Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

9, Agustus 2013 (640-644) ISSN: 2337-6732

EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG PADA PERSIMPANGAN


BERSIGNAL TIGA LENGAN
JALAN SAM RATULANGIJALAN BABE PALAR MANADO
Ady Suhendra Edmonssoen Monoarfa
Longdong J., J. A. Timboeleng, M. R. E. Manoppo
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email: arrancar21@rocketmail.com

ABSTRAK
Volume lalu lintas terdiri dari komposisi kendaraan yang beraneka ragam, maka perlu faktor
konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan sebuah kendaraan ringan/mobil
penumpang atau dengan kata lain faktor emp (ekivalensi mobil penumpang). Di Kota
Manado, Persimpangan Jalan Sam RatulangiJalan Babe Palar (Fiesta Ria) adalah salah
satu persimpangan yang padat lalu lintasnya, karena daerah ini menghubungkan daerah
pemukiman dengan daerah bisnis, persekolahan, dan perkantoran ataupun sebaliknya.
Dalam menganalisa nilai ekivalensi mobil penumpang digunakan analisa regresi linear
berganda dengan peubah bebas (X) yaitu kendaraan berat dan sepeda motor dan peubah
tidak bebas (Y) yaitu kendaraan ringan. Untuk memudahkan perhitungan digunakan bantuan
software SPSS. b1 dan b2 (koefisien regresi) merupakan ekivalensi mobil penumpang yang
dicari. Setelah nilai ekivalensi mobil penumpang didapatkan data tersebut diuji korelasi yaitu
untuk melihat apakah nilai peubah bebas tersebut mempunyai korelasi dengan peubah tidak
bebas, dalam hal ini nilai korelasi yang diinginkan bernilai positif r > 0.
Ekivalensi mobil penumpang persimpangan didapatkan dari hasil perhitungan rata-rata
ekivalensi dari setiap pergerakan yaitu untuk kendaraan berat (HV) = 2,458 dan untuk dan
untuk kendaraan roda dua (MC) = 0,607
Kata kunci : emp, persimpangan bersignal, kendaraan bermotor.

PENDAHULUAN ahli ataupun lembaga transportasi dalam


negeri maupun luar negeri.
Salah satu daerah yang rawan terhadap Di Kota Manado, Persimpangan Jalan
kemacetan dan kecelakaan adalah persim- Sam RatulangiJalan Babe Palar (Fiesta Ria)
pangan, karena persimpangan merupakan adalah salah satu persim-pangan yang padat
tempat bertemunya beberapa ruas jalan lalu lintasnya, karena daerah ini meng-
sehingga didaerah ini sering terjadi konflik hubungkan daerah pemukiman dengan
akibat berbagai macam jenis pergerakan. daerah bisnis, persekolahan, dan perkantoran
Persimpangan yang dikendalikan dengan ataupun sebaliknya.
lampu lalu lintas tujuannya untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya
kecelakaan, kelambatan kendaraan, dan LANDASAN TEORI
meningkat-kan kapasitas dari persimpangan
tersebut terutama persimpangan dengan arus Definisi Persimpangan
yang padat. Persimpangan merupakan bagian yang
Volume lalu lintas terdiri dari komposisi tidak terpisahkan dari jalan. Ketika
kendaraan yang beraneka ragam, maka perlu berkendara di dalam kota, orang dapat
faktor konversi berbagai jenis kendaraan melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah
dibandingkan dengan sebuah kendaraan perkotaan biasanya memiliki persimpangan.
ringan/mobil penumpang atau dengan kata Di mana pengemudi dapat memutuskan
lain faktor emp (ekivalensi mobil untuk jalan terus atau berbelok dan
penumpang). Selama ini penggunaan nilai berpindah ke jalan lain. Persimpangan adalah
emp pada umumnya hanya berdasarkan pada simpul pada jaringan jalan di mana jalan-
hasil studi yang telah dilakukan oleh para jalan bertemu dan lintasan kendaraan

640
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (640-644) ISSN: 2337-6732

berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing sehubungan dengan dampaknya pada


kaki persimpangan menggunakan ruang jalan perilaku lalu lintas.
pada persimpangan secara bersama-sama Kegunaan Satuan Mobil Penumpang
dengan lalu lintas lainnya. Di dalam perencanaan jalan raya,
Persimpangan merupakan aspek yang baik perencanaan jalan baru maupun
penting dalam pengendalian lalu lintas.
peningkatan jalan diperlukan data arus
Masalah utama pada persimpangan adalah:
a. Volume yang secara langsung mem- lalu lintas. Perhitungan data arus lalu
pengaruhi hambatan. lintas dilakukan per satuan jam untuk
b. Desain geometrik dan kebebasan periode tertentu kemudian dilihat volume
pandang. lalu lintas jam sibuk (kend/jam), kemu-
c. Parkir dan pembangunan yang sifatnya dian volume arus lalu lintas dialihkan
umum. dalam satuan mobil penumpang (smp),
d. Pejalan kaki. tergantung dari komposisi lalu lintas
e. Jarak antara persimpangan. yang direncanakan. Volume dalam
satuan mobil penumpang diperoleh
Satuan Mobil Penumpang dengan cara mengalikan berbagai kom-
Hal penting untuk diketahui bahwa
posisi kendaraan dengan ekivalen mobil
kendaraan terdiri dari beberapa macam jenis.
Untuk mengatasi perbedaan dari berbagai penumpang masing-masing kendaraan.
macam jenis kendaraan, maka diperlukan Selain berguna untuk perencanaan
suatu konsep mengenai satuan arus lalu lintas perkerasan jalan, nilai smp juga berguna
yang disebut satuan mobil penumpang (smp). dalam perencanaan teknik lalu lintas
Konsep ini mengambil kendaraan ringan diantaranya untuk menentukan kapasitas
termasuk di dalamnya mobil penumpang ruas jalan, kapasitas persimpangan, dan
sebagai nilai standar bagi penentuan nilai tingkat pelayanan.
(smp) jenis kendaraan yang lain. Kendaraan
ringan/mobil penumpang dalam hal ini Penentuan Ekivalensi Mopil Penumpang
ditetapkan memiliki satu satuan mobil Menggunakan Regresi Linier Berganda
penumpang (smp). Nilai ekivalensi mobil penumpang
Definisi Satuan Mobil Penumpang didapat dari hasil analisis dan perhitungan
Manual kapasitas Jalan Indonesia data arus dan komposisi lalu lintas
1997 mendefinisikan Satuan Mobil menggunakan pendekatan statistik dan
Penumpang (smp) adalah satuan untuk matematik. Teori pendekatan statistik yang
arus lalu lintas di mana berbagai jenis digunakan adalah regresi linier ganda.
kendaraan yang berbeda telah diubah Regresi Linier Ganda
menjadi arus kendaraan ringan (termasuk Suatu persamaan matematik dengan
variabel bebas lebih dari satu memerlukan
mobil penumpang) dengan menggunakan
persamaan regresi lebih dari satu. Persamaan
ekivalen mobil penumpang. Sedangkan matematik dengan dua variabel bebas atau
Ekivalen Mobil Penumpang adalah faktor lebih, dapat diselesaikan dengan model
konversi dari berbagai tipe kendaraan persamaan regresi linier ganda yang
dibandingkan dengan mobil penumpang persamaan umumnya adalah:
atau kendaraan ringan lainnya Y= a + b1.X1 +b2.X2 + + bn. Xn

Tabel 1: Nilai empMasingMasing Jenis Kendaraan Untuk Persimpangan Bersignal


Nilai emp untuk masing-masing tipe approach
Tipe Kendaraan
Terlindung Terlawan
Kendaraan Ringan (LV) 1,0 1,0
Kendaraan Berat (HV) 1,3 1,3
Sepeda Motor (MC) 0,2 0,4
Sumber : MKJI 1997

641
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (640-644) ISSN: 2337-6732

dimana : Nilai r = +1 berarti korelasi antara


Y = Variabel tak bebas (tetap) peubah y dan x positif (meningkatnya nilai x
= Variabel bebas akan meningkatkan nilai y). sebaliknya jika
a = Konstanta regresi nilai r = -1 berarti korelasi antara peubah x
, ,. = koefisien regresi dan y negatif (meningkatnya nilai x akan
mangakibatkan menurunnya nilai y). nilai r =
Koefisien Regresi 0 menyatakan tidak ada korelasi antar
Untuk menghitung koefisien a, b1, peubah. Pada penelitian ini nilai r yang
b2,., bn dapat diselesaikan dengan metode diharapkan bernilai positif.
kuadrat terkecil least square (least square). Koefisien Determinasi (R2)
Untuk 3 variabel misalnya Y, ,dan Koefisien determinasi digunakan untuk
dimana Y merupakan variabel tetap, menentukan model terbaik yang dapat
sedangkan dan merupakan variabel- mewakili setiap hubungan matematis antar
variabel bebas. parameter.
Kendaraan ringan (LV) ditetapkan Koefisien ini mempunyai batas limit
sebagai variabel tetap disebut Y, di mana sama dengan satu (perfect explanation) dan
Y=1 nol (no explanation). Nilai antara kedua
Jenis kendaraan lain ditetapkan sebagai batas limit ini ditafsirkan sebagai persentase
variable bebas: total variasi yang dijelaskan oleh analisis
- kendaraan berat (HV) = regresi linear.
- sepeda motor (MC) =
Persamaan matematik untuk 3 variabel METODOLOGI PENELITIAN
adalah:
Y= a + b1.X1 +b2.X2 Penelitian ini menggunakan metode
survey secara langsung dilapangan untuk
dimana : a, b1 dan adalah koefisien yang mendapatkan arus lalu lintas. Adapun
dicari dari data arus lalu lintas dan komposisi periode survey dilakukan mulai pukul 06.00
kendaraan yang ada. sampai pkl 22.00. pencatatan jenis kendaraan
Dari data dengan 3 variabel diatas dilakukan setiap 15 menit.
diperoleh 3 persamaan normal sebagai Data-data yang telah diperoleh
berikut: kemudian dianalisa dengan menggunakan
Analisa Regresi Linear Berganda dengan
an+ + =
menggunakan batuan Software SPPS ver.18.
aX1 + =

aX2 + + = PEMBAHASAN
Dengan 3 persamaan normal ini akan Volume Lalu Lintas
dihitung koefisien-koefisien regresi (angka Survey dilakukan selama empat hari
ekivalen mobil penumpang) dari persamaan yaitu tanggal 18,19,21 dan 23 Januari 2013
linier ganda. Sedangkan persamaan normal dan dilakukan pada jam 06.00 22.00. Dari
yang lebih banyak (variabel bebas yang lebih hasil survey diperoleh arus lalu lintas pada
banyak) lebih cepat menggunakan komputer jam puncak yaitu pada hari Rabu Tanggal 23
sebagai alat penghitung. Januari Periode 11.15 12.15 seperti dapat
Koefisien Korelasi dilihat pada Tabel 2.
Koefisien korelasi ini digunakan untuk
menentukan korelasi antara peubah tidak Analisa Ekivalensi Mobil Penumpang
bebas dengan peubah bebas atau antara Setiap Pergerakan
sesame peubah bebas. Koefisien korelasi Arus lalu lintas dianalisa untuk
dapat dihitung dengan berbagai cara yang mendapatkan nilai ekivalensi mobil
salah satunya seperti persamaan berikut. penumpang (emp) yang selanjutnya akan
digunakan untuk menghitung kendaraan
dalam satuan mobil penumpang (smp).

642
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (640-644) ISSN: 2337-6732

Tabel 2 : Waktu Jam Puncak (Peak Hour)


Jumlah Kendaraan
Hari / Tanggal Jam Puncak
(Kend/Jam)
Jumat / 18 Januari 2013 10.45 11.45 3760
Sabtu / 19 Januari 2013 18.30 19.30 3300
Senin / 21 Januari 2013 10.30 11.30 3544
Rabu / 23 Januari 2013 11.15 12.15 3847
Sumber : Hasil Survey/Olahan Data

Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Perhitungan EMP


Arah Emp
HARI PENDEKAT r R2
Pergerakan HV MC
ST 1,501 0,322 0,423 0,179
Karombasan
RT 3,949 0,514 0,804 0,646
Jumat, ST 0,626 0,318 0,375 0,141
Tanjung Batu
18 Januari 2013 LT 2,635 0,022 0,387 0,150
LT 7,572 0,335 0,790 0,623
Rike
RT -4,260 0,360 0,327 0,107
ST 9,253 1,085 0,818 0,670
Karombasan
RT 4,400 0,484 0,742 0,550
Sabtu, ST 2,893 0,966 0,617 0,380
Tanjung Batu
19 Januari 2013 LT 1,998 0,902 0,882 0,779
LT 1,147 0,646 0,794 0,631
Rike
RT -2,018 1,121 0,722 0,522
ST 15,919 0,241 0,460 0,313
Karombasan
RT 3,261 -0,096 0,364 0,133
Senin, ST 4,059 0,584 0,606 0,367
Tanjung Batu
21 Januari 2013 LT 1,157 0,239 0,538 0,290
LT 6,364 -0,066 0,640 0,410
Rike
RT 3,591 0,522 0,607 0,445
ST 1,439 0,248 0,503 0,253
Karombasan
RT 5,293 0,378 0,717 0,515
Rabu, ST -4,344 0,443 0,375 0,140
Tanjung Batu
23 Januari 2013 LT 6,780 0,111 0,725 0,525
LT 4,251 0,395 0,719 0,517
Rike
RT -3,493 0,702 0,636 0,405
Sumber : Hasil Analisa Data

Tabel 4 : emp Setiap Pergerakan


Arah emp
PENDEKAT r R2
Pergerakan HV MC
ST 1,439 0,248 0,503 0,253
Karombasan
RT 3,949 0,514 0,804 0,646
ST 2,893 0,966 0,617 0,380
Tanjung Batu
LT 1,998 0,902 0,882 0,779
LT 1,147 0,646 0,794 0,631
Rike
RT 3,591 0,522 0,607 0,445
Sumber : Hasil Analisa Data

Nilai emp tiap pergerakan didapatkan dengan Dari Tabel 3 didapatkan nilai emp untuk
menggunakan analisa regresi linear berganda setiap pergerakan dengan melihat syarat-
dengan menggunakan 3 (tiga) persamaan syarat yang ada pada Tabel 4.
normal. Dari hasil analisa menggunakan
SPSS didapatkan nilai EMP untuk setiap Analisa Ekivalensi Mobil Penumpang
pergerakan dari setiap hari yaitu seperti pada untuk Perencanaan Persimpangan
Tabel 3. Ekivalensi mobil penumpang untuk
Kendaraan Berat (HV) dan Motor Cicle

643
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 (640-644) ISSN: 2337-6732

(MC) didapatkan dengan rata-rata emp setiap b. Pergerakan dari Karombasan ke Rike,
pergerakan menggunakan rumus berikut ini: emp HV = 3,949 dan emp MC = 0,514
c. Pergerakan dari Tanjung Batu ke
Karombasan, emp HV = 2,893 dan emp
MC = 0,966
dimana: d. Pergerakan dari Tanjung Batu ke Rike,
emp = Emp pergerakan emp HV = 1,998 dan emp MC = 0,902
HV,MC = Jumlah maksimum suatu jenis e. Pergerakan dari Rike ke Kerombasan,
kendaraan (HV atau MC) per jam emp HV = 1,147 dan emp MC = 0,646
Dari hasil analisa data didapatkan f. Pergerakan dari Rike ke Tanjung Batu,
ekivalensi mobil penumpang untuk emp HV = 3,591 dan emp MC = 0,522
kendaraan berat (HV) yaitu 2,458 dan untuk Ekivalensi mobil penumpang persim-
sepeda motor (MC) yaitu 0,607 pangan didapatkan dengan dari hasil
perhitungan rata-rata ekivalensi dari setiap
pergerakan yaitu emp HV = 2,458 dan emp
PENUTUP MC = 0,607
Kesimpulan Saran
Dari hasil survey lapangan dan analisa Perlu dilakukan penelitian pada lokasi
data didapatkan kesimpulan sebagai berikut : persimpangan bersignal lainnya agar supaya
Ekivalensi mobil penumpang dari setiap didapatkan perbandingan guna mendapatkan
pergerakan didapatkan yaitu: ekivalensi mobil penumpang untuk
a. Pergerakan dari Karombasan ke Tanjung perencanaan persimpangan bersignal di kota
Batu, emp HV = 1,439 dan emp MC = Manado.
0,248

DAFTAR PUSTAKA

Ang Alfredo H-S dan Wilson H.Tang, 1987. Konsep-konsep Probabilitas dalam Perencanaan
dan Perancangan Rekayasa. Jilid 1 Erlangga. Jakarta
Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Pusat
Penelitian dan pengembangan Jalan. Bandung
Mertosono S., 2010. Analisis Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) dan Kinerja Lalu
Lintas Jalan pada Persimpangan Bersignal (Studi kasus : Simpang Tiga Lengan
Karombasan). Teknik Sipil Unsrat. Manado.
Tamin O. Z., 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB. Bandung
Walpole Ronald.E dan Myers Raymond H., 1986. Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur
dan Ilmuan. ITB. Bandung

644

Anda mungkin juga menyukai