BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Umum Hotel The Royal Pita Maha A Tjampuhan Relaxation Resort
A. Sejarah Singkat The Hotel Pita Maha A Tjampuhan Relaxation Resort
The Royal Pita Maha A Tjampuhan Relaxation Resort terletak di tepi sungai Ayung, tepatnya
di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Resort ini sejak didirikan sekitar
tahun 1999 mempunyai bangunan berupa 42 villa dan empat buah restaurant serta fasilitas-
fasilitas lainnya. The Royal Pita Maha A Tjampuhan Relaxation Resort memiliki
pemandangan yang sangat bagus ke sebuah lembah yang disebut lembah Batu Kurung seluas
dua hektar yang memberikan suatu pemandangan khas yang bernuansa tropis yang alami.
Pemandangan yang sulit dicari di daerah asal wisatawan. Pada awal operasinya sekitar bulan
Desember 2005, The Royal Pita Maha A Tjampuhan Relaxation Resort mempekerjakan 380
tenaga kerja. Guna lebih meningkatkan pelayanan kepada para tamu yang menginap maka
hotel ini juga dilengkapi dengan sarana Wellness and Healing Center dan sebuah Organic
Restaurant. Dengan fasilitas Wellness and Healing Center. Sampai saat sekarang ini jasa yang
diberikan oleh Resort kepada para konsumennya adalah sarana akomondasi, restaurant,
laundry, wellness and healing serta transportasi. Dengan fasilitas yang sudah dimiliki,
diharapkan mampu untuk bersaing dalam usaha perhotelan di daerah wisata Ubud. Mengingat
di daerah Ubud dan sekitarnya banyak dibangun hotel-hotel yang berada di dekat sungai,
dimana kondisinya hampir sama dengan lingkungan di sekitar The Royal Pita Maha A
Tjampuhan Relaxation Resort.
3. Aktivitas Minor
Aktivitas minor dimaksud adalah aktivitas-aktivitas pelengkap sebuah resort seperti:
1) Wellness and Healing adalah fasilitas untuk perawatan tubuh supaya menjadi seger dengan
terapi pemijatan dengan menggunakan ramuan-ramuan tradisional berupa rempah-rempah.
Juga tersedia bale yoga untuk menunjang kegiatan tersebut.
2) Telephone, Telex, Fax
Pihak hotel menyedikan telepon untuk keperluan wisatawan yang ingin menggunakan jasa
telepon jarak jauh, demikian pula telex dan fax. Bebannya dikenakan pada rekening tamu
untuk dilunasi pada saat checkout.
3) Fasilitas-fasilitas lainnya
Fasilitas lainnya yang terdapat di The Royal Pita Maha A Tjampuhan Relaxation Resort
adalah laundry and dry cleaning, shop dan taxi counter.
3.2. Analisis Balanced Scorecard pada Hotel The Royal Pita Maha A Tjampuhan
Relaxation Resort
1. Responden penelitian
Responden pada penelitian ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bagian reception, bagian ini diipilih untuk menilai kinerja dari perspektif proses bisnis
internal yang menggunakan tolak ukur berupa waktu penyelesaian proses check in dan check
out. Data yang didapat berupa data yang diperlukan untuk menyelesaikan proses check in
dan check out (dalam satuan menit) pada hotel tersebut. Receptionist terdiri dari 4 (empat)
orang yang di bagi kedalam 2 (dua) shift. Penelitian dilakukan pada tanggal 3-5 Juni 2011
karena pada saat itu merupakan peak season.
2. Tamu hotel periode 2009 dan 2010 dipilih karena menilai kinerja dari perspektif pelanggan
yang menggunakan tolak ukur berupa Skor Nyata Rata-rata dari lima dimensi kualitas jasa
(bukti langsung, keandalan, jaminan, daya tangkap, empati).
3. Karyawan hotel dipilih untuk menilai kinerja dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
yang menggunakan tolak ukur berupa Indeks Kepuasan Karyawan (IKK).
2. Penilaian Kinerja
2.a Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Kinerja keuangan yang dinilai adalah kinerja keuangan pada tahun 2009 dan 2010. Untuk
menghitung seluruh rasio-rasio keuangan yang telah disebutkan di atas, diperlukan sumber
data berupa laporan Hotel yang terdiri dari laporan laba rugi komparatif serta neraca
komparatif untuk periode yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2010.Teknik analisis yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan Hotel The Royal Pita Maha A Tjampuhan
Relaxation Resort adalah:
1. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menganalisis seberapa jauh sebuah perusahaan mampu
bertahan hidup (Riyanto, 2001).
1. Current ratio
Rasio ini menunjukkan posisi kas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban/hutang lancar.
Current Ratio =
Current Ratio tahun 2009 = = 1,01
Current Ratio tahun 2010 = = 1,64
Pada tahun 2009, setiap Rp1 hutang lancar perusahaan dijaminkan dengan Rp1,01 aktiva
lancar. Pada tahun 2010 setiap Rp.1 hutang lancar perusahaan dijaminkan dengan Rp 1,64
aktiva lancar. Ini berarti kemampuan perusahaan untuk melunasi setiap hutang lancar dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki menunjukkan peningkatan sebesar Rp 0,63 atau
sebesar 63%.
2. Quick ratio
Untuk menganalisis quick ratio tahun 2009 dan 2010 pada hotel The Royal Pita Maha A
Tjampuhan Relaxation Resort digunakan rumus sebagai berikut:
Quick Ratio =
Quick Ratio tahun 2009 = = 0,81
Quick Ratio tahun 2010 = = 1,46
Pada tahun 2009, setiap Rp1 hutang lancar perusahaan dijaminkan dengan Rp0,81 kas dan
piutang. Pada tahun 2010 setiap Rp1 hutang lancar perusahaan dijaminkan dengan Rp1,46
kas dan piutang. Ini berarti kemampuan perusahaan untuk melunasi setiap Rp1 hutang lancar
dengan menggunakan kas dan piutang yang dimiliki menunjukkan peningkatan sebesar
Rp0,65 atau sebesar 65%
3. Cash ratio
Untuk menganalisis cash ratio tahun 2009 dan 2010 pada hotel The Royal Pita Maha A
Tjampuhan Relaxation Resort digunakan rumus sebagai berikut:
Cash Ratio =
Cash Ratio tahun 2009 = = 0,34
2. Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan baik hubungannya dengan penjualan, aktiva maupun modal
sendiri (Riyanto, 2001).
1. Return on Investment (ROI)
Untuk menganalisis ROI tahun 2009 dan 2010 pada hotel The Royal Pita Maha A Tjampuhan
Relaxation Resort digunakan rumus sebagai berikut:
ROI =
ROI tahun 2009 = = 0,02
3. Operating Income
Untuk menganalisis ROE tahun 2009 dan 2010 pada hotel The Royal Pita Maha A
Tjampuhan Relaxation Resort digunakan rumus sebagai berikut:
Operating income ratio =
Operating income ratio tahun 2009 = = 0,02
Operating income ratio tahun 2010= = 0,03
Pada tahun 2009, setiap Rp1 penjualan neto menghasilkan laba operasi sebesar Rp0,02 atau
sebesar 2%. Pada tahun 2010, setiap Rp1 penjualan neto menghasilkan laba operasi sebesar
Rp0,03 atau sebesar 3%. Ini berarti peningkatan laba operasi untuk setiap Rp1 penjualan neto
sebesar Rp0,01 atau sebesar 1%.
5. Operating ratio
Untuk menganalisis operating ratio tahun 2009 dan 2010 pada hotel The Royal Pita Maha A
Tjampuhan Relaxation Resort digunakan rumus sebagai berikut:
Operating ratio =
Operating ratio tahun 2009 = = 0,98
Operating ratio tahun 2010 = = 0,97
Pada tahun 2009, untuk setiap Rp1 penjualan neto mengandung HPP dan biaya operasi
sebesar Rp0,98 atau sebesar 98%. Pada tahun 2010, setiap Rp1 penjualana neto mengandung
HPP dan biaya operasi sebesar Rp0,97 atau sebesar 97%. Ini berarti terjadi penurunan
operating ratio sebesar 1%.
3. Rasio pertumbuhan
Rasio pertumbuhan adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu
komponen laporan dari periode ke periode (Riyanto, 2001).
X 100 %
x 100 % = 59,95 %
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa total pendapatan dalam kurun waktu 2009 dan
2010 menunjukkan pertumbuhan sebesar 59,95%.
2. Tingkat pertumbuhan total harga pokok dan biaya
100%
x 100% = 57,39 %
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2009 dan 2010, total harga
pokok penjualan menunjukkan peningkatan sebesar 57,39%.
3. Tingkat pertumbuhan laba bersih
X 100 %
X 100 % = 119,55%
Dari tabel diatas diperoleh hasil bahwa Skor Nyata Rata-rata untuk dimensi bukti langsung,
keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati masing-masing adalah 92,55%, 93,25%,
91,33%, 95,25%,92,00%. Skor Nyata Rata-rata untuk seluruh dimensi berada pada rentang
nilai 60%Skor Nyata Rata-rata100%. Ini berarti para pelanggan merasa puas dengan
kualitas pelayanan yang disediakan Hotel. Skor Nyata Rata-rata secara menyeluruh untuk
kelima dimensi kualitas jasa adalah 93,28% yang berarti Skor Nyata Rata-rata secara
menyeluruh berada pada interval 60%Skor Nyata Rata-rata100%. Hasil perhitungan
tersebut memperlihatkan bahwa para pelanggan puas dengan kualitas pelayanan yang
disediakan oleh Hotel dan kinerja dari perspektif pelanggan adalah baik.
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa faktor atau penentuan kepuasan kerja yang
mendapat bobot yang paling tinggi adalah ganjaran yaitu dengan bobot 20,40%. Ini berarti
ganjaran merupakan faktor atau unsur yang terpenting dalam membentuk kepuasan kerja,
sedangkan faktor atau unsur kondisi kerja mendapatkan bobot yang paling rendah yaitu
sebesar 19,78%. Hal ini berarti faktor atau unsur kondisi kerja kurang menentukan dalam
membentuk kepuasan kerja dibandingkan dengan keempat faktor lainnya.
Perhitungan:
1. Menentukan IKK tertinggi dan IKK terendah yang mungkin dicapai:
a = IKK tertinggi yang mungkin dicapai = 0,00
b = IKK terendah yang mungkin dicapai = -0,80
2. Menentukan daerah nilai
Daerah nilai (r) = a b = 0,00 (-0,80) = 0,80
3. Menentukan interval nilai
Interval nilai (c) = = = 0,16
4. Menentukan rentang nilai masing-masing kriteria penilain
b + 4c IKK a -0,16 IKK 0,00 berarti karyawan sangat puas terhadap situasi dan
kondisi kerja di Hotel (kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah sangat baik)
b + 3c IKK b + 4c -0,32 IKK -0,16 berarti karyawan puas terhadap situasi dan
kondisi kerja di Hotel (kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah baik)
b + 2c IKK b + 3c -0,48 IKK -0,32 berarti karyawan cukup puas terhadap situasi
dan kondisi kerja di Hotel (kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan cukup baik)
b + c IKK b + 2c -0,64 IKK -0,48 berarti karyawan tidak puas terhadap situasi dan
kondisi kerja di Hotel (kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan tidak baik)
b IKK b + c -0,80 IKK -0,64 berarti karyawan sangat tidak puas terhadap situasi
dan kondisi kerja di Hotel (kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sangat tidak
baik)
a. IKK (Indeks Kepuasan Karyawan) untuk unsur kerja secara mental, ganjaran, kondisi kerja,
rekan kerja dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan masing-masing adalah -0,20; -0,19;
-0,18; -0,17; -0,19 berada di interval . -0,32 IKK -0,16. Ini berarti karyawan puas
terhadap pekerjaan yang mereka lakukan ditinjau dari aspek kerja secara mental, ganjaran,
kondisi kerja, rekan kerja serta kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan.
b. Rata-rata Indeks Kepuasan Karyawan dari kelima unsur pembentuk kepuasan kerja adalah
-0,19 yang berada pada interval -0,32 IKK -0,16 yang berarti karyawan puas terhadap
situasi dan kondisi kerja Hotel. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Hotel ditinjau dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah baik.