hasil survey dan wawancara,
diperoleh data debit air limbah industri Alternatif I Alternatif II Alternatif III
penghasil limbah cair sebesar 755, 58
3 Bar Screen Bar Screen Bar Screen
m /hari.
Kualitas air limbah dari berbagai Grit Chamber Grit Chamber Grit Chamber
macam industri penghasil limbah cair
dihitung dengan menggunakan konsep Bak Equalisasi Bak Equalisasi Bak Equalisasi
neraca keseimbangan sebagai berikut : Primary Primary
RBC
Q1 C1 Q 2 C 2 Clarifier Clarifier
Co = Activated Primary
Trickling Filter
Q1 Q 2 Sludge Clarifier
Secondary Secondary Secondary
Co = konsentrasi di IPAL Clarifier Clarifier Clarifier
Q1+Q2 = debit yang menuju IPAL SDB SDB SDB
Q1 = debit pada industri 1 (Sumber: Hasil Analisis, 2013)
Q2 = debit pada industri 2
C1 = konsentrasi pada industri 1 Dari alternatif pengolahan yang disajikan
C2 = konsentrasi pada industri 2 dilakukan analisis terhadap efisiensi
Sehingga diperoleh konsentrasi air limbah pengolahan dengan analisis pengambilan
pada IPAL sebagai berikut : keputusan metode Goal Achievement
Methods dan diperoleh Weighted Final
Tabel 2. Kualitas Influent IPAL Score terbesar adalah alternatif 1 yang
terdiri dari unit bar screen, grit chamber,
bak ekualisasi, primary clarifier, activated
sludge, secondary clarifier, dan sludge
drying bed. Air limbah industri yang diolah
dengan alternatif 1 akan menghasilkan
kualitas effluent dengan kandungan TSS
sebesar 44,902 mg/l, BOD sebesar 26,397
mg/l, dan COD sebesar 82,952 mg/l

3. Standar Influent Air Limbah


Segregasi limbah mempermudah
untuk mengetahui sampah mana yang
masih bisa dimanfaatkan dan mana yang
benar-benar tidak bisa digunakan kembali.
Selain itu pemilahan sampah dapat
memperkecil timbulan sampah yang
mengandung bahan beracun dan
berbahaya.

*)Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip


Jl. Prof. H. Sudarto SH. Tembalang, Semarang
3

Tabel 6 Standar Influent Air Limbah Tabel 6 Standar Influent Air Limbah
Baku
Standar
Mutu
Influent Influent
Parameter Permen
Limbah yang
LH
diijinkan
No.3/2010
BOD 270,743 50 500
COD 750,694 100 800
TSS 665,217 150 665
pH 7,443 6-9 6-9
(Sumber: Hasil Analisis, 2013)
Influent air limbah setelah diolah
dalam unit pengolahan terpilih (alternatif 1)
menghasilkan kualitas effluent air limbah di
bawah baku mutu yang ditetapkan menurut 4 Perhitungan Debit yang
Permen LH No.03 tahun 2010. Standar disalurkan
influen untuk air limbah telah diatur dalam Berikut adalah perhitungan debit rencana
Peraturan Menteri Perindustrian Republik air limbah :
Indonesia Nomor 35/M-IND/PER/3/2010 3
a. Debit rata-rata (Qab) = 775,58 m /hari
tentang Pedoman Kawasan Industri. b. Debit Infiltrasi
Apabila standar influent menurut Besarnya debit inflitrasi adalah 10-
peraturan tersebut diolah dalam unit 20%% dari besarnya debit air
pengolahan terpilih (alternatif 1), maka buangan. (Moduto,2000).
menghasilkan kualitas effluent yang masih
di bawah baku mutu. Penentuan standar Qinf = 10% x Qab
influent yang diijinkan masuk ke dalam 3
= 10% x 775,58 m /hari
IPAL ditentukan berdasarkan parameter 3
= 77,56 m /hari
influent dan parameter effluent dari air c. Debit hari maksimum (Qmd)
limbah dan peraturan perindustrian 35/M- Debit hari maksimum adalah debit air
IND/PER/3/2010 serta baku mutu Permen limbah pada keadaan pemakaian air
LH No.03 Tahun 2010 sehingga diperoleh maksimum. Penentuan faktor peak
standar influent yaitu BOD sebesar 500 menggunakan grafik puncak (Metcalf
mg/l, COD sebesar 800 mg/l, TSS Eddy, 1981) sebagai berikut :
sebesar 665 mg/l, dan pH 6- 9.
Apabila parameter limbah cair lain
atau kualitas atas parameter-parameter
kunci yang telah ditetapkan tersebut jauh di
atas standar influent, maka wajib dikelola
terlebih dahulu (pre treatment) oleh masing-
masing industri.

4 Analisis Calon Lokasi IPAL


Berikut adalah analisis calon lokasi Gambar 5.1
IPAL yang disediakan oleh PT. Karyadeka Grafik Penentuan Faktor Peak
Alam lestari : (Sumber: Metcalf Eddy, 1981)

Q maks = fp x Q ab
3
= 3,5 x 775,58 m /hari
3
= 2714,53 m /hari
d. Debit Puncak
Debit puncak adalah debit air limbah
yang dipergunakan dalam menghitung
dimensi saluran. Debit puncak
merupakan penjumlahan dari debit
maksimum dan debit infiltrasi / inflow.

*)Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip


Jl. Prof. H. Sudarto SH. Tembalang, Semarang
4

Qtotal = Qab peak + Q infiltrasi meliputi kegiatan lanjutan pembangunan


3
= (2714,53+ 77,56) m /hari IPAL dan SPAL pada blok 1 dan 2
3
= 2792,09 m /hari b. Memastikan koordinasi dan hubungan
e. Debit Minimum antar semua pengembangan
Debit minimum adalah debit air infrastruktur
buangan pada saat minimum. Debit c. Mengadakan pemeliharaan sistem yang
minimum ini berguna dalam penentuan sudah ada
kedalaman minimum untuk
menentukkan apakah saluran harus 5.2 Program Jangka Panjang
digelontorkan atau tidak. Berdasarkan skala prioritas yang
telah ditentukan, seluruh kawasan telah
0,2
Qmin = 0,2 x jumlah industri x memiliki rencana kegiatan secara detail
Qrata dalam pengelolaan air limbah. Sedangkan
1,2
= 0,2 x 23 x 775,58 program jangka panjang dalam masterplan
3
m /hari pengelolaan air limbah di Kawasan Industri
3
= 290,403 m /hari BSB City, Mijen-Semarang berlangsung
selama lima tahun dari tahun 2015 sampai
5 Kegiatan Utama Pentahapan tahun 2020. Dalah tahap ini dilakukan
5.1 Program Jangka Pendek beberapa kegiatan sebagai berikut :
Program jangka pendek masterplan a. Pembangunan sistem penyaluran blok 3
pengelolaan air limbah, khususnya sistem b. Memastikan koordinasi dan hubungan
penyaluran air limbah industri di Kawasan antar semua pengembangan
Industri Bukit Semarang Baru, Mijen- c. Mengadakan pemeliharaan sistem yang
Semarang berlangsung selama tiga tahun sudah ada
yang berlangsung dari tahun 2013-2015. d. Realisasi keterlibatan pihak industri
Dalam tahap ini dilakukan beberapa dalam menunjang keberhasilan program
kegiatan sebagai berikut : e. Berfungsinya kelembagaan yang
a. Penanganan sistem pengelolaan air bertanggung jawab dalam sistem
limbah industri di Kawasan Industri BSB pengelolaan air limbah industri di
City, Mijen-Semarang yang meliputi Kawasan Industri BSB City, Mijen-
berbagai sosialisasi ke industri-industri Semarang
yang berlokasi di Kawasan Industri BSB
City, Mijen-Semarang, melakukan 6. Pengembangan Kelembagaan
pembebasan lahan lokasi terpilih, PT. Karyadeka Alam lestari selaku
pembangunan unit IPAL dan SPAL pihak pengelola merupakan lembaga yang
(pada blok 1 dan blok 2) bertanggung jawab penuh terhadap
b. Melakukan perbaikan Kali Beringin kawasan industri BSB City, Mijen. PT.
c. Menyusun DED sistem penyaluran dan Karyadeka Alam Lestari telah memiliki
unit IPAL air limbah industri departemen sendiri yang berfungsi
d. Memastikan koordinasi dan hubungan mengurusi permasalahan yang meliputi
antar semua pengembangan kebersihan, taman, distribusi air bersih,
infrastruktur pengelolaan sampah dan pengelolaan air
limbah yaitu Departemen Landscape.
5.2 Program Jangka Menengah Untuk melakukan operasional
Program jangka menengah masterplan sistem penyaluran air limbah industri
pengelolaan air limbah industri di Kawasan diperlukan satu kesusunan organisasi.
Industri Bukit Semarang Baru, Mijen- Berikut adalah struktur organisasi yang
Semarang berlangsung selama lima tahun dapat diterapkan pada operasional IPAL
yang dimulai dari tahun 2016 hingga tahun Kawasan Industri BSB City, Mijen-
2020. Berikut adalah beberapa kegiatan Semarang :
yang dilakukan pada program jangka
menengah ini :
a. Penanganan lanjutan sistem
pengelolaan air limbah industri yang

*)Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip


Jl. Prof. H. Sudarto SH. Tembalang, Semarang
5

operasional IPAL dan maintenance


(pemeliharaan).

DAFTAR PUSTAKA
1. Hermana, Joni. 2012. Penyusunan
Masterplan dan FS Sistem
Pengelolaan Air Limbah. ITS :
Surabaya
2. Hardjosuprapto, Moh. Masduki. 2000.
Penyaluran Air Buangan (PAB)
Volume II. ITB: Bandung
3. Hindarko. 2003. Mengolah Air Limbah
Supaya Tidak Mencemari Orang Lain.
Gambar 5.2 PT Esha. Jakarta
Struktur Organisasi IPAL =Kawasan 4. Dirjen Cipta Karya. 2003. Pengelolaan
Industri Air Limbah Perkotaan. Departemen
(Sumber : Hasil Analisis, 2013) Permukiman dan Prasaran Wilayah.
Jakarta
6. Rencana Pembiayaan 5. Soewondo P, Kardena E, dan
Rencana pembiayaan sistem Handajani M. 2009. Pengantar
pengelolaan air limbah industri akan diambil Pengolahan Air Limbah (1). Prodi
dari penarikan retribusi terhadap industri Teknik Lingkungan ITB : Bandung
tiap bulannya. Rencana pembiayaan sistem 6. Qasim, Syed R. 1985. Wastewater
pengelolaan air limbah industri memerlukan Treatment Plant (Planning, Design,
dana untuk operasional (pembangunan and Operation). CBS College
sistem penyaluran air limbah industri) dan Publishing. USA
biaya untuk maintenance (pemeliharaan 7. Metcalf & Eddy; Tchobanoglous,
sistem penyaluran air limbah industri). George; 1981; Wastewater
Berikut adalah tabel rencana anggara Engineering: Collection and Pumping
biaya. Wastewater. Mc.Graw Hill Book
Tabel 5.8 Rencana Pembiayaan Company; U.S.A
8. Dirjen Cipta Karya. 2011. Pekerjaan
Masterplan Air Limbah Kota
Semarang. CV Identitas Konsultan.
Semarang
9. Arief, Latar Muhammad. Jurnal
Pengolahan Limbah Cair Dengan
Metode Biologis. Universitas Esa
Unggul
10. Metcalf & Eddy; Tchobanoglous,
Berdasarkan tabel di atas, George. 2003. Wastewater
Berdasarkan tabel di atas, diperlukan biaya Engineering: Treatment and Reuse,
pembangunan Instalasi Pengolahan Air Fourth Edition. Mc.Graw Hill Book
Limbah dan Sistem Penyaluran Air Limbah Company; U.S.A
Industri di Kawasan Industri BSB City, 11. Turovsky, Izrail. 2006. Wastewater
Mijen-Semarang sebesar Rp Sludge Proccessing. John Willey &
2.651.158.839,83. Rencana pembiayaan Sons, Inc; USA
sistem pengelolaan air limbah industri akan 12. http://repository.binus.ac.id/content/D0
diambil dari penarikan retribusi terhadap 114/D011468169.ppt
industri tiap bulannya. Besarnya penarikan 13. Soufyan Moh. Noerbambang, Takeo
retribusi untuk sambungan industri Morimura. 1985. Perancangan dan
dilakukan sesuai keputusan pihak Pemeliharaan Sistem Plambing
developer yang disesuaikan dengan biaya Cetakan Ketujuh. PT Pradnya
Paramita. Jakarta

*)Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip


Jl. Prof. H. Sudarto SH. Tembalang, Semarang
6

14. Dickey, John W and Miller, Leon H.


1984. Road Project Appraisal for
Developing Countries. hal 228-232.
15. Mulyono, Sri. 2002. Riset Operasi.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Univesitas Indonesia. Jakarta.

*)Dosen Pembimbing Tugas Akhir Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip


Jl. Prof. H. Sudarto SH. Tembalang, Semarang

Anda mungkin juga menyukai