Anda di halaman 1dari 13

Teknologi IT di Militer: Rudal dengan Kendali GPS

Dunia militer internasional saat ini sudah banyak mengalami kemajuan dalam bidang pertahanan
dan keamanan . Banyak sekali diciptakan alat-alat maupun senjata untuk mengamankan
negaranya dari teroris maupun invasi dari negara lain. Contohnya adalah kekuatan militer
Amerika, para prajurit sudah tidak lagi langsung menghadapi lawan secara langsung.

Senjata juga tidak perlu membidik lawan menggunakan kejelian mata. Bahkan para tentara tidak
perlu langsung terjun di medan perang. Mengapa demikian? Karena dengan menggunakan sistem
senjata pintar semua kegiatan perang dapat dilakukan dengan kendali jarak jauh. Peluru kendali
dapat menempuh jarak yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Pesawat mampu melihat
musuh diluar jarak pandangan mata. Bahkan medan perang mungkin akan diisi mesin-mesin
tanpa awak yang mampu menyebabkan kemusnahan massal. Tidak hanya itu. Mesin-mesin
perang pun mengalami kemajuan menjadi monster-monster cerdas. Peluru mencari sasarannya
sendiri. Sistem sistem pengintai memberitahukan letak musuh. Dan sistem pertahanan bereaksi
secara otomatis terhadap serangan. Secara sekilas pertunjukkan teknologi senjata itu dapat kita
lihat pada Perang Afghanistan beberapa waktu lalu. Di medan itu, sangat sedikit pasukan AS
yang terlibat perang langsung "man-to-man" dengan pejuang Taliban bila dibanding dengan
pendaratan Normandia pada Perang Dunia II misalnya. Hampir semua digantikan mesin. Namun
apa yang dilihat di Afghanistan itu, sekali lagi, baru "cuplikan" dari kemampuan senjata canggih
masa kini. Kesemuanya itu tidak lepas dari teknologi.

Bila AS akhirnya memenangkan perang itu, maka kemenangan sebenarnya adalah pada
teknologi.Cepat, Pintar, Ringan.

Suatu serangan gabungan dari Angkatan Bersenjata AS akan memperlihatkan pada kita doktrin
militer yang dianut negara itu, yaitu persenjataan yang lebih cepat, lebih ringan, dan lebih pintar.
Pentagon menyebut doktrin baru itu sebagai RMA atau "revolution in military affairs," sebuah
doktrin yang bukan melulu hadir dari hasil pemikiran Pentagon, namun juga berasal dari pabrik-
pabrik pembuat senjata.Di samping produsen senjata yang sudah dikenal seperti General
Dynamics, Lockheed Martin , Northrop Grumman, and Raytheon, senjata-senjata AS tidak lepas
dari campur tangan perusahaan teknologi yang mungkin kurang dikenal atau yang sangat
terkenal seperti IBM dan Hewlett-Packard. Dan dengan demikian AS menciptakan suatu
industri militer yang kompleks karena beragamnya pihak yang terlibat.
Penjelasan Rudal ber-GPS
GPS adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal
dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini
terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan.

Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi
dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan
waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Dalam serangan terbaru Amerika Serikat dan Inggris ke Irak, ribuan peluru kendali pintar jenis
Tomahawk ditembakkan ke Bagdad. Para jenderal aliansi mengatakan, semua peluru kendali
mengenai sasaran. Rahasia senjata pintar itu terletak pada sistem pengendalinya. Serangannya
dipandu menggunakan sistem satelit militer yang disebut Global Positioning Sytem-GPS.
Dengan propaganda militernya, Amerika Serikat memperlihatkan citra satelit, yang menunjukan,
bahwa semua sasaran yang dituju tidak pernah meleset.
Juga disebutkan kerugian di kalangan penduduk sipil dapat dibatasi sampai minimal. Kunci dari
keberhasilan serangan itu tentu saja pemanfaatan Global Positioning System-GPS. Sebab
menurut para pakar militer, persenjataan pintar mutakhir dikembangkan tidak hanya dengan
memperkuat daya jelajahnya, melainkan juga dengan memperbaiki sistem kendalinya. Dengan
demikian peranan GPS amatlah besar, untuk membimbing peluru kendali agar dengan akurat
sampai ke sasaran tembak.

Peluru kendali jenis terbaru AS dipasangi peralatan sensor GPS, sehingga arahnya bisa diubah di
tengah jalan. Juga dengan memanfaatkan GPS, berbagai hambatan, seperti kabut, badai pasir,
iklim buruk, tabir api serta faktor lain bisa diabaikan. Sebenarnya GPS adalah sistem navigasi
militer Amerika Serikat yang dipandu satelit dari luar angkasa. Jaringan satelitnya mencakup
seluruh permukaan Bumi. Prinsipnya adalah menentukan sebuah lokasi dengan ketepatan tinggi.
Prinsip ini serupa dengan metode lama "triangulasi", dimana posisi sebuah titik ditentukan
dengan menarik tiga garis. Hanya saja kini garis itu ditarik dari luar angkasa menggunakan
pencitraan satelit.
Bagaimana Rudal tersebut mampu mencapai sasaran dengan tepat ?
Rudal Tomahawk

Rudal yang sudah dilengkapi dengan dengan pemandu GPS tersebut berkerja dengan cara
meneruskan sinyal dan posisi armada bergerak kepada Base Station (BS). Teknologi satelit ini
akan melakukan pencitraan terhadap objek yang ada di bumi yang selanjutnya akan
diinformasikan kepada BS. BS selanjutnya melakukan kalkulasi pencitraan ini, selanjutnya
diteruskan terhadap rudal yang sudah dilengkapi dengan GPS. Selanjutnya tinggal menentukan
titik sasaran yang akan dituju.
Rudal AGM 86 A

Berikut ini merupakan beberapa contoh rudal yang sudah menggunaka alat pemandu berupa
GPS:

1. AGM-137 TRI-SERVICE STANDOFF ATTACK MISSILE (TSSAM).


Angkatan Udara Amerika (USAF) mulai mengembangkan Tri-Service Standoff Attack Missile
(TSSAM) pada tahun 1986; untuk menghasilkan rudal dengan teknologi stealth untuk USAF,
USN dan USMC dengan kemampuan jarak jauh, pemandu berdiri sendiri, pengenalan target
otomatis, dan keakuratan tinggi serta hulu ledak yang mampu menghancurkan sasaran berupa
struktur berpelindung tinggi baik didarat maupun diatas permukaan laut. Rudal akan dilengkapi
dengan inertial navigation yang dibantu dengan GPS.

Untuk versi USN dan USAF dilengkapi dengan imaging infrared terminal sensor untuk
mendeteksi target dan terminal homing, dan dipasangi dengan unitary warhead. Versi kedua
untuk USAF akan memuat submunisi CEB (combination effects bobmlet) untuk menghancurkan
target darat.
Pesawat yang akan dieprsenjatai dengan rudal ini antara lain B-52H, F-16C/D, B-1, B-2 dan
F/A-18C/D.
Karena adanya keterbatasan anggaran, untuk sementara proyek ini mengalami penundaan, dan
akhirnya dibatalkan. Pembatalan juga terjadi pada program TSSAM yang merupakan
penyempurnaan dari program JASSM.

SPESIFIKASI (perkiraan):
Panjang : 4,26 meter
Bobot : 905 kg
Hulu ledak: 450 kg
Jangkauan : diatas 185 km
Pemandu : inertial/GPS, IIR terminal
Propulsi : Turbofan.
2. AGM-154A JOINT STANDOFF WEAPON (JSOW).
Merupakan program bersama USN dan USAF untuk standarisasi senjata kendali jarak
menengah, terutama untuk menghancurkan target terlindung pada jarak diluar jangkauan senjata
anti-serangan udara, untuk mempertinggi tingkat keselamatan pesawat tempur.

JSOW dikembangkan dalam dua varian; A dan C, dirancang untuk menghancurkan target berupa
area target, hard target, dan gabungan keduanya. Kontraktor yang ditunjuk adalah Raytheon.

KARAKTERISTIK UMUM.
Fungsi utama: sista air-to-surface Standoff from Point Defence (SOPD) untuk berbagai jenis
sasaran.
Pemandu: GPS/INS, Terminal IR Seeker (unique C model).
Panjang : 4,1 meter
Diameter : 33 cm (box shaped on a side) 40,6 x 51,9 cm.
Bobot: dari 483 kg sampai 681 kg.
Bentang sayap: 2,69 meter.
Hulu ledak: BLU-97 combined effect bomblets (JSOW A)
BLU-108 sensor fuze weapon (JSOW B) dibatalkan.
BROACH multi-stage warjead (JSOW C)
Pesawat peluncur: F/A-18C/D, F/A-18E/F, F-35C, F-16 Block 40/50, B-1B, B-2A, B-52H, F-
15E, F-35A.
Jarak jelajah: Peluncuran ketinggian rendah 28 km
Peluncuran ketinggian tinggi -120 km
Deployment: Januari 1999.

3. AGM-158 JOINT AIR TO SURFACE STANDOFF MISSILE (JASSM).


Hasil rancang bangun Lockheed Martin. AGM-158A menggunakan pendorong turbojet CAE
J402 dari Teledyne. Pemanduan melalui inertial navigation yang selalu diperbaharui dengan
GPS. Pengenalan target dan terminal homing melalui imaging infrared seeker. Kelengkapan data
link menjadikan rudal mengirimkan sinyal lokasi dan statusnya saat melesat menuju sasaran.
Hulu ledak berupa WDU-42/B penetrator dengan bobot 450 kg.

JASSM dapat dibawa oleh pesawat tempur seperti F-15E, F-16, F/A-18, F-35, B-1B, B-2 dan B-
52.

PENYEMPURNAAN.
Pihak angkatan udara Amerika mempelajari untuk menyempurnakan AGM-158 yang mencakup
isian submunisi pada hulu ledakm homing head baru dan mesin pendorong baru untuk
memperoleh jangkauan 1.000 km. Penyempurnaan ini disebut sebagai JASSM-ER (extended
range) dengan kode AGM-158B (tahun 2002). Menggunakan mesin pendorong yang lebih
efisien JASSM-ER mampu menempuh jarak 925 km. Uji peluncuran dilakukan pada 18 Mei
2006 dengan menggunakan pesawat B-1B di lapangan uji rudal White Sands, New Mexico.
Dijadwalkan rudal penyempurnaan ini akan masuk inventaris operasional pada tahun 2009.

SPESIFIKASI:
Panjang : 4,27 meter
Bentang sayap: 2,4 meter
Bobot: 1.020 kg
Kecepatan jelajah: Subsonic
Jarak jangkauan: 370 km
Propulsi: Turbojet Teledyne CAE J402-CA-100, trust 3,0 kN (680 lbf)
Hulu ledak: 450kg WDU-42B Penetrator.

4. STORM SHADOW
Salah satu rudal cerdas itu, dan yang paling baru, adalah Storm Shadow. Caranya menuju sasaran
mirip rudal Tomahawk, tapi ini rudal khusus yang dirancang untuk menghancurkan target keras
seperti bungker dengan cara revolusioner.
Rudal yang sebijinya US $ 1,1 juta itu menggunakan sistem multi-"hulu ledak", hingga dapat
menjebol beton yang diperkeras yang tebalnya dua kali dari yang dapat dilakukan peledak
bungker lain.

Sayap
Membuka setelah diluncurkan
Mesin jet turbofan TRI 60-30
Sensor pencitra inframerah untuk mendekati sasaran
Panjang: 5,1 m
Berat: 1.300 kg
Kecepatan: 0,8 kali suara (955 km/jam)
Harga: US $1,2 juta
Storm Shadow terbang menuju sasaran menggunakan dua pemandu: satelit GPS dan Terprom.
GPS digunakan untuk memandu rudal menuju sasaran, sementara Terprom dipakai untuk
mempertahankan ketinggian terbang rudal yang harus sangat rendah, hingga tak terdeteksi radar
pertahanan musuh. Terprom memungkinkan rudal terbang mengikuti kontur permukaan pada
ketinggian 30 m.

Betapapun, yang mengerikan dari bom-bom itu adalah buruknya kualitas data target yang
diprogram ke dalamnya. Pada perang 1991, dua bom laser menghantam sebuah perlindungan
militer di Amariya, distrik di Bagdad, membunuh 400 laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Pada
1999, di Kosovo, kedutaan besar Cina di Belgrade telah diledakkan dengan JDAM, membunuh 3
orang. Konon, kedua kasus salah sasaran itu karena peta yang dipakai masih veris lama.

Peluncuran Rudal :
1. Rudal dilepaskan 400 km dari sasaran
2. Rudal menukik ke ketinggian 30 m dari permukaan untuk menghindari deteksi radar musuh
3. Di dekat sasaran, rudal naik ke ketinggian. Rudal kemudian melepaskan penutup moncongnya,
hingga memungkinkan sensor inframerah memindai target
4. Menghancurkan bungker

Storm Shadow menggunakan sistem senjata yang disebut Bomb Rodal Ordinance Augmenting
Charge (BROACH). Sederhananya, ini bom yang meledak beberapa kali. Fase pertama ditujukan
untuk mendekati sasaran dengan menghancurkan pelindungnya, fase terakhir untuk menghabisi
sasaran yang sesungguhnya

Berikut adalah bagaimana cara Storm Shadow meledak :


1. Sensor inframerah mendeteksi sasaran
2. Ledakan pertama membersihkan tanah dan penutup di atas beton bungker. Ledakan berikutnya
yang terarah melontarkan logam panas hingga kedalam 6 meter, menembus atap beton bunker
3. Bom penghancur bunker masuk ke dalam komplek bungker
4. Bom meledak di dalam bungker

Kelebihan dan Kelemahan


Kelebihan dari rudal yang menggunakan sistem pemandu GPS ini adalah memungkinkan
ketepatan rudal dalam mencapai sasaran meskipun dengan jarak yang jauh. Dan bila
dipergunakan dalam perang, memungkinkan meminimlkan jatuhnya korban dari warga sipil.
Kelemahan, sistem navigasi menggunakan GPS ini memerlukan data yang akurat. Disinilah
tugas mata-mata di darat, menentukan dan menandai sasaran yang akan ditembak. Jadi sistem
canggih itupun bisa salah sasaran, kalau ternyata masukan dari darat tidak akurat.
Rudal tersebut juga tidak akan mampu mencapai sasaran, bila sasaranya memasuki area blank
spot, area tersebut biasanya bawah tanah.
Sistem navigasi rudal juga bisa dikacaukan dengan alat yang dinamakan GPS Jammer. Alat ini
berfungsi untuk merusak penyampaian data ke GPS receiver yang ada pada rudal bahkan dapat
memberikan informasi palsu. Sehingga rudal tersebut dapat jauh melenceng dari target sasaran.

Anda mungkin juga menyukai