03121402050
TEKNIK PERTAMBANGAN
Tujuan dan sasaran K3 yang tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
1996 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang
terintregasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
serta menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Dengan peraturan
perundangan ditetapkannya syarat-syarat keselamatan kerja adalah untuk:
Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya;
Memberi pertolongan pada kecelakaan;
Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu;
Kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara
dan getaran;
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic maupum
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. Prinsip Dasar K3
1. Komitmen
Komitmen dibagi menjadi 3 hal penting yaitu: Kepemimpinan dan komitmen, tinjauan
awal K3 dan Kebijakan K3. Pentingnya komitmen untuk menerapkan SMK3 ditempat
kerja dari seluruh pihak yang ada ditempat kerja, terutama dari pihak pengurus dan
tenaga kerja.Dan pihak-pihak lain juga diwajibkan untuk berperan serta dalam penerapan
ini.
2. Perencanaan
Perencanaan yang dibuat oleh perusahaan harus efektif dengan memuat sasaran yang
jelas sebagai pengejawantahan dari kebijakan K3 tempat kerja dan indicator kinerja serta
harus dapat menjawab kebijakan K3.Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
adalah identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko serta hasil tinjauan
awal terhadap K3.
3. Implementasi
Setelah membuat komitmen dan perencanaan maka kini telah tiba pada tahap penting
yaitu penerapan K3. Pada tahap ini perusahaan perlu memperhatikan antara lain: adanya
jaminan kemampuan, kegiatan pendukung, identifikasi sumber bahaya penilaian dan
pengendalian risiko.
4. Pengukuran/evaluasi
Pengukuran dan evaluasi ini merupakan alat yang berguna untuk: mengetahui
keberhasilan penerapan K3, melakukan identifikasi tindakan perbaikan, mengukur,
memantau dan mengevaluasi kinerja K3. Guna menjaga tingkat kepercayaan terhadap
data yang akan diperoleh maka beberapa proses harus dilakukan seperti kalibrasi alat,
pengujian peralatan dan contoh piranti lunak dan perangkat keras. Ada tiga kegiatan
dalam melakukan pengukuran dan evaluasi yang diperkenalkan oleh peraturan ini:
inspeksi dan pengujian, audit K3, tindakan perbaikan dan pencegahan.
5. Peninjauan ulang dan perbaikan
Tinjauan ulang harus meliputi: Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3, tujuan sasaran
dan kinerja K3, hasil temuan audit K3, Evaluasi efektifitas penerapan K3, dan Kebutuhan
untuk mengubah K3.
E. Pelaksanaan K3
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dalam penjelasan
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain :
setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja agar tidak terjadi gangguan
kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat, dan lingkungan di sekitarnya
(www.depkes.go.id, 2009).
Penerapan K3 dilaksanakan oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja
sebanyak seratus orang atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja wajib menerapkan
SMK3. Pelaksanaan K3 dilakukan oleh Pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai
satu kesatuan. Ketentuan-ketentuan yang wajib dilaksanakan dalam penerapan K3 yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 5 Tahun 1996 adalah:
Menurut Suardi (2007), Tahapan dan langkah-langkah yang harus dilakukan suatu untuk
memudahkan dalam menerapkan pengembangan K3 terbagi menjadi dua bagian besar yaitu:
1. Tahap persiapan
3. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan penyuluhan ini harus diarahkan untuk mencapai tujuan, antara lain:
4. Peninjauan system
Kelompok kerja yang telah terbentuk meninjau sistem yang sedang berlangsung dengan
membandingkannyabdengan persyaratan yang ada dalam SMK3. Peninjauan dapat
dilakukan melalui 2 cara yaitu dengan meninjau dokumen prosedur dan meninjau
pelaksanaannya.
6. Pengembangan K3
7. Penerapan Sistem
Penerapan sisitem harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit
internal.Waktu tiga bulan diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk
rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan penyempurnaan sistem serta
modifikasi dokumen.
8. Proses Sertifikasi
F. Kesimpulan