Runway Strips : suatu bidang persegi panjang yang diratakan bersih tanpa benda-benda
yang mengganggu, diberi dilengkapi drainase dan mencakup landasan pacu, daerah
henti dan dipergunakan untuk mendukung peralatan pemeliharaan serta dalam keadaan
darurat harus mampu mendukung pesawat udara bila keluar dari landasan pacu.
Runway end safety area (RESA): Suatu bidang persegi panjang yang diratakan, bebas
dari rintangan yang membentang dari ujung strip landasan pacu dan simetris terhadap
perpanjangan garis tengah landasan pacu, dan dipersiapkan guna mengurangi bahaya
kerusakan pesawat udara yang tergelincir keluar (over shooting) dari landasan serta
untuk pergerakan kendaraan pemadam kebakaran.
Stopway: Suatu bidang persegi panjang yang terletak pada ujung landasan pacu yang
disediakan sebagai tempat yang aman untuk berhenti bagi pesawat yang gagal lepas
landas.
Clearway: Suatu bidang persegi panjang yang membentang dari ujung landasan pacu
dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah landasan pacu, bebas dari rintangan
tetap.
Taxiway: Suatu bidang tertentu di dalam lokasi bandar udara yang menghubungkan
antara landasan pacu dengan apron di daerah bangunan terminal
atau runway dengan apron di daerah hanggar pemeliharaan.
Apron: Suatu bidang tertentu di dalam bandar udara yang dipergunakan untuk
menaikan/menurunkan penumpang ke/dari pesawat udara, bongkar muat barang atau
pos, pengisian bahan bakar, parkir dan pemeliharaan pesawat udara;
Holding bay: Suatu bidang tertentu berbentuk apron kecil yang ditempatkan dekat ujung
landasan pacu yang berfungsi sebagai suatu tempet pesawat udara menunda lepas
landas, tanpa menyebabkan tertundanya pesawat udara lain yang ada di belakangnya
dan sebagai tempat pemeriksaan terakhir sebelum lepas landas bagi pesawat bermesin
piston dan bagi semua jenis pesawat udara untuk menunggu izin lepas landas.
Rambu: Simbol atau sekelompok simbol yang diletakkan atau dipasang di daerah
pergerakan pesawat udara yang bertujuan memberikan informasi penerbangan.
Perencanaan runway yang paling umum adalah menentukan orientasi arah runway dan
menentukan panjang runway. Arah runway dapat ditentukan dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut:
a) Data angin diperoleh dari BMKG di area bandar udara dengan rentang waktu
minimum 5 tahun terakhir dan untuk kalibrasi dilakukan dengan pengadaan data primer
yang dilakukan dengan survei sesaat minimum satu bulan pada lokasi bandar udara.
b) Data angin meliputi arah, kecepatan, frekuensi angin harian, bulanan, tahunan
yang tercatat dari statistik 5 tahunan. Pada tahun terakhir data disampaikan per tiga
jam baik untuk arah, kecepatan, dan frekuensi angin.
e) ICAO menentukan bahwa landasan pacu harus diorientasi sehingga pesawat udara
dapat mendarat dengan usability factor minimum 95%. Kecepatan angin samping (cross
wind) maksimum 23 mil/jam (20 knot) untuk panjang landasan pacu 1.500 m atau
lebih; 15 mil/jam (13 knot) untuk panjang landasan pacu antara 1.200 dan 1.500 m
dan 11,5 mil/jam (10 knot) untuk panjang landasan pacu kurang dari 1.200 m.
Adapun untuk menentukan panjang runway, cara yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan data-data ARFL (Aeroplane Reference Field Length) yang dikoreksi terhadap
elevasi, suhu dan slope runway. Berikut ini adalah uraian penentuan panjang runway
tersebut.
a) Penentuan panjang
Penentuan panjang aktual dilakukan dengan mengkoreksi panjang ARFL. ARFL adalah
panjang landasan minimum bagi pesawat
untuk take off pada keadaan standar yaitu pada keadaan beban lepas landas maksimum
atau Maximum Take Off Weight / MTOW,
ketinggian/ elevasi bandara nol (0) terhadap permukaan air laut, kondisi atmosfer
standar, keadaan tanpa angin, dan kemiringan
landasan pacu nol (0). ARFL tersebut dikoreksi terhadap elevasi landasan pacu,
temperatur dan kemiringan memanjang landas
pacu. Berikut ini adalah uraian perhitungan panjang landasan pacu dimaksud.
Setelah ditetapkan bahwa panjang landasan pacu dasar harus ditingkatkan sebesar 7%
setiap kenaikan elevasi 300 m dari
Fe = 0,007 x (h/300)
Dimana Fe adalah faktor koreksi terhadap elevasi dan h adalah elevasi landasan pacu
(dinyatakan dalam +m di atas permukaan laut
atau dpl).
Untuk setiap pertambahan suhu 1C dari suhu standar, panjang landasan pacu
ditingkatkan 1%. Standar suhu di permukaan laut
adalah 15C. Untuk ketinggian (h) meter di atas permukaan laut, faktor koreksi dapat
dicari dengan rumus
Ft = 0,01 x (T-0,0065 h)
Dimana Ft adalah faktor koreksi panjang landasan pacu terhadap suhu di lokasi, h
adalah elevasi landasan pacu dan T adalah suhu di
Fs = 0,1 x S
Dimana Fe adalah faktor koreksi panjang landasan pacu terhadap kemiringan dan S
adalah kemiringan landas pacu
d) Panjang koreksi
Ketiga faktor koreksi di atas yaitu elevasi bandar udara, suhu udara, kemiringan
landasan pacu digunakan untuk menentukan
SKALA BEAUFORT
" cAPTAIN FRANCIS BEAUFORT "
KATA "BEAFORT" Diambil dari namanya francis beufort : yaitu skala untuk mengetahui
bentuk angin dan skala dari angin tersebut maupun kecepatan angin.
Antaranya ialah :
skala 0 (tenang " Calm " ) kecepatan Angin < 1 knot Tanda - Tanda di laut :
Air bagaikan kaca
skala 1 ( Angin sepoi - sepoi " Light Air " ) kec. Angin 1 - 3 knot Tanda - Tanda di laut:
sedikit angin
skala 2 ( Angin agak kencang "Light Breeze") kec.Angin 4 - 6 knot Tanda - Tanda di laut:
Ombak kecil,pendek terlihat jelas puncak ombak seperti kaca tidak pecah