Menejemen SDA
Menejemen SDA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam
hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset
pembangunan Indonesia yang penting. Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya
alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak,
bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara
dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk
pembangunan lebih lanjut di masa mendatang. Sumberdaya alam merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya
hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.
Lingkungan hidup sebagai media hubungan timbal balik makhluk hidup dengan
faktor-faktor alam terdiri dari bermacam-macam keadaan dan hubungan yang secara
bersama-sama mewujudkan struktur dasar ekosistem sebagai kesatuan yang mantap,
hubungan timbal balik tersebut merupakan mata rantai siklus penting yang menentukan
daya dukung lingkungan hidup bagi pembangunan.
Kegiatan-kegiatan pembangunan dapat mempengaruhi struktur dasar ekosistem,
dengan menimbulkan perubahan yang merusak atau dengan menimbulkan tambahan
pencemaran di dalam aliran bahan dalam proses-proses ekosistem, oleh karena itu
gangguan terhadap struktur dasar ekosistem harus dihindari dan diupayakan
kelestariannya tetap di pertahankan.
B. Rumusan Masalah
a) Menjelaskan pengertian sumber daya alam?
b) Mendeskripsikan klasifikasi sumber daya alam?
c) Menjelaskan kegunaan sumber daya alam?
d) Mengidentifikasi masalah sumber daya alam dan solusinya?
C. Tujuan
a) Untuk menjelaskan pengertian sumber daya alam.
b) Untuk mendeskripsikan klasifikasi sumber daya alam.
c) Untuk menjelaskan kegunaan sumber daya alam.
d) Untuk mengidentifikasi masalah sumber daya alam dan solusinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Upaya untuk mencegah punahnya flora dan fauna langka tersebut antara lain adalah:
(1) konservasi
(2) program penangkaran satwa langka.
(3) Penyuluhan tentang penangkaran satwa secara intensif.
(4) Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang keanekaragaman hayati dan
manfaatnya bagi masyarakat.
(5) Peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
(6) Memasukkan keanekaragaman hayati ke dalam kurikulum SD, SMP, SMU serta
perguruan tinggi.
(8) Memperluas habitat satwa liar.
3. Kualitas Air
Pengolahan air di PDAM saat ini memerlukan cukup banyak tawas yang
berfungsi sebagai pengikat partikel lumpur. Nilai zat padat tersuspensi dan nilai
kekeruhan yang tinggi ini disebabkan oleh aktivitas lain di hulu sungai. Air yang
digunakan oleh PDAM juga terindikasi tercemar batubara. Air sumur di daerah
peternakan ayam mengandung banyak Ecoli yang sangat tinggi. Praktek pemotongan liar
juga masih marak dilakukan oleh masyarakat, sehingga dapat menurunkan kualitas air.
Kerusakan hutan juga dapat menurunkan mutu air sebagai akibat peningkatan zat padat
terlarut dan zat padat tersuspensi serta kekeruhan. Kerusakan hutan juga disinyalir
sebagai salah satu sebab turunnya volume air di danau Dendam.
4. Persampahan
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Secara garis besar, sampah
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. sampah anorganik/kering
Contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami
pembusukan secara alamai.
2. Sampah organik/basah
Contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll
yang dapat mengalami pembusukan secara alami.
3. sampah berbahaya
Secara umum persampahan belum menjadi masalah yang sangat serius. Namun sampah
cukup menjadi masalah di lokasi-lokasi tertentu seperti pasar, terminal, pertokoan dan
tempat-tempat lain yang padat penduduknya. Kesadaran masyarakat untuk membuang
sampah pada tempat-tempat tertentu masih rendah, apalagi untuk mengolahnya. Di setiap
{rumah tangga menghasilkan limbah kira-kira sebanyak 0,8 kg/hari atau 288 kg per
tahun.
TPA masih jauh dari lokasi permukiman, sehingga belum menimbulkan masalah bagi
penduduk. Tipe TPA pada umumnya open damping setengah mengarah ke sanitary
landfill. Ke depan, TPA sebaiknya diarahkan sepenuhnya ke sanitary landfill, sehingga
masalah yang ditimbulkan sampah dapat diminimisasi. Akan lebih baik, jika sampah
telah dipisahkan dan diolah langsung di sumber-sumber sampah. Open dumping tidak
dianjurkan karena sampah berinteraksi langsung dengan udara luar dan hujan. Open
dumping mempercepat proses perombakan sampah oleh mikrobia tanah yang
menghasilkan lindi. Lindi yang terkena siraman air hujan, mudah mengalir dan meresap
ke lapisan tanah bawah, sehingga mencemari air tanah. Lindi merupakan sumber utama
pencemaran air baik air permukaan, air tanah yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimi
dan mikrobia air. Perombakan sampah secara aerobik menghasilkan lindi yang
mengandung zat padat halus (Ca2+, Mg2+, K+, Fe2+, CL-, SO42-, PO43-, Zn2+ dan gas
H2S. Hal ini akan mencemari air sehingga kualitas air menurun.
Tumpukan sampah di TPA merupakan media perkembangan mikrobia patogen dan non-
patogen. Adanya bakteri pada air minum merupakan indikator pencemaran air. Bakteri
dalam tanah bergerak secara vertikal dan horizontal. Bakteri mampu meresap 30 meter
pada tanah berstektur halus dan bergerak horizontal sejauh 830 meter dari sumber
kontaminan.
Solusi permasalahan sampah antara lain sebagai berikut:
c. Program adipura.
e. Adanya Perda yang mengatur persampahan, tapi belum dijalankan secara efektif.
6. Pelestarian Lingkungan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar masyarakat berpartisipasi dalam pelestarian
lingkungan antara lain:
(4) Penerapan sistem pertanian konservasi (terasering, rorak tanah yang digali dengan
ukuran tertentu yang berfungsi menahan laju aliran permukaan, tanaman penutup tanah,
pergiliran tanaman, agroforestry, olah tanam konservasi pengolahan yang tidak
menimbulkan erosi.
Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan
komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
5. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Sejak akhir abad
18 suhu rata-rata global bumi telah meningkat sekitar 0,4 0,8C. Para ilmuwan
memperhitungkan bahwa suhu rata-rata bumi akan meningkat menjadi 1,4 5,8C pada
tahun 2100. Nilai peningkatannya menjadi lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai
peningkatan yang pernah terjadi sebelumnya.
Para ahli mengkhawatirkan bahwa kehidupan manusia dan ekosistem alam tidak akan
mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim yang sangat cepat. Suatu ekosistem adalah
terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik di wilayah tertentu. Pemanasan global dapat
menyebabkan banyak kerusakan.
6. Permasalahan SDA hewani
1. PELESTARIAN INSITU
Pelestarian insitu adalah pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya. Contoh:
Taman Nasional Ujung Kulon
2. PELESTARIAN EX SITU
Pelestraian ex situ adalah pelestarian yang dilajukan di luar habitat aslinya.
Contoh : kebun binatang
Kesimpulan
Daya Alam (SDA) adalah keseluruhan faktor fisik, kimia, biologi dan sosial yang
membentuk lingkungan sekitar kita. Sumber daya alam juga dapat diklasifikasikan
menurut jenis penggunaan akhir :SDA material dan Kelompok flows. Secara umum
Sumber Daya Alam dapat diklasifikasikan (berdasarkan skala waktu pembentukannya)
:Kelompok stock dan SDA energi. Masalah utama lingkungan adalah masalah:
Kerusakan hutan, Penurunan Keanekaragaman Hayati, Kualitas Air, Pengaruh Industri,
Persampahan,Pemanasan Globa, dan lain lain. Kegunaan Sumber Daya Alam:
Pemanfatan Sumber Daya Alam Nabati dan Pemanfaatan Sumber Daya Hewani
Daftar Pustaka
Related:file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151988031-
JUPRI/SUMBER_DAYA_ALAM_Drs._Jupri,_MT.pdf sumber daya alam.pdf
KEHATI,Materi Kursus Inventarisasi flora dan fauna Taman Nasional Meru Betiri.
Malang:2009, hlm.8
MAKALAH MENEJEMEN SUMBER DAYA ALAM SECARA GLOBAL, NASIONAL,
DAN LOKAL
Oleh Kelompok 10 :
1. Fatiyatur Rosyidah (160342606212)
2. Retno Elvinawati (160342606271)
3. Sulistya Ika R. (160342606299)
4. Stefano