Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PENGKAJIAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PARKINSON

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn D
Umur : 55th
Jenis kelamin : laki-laki
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Pendidikan : SMA
Alamat : cilacap
Tgl pengkajian : 3 Maret 2011 pkl 10.00 wib

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama : pusing
2.Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD RS dengan keluhan utama pusing. Tremor kedua kaki dan
tangan,lemes. Penyakit yang dialami ini (tremor) sudah terjadi sejak 5 tahun yang lalu.
3. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sebelum mngalami penyakit seperti ini.
4.Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini, hanya dari kakek yang
mempunyai riwayat tekanan darah tinggi. Persepsi keluarga terhadap kondisi penyakit yang
dialami pasien diperlukan perawatan yang baik supaya cepat sembuh. Keluarga menyetujui
terhadap tindakan apa saja yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengobatan
pasien demi kesembuhan pasien setelah pasien dan keluarga mendapatkan penjelasan dari
petugas.keluarga mengatakan tidak akan mempermasalahkan masalah biaya yang penting
pasien segera ditangani.Selama dalam perawatan keluarga menyadari dan menerima proses
pengobatan.

C.OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. System pernafasan
Dada simetris, retraksi (+), RR 20 x/mnt, pernafasan vesikuler, suara tambahan(-), ronchi (-),
whezing (-), inspirasi ekspirasi simetris, pernafasan cuping hidung (-), secret/lender (-),
terpasang canule O2 3 l/mnt .
2. System cardiovaskuler
Tekanan darah 210/110 mmHg, nadi 88 x/mnt ,suhu 36oC, anemis (-), terpasang infuse RL 20
tpm
3. System persarafan
GCS 15 , tremor (+),reflek mata (+),Persepsi sensori:pendengaran (+), pengecapan (-) ,
penglihatan (+) mengeluh lemes,pusing (nyeri skala 4)
4. System perkemihan
Terpasang DC dengan produksi jam 10.00 s/d 11.00 wib sebanyak 100 cc, warna kuning
pekat,bau khas. Infeksi saluran kencing (-), oedem (-), scrotum (+), pubis (+)
5. System pencernaan
Perut supel, nyeri abdomen (-), peristaltic (+)
6. System musculoskeletal
Tonus otot lembek tidak kaku,tremor ekstremitas atas (+)
7. Psikososial
Pasien adalah seorang pensiunan tidak ada masalah dengan tetangga atau keluarganya,selama
sakit pasien dirawat oleh keluarganya sendiri,harapan keluarga agar penyakitnya segera
sembuh dan cepat pulang ke rumah.Hubungan pasien dan keluarga baik begitu juga dengan
tetangga sekitar.
8. Spiritual
Pasien beraga islam,keluarga yakin bahwa semua yang telah terjadi sudah ada yang mengatur
kita hanya berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi semua kesulitan.keluarga yakin
dengan berdoa kepada Tuhan YME bisa membantu proses kesembuhan pasien.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tgl 3/3/2011
Al : 9,74 /m3
Erytrosit :5,70/m3
Hb :17,3 gr%
Ht :47,3 vol%
Mcv :83,0 %
Mch :30,4%
Mcac : 36,6%
Trombosit :160 %
Gol darah : B
GDS : 111 mg/dl
Ureum : 51,0
Creatini : 1.3
HbSAg : negative
Terapi medis tgl 3/3/11:
1. Kalfoxim 2x1
2. Dexa 3x1
3.Acran 2x1
4. Kalmeco 2x1
5. Angioten 1x1
6. Zipras 0,5 2x1
Terapi tgl 4/3/11:
1. Kalfoxim (stop)
2. dexa (stop)
3. acran (stop)
4. diganti cernevit 1x1, panso(1x1)
E. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. DS: pasien mengatakan badannya Kekakuan dan Hambatan mobilitas
kelemahan otot fisik
sulit digerakkan, sehingga sulit
beraktifitas
DO: tampak kesulitan membolak
balik posisi

2. DS :pasien mengatakan kesulitan Kekakuan otot wajah Hambatan komunikasi


dalam berbicara verbal
DO: - artikulasi bicara pasien
kurang jelas
- Wajah kaku

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot
2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kekauan otot wajah

G. INTERVENSI
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot
Tujuan : meningkatkan kemampuan mobilisasi
Kriteria hasil :
a). klien meningkat dalam aktivitas fisik
Intervensi :
1). monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan.
2). konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulansi sesuai dengan kebutuhan.
3). bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera.
4). ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang ambulansi.
5). kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
6). latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuyan.
7). damping dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien.
8). berikan alat bantu jika klien memerlukan.
9). ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
2. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kekakuan otot wajah
Tujuan: komunikasi klien lancer dan wajah tidak kaku
Kriteria hasil:
a). mampu mengkomunikasikan kebutuhan dengan lingkungan social
Intervensi:
1. gunakan penerjemah, jika diperlukan.
2. beri satu kalimat simple setiap bertemu, jika diperlukan.
3. konsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi wicara.
4. dorong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untuk mengulangi permintaan.
5. dengarkan dengan penuh perhatian.
6. berdiri didepan pasien ketika berbicara.
7. gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa tubuh, gambar, daftar kosakata bahasa asing,
komputer, dan lain lain untuk memfasilitasi komunikasi dua arah yang optimal.
8. anjurkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan informasi (bahasa isyarat)

H. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl 3/3/11 pkl Pkl 10.00 wib Pkl 11.00 wib
10.00 wib 1. Memonitoring vital sign S: mengatakan ma/mi masih
Hambatan mobilitas sebelum/sesudah latihan dan lihat harus dibantu
fisik berhubungan respon pasien saat latihan. O: pasien masih tampak
dengan kekakuan 2. Mengkonsultasikan dengan terapi tiduran,ma/mi dibantu
dan kelemahan otot fisik tentang rencana ambulansi istrinya.kemampuan kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan. ADL tergantung pada orang
3. Membantu klien untuk lain
menggunakan tongkat saat berjalan A: masalah belum teratasi
dan cegah terhadap cedera. P: lanjutkan intervensi
4. Mengajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang ambulansi.
-
5. Mengkaji kemampuan pasien Pasien kooperatif
dalam mobilisasi.
6. Melatih pasien dalam pemenuhan TD;140/80
kebutuhan ADLs secara mandiri N:88 x/mnt
sesuai kemampuyan. S:36 0C
7. Mendamping dan membantu RR:20x/mnt
pasien saat mobilisasi dan
membantu penuhi kebutuhan ADLs
pasien.
8. Memberikan alat bantu jika klien
memerlukan.
9. Mengajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan bantuan
jika diperlukan

3/3/11 pkl 10.00 pkl 10.00 wib Pkl 11.00 wib


Hambatan 1.Menggunakan penerjemah, jika S: Mengatakan bahwa masih
komunikasi verbal diperlukan. kesulitan dalam berbicara
berhubungan 2.Memberi satu kalimat simple O: Artikulasi komunikasi
dengan kekakuan setiap bertemu, jika diperlukan. pasien kurang jelas
otot wajah 3. Mengkonsultasikan dengan dokter A: Masalah belum teratasi
kebutuhan terapi wicara. P: Lanjutkan implementasi
4. Mendorong pasien untuk
berkomunikasi secara perlahan dan
untuk mengulangi permintaan.
5. Mendengarkan dengan penuh
perhatian.
6. berdiri didepan pasien ketika
berbicara.
7. Mengunakan kartu baca, kertas,
pensil, bahasa tubuh, gambar, daftar
kosakata bahasa asing, komputer,
dan lain lain untuk memfasilitasi
komunikasi dua arah yang optimal.
8. Menganjurkan ekspresi diri
dengan cara lain dalam
menyampaikan informasi (bahasa
isyarat)

I. CATATAN PERKEMBANGAN
TGL EVALUASI
3/3/11 PKL 11.00 WIB
S:mengatakan masih lemes,gemetar,pusing, berkomunikasi masih sulit
O:tremor (+),ma/mi (+) habis setengah porsi,
A:masalah dx I,II belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
PKL 20.00 WIB
S:mengatakan badan pegel-pegel,pusing berkurang, berkomunikasi
masih sulit
O: nyeri skala 3, TD: 150/90, analgetik (+), ma/mi (+), kemandirian (-),
tremor (+), komunikasi masih sulit hanya menggunakan bahasa isyarat
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi,terapi sesuai program

TGL 4/3/11 PKL 08.00 WIB


S:mengatakan masih lemes,pusing sedikit,komunikasi masih sulit
O:TD:170/100 mmhg,nyeri skala 2,ma/mi (+) masih dibantu
keluarga,tremor (+), komunikasi masih sulit hanya menggunakan bahasa
isyarat
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkkan intervensi,beri diit nasi rendah garam
PKL 11.00 WIB
S: mengatakan kaki masih terasa tebal,pusing hilang timbul
O: tremor (+),diit 1 porsi habis ,fisioterapi (+)latihan mobilisasi (+)
A:dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi,bantu mobilisasi bertahap
PKL 19.00 WIB
S:mengatakan kaki terasa tebal,nyeri kepala,
O:tremor (+)TD:170/90 mmhg,th(+),mobilisasi (+),diit (+)
A:masalah dx I.II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi

05/3/11 PKL 08.00 WIB


S: mengatakan pegel berkurang,pusing berkurang, komunikasi masih
sulit
O:tremor (+),TD 130/80,diit (+),terapi (+), komunikasi masih kurang
jelas hanya menggunakan bahasa isyarat
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
PKL 11.00WIB
S:mengatakan pegel dan nyeri berkurang,nyeri skala 2
O:tremor (+),TD:140/80 mmhg,s:36 0C,N:88x/mnt,RR20x/mnt,diit
lunak (+)habis porsi,terapi (+) sesuai program,mobilisasi (+)
A:masalah dx I,II teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
PKL 19.00WIB
S:mengatakan pusing ada tapi sedikit,pegel-pegel
O:tremor (+),mobilisasi (+),fisioterapi(+),diit (+) habis
porsi,ekstremitas bawah bengkak
A:masalah teratasi sebagian
P:anjurkan untuk mengganjal kedua kaki dengan bantal saat tidur/posisi
kaki lebih tinggi

Anda mungkin juga menyukai