Anda di halaman 1dari 5

Askep Ca.

Mammae Post Op Mastektomi

Sebelumnya saya telah posting konsep medis dari Ca. Mammae (kanker pa-
yudara) silahkan dibaca. Klik Disini untuk memba-canya.

Pengkajian
data yang akan didapatkan pada pasien dengan ca. mammae adalah nyeri,
kelemahan, malu dengan keadaanya, strees, kerusakan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap maslah aktual
dan resiko tinggi (Allen, 2003, p. 67).
Diagnosa yang muncul pada klien dengan Post Op Mastektomi a/i Ca.
Mammae adalah :

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.


2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pengangkatan nodus
limfa aksilaris dan otot pektolaris.
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase
limfatik karena diseksi nodus limfe aksilaris dan adanya drain
pembedahan.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hilangnya payudara atau
perubahan gambaran diri akibat dari mastektomi atau iradiasi
payudara.
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi (Doengoes et al, 2000,
p.753).

2. Perencanaan
Dari diagnosa keperawatan Post Op mastektomi a/i. Ca. Mammae dapat
dibuat suatu perencanaan sebagai berikut :

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.


Tujuan : Nyeri hilang
Kriteria : Klien nampak rileks, mampu tidur/istrahat dengan tepat
Intervensi :

1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas (skala 0-


5) perhatikan petunjuk verbal dan non verbal.
2. Bantu pasien menemukan posisi yang nyaman.
3. Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya perubahan posisi pada
punggung atau sisi yang tidak sakit.
4. Tekan sokong atau dada saat latihan batuk/napas dalam.
5. Berikan analgesik sesuai indikasi
Rasional :

1. Membantu dalam mengindentifikasi derajat ketidaknyamanan dan


kebutuhan untuk keefektifan analgesik.
2. Peninggian lengan dan adanya drain mempengaruhi kemampuan
pasien untuk rileks dan istrahat secara efektif.
3. Meningkatkan relaksasi, membantu untuk memfokuskan perhatian dan
dapat meningkatkan kemampuan koping.
4. Memudahkan partisipasi pada aktivitas tanpa timbul ketidaknyamanan.
5. Menghilangkan ketidaknyamanan / nyeri dan memfasilitasi tidur.

b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pengangkatan nodus limfa


aksilaris dan otot pektolaris.
Tujuan : Tidak terjadi nyeri dan keterbatasan morbilitas lengan dan bahu.
Kriteria : Rentang gerak normal dapat dipertahankan pada lengan dan
bahu yang sakit.
Intervensi:

1. Bantu klien dalam melakukan latihan terbatas dalam 24 jam dengan


gerakan fleksi dan ekstensi pada siku dan pergelangan tangan.
2. Lakukan adduksi tangan pada 24 jam pertama
3. Lakukan tindakan tindakan untuk mengontrol nyeri sebelum latihan
4. Mulai latihan rentang gerak aktif jika memungkinkan biasanya mulai
hari kedua atau ketiga pascaoperasi.
5. Bantu klien dengan pemeliharaan terhadap posisi tubuh yang optimal
selama latihan.

Rasional :

1. Meningkatkan pemeliharaan terhadap beberapa gerakan sendi tanpa


menimbulkan trauma pada daerah pembedahan.
2. Meminimalkan ketegangan pada garis jahitan.
3. Meningkatkan kepatuhan untuk latihan yang direncanakan.
4. Meningkatkan mobilitas sendi.
5. Mencegah terjadinya trauma.

c. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kerusakan drainase limfatik


karena diseksi nodus limfe aksilaris dan adanya drain pembedahan.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria : Tidak infeksi pada daerah ekstremitas yang sakit atau daerah
luka pembedahan.
Intervensi :

1. Kaji lengan yang sakit terhadap adanya tanda-tanda infeksi.


2. Kaji integritas kulit yang tertutup diatas dinding dada terhadap tanda
dan gejala kemerahan, pembengkakan dan drainase bau tidak sedap
serta warna kekuningan dan kehijauan.
3. Hindari penggunaan ekstremitas yang sakit untuk keperluan
pemasangan infus, pemeriksaan tekanan darah untuk pemeriksaan.
4. Kaji kepatenan drain yang ada pada dinding dada, pemijatan selang,
pengosongan dan catat jumlah drainase tersebut.
5. Kaji daerah pemasangan drainase terhadap adanya tanda kemerahan,
nyeri pembengkakan atau adanya drainase purulenta.
6. Kaji kulit dan rawat kuku pada daerah yang sakit.

Rasional :

1. Meningkatkan identifikasi dini terhadap infeksi pada lengan yang sakit.


2. Meningkatkan identifikasi dini terhadap infeksi pada daerah
pembengkakan.
3. Tindakan untuk mengurangi atau mengihindari kerusakan kulit pada
daerah yang sakit.
4. Drain tetap dipertahankan sampai jumlah drainase sekitar 30ml/24
jam untuk mencegah akumulasi cairan dibawah dinding dada.
5. Drainase merupakan sumber infeksi yang potensial.
6. Mencegah infeksi pada tangan yang sakit.

d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hilangnya payudara atau


perubahan gambaran diri akibat dari mastektomi atau iradiasi payudara.
Tujuan : Tidak terjadi harga diri rendah pada klien karena kehilangan
payudara.
Kriteria : Klien mampu mengatasi kehilangan payudaranya.
Intervensi:

1. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaanya tentang kanker


payudara, pengobatannya dan dampak yang diharapkan atas gaya
hidup.
2. Evaluasi perasaan klien mengenai kehilangan payudara pada identitas
seksual hubungan dan citra tubuhnya.
3. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaanya misalnya marah,
bermusuhan atau berduka.
4. Berikan penguatan positif untuk peningkatan atau perbaikan dan
partisipasi perawatan diri atau program pengobatan.
5. Diskusikan mengenai prostetik payudara jika perlu.
6. Diskusikan pilihan yang mungkin terhadap rekonstruksi jika perlu.
7. Anjurkan mengunjungi orang yang telah mempunyai masalah yang
sama dengan kemampuan koping yang baik.
Rasional :

1. Meningkatkan penerimaan terhadap perubahan yang terjadi.


2. Meningkatkan kesadaran diri pasien.
3. Hilangnya bagian tubuh dan menerima kehilangan hasrat seksual
menambah proses kehilangan yang membutuhkan penerimaan
sehingga klien dapat membuat rencana untuk masa depan.
4. Mendorong kelanjutan perilaku sehat.
5. Memberikan makna tentang penurunan dampak dari kehilangan
payudara.
6. Menurunkan dampak dari kehilangan payudara.
7. Kunjungan dari wanita yang telah mengalami perubahan citra tubuh
dan dapat mengatasi masalah akan meningkatkan koping.

e. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : Klien memahami tentang proses penyakitnya.
Kriteria : Mampu melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan
alasan tindakan.
Intervensi :

1. Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan


datang.
2. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan nutrisi dan pemasukan
cairan yang adekuat.
3. Anjurkan klien untuk melindungi tangan dan lengan bila berkebun
4. Anjurkan mengguanakan alat waspada medic
5. Tunjukan penggunaan kompres intermiten sesuai kebutuhan.
6. Dorong pemeriksaan diri teratur pada payudara yang masih ada,
tentukan jadwal anjuran untuk mamografi.

Rasional :

1. Memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat membuat pilihan


berdasarkan informasi termasuk berpartisipasi dalam radiasi/program
kemoterapi.
2. Memberikan nutrisi optimal dan mempertahankan volume sirkulasi
untuk meningkatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
3. Mempengaruhi sistem limfatik sehingga menyebapkan jaringan lebih
rentan terhadap infeksi yang dapat menimbulkan limfedema.
4. Mencegah trauma yang tidak diinginkan pada lengan yang sakit.
5. Alat bantu pneumatic kadang membantu dalam menangani limfedema
dengan meningkatkan sirkulasi dan aliran balik vena.
6. Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengidentifikasi
atau berulangnya tumor baru.

Anda mungkin juga menyukai