Anda di halaman 1dari 5

Secara umum ada lima aspek kesuksesan :

Sukses finansial = keuangan

Sukses sosial = pangkat, jabatan, pendidikan penghargaan dari orang lain

Sukses keluarga = membangun keluarga yang harmoni

Sukses kesehatan = menjaga pola hidup

Sukses spiritual

Definisi Sukses :

Dalam Al-Quran : inna akromakum indalahi atqookum, orang yang paling mulia di sisi Allah adalah
yang paling taqwa. Makna sederhana taqwa adalah orang yang paling taat. Menjalani ketaatan dan
menahan diri dari kemaksiatan.

Dalam Hadits : khoirunnas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi orang lain. Kesolehan spiritual harus ditunjang dengan kesolehan sosial. Mampukan diri kita
menjadi orang yang merasakan keberadaan kita diantara mereka memberi manfaat, memberi solusi,
menghadirkan kebahagiaan, membantu sesama, ramah, santun, dan penuh dengan rasa kepedulian.

Bicara soal sukses, bicara soal Attitude, sikap, dan kebiasaan.

Sukses = Attitude

Orang-orang yang sukses mereka memiliki sikap dan kebiasaan yang mengarahkan mereka pada
kesuksesan.

Mereka mampu menghargai diri mereka sendiri, mampu memuliakan oranglain. Membiasakan hal-
hal baik dari sesuatu yang nampak kecil. Murah senyum, rendah hati, berkata baik dan berpikir
positif. Melakukan ibadah-ibadah wajib, menambah dengan yang sunnah, mampu melawan rasa
malas untuk belajar, membaca al quran dan mempelajarinya, membaca buku-buku untuk
menambah wawasannya, datang ke majelis ilmu, bersilaturahim, melawan rasa kantuk untuk
bangun shalat tahajud, meluangkan waktu untuk shalat duha, menjaga lisan, pandangan dan hawa
nafsu juga melaksanakan shaum, bersungguh-sungguh bekerja menjemput rezeki, memuliakan
orangtua, membahagiakan istri/suami dan anak-anaknya, semua itu adalah kebiasaan yang perlu
dilatih agar menjadi attitude yang mengerak dalam diri orang-orang yang menginginkan kesuksesan.

Sementara mereka yang tidak membiasakan hal-hal baik tersebut, selamanya hanya akan menjadi
manusia yang biasa-biasa saja, menjalani hidup biasa-biasa saja, dan mendapatkan hasil yang juga
biasa-biasa saja.

Hasil tafakur selama ini, sukses adalah attitude, biasakan attitude yang baik, istiqomahkan, dan lihat
hasil yang akan didapat. Sebab isitiqomah, akan berbuah karomah. Bersabarlah dalam menjalani
ketaatan kepada Allah, bersabarlah dalam menjauhi kemaksiatan kedapa Allah, dan bersabarlah
dalam ujian kesempitan dan kelapangan dalam hidup, tidak mengeluh disaat kekurangan, dan tidak
lupa diri saat berlebihan.

Ingat, hidup bukan tentang oranglain, tapi tentang diri kita sendiri. Berhasil atau tidak kita menjalani
kehidupan tidak ditentukan oleh oranglain, tapi dari kesungguhan, tekad dan kerja keras diri kita
sendiri.
Kita yang menentukan untuk bangun lebih awal daripada oranglain, lalu ambil air wudhu, shalat
tahajud, lalu membuka buku untuk belajar, atau bergegas mencari rezeki lebih awal dari oranglain,
atau kita juga yang menentukan mau lambat, santai, tidak cekatan, dan malas-malasan, hasil yang
kita dapat, adalah dari apa yang kita lakukan. Lakukan lebih, maka kita akan mendapat hasil yang
lebih, lakukan seadanya, maka kita akan mendapat seadanya.

Lalu saat kita cuek, tidak menghargai oranglain, sombong tinggi hati egois, maka jangan salahkan jika
suatu saat banyak orang yang melakukan hal yang sama pada kita. Perlakukan oranglain
sebagaimana kita ingin diperlakukan. Aneh kalau kita tidak suka dengan orang pemarah, sombong,
pelit, pembohong, tapi kita sendiri melakukan hal-hal tersebut.

In ahsantum ahsantum lianfusikum wa in asatum falaha. Barangsiapa berbuat baik maka kebaikan
itu untuk dirinya sendiri, barangsiapa berbuat keburukan, maka keburukan itu untuk dirinya sendiri.

Tidak akan mebahayakan apapun perlakuan oranglain kepada kita, yang membahayakan diri kita
adalah dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan. Hinaan cacian makian dan fitnah oranglain kepada
kita merupakan urusan dirinya dengan Allah, tapi hinaan cacian makian bahkan fitnah yang kita
lontarkan kepada oranglain akan menjadi amal-amal buruk yang membawa kita pula pada
keburukan dan kehinaan.

Masalah->Masalah->Masalah->Masalah.

Hidup adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah lainnya.

Stress-Galau-Khawatir bukan karena masalahnya, tapi karena Masalah>Ilmunya.

Orang tidak lulus ujian bukan karena soal nya, tapi salah memberikan jawaban.

Hidup akan terasa mudah, masalah menjadi sederhana kalau kita tahu ilmunya.

Semakin berat masalah, menunjukan semakin tinggi derajat. Anak SMA akan diuji dengan soal SMA
bukan soal anak SD. Allah menguji agar kita naik derajat, apabila menghadapi ujian dengan sabar dan
benar. Bahagia atau menderita bukan karena masalahnya, tapi sikap terhadap masalah.

Kebanyakan kesalahan persepsi orang tentang kebahagiaan dan kesusahan.

Surat Al-Fajr ayat 15-16

Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya
kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah memuliakanku".

16. Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, "Tuhanku telah
menghinakanku.

Kelapangan dan kesempitan, kedua-dua nya adalah ujian. Bahkan lebih banyak orang yang tidak
lulus diberikan ujian kelapangan.
Mana yang lebih baik ? Kelapangan atau kesempitan?

Apapun yang membuat kita menjadi lebih dekat kepada Allah, itulah kebaikan. Apapun yang
membuat kita semakin jauh dengan Allah, itulah keburukan.

Kebaikan bukan hanya sekedar bicara soal harta dan materi, tapi kebahagiaan yang sejati adalah
senantiasa menghadirkan Allah dalam suasana lapang dan suasana sempit.

Sabar

- Menghadapi ujian, cobaan, musibah


- Melaksanakan ketaatan
- Menjauhi kemaksiatan

Konsep Rezeki

Sumber Rezeki = Allah

Kalau mau minta sesuatu, maka dekati yang punya, dekati Allah dengan melakukan Amalan
pengundang rezeki, jauhi perbuatan yang menyempitkan rezeki. Simpel dan Sederhana.

Amalan pengundang rezeki : Tahajud, Sedekah, Dhuha, Istigfar, Shalat tepat waktu berjamaah di
masjid, dll

Perbuatan yang menyempitkan rezeki : Dosa, zina, kikir, memakan harta oranglain, berbohong/suap,
dll.

Lakukan amalan2 tersebut secara konsisten baik dalam keadaan susah maupun senang. Jangan
hanya ingat Allah dalam keadaan susah saja, tapi juga harus tetap bersyukur dalam keadaan senang.

Jika kamu ingat Allah saat kau senang, maka Allah akan ingat padamu saat kau sedih.

Resume Tausiyah Ust Adi Hidayat Lc MA

Fiqih Ramadhan
Ada 3 waktu utama dalam menjalankan ibadah Ramadhan

1. Ibadah Malam (Bada Isya Menjelang Sahar)


2. Ibadah Sahar ( 20-30 menit menjelang fajar)
3. Ibadah Siang ( Fajar menjelang magrib)

Ibadah malam, minimal ada tiga ibadah yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah selama bulan
Ramadhan

1. Shalat
2. Interaksi dengan Al-Quran (membaca, menghafal, mengkaji, dll)
3. Memperbanyak Dzikir ( Doa dan Istigfar)
Penjelasan Ibadah Malam berupa Sholat

Qiyam, man qooma romadhona imaanan wahtisaban gufiro lahu maa taqoddama min dambih

(HR Al Bukhari)

Dalam Al quran ada yang namanya qiyamullail, shalat yang tidak didahului tidur. Al muzammil 1-20.

Shalat malam yang dilaksanakan setelah tidur disebut dengan tahajud. Al Isra 79-81

Nabi SAW menyebutkan qiyam ramadhan maka harus dilakukan langsung tanpa tidur dulu,
waktunya membentang dari setelah isya sampai menjelang fajar. Lakukan yang wajib yaitu isya baru
melakukan qiyamurramadhan.

Berapa Rakaat Rasulullah menunaikan Qiyam Ramadhan?

HR Muslim dari Ibnu Umar = Shalat malam itu 2+2, dan apabila sedang melaksanakan shalat lalu
takut fajar datang, maka tutup dengan 1 rakaat witir.

Hadits ini diartikan 2 kali 2 rakaat salam, tidak ada ukuran, namun Rasul SAW memberikan contoh
melalui Hadits yang diriwayatkan dalam Al- Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA, selama bersama
aisyah, dalam qiyam nya tidak pernah lebih dari 11 rakaat. Pertama Rasulullah SAW shalat 4 rakaat
salam, lalu 4 rakaat salam, lalu ditutup dengan 3 rakaat witir.

HR Muslim dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW shalat 13 rakaat, dengan diawali 2 rakaat khafifatain,
shalat yang ringan, karena shalat ini tidak dibacakan iftitah dan surat setelah al fatihah. Lalu shalat
11 rakaat yang inti dengan 2 rakaat salam 2 rakaat salam sampai 12 lalu witir 1 rakaat, atau sampai 8
rakaat ditutup 3 witir.

Rasulullah SAW pernah juga shalat dengan para sahabat dengan 23 rakaat.

Bagaimana Sifat Shalat Rasulullah SAW?

Aisyah mengatakan jangan tanya bagaimana bagus dan khusyuknya shalat Rasulullah SAW. Abdullah
bin Masud RA, pernah ikut shalat dibelakang Rasul SAW, rakaat pertama membaca al-baqoroh
sampai an-nisa, kurang lebih 5 juz.

Apabila kita melakukan sesuatu yang berdampak pada ketenangan jiwa, maka itu dinamakan
tarwiha, rehat, atau istirahat, untuk memberikan kelapangan pada jiwa dan ruh. Maka aktifitas nya
dijamakan dinamakan tarawih. Maka sifat shalat tarawih adalah tenang, dan memberikan
ketenangan dan kelapangan bagi jiwa dan ruh. Sunnah lainnya adalah memperbanyak atau
memperpanjang bacaan shalatnya.

Ibadah malam, isi dengan muhasabah.

Imaanan wahtisaban. Lakukan muhasabah di sela-sela menjalankan qiyam pada setiap malam. Saat
ruku atau sujud, sambil mengingat dosa, setiap bacaan di resapi dengan baik. Setelah shalat
sempatkan sebentar untuk istigfar dan muhasabah.

Ingat dosa dari sejak baligh sampai saat itu sedang shalat atau sedang sujud, sehingga bisa
bermuhasabah dan meminta ampunan kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai