Total Station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi
dalam satu unit alat.
2. Prisma
4. Stick
3) Langkah selanjutnya adalah Import data, dengan cara klik kiri menu File
kemudian pilih Import, kemudian pilih Data From Many File (String)
4) Setelah itu akan muncul kotak dialog Import Coordinates From Text File,
pada kotak dialog ini pada Location akan di isi dengan nama yang sesuai
dengan data nama yang telah diukur.
Gambar 4.1.3.3 Langkah pengolahan data hasil pengukuran
5) Setelah mengisi kotak dialog kemudian Apply, dan akan muncul kotak
dialog Convert Text File To. Str File. Data pada kotak dialog ini harus
sesuai dengan data yang ada pada Microsoft Excel.
6) Kemudian akan muncul data dengan format Str pada folder tempat anda
menyimpan. Kemudian klik atau drag data dengan format Str tersebut ke
layar kerja untuk menampilkan data pengukuran dalam bentuk string
(string biasanya berjumlah 3 warna ). String yang berwarna ungu harus di
ubah dalam bentuk point.
Gambar 4.1.1.5 Langkah pengolahan data hasil pengukuran
9) Setelah itu akan muncul data DTM dan data Str. Untuk menghilangkan
data Str yaitu dengan cara menonaktifkan data Str tersebut pada layer.
Pada pemboran geomin mesin yang digunakan adalah Yanmar 8,5 PK,
mesin ini merupakan sumber tenaga dalam proses kegiatan pemboran dan mesin
ini menggunakan bahan bakar solar.
2. Gearbox
Gearbox adalah bagian dari mesin Bor yang berfungsi untuk memutar
batang Bor pada saat running. Gearbox harus selalu diberikan Grease sehingga
keausan gear dapat di minimalisirkan.
4. Spindel
Spindel berfungsi sebagai pemegang batang AXL, yang akan diturunkan
kedalam lubang Bor dan juga nantinya akan mengeluarkan kembali batang AXL
tersebut.
Gambar 4.2.1.4 Spindel
5. Chuck
Chuck berfungsi sebagai alat ntuk mengunci batang AXL, pada saat proses
pemboran yang khususnya pada saat Running dan saat pencabutan batang Bor.
6. Kunci Chuck
Kunci Chuck berfungsi untuk mengencangkan atau mengendorkan Chuck
saat akan melakukan penguncian batang AXL.
Gambar 4.2.1.6 Kunci Chuck
7. Tripod (Menara)
Tripod berfungsi sebagai tiang untuk tempat pemasangan terpal sebagai
pelindung dan juga sebagai tempat pemasangan alat katrol penarik batang Bor.
8. Batang AXL
Batang AXL digunakan untuk membantu bit dalam mencapai kedalaman
tertentu saat melakukan pemboran. Batang AXL memiliki 2 ukuran panjang
yaitu batang AXL 1 Meter dan AXL 1,5 Meter.
Gambar 4.2.1.8 Batang AXL
9. Pin
Pin merupakan alat yang memiliki Drat atau ulir pada kedua sisi ujungnya.
Pin berfungsi untuk menghubungkan ke sesama batang AXL ataupun batang
Sub.
10. Sub
Sub adalah alat yang berfungsi untuk menyambungkan batang AXL
dengan alat Tub.
Gambar 4.2.1.10 Sub
11. Tube
Tube merupakan alat yang berfungsi sebagai penampung lumpur dan core
saat pemboran. Pada awal melakukan kegiatan pemboran digunakan Tube yang
berukuran 50 Cm, karena jika menggunakan tube yang 100 Cm akan terlalu
panjang, melihat kondisi jarak antara mesin dengan tanah yang kurang dari 1
Meter.
12. Bit
Bit merupakan bagian alat yang berfungsi untuk menembus lapisan batuan
dan tempat meletakanya mata Bor yan disesbut widya. Untuk bit sendiri terbagi
atas dua jenis yaitu, jenis bit 4 mata widya dan bit 6 mata widya.
Gambar 4.2.1.12 Bit
13. Body Protector
Body Protector merupakan alat yang berfungsi untuk mengeluarkan core
hasil pemboran yang tertampung didalam tube. Dapat dilakukan dengan
memasang tube pada body protector lalu kemudian ditubuk dan core yang sudah
didapatkan akan keluar dan diambil.
18. Patok
Patok digunakan untuk memberikan tanda atau identitas pada titik bor
yang telah selesai dilakukan pemboran.
Cycle Time = Waktu Pasang + Waktu Running + Waktu Cabut + Waktu Tumbuk
Dari data dilapangan yang telah diolah, maka didapatkan hasil sebagai berikut
H
V=
Ct
Keterangan :
V = Kecepatan Pemboran (Meter/jam)
H = Kedalaman (Meter)
Ct = Cycle Time (Jam)
Dari data hasil pengamatan yang didapatkan dilapangan, maka didapatkan
hasil sebagai berikut :
w
UA= x 100%
w+ s
Keterangan :
UA = Use Of Avabiibillity
W = Lamanya Beroperasi (Jam)
4. Produktifitas Bor
Untuk menghitung produktifitas pemboran dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut ini :
Produktivitas=Efektifitas x Kecepatan Pemboran
5. Core Recovery
Untuk menghitung core recovery pemboran dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut ini :
Panjang Core
Core Recovery= x 100
Kemajuan Bor
yaitu :
Adapun tujuan dilakukannya pemboran Inpit Drill ini adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh sampel dalam bentuk ore
2. Mengetahui deposit cadangan dari data yang sudah ada sebelumnya
3. Mengetahui lebih akurat penyebaran endapan bijih nikel
2. Kendala yang berkaitan dengan sefety, seperti adanya pohon kayu yang sudah
kering, berada dekat dengan lokasi pemboran yang bisah saja jatuh menimpa
pekerja ataupun peralatan pemboran, yang nantinya akan menghambat
kegiatan dan juga mengganggu pekerja pada saat kegiatan pemboran
berlangsung.
2. Gearbox
Gearbox merupakan bagian dari mesin bor yang berfungsi sebagai
pemutar batang bor yang nantinya akan masuk kedalam lubang bor,
Gearbox harus selalu diberikan grease bertujuan untuk meminimalisirkan
keausan pada mesin tersebut.
Gambar 4.3.2.2 Gearbox
3. Spindel
Spindel berfungsi sebagai pemegang atau batang bor yang akan
dimasukan kedalam lubang bor ataupun batang bor yang nantinya akan
dikeluakan dari lubang bor.
5. Chuck
Chuck merupakan alat pengunci batang AXL pada saat melakukan
proses pemboran pada saat running dan saat pencabutan batang bor.
8. Terpal
Terpal berfungsi sebagai pelindung pada saat melakukan pemboran, yang
juga akan melindungi mesin dan pekerja dari hujan maupun panas matahari.
Gambar 4.3.2.8 Terpal
9. Batang AXL
Batang AXL merupakan alat yang dipakai untuk membantu bit dalam
mencapai kedalaman yang diinginkan saat proses pemboran berlangsung.
Batang AXL ini memiliki 2 ukuran yang panjang batang AXL 1 meter dan
1,5 meter.
11. Sub
Sub merupakan alat yang berfungsi sebagai penyambung batang AXL
dengan Tube.
13. Bit
Bit merupakan alat yang berfungsi untuk menembuskan lapisan batuan
dan sebagai tempat meletakan mata bor yang disebut widya. Ada 2 jenis bit
yaitu, bit 4 mata widya dan bit 6 mata widya.
Adapun bagan alir pada kegiatan pemboran inpit Drill adalah sebagai berikut :
PENCABUTAN
BATANG AXL & TUBE
MELETAKKAN CORE
PENUMBUKAN CORE
PADA BODY PROTEKTOR
1. Cycle Time
Cycle Time = Waktu Pasang + Waktu Running + Waktu Cabut + Waktu Tumbuk
Dari data dilapangan yang telah diolah, maka didapatkan hasil sebagai berikut
H
V=
Ct
Keterangan :
V = Kecepatan Pemboran (Meter/jam)
H = Kedalaman (Meter)
Ct = Cycle Time (Jam)
Untuk menentukan nilai dari efektifitas pemboran pada inpit drill dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
w
UA= x 100%
w+ s
Keterangan :
UA = Use Of Avabiibillity
W = Lamanya Beroperasi (Jam)
5. Core Recovery
Untuk menghitung core recovery pada pemboran inpit drill dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut ini :
Panjang Core
Core Recovery= x 100
Kemajuan Bor
yaitu :
Kode TB Panjang Core Kemajuan Bor Core Recovery
(m) (m) (%)
2) Excavator PC 200
Excavator digunakan untuk menggali endapan bijih dan alat muat
material ke Dump Truck, serta digunakan untuk merobohkan pohon pada
saat land clearing.
3) Bulldozer D85ESS
Bulldozer digunakan pada saat land clearing, mengumpulkan material
bijih maupun tanah penutup, persiapan front sebelum kegiatan produksi
agar kegiatan produksi berjalan dengan lancar.
Gambar 4.4.1.3 Bulldozer
4) Rock Breaker
Breaker digunakan untuk memecah batuan atau menghancurkan
batuan yang keras agar mudah dalam penggalian.
4.4.2 Penambangan
Kegiatan penambangan PT. Antam (Persero) Tbk. UBPN Sultra dilakukan
dengan menggunakan metode open pit dan open cast. Dengan pola pemuatan
top loading dan bottom loading. Kandungan kadar bijih PT. Antam (Persero)
Tbk. UBPN Sultra berbeda-beda sehingga proses penambangan dilakukan
secara selektiv.
Adapun lokasi atau wilayah penambangan PT. Antam (Persero) Tbk.
UBPN Sultra tempat pelaksanaan kegiatan kerja praktek, sebagai berikut :
b. Front Strada
Pengambilan data pada front strada dilakukan pada tanggal 29-30 maret
2017. Metode penambangan yang digunakan pada front strada adalah Open
Cash. Pada saat kegiatan kerja praktek pada lokasi front strada sedang dalam
tahap pengambilan ore dengan menggunakan Excavator PC-200 2 unit,
Dump Truck 8 unit, Bulldozer 3 unit, Motor Grader 1 unit.
Gambar 4.4.2.3 Front Strada
2) Wilayah Tambang Selatan
Pengambilan data di tambang selatan dilakukan pada front Land
Cruiser pada tanggal 27 maret 2017. Metode penambangan yang digunakan
pada front Land Cruiser adalah Open Cast. Pada saat kegiatan kerja praktek
pada lokasi front Land Cruiser sedang dalam tahap pengambilan ore
menggunakan excavator PC-200 2 unit, Dump Truck 8 unit, Bulldozer 1 unit,
Motor Grader 1 unit, Breaker 1 unit.
a. Bukit Everest
Pemuatan Overburden PC-200 (012) dengan pola pemuatan Bottom Loading
CT (detik) = 14.44
CT (menit) = 0.24 x 10 bucket
= 2.4
Pengangkutan Overburden DT HINO 500 (123)
CT (Menit) = 11.84
b. Bukit Strada
Pemuatan Ore PC-200 dengan Pola Pemuatan yaitu Top Loading
CT (detik) = 12.95
CT (menit) = 0.22 x 12 bucket
= 2.64
Pengangkutan Overburden DT HINO 500 (123)
CT (Menit) = 23.3
c. Bukit Landcruiser
Pemuatan Ore PC-200 dengan Pola Pemuatan yaitu Top Loading
CT (detik) = 19.59
CT (menit) = 0.33 x 9 bucket
= 2.97
Pengangkutan Overburden DT HINO 500 (45)
CT (Menit) = 24.
2. Efesiensi Kerja
Efesiensi kerja yaitu perbandingan antara waktu yang digunakan untuk bekerja
dengan total waktu yang tersedia. Tujuan dari menghitung efesiensi kerja yaitu untuk
menilai baik atau tidaknya pelaksanaan suatu kegiatan.
Rumus untuk menghitung Efesiensi Kerja yaitu :
w
Efesinsi Kerja= x 100%
w+ s
a. Bukit Everest
Pemuatan Overburden PC 200 (012)
Waktu Hambatan :
Cek Alat = 5 menit
Memanaskan Alat = 10 menit
Berhenti Sebelum Istirahat = 15 menit
Berhenti sebelum jam kerja berakhir = 25 menit
Waktu yang Tersedia ;
8 jam = 480 menit
Waktu kerja Efektif :
Waktu yang tersedia waktu hambatan = 480 55
= 425 menit (7.1 jam)
Efesiensi Kerja :
w 425
wt
x 100 = 480 x 100 =88.5
b. Bukit Strada
Pemuatan Ore PC 200 (Top Loading)
Waktu Hambatan :
Safety Talk = 15 menit
Memanaskan Alat = 7 menit
Berhenti Sebelum Istirahat = 10 menit
Berhenti sebelum jam kerja berakhir = 30 menit
Waktu yang Tersedia ;
8 jam = 480 menit
Waktu kerja Efektif :
Waktu yang tersedia waktu hambatan = 480 60
= 420 menit (7 jam)
Efesiensi Kerja :
w 420
wt
x 100 = 480 x 100 =87.5
b. Bukit Landcruiser
Pemuatan Ore PC 200 (Top Loading)
Waktu Hambatan :
Persiapan Alat = 15 menit
Berhenti Sebelum Istirahat = 25 menit
Berhenti sebelum jam kerja berakhir = 15 menit
Waktu yang Tersedia ;
8 jam = 480 menit
Waktu kerja Efektif :
Waktu yang tersedia waktu hambatan = 480 55
= 425 menit (7.1 jam)
Efesiensi Kerja :
w 425
wt
x 100 = 480 x 100 =88.5
Produktivitas =
60
x Kapasitas Bucket x FF x EK x Density x Jumlah Bucket x W.K.E
Ct Muat
60
x 0,97 x 1 x 0,885 x 1,58 x 10 x 7,1
2.4
2407.52ton /hari
Alat Angkut DT HINO (123) Pengangkutan Overburden
Cycle Time = 11.84 menit
Efesiensi Kerja (EK) = 87 %
Kapasitas Bak = !4.22 ton
Jumlah DT =5
Waktu Kerja Efektif (W.K.E ) = 6,58 Jam
60
x Kapasitas Bak x EK x Jumlah DT x W.K.E
Ct Angkut
60
x 14,22 x 0,87 x 5 x 6,58
11.84 menit
2080.85 ton/hari
b. Bukit Strada
Alat Muat PC-200 Pemuatan Ore (Bottom Loading)
Cycle Time = 2.64 menit
Efesiensi Kerja = 87.5 %
Kapasitas Bucket = 0,97 m 2
Jumlah Bucket = 12
Fill Factor =1
Density = 1,58 ton/ m 3
Waktu Kerja Efektif = 7 jam
Produktivitas =
60
x Kapasitas Bucket x FF x EK x Density x Jumlah Bucket x W.K.E
Ct Muat
60
x 0,97 x 1 x 0,87 x 1,58 x 12 x 7
2.64
2560.14 ton /hari
60
x Kapasitas Bak x EK x Jumlah DT x W.K.E
Ct Angkut
60
x 18,96 x 0,84 x 8 x 6,3
23,3 menit
2067.01ton /hari
c. Bukit Landcruiser
Alat Muat PC-200 Pemuatan Ore (Bottom Loading)
Cycle Time = 2.97 menit
Efesiensi Kerja = 88.5 %
Kapasitas Bucket = 0,97 m 2
Jumlah Bucket =9
Fill Factor =1
Density = 1,54 ton/ m 3
Waktu Kerja Efektif = 7.1 jam
Produktivitas =
60
x Kapasitas Bucket x FF x EK x Density x Jumlah Bucket x W.K.E
Ct Muat
60
x 0,97 x 1 x 0,885 x 1,54 x 9 x 7.1
2.97
1706.5986 ton/hari
60
x Kapasitas Bak x EK x Jumlah DT x W.K.E
Ct Angkut
60
x 15.4 x 0,85 x 8 x 6,42
24,3 menit
1660 ton/hari
b. Bukit Strada
nH x CT I
MF =
nL x CT H
8 x 2.64
MF =
2 x 23.30
= 0,45
c. Bukit Landcruiser
nH x CT I
MF =
nL x CT H
8 x 2.97
MF =
2 x 24.30
= 0,49
Berdasarkan hasil diatas maka dapat diketahui hasil dari keserasian alat pada
bukit evrest yang menggunakan alat muat PC-200 sebanyak 1 dan alat muat DT
HINO 500 sebanyak 5. Sedangkat pada bukit strada menggunakan alat angkut
sebanyak 2 PC-200 dan 8 DT HINO 500. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
2. Cangkul sample
Cangkul sample yang digunakan terbuat dari besi dengan panjang
pegangan 30 cm, lebar sendok 15 cm.
3. Karung sample
Karung sample digunakan untuk menyimpan sample yang telah
diambil menggunakan scop untuk memudahkan dalam pemindahan.
Gambar 4.5.1.3 Karung sample
4. Tali rapia
Tali rapia digunakan sebagai tanda dalam pengelompokkan setiap
increment. Pengelompokkan increment berdasarkan gross atau tumpukan
ditandai dengan warna tali rapia yang sama.
11. Pengecilan ukuran -3MM dengan roll 12. Pencampuran kembali (mixing)
crusher
19. Penyaringan sample A 200 mesh 20. Pengecilan ukuran yang tidak lolos
menggunakan Save Shaker 200mesh menggunakan roll mill
3. Pasal 46 ayat 4 dan 5, peraturan Pemerintah No.75 Tahun 2001 tentang perubahan
kedua atas peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1969 yang menjelaskan bahwa
sebelum meninggalkan bekas wilayah kuasa pertambangnnya, baik karena
pembatalan maupun hal yang lain, pemegang kuasa pertambangan harus terlebih
dahulu melakukan usaha pengamanan terhadap benda-benda maupun bangunan-
bangunan serta keadaan tanah di sekitar yang dapat membahayakan keamanan
umum.
4.6.1 Reklamasi Tambang
Pada tahap ini dilakukan pengontrolan kembali bukit yang sudah ditambang
agar bukit tesebut dapat dilaksanaka kegiatan reklamasi dengan penimbunan dan
pemulusan pada bench tambang dan perataan pada kubangan-kubangan yang
ada, dan juga tahap ini dilakukan penghancuran pada batu-batu yang besar yang
masih ada di lahan kegiatan reklamasi nantinya. Adapun alat-alay yang dipakai
pada tahap ini yakni, 1 breaker, 1 Excavator, 1 Bulldoser
Pada tahap ini dilakukan penimbunan top soil pada lahan yang telah di
regreading dengan ketebalan 60 Cm sampai 100 Cm. Ketebalan ini sangat
berpengaruh akan kesuburan tanaman yang nantinya akan di lakukan kegiatan
reklamasi karena daya ikat akar akan semakin kuat bila penghamparan
ketebalan top soil yang baik.
Gambar 4.6.1.2 Penghamparan Top Soil
c. Pengajiran
Pada tahap ini lahan yang telah di timbun oleh top soil akan diberikan titik
atau patok sebelum melakukan kegiatan penanaman yang bertujuan untuk
menandai jarak antara tanaman yang akan ditanam nantinya, dapat
mengetahui luas lahan, dapat mengetahui jumlah tanaman yng akan ditanam
dan juga dapat mengetahu jumlah biaya yang akan dikeluarkan dalam
kegiatan penanaman berlangsung.
Ajir (Patok) biasa dilakukan pada musim kemarau, mengingat pada musim
hujan kegiatan penanaman akan lebih diutamakan. Patok yang dipakai terbuat
dari batang bambu yang telah dipotong dengan panjang 30-40 Cm dan lebar
0,5-1 Cm, berbentuk lurus dan ditanam secara vertikal. Pemasangan ajir setiap
interval 3 x 3 Meter, akan tetapi pengukuran menggunakan meter akan
memperlambat proses pemasangan ajir maka dilakukan pengukuran
menggunakan tiga langkah kaki orang dewasa atau disesuaikan dengan jenis
tanaman serta kondisi medan tanah.
Gambar 4.6.1.3 Pengajiran
d. Revegetasi
Pada tahap ini dilakukan penanaman yang bertujuan untuk menutupi lahan
bekas tambang yang telah di lapisi top soil dan telah dilakukan pengajiran, ada
tiga tahap penanaman yang dilakukan yaitu :
Untuk jenis rumput tetenggala sendiri digunakan karena rumput ini lebih
mudah tumbuh dan banyak menyerap air namun jenis ini tidak tahan pada
musim kemarau yang berkepanjangan.
Sedangkan untuk jenis rumput Laosan ini merupakan rumput yang kuat
akan musim kemarau namun rumput ini dapat menyerap unsur hara pada
tanaman lain maka dari itu rumput ini di tanam pada lokasi lahan yang krisis,
metode penanaman yang digunakan adalah dengan membaringkan rumput
yang telah dibuatkan lubang dan langsung di taburi pupuk untuk masing-
masing lubang.
Tanaman ini berfungsi untuk melindungi tanaman inti yang nantinya akan
di tanam. Tanaman ini tidak lebih besar dari tanaman inti, hanya saja tanaman
pelindung ini berkembang lebih cepat dari pada tanaman inti. Selain itu,
tanaman pelindung akan membantu pengomposan secara alami. Jenis tanaman
pelindung antara lain, Gamal dan sengon. Pola penanaman untuk tanaman
pelindung adalah dengan spasi 3 x 3 Meter.
2. Pemupukan lanjutan
3. Penyulaman
f. Pemantauan
Pemantauan sendiri akan dilakukan saat 6 bulan sekali setelah dilakukan
kegiatan penanaman dan kegiatan penyulaman. Bertujuan untuk mengetahui
perkembangan pada pohon pelindung maupun pohon inti yang telah ditanam.
Beberapa bagian tanaman yang dijadikan parameter pada saat kegiatan
pemantauan berlangsung :
Tinggi tanaman
Diameter batang
Lebar tajuk
Bila dari parameter tersebut telah menunjukan hasil yang baik maka
pemantauan akan dilakukan pada 4 bulan sekali guna untuk melihat
perkembangan dari tanaman dan apabila tanaman sudah menunjukan
perkembangan yang memuaskan maka tanaman tersebut dinilai telah mandiri
dan dibiarkan tumbuh secara alami.
a. Penyamaian (Bibit)
Biji dijemur sampai cangkang biji tersebut terbuka apabila cangkah biji
keras maka akan dilakukan perendaman dengan air panas selama 3 sampai
5 menit agar cangkah biji dapat terbuka sempurna.
Bibit yang sudah dipindahkan kedalam poly bag dan sudah dinyatakan
tumbuh dengan baik maka akan dipindahkan ke ruangan pembibitan
selama 1 bulan.
2. Tirotasik
3. Cemara
1. Kemiringan
3. Iklim
4. Hama