PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana analisis tingkat risiko bahaya yang
ada di Parkiran Motor FKM Universitas Airlangga, serta bagaiamana
pengendalianya?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Secara umum, tujuan dari manajemen risiko (risk management) adalah
untuk menghilangkan atau mengurangi risiko kecelakaan dan sakit yang
berhubungan dengan pekerjaan. Manajemen risiko memerlukan suatu tahapan
proses yang meliputi identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, pengendalian
risiko dan evaluasi sarana pengendalian yang telah diimplementasikan (Tarwaka,
2008).
Tabel 2.1 Ukuran Kualiatif dari likelihood Menurut Standar AS/NZS 4360
Level Descriptor Uraian
5 Almost Certain Dapat terjadi setiap saat
4 Likely Sering terjadi
3 Possible Dapat terjadi sekali-kali
2 Unlikely Jarang terjadi
Hampir tidak pernah, sangat
1 Rare
jarang terjadi
Sumber: AS/NZS 4360, 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard
on Risk Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia
4
Tabel 2.2 Ukuran Kualitatif dari consequency Menurut Standar AS/NZS 4360
Level Descriptor Uraian
Tidak terjadi cedera, kerugian
1 Insignificant
financial sedikit
Cedera ringan, kerugian
2 Minor
financial sedang
Cedera sedang, perlu
3 Moderate penanganan medis, kerugian
finansial besar
Cedera berat > 1 orang, kerugian
4 Major
besar, gangguan produksi
Fatal > 1 orang, kerugian sangat
5 Catastrophic besar dan dampak sangat luas,
terhentinya seluruh kegiatan
Sumber: AS/NZS 4360, 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard
on Risk Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia
Tabel 2.3 Matriks Analisa Risiko Secara Kualitatif Menurut Standar AS/NZS
4360
Frekuensi Dampak Risiko
Risiko 1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H H E E
3 L M H E E
2 L L M H E
1 L L M H H
Sumber : Draper. R, AS/NZS 4360, Risk Management in Security Risk Analysis,
Brisbane, Australia, ISMCPI
5
2. Substitusi
3. Pengendalian teknis (Engineering Control)
4. Administratif
5. Alat pelindung diri (APD)
6
2.2.3 Prinsip dan Elemen Kunci Komunikasi Risiko
1. Menetapkan tujuan secara jelas
Pemahaman terhadap alasan adanya program komunikasi risiko
dibutuhkan dan pengaturan capaian tujuan adalah secara kritis untuk
mencapai perubahan dalam pengetahuan, sikap dan perilaku.
2. Memahami Risiko
Reaktivitas dari penduduk dan individu terhadap pesan dan
akhirnya terjadi perubahan perilaku adalah bagian terkait dengan
persepsi terhadap risiko.
3. Memahami khalayak sasaran atau audiens
Khalayak sasaran perlu ditandai dari segi persepsi risiko dan titik-
titik pengungkit tertentu yang mungkin efektif dalam memotivasi dalam
perubahan perilaku.
4. Membangun dan menguji pesan
Memotivasi audiens untuk memperoleh pesan dan perubahan
perilaku, menginformasikan skill yang dibutuhkan untuk mencapai
perubahan perilaku.
5. Menyampaikan pesan secara efektif
Mengatur waktu pengiriman pesan dengan tepat, menyeleksi
saluran/media dengan tepat, menyeleksi juru bicara yang tepat dan
memberikan pemahaman yang tepat adalah bagian dari menyampaikan
pesan yang efektif.
6. Memilih media yang tepat
Media massa merupakan sumber utama informasi risiko
kesehatan bagi masyarakat umum. Media dan professional kesehatan
berbagi klien yang sama.
7
gangguan organ dalam seperti paru-paru, hati, dan lainnya, gangguan syaraf,
gangguan reproduksi, dan menurunkan kecerdasan. Gas buang yang bersumber dari
kendaraan bermotor yaitu banyak mengandung senyawa kimia yang berbahaya bagi
manusia. Senyawa kimia yang berbahaya itu seperti oksida sulfur (SOx), oksida
nitrogen (NOx), oksida karbon (COx), hidrokarbon (HC), logam berat seperti Pb
dan partikulat lainnya.
Emisi gas buang kendaraan merupakan hasil sisa pembakaran bahan bakar
di dalam mesin yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Proses
pembakaran yang terjadi di dalam mesin berupa reaksi kimia antara oksigen di
dalam udara dengan senyawa hidrokarbon di dalam bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Sehingga, apabila reaksi yang terjadi adalah reaksi sempurna,
hasil sisa buang dari emisi gas kendaraan bermotor berupa karbondioksida (CO2),
uap air (H2O), Oksigen (O2) dan Nitrogen (N2). Dalam prakteknya, pembakaran
yang terjadi di dalam mesin kendaraan tidak selalu berjalan sempurna sehingga di
dalam gas buang mengandung senyawa berbahaya seperti karbonmonoksida (CO),
hidrokarbon (HC), Nitrogenoksida (NOx) dan partikulat. Di samping itu, untuk
bahan bakar yang mengandung timbal dan sulfur, hasil pembakaran di dalam mesin
kendaraan juga akan menghasilkan gas buang yang mengandung sulfurdioksida
(SO2) dan logam berat (Pb).
Emisi gas buang kendaraan yang ada dapat mencemari udara dan
lingkungan serta mengganggu status kesehatan yang berada di sekitar sumber
bahaya. Dampak yang ditimbulkan dari emisi gas buang kendaraan tidak hanya
berdampak pada manusia tetap terhadap makhluk hidup lainnya seperti tanaman.
Gas buang yang dihasilkan dari kendaraan motor yang berada di udara, akan
berubah karena terjadinya suatu reaksi misalnya adanya reaksi dengan sinar
matahari dengan uap air, atau juga dengan antar senyawa.
Untuk bahan pencemar yang sifatnya lebih stabil seperti limbah (Pb),
beberapa hidrokarbon-halogen dan hidrokarbon poliaromatik, dapat jatuh ketanah
bersama air hujan atau mengendap bersama debu, dan mengkontaminasi tanah dan
air. Senyawa tersebut selanjutnya juga dapat masuk ke dalam rantai makanan yang
pada akhirnya masuk ke dalam tubuh manusia melalui sayuran, susu ternak, dan
produk lainnya dari ternak hewan. Karena banyak industri makanan saat ini akan
8
dapat memberikan dampak yang tidak diinginkan pada masyarakat kota maupun
desa.
Bahaya gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan tergantung dari
toksitas (daya racun) masing-masing senyawa dan seberapa luas masyarakat
terpajan olehnya. Sifat kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan
pencemar yang terkandung di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan
sebagai berikut :
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan. Yang
termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat, oksida nitrogen,
ozon dan oksida lainnya.
2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik, seperti
hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam.
3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti
hidrokarbon.
4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu jalanan, dll.
9
tinggi dan mengurangi fungsi pada ginjal, pengaruh pada anak-anak adalah
penurunan kemampuan otak dan kecerdasan.
5. SOx (Oksida Belerang)
Oksida belerang dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas,
sehingga menimbulkan batuk sampai sesak nafas, meningkatkan kasus asma
6. NOx (Oksida Nitrogen)
Oksida nitrogen bisa menimbulkan gangguan jaringan paru seperti,
melemahkan sistem pertahan paru, asma, infeksi saluran nafas.
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
- Gas - Iritasi, penyakit
paru-paru
- Iritasi
- Asphiksia
- Faktor - Jam Kerja yang - Pusing, stres
Psikologi lama / istirahat - Lelah
kurang
- Menjaga
kendaraan
pengunjung
- Faktor - Berdiri terlalu - Pegal-pegal
Ergonomi lama - Kram
- Gerakan tangan - LBP, pegal-pegal
- Merapikan
sepeda motor
Tabel 3.2 Penilaian Risiko pada Tempat Parkir Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
12
gangguan sedang)
kenyamanan
Faktor Infeksi S (resiko
2 C 2 (Kecil)
Biologi sedang)
Faktor Penyakit paru E 4 (Berat) T (resiko tinggi)
Kimia Iritasi S (resiko
C 2 (Kecil)
sedang)
3
Sesak napas C 3 (Sedang) T (resiko tinggi)
Asphiksia S (resikos
D 3 (Sedang)
edang)
Faktor Pusing, stress S (resiko
4 C 2 (Kecil)
Psikologi dan lelah sedang)
Faktor Pegal-pegal dan
B 2 (Kecil) T (resiko tinggi)
5 Ergonomi kram
LBP C 3 (Sedang) T (resiko tinggi)
Keterangan :
13
Tabel 3.3 Daftar Konsekuensi dan Tingkat Peluang pada Tempat Parkir Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
SEVERITY (Konsekuensi)
LIKELIKOOD
Tidak
(Kemungkinan) Kecil Sedang Berat Bencana
Signifikan
Hampir pasti
terjadi
Pegal-pegal dan
Sering terjadi
kram
- Kelelahan, a. Dehidrasi,
gangguan Lemas,
kenyamanan Kelelahan
- Infeksi b. Luka/tergores
- Iritasi c. Ganggua
Dapat terjadi - Pusing, stress pendengaran,
dan lelah gangguan
konsentras,
stress
d. Sesak napas
e. LBP
Kadang-kadang Asphiksia
terjadi
Penyakit
Jarang terjadi
paru
14
dilakukan dengan memperluas area parkir atau membangun tempar parkir
tambahan. Pengendalian getaran dapat dilakukan dengan memperbaiki
lantai parkiran yang tidak rata.
15
4. Kesimpulan
16
5. Menabrak motor lain 3 5 15 Moderate
6. Tertabrak motor yang 1 5 5 Tolerable
akanparkir
7. Sesaknafasakibatemisikend 1 5 5 Tolerable
araanbermotor
17
- Himbauan kepada civitas akademika untuk menggunakan sepeda atau
berjalan kaki. Hal ini dilakukan untuk mengurangi emisi dari kendaraan
bermotor serta membudayakan hidup sehat. Selain itu, dilakukan himbauan
juga untuk mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung antioksidan
sehingga dapat membantu proses biotransformasi dan detoksifikasi racun
dalam tubuh yang diakibatkan oleh paparan emisi kendaraan bermotor.
- Himbauan kepada civitas akademika untuk tidak merokok dalam parkiran
agar tidak menambah paparan emisi dan gas dalam parkiran. Sehingga
kondisi udara dalam parkiran tidak menjadi lebih buruk.
- Melakukan rotasi kerja atau shift kerja terhadap petugas parkir FKM. Hal
ini dilakukan untuk menghindari waktu paparan yang berlebihan dan
kelelahan terhadap petugas parkir sehingga dapat mengurangi risiko
terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
- Perawatan secara berkala terhadap kendaraan bermotor yang digunakan dan
menggunakan bahan bakar yang kandungan timbalnya sedikit. Sehingga
dapat mengeliminasi pencemaran udara di parkiran FKM Unair.
- Perawatan secara berkala terhadap bangunan parkiran dan memperbaiki
bangunan yang rusak seperti jalan yang berlubang sehingga mengurangi
terjadinya kecelakaan dalam parkiran.
3. Risk monitoring
Jenis-jenis monitoring, antara lain:
1. Monitoring secara terus menerus (on going)
Monitoring secara terus menerus dilakukan dengan menenmpatkan petugas
untuk memantau fakor resiko fisik, biologi, kimia, psikologi maupun
ergonomi yang terletak di lokasi parkir. Monitoring dilakukan kepada setiap
aspek bahaya yang ada di lokasi parkir. Baik itu yang belum dikendalikan
maupun yang sudah di kendalikan. Hasil dari monitoring ini bisa di gunakan
sebagai masukan untuk penaganan resiko berikutnya dan juga sebagai
optimalisasi penganaganan resiko agar tidak menimbulkan kecelakaan dan
gangguan kesehatan.
2. Monitoring secara berkala
18
Monitoring secara berkala dapat dilakukan 6 bulan sekali, dengan cara
mengukur resiko bahaya yang ada di lokasi parkir sudah sesuai dengan
parameter-parameter yang sudah di tentukan memelui perundang-undangan.
Pengukurang dilakukan pada beberapa factor resiko berupa suhu panas, luas
tempat ideal, kebisingan, getaran, debu, gas, dan factor resiko lainya.
3. Review unit pemilikresiko
Pada lokasi tempat parker tidak ada factor resiko spesifik dan sangat
berbahaya. Sehingga untuk monitoring jenis ini tidak terlalu di butuhkan.
Tetepi ketika terdapat faktor resiko yang sifatnya spesifik dan sangat
berbahaya menimbulkan potensi resiko besar perlu dilakuakan review unit
pemilik resiko.
4. Audit
Audit dapat dilakukan oleh pihak internal maupun internal. Audit
merupakan monitoring yang lebih mendalam.Audit tidak melihat kondisi
yang ada di lokasi parker tetapi melihat sistem yang berjalan sehingga
menyebabkan kondisi tempat parkir yang masih memiliki faktor resiko.
Audit digunakan untuk menilai apakah sistem yang digunakan untuk
mengatasi resiko di lokasi parker sudah baik atau belum. Rekomendasi dari
hasilnya dapat menjadi saran dan juga masukan untuk memperbaiki kondisi
yang ada.
19
mengenai permasalahan yang bersifat lokal maupun spesifik terkait hasil
penilaian risiko dan tindakan yang diambil dari hasil temuan pada tahapan risk
assesment di lokasi parkir FKM. Kegiatan FGD dihadiri oleh perwakilan
pemangku kepentingan yang meliputi pegawai fakultas, petugas penjaga parkir,
mahasiswa pengguna lahan parkir serta seseorang yang berperan sebagai notulen
dan moderator.
2. Membuat media promkes
Pembuatan media promkes bertujuan untuk mengkomunikasikan,
memberikan peringatan atau informasi, anjuran serta menginggatkan kembali
kepada semua pemangku kepentingan yang meliputi pegawai fakultas, petugas
penjaga parkir, mahasiswa pengguna lahan parkir mengenai jenis potensi bahaya
di lokasi, misalnya spanduk peringatan tentang selalu memakai helm saat
berkendara. Jenis media promkes yang diterapkan dapat berupa poster ataupun
spanduk peringatan yang diletakkan di tempat strategis, mudah dilihat dan
dimengerti.
3. Kegiatan sosialisasi
Alasan yang mendasari mengapa perlu diadakan sosialisasi yaitu publik
berhak mengetahui risiko yang dihadapi serta kebijakan apa yang ada untuk
mengatur risiko tersebut, dan berhak berpartisipasi dalam pengkajian risiko serta
pengambilan keputusan manajemen. Selain itu sosialisasi juga dapat digunakan
untuk mencegah munculnya kekacauan situasi akibat informasi risiko yang
mungkin saling bertentangan sesuai dengan pemaknaan atau persepsi serta
kepentingan masing-masing pihak tentang bahaya dan dampak yang
ditimbulkannya.
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi dan penilaian risiko yang terdapat pada tempat
parkir Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, dapat ditemukan
beberapa potensi bahaya di tempat parkir. Untuk risk assessment didapatkan hasil
seperti faktor fisik, faktor biologi, faktor kimia, faktor psikologi, dan faktor
ergonomi. Faktor-faktor tersebut memiliki tinggi risiko yang beragam, mulai dari
yang kecil, sedang hingga yang tinggi . risiko tersebut dapat mengakibatkan
dampak kesehatan. Risk management terdiri dari risk evaluation, emission and
exposure control dan risk monitoring dimana dalam risk management ditentukan
dan dikategorikan masing-masing bahaya dan seberapa besar tingkat keparahannya
sehingga dapat ditentukan tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko.
Sedangkan untuk risk communication dilakukan oleh pegawai fakultas,
penjaga parkir, dan mahasiswa dengan kegiatan diskusi, pembuatan media promosi
kesehatan agar mengetahui risiko bahaya apa saja yang terdapat di tempat parkir.
Namun risiko tersebut dapat dikendalikan dan diminimalisir dengan adanya
pengendalian yang tepat, antara lain melakukan pengendalian teknis, pengendalian
administratif, dan pengendalian dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
4.2 Saran
Untuk mengurangi atau meminimalkan resiko yang terjadi, dapat dilakukan
upaya pengendalian risiko seperti pengendalian secara teknis, pengendalian secara
administratif, dan pengendalian menggunakan alat pelindung diri (APD)
21
DAFTAR PUSTAKA
AS/NZS 4360. 2004. 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard on Risk
Management. NSW Australia: Broadleaf Capital International Pty Ltd..
22