Anda di halaman 1dari 3

Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktordalam suasana asam sulfat

encer dengan menggunakan kalium permanganatsebagai titran.Dalam perconaan ini digunakan


erlenmeyer karena memiliki luas permukaan pada mulut labu lebih sempit, sehingga senyawa-
senyawa yangkemungkinan menguap dapat diminimalisir, dan digunakan gelas ukur
karenamemiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi, serta digunakan buret untuk
menetrasisehingga kita dapat mengetahui skala atau volume sampel yang ada didalam buretdan
untuk mengetahui kecepatan titran.Dalam percobaan ini digunakan sampel H2O2 karena
memiliki sifat
sebagai pereduktor kuat sehingga dapat bereaksi sempurna dengan KMnO4 yang bersifatsebagai
pengoksidator kuat. Reduktor merupakan suatu senyawa yang mengalamioksidasi sedangkan
oksidator merupakan suatu senyawa yang mengalami
reduksi. Pada percobaan ini, tidak digunakan indikator karena KMnO4 adalah pereaksi dapat di p
akai tanpa penambahan indikator dan dapat pula bertindaksebagai indikaor. Pada saat percobaan
larutan ditambahkan H2SO4 untuk memberisuasana asam, selain itu H2SO4 tidak bereaksi
terhadap permanganat dalam larutanencer. Adapun sampel-sampel yang dapat dititrasi dengan
metode permanganometri yaitu sampel yang mengandung Fe3+, H2O2, NO2-, HSO3-, danH
3
AsO
3.
Dalam percobaan ini, H2O2 yang direaksikan dengan KMnO4 akanmenghasilkan uap gas dalam
bentuk O2, endapan Mn2+ yang memberikan warnamerah muda dan H2O.

Mekanisme perubahan warna pada titrasi permanganometri biasanya tidakmemerlukan indikator


karena larutan baku KMnO
4
sendiri yang berwarna ungusudah berfungsi sebagai indikator (autoindikator). Pada awal titrasi
larutanKMnO
4
yang berwarna ungu akan hilang warnanya setelah direaksikan dengananalat. Menjelang titik
akhir titrasi, dengan kelebihan satu tetes KMnO
4
menimbulkan warna yang dengan mudah dapat dipakai sebagai penunjuk berakhirnya titik akhir
titrasi yaitu warna merah mudah pucat yang mantap. Hanya0,01

0,02 ml KMnO
4
sudah cukup untuk memberikan warna yang tampak dalam100 ml air. Warna pada titik akhir
titrasi ini tidak tetap bertahan, yang
setelah beberapa lama lenyap kembali akibat reaksi antara kelebihan MnO
4
dengan ionMn
2+
hasil reaksi penetapan.Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan ini, yaitu kadar H2O2
padaerlenmeyer I sebesar 60%, erlenmeyer II sebesar 120%. Kadar rata-rata H2O2sebesar 90%
sedangakan menurut literatur kadar H2O2 sebesar atau tidak kurangdari 29,0% dan tidak lebih
dari 31,0%. Hasil yang didapatkan tidak sesuai denganliteratur karena adanya faktor kesalahan
yang mungkin terjadi yaitu ketepatandalam mengukur dan tehknik menitrasi yang kurang baik.

Adapun faktor-faktor yang dapat memepengaruhi hasil akhir percobaan iniadalah :1.Larutan
KMnO
4
yang digunakan sudah banyak yang menguap atau tereduksimenjadi MnO
2
atau Mn
2+
2.Pembuatan larutan yang tidak disaring, sehingga pengotor masih terdapat didalam
larutan.3.Asam oksalat yang digunakan tidak diketahui kadarnya dengan pasti, karenatidak
dibakukan.4.Alat-alat yang digunakan sudah tidak memenuhi persyaratan untuk
analisiskuantitatif, seperti timbangan yang tidak pernah dikalibrasi.Adapun hubungannya dalam
dunia farmasi, yaitu untuk menentukan kadardari obat, selain itu kita dapat menentukan zat-zat
penyusun (zat-zat kimia) yangterkandung dalam obat dan makanan yank tidak diketahui zat-
zat penyusunnya

Anda mungkin juga menyukai