Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)


PEMBIDAIAN

PENDAHULUAN
Penanggulangan penderita gawat darurat adalah suatu pelayanan kesehatan yang
optimal, terarah, dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang berada dalam keadaan
gawat darurat.

Pada umumnya yang menemukan pertama kali penderita gawat darurat di tempat
kejadian adalah masyarakat yang dikenal dengan istilah orang awam. Oleh karena itu
sangatlah penting memberikan penyuluhan bantuan hidup dasar penanggulangan kegawat
daruratan pada orang awam. Berpangkal tolak dari hal tersebut mahasisswa profesi ners
untuk memberikan penyuluhan bantuan hidup dasar kegawat daruratan pada orang awam
sebagai salah satu bentuk bantuan hidup dasar (BHD).

LATAR BELAKANG

1. Keadaan gawat darurat dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan dapat menimpa siapa
saja.
2. Keadaan gawat darurat dapat disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan.
3. Penyakit dapat berupa : serangan jantung, kejang demam, muntaber, demam berdarah,
dan lain-lain.
4. Kecelakaan dapat berupa : kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, bencana alam, dan
lain-lain.
5. Prinsip penanganan penderita gawat darurat adalah tepat, cepat dan cermat dalam upaya
penyelamatan jiwa dan mencegah kecacatan.
6. Orang yang berada di tempat kejadian merupakan penentu keselamatan korban, yang
diharapkan dapat melakukan sesuatu untuk mencegah kematian atau kecacatan akibat
keadaan gawat darurat.

Pokok Bahasan :Bantuan hidup dasar dengan menggunakan Pembidaian


Sub PokokBahasan : Pembidaian
Waktu : 35 Menit
Hari/Tanggal : Jumat, 5 Juli 2017
Tempat : Ruang tunggu ICU RSIG
Sasaran :keluarga pasien R. ICU RSIG
Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
Media :
1. Materi SAP
2. Alat-alat yang diperlukan
3. LCD dan power point
4. Laptop
Sumber : http://jurecs.blogspot.com/2012/01/pembidaian.html

Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran Waktu
1 Pembukaan 1. Salam 1. Menjawab Salam 5 menit
2. Berdoa Bersama 2. Berdoa
3. perkenalan 3. Mendengarkan
2 Isi 1. Pre test 1. mengerjakan 5 menit
2. Menjelaskan Materi 2. Mendengarkan 10 menit
3. Tanya jawab 3. Praktikan banyak
yang bertanya tentang
pembidaian
4. Praktek
4. Praktek 10 menit

3 Penutup 1. Memberikan kesimpulan 1. Mendengarkan 5 menit


2. Berdoa 2. Berdoa
3. Salam 3. Menjawab Salam
Evaluasi
Selama kegiatan berlangsung mahasiswa sangat antusias dalam mengikuti dan
memperhatikan jalan nya praktikum yang dilakukan di semester lima. Mahasiswa
juga tidak ada yang keluar meninggalkan ruangan. Setelah berlangsung nya praktikum
ini mahasiswa mampu mempraktekan cara melakukan pembidaian pada pasien yang
mengalami trauma maupun fraktur.

Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit diharapkan mahasiswa
semester lima stikes surya global yogyakarta dapat mengetahui bagaimana cara
melakukan pembidaian pada pasien yang trauma/fraktur.
Tujuan
Setelah dilakukan pembelajaran selama 1x90 menit diharapkan mahasiswa
semester lima stikes surya global yogyakarta mampu:
1. Mengetahui pengertian pembidaian
2. Mengatahui tujuan dilakukan pembidaian
3. Mengetahui prinsip pembidaian
4. Mengetahui syarat-syarat dilakukan pembidaian
5. Mengetahui macam-macam pembidaian
6. Mampu mempraktekan cara melakukan pembidaian pada pasien yang trauam
maupun fraktur.
Pokok Materi
1. Mengetahui pengertian pembidaian
2. Mengatahui tujuan dilakukan pembidaian
3. Mengetahui prinsip pembidaian
4. Mengetahui syarat-syarat dilakukan pembidaian
5. Mengetahui macam-macam pembidaian
6. Mampu mempraktekan cara melakukan pembidaian pada pasien yang
trauam maupun fraktur.

Lampiran : Materi
KONSEP TEORI
PEMBIDAIAN

A. PENGERTIAN
Bagi orang awan, tentu istilah pembidaian itu mungkin masih belum familier,
Pembidaian ( Splinting) adalah Tindakan untuk mempertahankan sebagian/seluruh bagian
anggota gerak dalam posisi tertentu dengan alat. Pembidaian lazim di lakukan untuk
imobilisasi patah tulang,dislokasi ( sendi yang bergeser) dan juga cedera jaringan lunak di
sekitar sendi.
Pembidaian adalah suatu proses immobilisasi tersangka patah tulang. Bidai atau splak
adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan
untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak (immobilisasi)
memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit.

B. TUJUAN
1. Mengurangi/menghilangkan nyeri dengan cara mencegah pergerakkan fragmen
tulang,sendi yang dislokasi dan jaringan lunak yang rusak.
2. Mencegah kerusakan lebih lanjut jaringan lunak (otot,medula spinalis,syaraf
perifer,pembuluh darah) akibat pergerakan ujung fragmen tulang.
3. Mencegah laserasi kulit oleh ujung fragmen tulang ( fraktur tertutup jadi terbuka).
4. Mencegah gangguan aliran darah akibat penekanan ujung fragmen tulang pada
pembuluh darah.
5. Mengurangi/menghentikan perdarahan akibat kerusakan jaringan lunak.
6. Mencegah patah tertutup menjadi patah terbuka.

C. PRINSIP
1. lakukan pembidaian di tempat dimana anggota badan mengalami cidera (korban
dipindahkan)
2. lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang jadi tidak perlu harus
dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang
3. melewati minimal dua sendi yang berbatasan
4. Buka pakaian yang menutup bagian anggota tubuh yang akan di bidai.
5. Lakukan pemeriksaan status vaskular ( denyut nadi dan pengisian kapiler) serta status
motorik dan sensorik di distal trauma.
6. Tutup semua luka dengan kasa steril atau dengan kain yang bersih.
7. Jangan memindahkan/menggerakkan anggota gerak sebelum dilakukan pembidaian.
8. Pada kasus fraktur,pembidaian harus mencakup 2 sendi di bagian proksimal (atas) dan
distal ( bawah) dari fraktur tersebut.
9. Pada trauma sendi,pembidaian harus mencakup tulang di sebelah proksimal dan distal
sendi.
10. Semua bidai harus di beri bantalan lunak agar tidak merusak jaringan lunak (otot)
sekitarnya.
11. Selama pembidaian anggota gerak harus di topang dengan tangan untuk mernghindari
trauma lebih lanjut.
12. Jika terjadi deformitas ( berubah bentuk), lakukan traksi ( penarikan) untuk
memulihkan kesejajaran anggota gerak (realignement).
13. Jika terdapat tahanan saat di lakukan traksi,pembidain dilakukan pada posisi apa
adanya.
14. Pembidaian trauma tulang belakang dilakukan dengan prinsip neutral in-line position.
15. Jika ragu ragu apakah terjadi patah tulang/fraktur,dislokasi tetap lakukan pembidaian.

D. SYARAT
1. siapakan alat-alat selengkapnya
2. bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur lebih
dulu pada anggota badann yang tidak sakit
3. ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
4. bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
5. ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang patah
6. kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7. sepatu, gelang, jam tangan dann alat pengilat perlu dilepas.

E. MACAM-MACAM PEMBIDAIAN
1. Bidai Lunak :
misal : selimut, bantal,pembalut, gendongan
2. Bidai Keras :
misal : papan, besi, majalah
3. Bidai Traksi :
misal : bidai traksi Hare, Tridon
F. KOMPLIKASI PEMBIDAIAN
Jika dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut bisa
ditimbulkan oleh tindakan pembidaian.
1. Cidera pembuluh darah, syaraf atau jaringan lain disekitar fraktur oleh ujung fragmen
fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainya pada bagian tubuh yang
mengalami fraktur saat memasang bidai.
2. Gangguan sirkulasi akibat dilakukan bidai yang terlalu ketat
3. Keterlambatan transfor penderita di rumah sakit, jika penderita menunggu terlalu lama
selama proses pembidaian.

G. ALAT ALAT PEMBIDAIAN


1. Bidai
2. Kasa Guling
3. Kapas
4. Plester/ elastic perban
5. Mitela/kain
6. Papan, bambu, dsb
7. Bantal, guling, selimut
8. Karton, majalah, kain

Anda mungkin juga menyukai