Anda di halaman 1dari 41

24

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN BY. NY. PS DENGAN NEONATUS


PREMATUR + BBLSR + RDS + APNEA OF PREMATURITY + ANEMIA
+ BOWEL MALFORMATION

Ruangan : NICU IGD


Diagnosa medis : Neonatus Premature + BBLSR + RDS + Apnea of Prematurity +
Anemia + Bowel Malformation
No. Register : 522xxx
Tgl/jam MRS : 9 Mei 2017
Tgl/jam pengkajian : 19 Mei 2017
Anamnesa diperoleh dari :
1. Rekam medis
2. Kakek pasien

I. IDENTITAS ANAK
Nama : By. Ny. PS
Umur/tanggal lahir : 15 hari/4 Mei 2017
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan darah : AB+
Bahasa yang dipakai : Tangisan bayi
Anak ke : Satu (1)
Jumlah saudara : -
Alamat : Sidoarjo

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama ayah : Belum terkaji Nama ibu : Ny. PS
Umur : Belum terkaji Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : Belum terkaji Pendidikan : D3
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Pegawai Bank
Penghasilan : Belum terkaji Penghasilan : Belum terkaji
Alamat : Jawa Tengah

III. KELUHAN UTAMA


Bayi terpasang Bubble CPAP FiO2 50% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm dan
terpasang infus D10 % 1/5 NS 75 cc/24 jam + Aminosteril Infant 6% 40 cc/24 jam +
NaCl 3% 10 cc/24 jam + KCl 7,4% 1 cc/24 jam pada lengan kanan. Berat badan bayi
900 gram. Posisi bayi semi fowler.

IV. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


25

Pada tanggal 9 Mei 2017 pukul 17.00 WIB seorang bayi diantarkan dengan
ambulance bersama kakek dan ibunya dengan dibungkus bedong dan plastik di dalam
inkubator ke IGD Rumkital dr. Ramelan Surabaya. Bayi tersebut merupakan rujukan
dari RS Lombok 22 Lontar dengan diagnosa medis Neonatus Preterm hari ke-5 +
BBLSR + RDS. Pada pukul 17.30 WIB, bayi dipindahkan ke NICU IGD untuk
menerima perawatan yang lebih intensif.
Pada saat di RS Lombok 22 Surabaya, bayi mendapatkan terapi obat yakni Infus
D10% 1/5 NS 80 ml/24 jam, Infus Aminosteril Infant 6% 40 ml/24 jam, Injeksi IV
Aminophilin 2 x 2 mg dan Injeksi IV Pycin 2 x 50 mg. Bayi telah mendapatkan
pemasangan O2 NCPAP FiO2 30% PEEP 6 cmH2O Flow 6 lpm, pemasangan umbilical
kateter dan fototerapi pada tanggal 9 Mei 2017 pukul 11.40 WIB, dan pemeriksaan
GDA tanggal 9 Mei 2017 yakni 90 mg/dl. Berat badan bayi 1050 gram, bayi
mendapatkan ASI sebanyak 8 x 3 cc/24 jam.
Pada saat bayi ditransfer ke Rumkital dr. Ramelan Surabaya, saat di IGD bayi
tidak mendapatkan terapi obat apa-apa, bayi hanya diberikan O2 Bubble CPAP FiO2
60% PEEP 6 cmH2O dan langsung dipindahkan ke NICU IGD.
Pada saat di NICU IGD tanggal 9 Mei 2017, bayi mendapatkan Injeksi IV
Meropenem 3 x 15 mg, Injeksi IV Amikasin 1 x 6 mg, Bolus D10% 20 cc, dan Injeksi
IM Vitamin K 1 mg. Bayi diberikan O2 BCPAP FiO2 60% PEEP 6 cmH2O Flow 8 lpm,
pemasangan OGT baru, pengecekan DL, SE, Albumin, dan GDA stik pada pukul 24.00
WIB yaitu 71 mg/dl. Berat badan bayi 850 gram, bayi diberikan ASI 8 x 3 cc/24 jam
melalui OGT, dilakukan retensi pada bayi yaitu sebanyak 2 cc warna kehijauan dan
suction pada hidung dan mulut terdapat slym kental kemerahan yang banyak.
Pada tanggal 10 Mei 2017, bayi mendapatkan Infus D10% 1/5 NS 110 cc/24 jam
melalui syringe pump, Injeksi IV Meropenem 3 x 15 mg, dan Injeksi IV Amikasin 1 x 6
mg, dan bayi diberikan O2 Bubble CPAP FiO2 40% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. Berat
badan bayi 850 gram, bayi diberikan ASI 8 x 3 cc/24 jam melalui OGT, dilakukan
retensi yaitu 3 cc berwarna kuning kental.
Pada tanggal 11 Mei 2017, bayi mendapatkan Injeksi IV Meropenem 3 x 15 mg,
Injeksi IV Amikasin 1 x 6 mg, serta Infus D10% 1/5 NS 82 ml/24 jam dan Infus
Aminosteril Infant 6% 15 ml/24 jam melalui syringe pump, dan pemberian O2 Bubble
CPAP FiO2 40% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. Berat badan bayi 850 gram, bayi
mendapatkan ASI 6 x 5 cc/24 jam melalui OGT, dengan pengukuran retensi OGT yakni
2 cc warna kuning.
Pada tanggal 12 Mei 2017, bayi mendapatkan Infus D10% 1/5 NS 95 cc/24 jam,
Infus NaCl 3% 5 cc/24 jam, dan Aminosteril Infant 6% 40 cc/24 jam melalui syringe
pump. Terapi obat tetap sama namun mendapatkan tambahan terapi yaitu Injeksi IV
Aminophilin 3 x 2 mg dan Injeksi IV Ca Gluconas 3 x 0,9 cc. Bayi juga diberikan O2
Bubble CPAP FiO2 40% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm dan pengecekan GDA stik pukul
10.50 WIB yakni 75 mg/dl. Berat badan bayi 900 gram, bayi mendapatkan ASI 6 x 5
cc/24 jam melalui OGT, dan retensi OGT 11 cc berwarna kuning kehijauan.
Pada tanggal 13 Mei 2017, terapi tetap sama, namun juga diberikan Injeksi IM
Vitamin K 1 mg dan O2 Bubble CPAP FiO2 40% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm dan
pengecekan GDA stik pukul 10.50 WIB yakni 75 mg/dl. Berat badan bayi 900 gram,
bayi mendapatkan ASI 8 x 7 cc/24 jam melalui OGT, dan retensi OGT sebesar 13 cc
warna kehijauan.
Pada tanggal 14 Mei 2017, bayi mendapatkan terapi Infus D10% 1/5 NS 90 ml/24
jam, Infus Aminosteril Infant 6% 90 ml/24 jam, dan Infus NaCl 3% 15 ml/24 jam
melalui syringe pump, Injeksi IV Meropenem 3 x 15 mg, Injeksi IV Amikasin 1 x 6 mg,
Injeksi IV Aminophilin 3 x 2 mg, dan Injeksi IV Ca Gluconas 3 x 0,9 cc. Bayi juga
26

diberikan O2 Bubble CPAP FiO2 60% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm dan fototerapi pada
pukul 06.00 WIB. Berat badan bayi 850 gram, bayi mendapatkan ASI 8 x 8 cc/24 jam
melalui OGT, dan retensi OGT sebesar 13 cc warna kehijauan.
Pada tanggal 15 Mei 2017, bayi mendapatkan terapi Infus D10% 1/5 NS 80 ml/24
jam, Infus NaCl 3% 15 ml/24 jam, dan Infus Aminosteril Infant 6% 40 ml/24 jam
melalui syringe pump, serta Injeksi IV Meropenem 3 x 15 mg, Injeksi IV Amikasin 1 x
6 mg, Injeksi IV Aminophilin 3 x 2 mg, dan Injeksi IV Ca Gluconas 3 x 0,9 cc. Bayi
juga diberikan O2 Bubble CPAP FiO2 60% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm, pemasangan
OGT baru, dan dilakukan pengambilan darah untuk mengecek DL dan KK. Berat badan
bayi 850 gram, bayi diberikan susu formula (karena ASI habis) 8 x 9 cc/24 jam, retensi
OGT sebesar 9 cc berwarna kuning.
Pada tanggal 16 Mei 2017, bayi diberikan Infus D10% 1/5 NS 50 cc/24 jam, Infus
NaCl 3% 15 ml/24 jam, dan Infus Aminosteril Infant 6% 40 ml/24 jam, dan terapi obat
tetap sama. Bayi diberikan Bolus pelan Ca Gluconas 0,2 cc pada pukul 04.00 WIB
setelah transfusi PRC 12 cc I yang dipasang pada pukul 02.00 WIB selesai. Pada pukul
16.00 WIB, bayi juga diberikan Bolus pelan Ca Gluconas 0,2 cc setelah transfusi PRC
12 cc II yang dipasang pada pukul 15.00 WIB selesai. Bayi juga mendapatkan O2
Bubble CPAP FiO2 60% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. Berat badan bayi 850 gram, bayi
diberikan ASI + susu formula 8 x 10 cc/24 jam melalui OGT, retensi OGT sebesar 3 cc
putih keruh.
Pada tanggal 17 Mei 2017, bayi diberikan O2 Bubble CPAP FiO2 60% PEEP 7
cmH2O Flow 8 lpm, dan transfusi TC pada pukul 11.00 WIB. Bayi juga diberi Infus
D10% 1/5 NS 25 cc/24 jam, Infus NaCl 3% 15 ml/24 jam, dan Infus Aminosteril Infant
6% 40 ml/24 jam, dan terapi obat tetap sama. Bayi diberikan Injeksi IM Vitamin K.
Berat badan bayi 900 gram, bayi diberikan ASI + susu formula 8 x 11 cc/24 jam
melalui OGT, retensi 4 cc warna kuning.
Pada tanggal 18 Mei 2017, terapi yang diberikan adalah Injeksi IV Meropenem 3
x 15 mg, Injeksi IV Aminophilin 3 x 2 mg, dan Injeksi IV Amikasin 1 x 6 mg. Bayi
juga diberi Infus D10% 1/5 NS 25 cc/24 jam, Infus NaCl 3% 15 ml/24 jam, dan Infus
Aminosteril Infant 6% 40 ml/24 jam. Bayi juga diberi O2 Bubble CPAP FiO2 60%
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm, dan pemasangan infus ulang di lengan kanan. Berat badan
bayi 950 gram, bayi diberikan ASI 8 x 12 cc/24 jam melalui OGT, retensi OGT 4,5 cc
warna kuning.
Pada tanggal 19 Mei 2017, terapi yang diberikan adalah Injeksi IV Meropenem 3
x 15 mg, Injeksi IV Aminophilin 3 x 2 mg, dan Injeksi IV Amikasin 1 x 6 mg. Bayi
juga diberi Infus D10% 1/5 NS 75 cc/24 jam, Infus NaCl 3% 10 ml/24 jam, KCl 7,4% 1
ml/24 jam, dan Infus Aminosteril Infant 6% 40 ml/24 jam. Bayi juga diberi O2 Bubble
CPAP FiO2 60% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm, dan pemasangan infus ulang di lengan
kanan. Berat badan bayi 950 gram, bayi rencana diberikan ASI 8 x 13 cc/24 jam
melalui OGT.

V. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN


A. Prenatal Care
Kakek bayi mengatakan tidak mengetahui bagaimana keadaan cucunya saat masih di
dalam kandungan. Kakek bayi mengatakan biasanya yang mengantar kontrol adalah
nenek bayi. Kakek bayi mengatakan sepengetahuannya kontrolnya selalu di RS
Lombok 22 Lontar. Kakek bayi mengatakan pada 2 bulan sebelum melahirkan, ibu
bayi terus menerus mengalami rembesan air ketuban sampai pada kelahiran bayi.
B. Natal Care
27

Bayi lahir di RS Lombok 22 Lontar pada tanggal 4 Mei 2017 pukul 22.07 WIB
dengan normal Spt B, Skor Apgar 3-5-6-7, berat badan bayi 1050 gram, panjang
badan bayi tidak diukur. Bayi lahir pada usia gestasi 27/28 minggu. Saat bayi
dilahirkan, warna ketuban hijau keruh.
C. Post Natal Care
Pada saat dibawa rujuk ke IGD Rumkital dr. Ramelan Surabaya, bayi terpasang
umbilical kateter, sehingga tali pusat bayi telah lepas dan tampak dijahit.

VI. RIWAYAT MASA LAMPAU


A. Penyakit-Penyakit Waktu Kecil
Bayi mengalami Apnea of Prematurity dan berat badan yang sangat rendah saat
lahir.
B. Pernah Dirawat Di Rumah Sakit
Setelah lahir, bayi langsung dirawat di Rumah Sakit hingga sekarang karena
prematur, mengalami Apnea of Prematurity dan berat badan lahir yang sangat
rendah.
C. Penggunaan Obat-Obatan
Pada tanggal 19 Mei 2017, terapi yang diberikan adalah Infus D10% 1/5 NS 75
cc/24 jam, Infus NaCl 3% 10 ml/24 jam, KCl 7,4% 1 ml/24 jam, dan Infus
Aminosteril Infant 6% 40 ml/24 jam, serta Injeksi IV Meropenem 3 x 15 mg (3 x 1,5
cc), Injeksi IV Aminophilin 3 x 2 mg (3 x 0,12 cc), dan Injeksi IV Amikasin 1 x 6
mg (1 x 0,048 cc), total spoel NS saat pemberian obat 7 cc/24 jam. Sehingga secara
keseluruhan total cairan dan obat yang masuk adalah 137,908 cc/24 jam.
D. Tindakan (Operasi Atau Tindakan Lain)
Pada tanggal 19 Mei 2017, bayi diberikan O2 Bubble CPAP FiO2 60% PEEP 7
cmH2O Flow 8 lpm.
E. Alergi
Bayi tidak mempunyai alergi obat, ASI, maupun susu formula.
F. Kecelakaan
Bayi belum pernah mengalami kecelakaan.
G. Imunisasi
Bayi sudah mendapatkan Injeksi IM Vitamin K saat pertama kali datang di NICU
IGD pada tanggal 9 Mei 2017, tanggal 13 Mei 2017, dan tanggal 17 Mei 2017.
Namun bayi belum mendapatkan Injeksi Hepatitis O karena berat badan bayi masih
sangat rendah dan bayi lahir prematur.

VII. PENGKAJIAN KELUARGA


A. Genogram (Sesuai Dengan Penyakit)

hari 12

Keterangan : Kakek bayi mengatakan seingatnya dalam keluarga besarnya tidak ada
yang lahir prematur.
28

B. Psikososial Keluarga
Kakek bayi mengatakan bayi ini merupakan cucunya yang pertama dari ibu bayi.

VIII. RIWAYAT SOSIAL


A. Yang Mengasuh Anak
Pada saat ini bayi diasuh oleh perawat NICU IGD karena bayi masih membutuhkan
perawatan intensif.
B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga
Perawat NICU IGD mengatakan ibu bayi jarang datang menjenguk, terakhir kali
menjenguk pada tanggal 14 Mei 2017. Tampak kakek bayi yang lebih rutin
menjenguk seorang diri karena sang ibu sedang bekerja. Pada tanggal 18 Mei 2017
pukul 19.45 WIB, ibu bayi datang untuk menjenguk bayinya seorang diri.
C. Hubungan Dengan Teman Sebaya
Tidak terkaji karena masih neonatus.
D. Pembawaan Secara Umum
Bayi dicurigai mengalami kelainan pada lutut kanannya karena tidak bisa ditekuk.

IX. KEBUTUHAN DASAR


A. Pola Nutrisi
Pada tanggal 19 Mei 2017, berat badan bayi 950 gram, bayi rencana diberikan ASI 8
x 13 cc/24 jam melalui OGT. Nutrisi dari obat dengan total input cairan 137,908
cc/24 jam.
B. Pola Tidur
Kebutuhan tidur bayi kurang lebihnya 22 jam, sehingga setiap kali melakukan
observasi, bayi kadang-kadang tampak tidur.
C. Pola Aktivitas/Bermain
Bayi tampak menangis lemah apabila merasa kurang nyaman, seperti saat posisi
kurang enak, selang O2 Bubble CPAP yang tidak pas, ataupun popok yang telah
penuh. Tampak beberapa refleks bayi yang masih lemah, seperti Refleks Moro yaitu
bayi tampak terkejut apabila terdapat gerakan tiba-tiba. Bayi juga terkadang
menggenggam jari perawat saat disentuh.
D. Pola Eliminasi
Bayi menggunakan popok setiap hari. Setiap penggantian popok bayi selalu
ditimbang dengan dikurangi berat popok bersih yakni 20 gram.
E. Pola Seksualitas Reproduktif
Bayi berjenis kelamin perempuan. Terlihat labia mayora masih berupa gundukan
kecil, serta labia minora yang belum terbentuk sempurna.
F. Pola Nilai Keyakinan
Bayi beragama Islam mengikuti agama orang tuanya.
G. Pola Koping Toleransi Stress
Bayi tampak menangis lemah apabila merasa kurang nyaman, seperti saat posisi
kurang enak, selang O2 Bubble CPAP yang tidak pas, ataupun popok yang telah
penuh.

X. KEADAAN UMUM (PENAMPILAN UMUM)


A. Cara Masuk
Pada tanggal 9 Mei 2017 pukul 17.00 WIB seorang bayi diantarkan dengan
ambulance bersama kakek dan ibunya dengan dibungkus bedong dan plastik di
dalam inkubator ke IGD Rumkital dr. Ramelan Surabaya. Bayi tersebut merupakan
29

rujukan dari RS Lombok 22 Lontar dengan diagnosa medis Neonatus Preterm hari
ke-5 + BBLSR + RDS. Pada pukul 17.30 WIB, bayi dipindahkan ke NICU IGD
untuk menerima perawatan yang lebih intensif.
30

B. Keadaan Umum
Keadaan umum bayi saat pengkajian hari ini tanggal 19 Mei 2017 yakni bayi
terpasang Bubble CPAP FiO2 50% PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm dan terpasang infus
D10 % 1/5 NS 75 cc + Aminosteril Infant 6% 40 cc + NaCl 3% 10 cc + KCl 7,4% 1
cc pada lengan kanan. Berat badan bayi 950 gram. Posisi bayi semi fowler. Bayi
tampak tidur dan kadang menangis lemah apabila dirasa kurang nyaman. Tidak
tampak adanya sianosis, dan penggunaan otot bantu napas, namun tampak jelas
terdapat retraksi pada interkostal, suprasternal, dan substernal, tampak pula adanya
pernapasan cuping hidung dan pursed-lip.

XI. TANDA-TANDA VITAL


Denyut jantung : 158 x/menit
Suhu tubuh : 37,2C
RR : 44 x/menit
SPO2 : 98%
TB/BB : 900 gram/ - cm
Suhu inkubator : 32C

XII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Pemeriksaan Kepala Dan Rambut
Inspeksi : Bentuk kepala normal, kepala tertutup topi, terdapat banyak lanugo,
rambut teraba halus.
Palpasi : Tampak ubun-ubun belum menutup, tidak terdapat benjolan meupun
kelainan pada kepala.
B. Mata
Inspeksi : Bayi lebih sering tidur sehingga sering menutup kelopak mata,
namun kadang juga dapat membuka spontan. Tidak tampak adanya
ikterik pada sklera.
C. Hidung
Inspeksi : Bentuk hidung simetris dengan septum di tengah, tampak
pernapasan cuping hidung, tidak nampak adanya slym pada hidung.
Saat ini bayi terpasang O2 Bubble CPAP FiO2 60% PEEP 7 cmH2O
Flow 8 lpm.
D. Telinga
Inspeksi : Telinga tampak simetris.
E. Mulut Dan Tenggorokan
Inspeksi : Mukosa bibir tampak kering, kadang tampak slym putih pada mulut,
tidak nampak adanya sianosis sentral, bayi tidak merintih, tampak
kurang adanya refleks menghisap pada bayi karena bayi masih
prematur. Bayi terpasang OGT No. 5 Panjang 40 cm.
F. Tengkuk Dan Leher
Inspeksi : Tidak tampak penggunaan otot bantu napas.
Palpasi : Tidak teraba benjolan pada leher.
G. Pemeriksaan Thorax/Dada
Inspeksi : Tampak adanya retraksi pada interkostal, suprasternal, maupun
substernal. Pergerakan dada juga tampak simetris. Tampak banyak
lanugo.
H. Paru
Inspeksi : RR = 44 x/menit, tampak beberapa kali bayi mengalami episode
apnea sehingga menyebabkan SPO2 turun.
31

Auskultasi : Terdengar adanya suara Bubble pada paru-paru. Suara napas


vesikuler kanan-kiri serta tampak bersih dari ronkhi.
I. Jantung
Palpasi : Tampak CRT < 2 detik.
Auskultasi : Terdengar adanya bunyi jantung S1 S2 tunggal, DJ = 158 x/menit.
J. Punggung
Inspeksi : Punggung tampak simetris, tampak banyak lanugo.
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan pada punggung.
K. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Retensi yang terus fluktuatif setiap harinya, tidak tampak adanya
asites.
Palpasi : Tidak teraba adanya distensi abdomen.
Auskultasi : Tidak terdengar adanya bising usus.
L. Pemeriksaan Kelamin Dan Daerah Sekitarnya (Genetalia Dan Anus)
Inspeksi : Bayi berjenis kelamin perempuan, sehingga tampak alat genetalia
khusus perempuan. Tampak adanya anus. Alat genetalia dan anus
tampak bersih.
M. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Palpasi : Struktur tulang tampak baik kecuali pada lutut kanan curiga adanya
kelainan, sebab tidak bisa ditekuk. Begitupun pada kaki kanan
terlihat adanya CTEV. Tidak teraba adanya krepitasi.
N. Pemeriksaan Neurologi
Inspeksi : Tidak terlihat adanya tremor pada bayi.

O. Pemeriksaan Integumen
Inspeksi : Terlihat banyaknya lanugo yang khas pada bayi, warna kulit sudah
merah dan tidak kuning lagi, tidak terlihat adanya sianosis perifer,
tidak terlihat adanya edema.
Palpasi : Turgor kulit tipis.

XIII. TINGKAT PERKEMBANGAN


A. ADAPTASI SOSIAL
Bayi tampak menangis lemah apabila merasa kurang nyaman, seperti saat
posisi kurang enak, selang O2 Bubble CPAP yang tidak pas, ataupun popok
yang telah penuh. Gerakan bayi juga tampak aktif.
B. BAHASA
Bayi tampak menangis lemah apabila merasa kurang nyaman, seperti saat
posisi kurang enak, selang O2 Bubble CPAP yang tidak pas, ataupun popok
yang telah penuh.
C. MOTORIK HALUS
Refleks Moro yaitu bayi tampak terkejut apabila terdapat gerakan tiba-tiba.
Bayi juga terkadang menggenggam jari perawat saat disentuh.
D. MOTORIK KASAR
Bayi belum mampu mengangkat kepala dan lehernya.
E. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Perkembangan psikososial bayi belum sempurna karena bayi masih prematur,
sehingga bayi belum mampu setidaknya tersenyum pada perawat.
F. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif bayi belum sempurna.
32

G. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
Perkembangan psikoseksualnya belum sempurna karena bayi masih prematur,
sehingga alat reproduksinya belum matur.
H. KESIMPULAN
Saat ini bayi masih dalam tahap perkembangan adaptasi sosial, bahasa,
motorik halus, motorik kasar, dan perkembangan psikososial, kognitif, serta
psikoseksual.

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. LABORATORIUM
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
NICU IGD
9 Mei 2017 Glukosa 31 mg/dL 45 mg/dL
(20.14 WIB) Albumin 3,48 g/dL 3,5 - 5 g/dL
Natrium 125,4 mmol/L 135 - 145 mmol/L
Kalium 4,47 mmol/L 3,5 - 5 mmol/L
Klorida 96,3 mmol/L 95 - 108 mmol/L
Kalsium 8,4 mg/dL 8,6 - 10,3 mg/dL
Fosfor 5,9 mg/dL 2,5 - 4,5 mg/dL
Leukosit 20,53 x 103/uL 4 - 10 x 103/uL
Eritrosit 4,3 x 106/uL 3,5 - 5 x 103/uL
Hemoglobin 14,9 g/dL 11 - 16 g/dL
Hematokrit 45% 37 - 54%
Trombosit 95 x 103/uL 150 - 400 x 103/uL

15 Mei 2017 Leukosit 20,12 x 103/uL 4 - 10 x 103/uL


(08.40 WIB) Eritrosit 3,04 x 106/uL 3,5 - 5 x 103/uL
Hemoglobin 10,9 g/dL 11 - 16 g/dL
Hematokrit 30,4% 37 - 54%
Trombosit 19 x 103/uL 150 - 400 x 103/uL
Bilirubin total 4,4 mg/dL 0,2 - 1,1 mg/dL
Bilirubin indirek 2,7 mg/dL 0 - 0,8 mg/dL
Bilirubin direk 1,7 mg/dL 0 - 0,4 mg/dL
Kalsium 9,3 mg/dL 8,6 - 10,3 mg/dL

B. RONTGEN
Tidak ada
33

C. TERAPI
Cara
Tanggal Nama Obat Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek Samping
Pemberian
RS Lombok 22
Lontar
9 Mei 2017 D10% 1/5 NS 80 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.

Aminosteril Infant 40 ml/24 jam Infus syringe Nutrisi parenteral Kelainan metabolisme Reaksi lokal termasuk
6% pump untuk mencegah dan asam amino sejak eritema, plebitis,
mengobati kekurangan lahir, koma hepatikum trombosis pada tempat
protein pada anak- dan anuria yang tidak penginfusan di perifer.
anak ketika pemberian terobati, manifestasi
makanan per oral insufiensi jantung,
dikontraindikasikan. hipokalemia, dan
hiperhidrasi.

Aminophilin 2 x 2 mg Injeksi IV Untuk meringankan Hipersensitivitas. Takipnea, hiperglikemia,


dan mengatasi palpitasi, takikardia.
serangan asma
bronkhial.

Pycin 2 x 50 mg Injeksi IV Infeksi kulit, infeksi Hipersensitivitas. Kemerahan di tempat


saluran pernapasan penyuntikan ruam.
atas dan bawah,
infeksi saluran kemih,
infeksi bedah, infeksi
ginekologi, infeksi
saluran pencernaan,
34

infeksi tulang dan


sendi.

NICU IGD
9 - 19 Mei 2017 Meropenem 3 x 15 mg Injeksi IV Pengobatan Hipersensitivitas. Inflamasi, tromboflebitis,
pneumonia termasuk nyeri di tempat injeksi,
nosokomial, ISK, pruritus, urtikaria.
infeksi inra abdominal,
infeksi ginekologi,
infeksi kulit,
meningitis, septikemia,
dll.

Amikasin 1 x 6 mg Injeksi IV Pengobatan infeksi Hipersensitivitas. Ruam, urtikaria,


jangka pendek, stomatitis, dan lainnya.
septikemia.

9, 13, 17 Mei 2017 Vitamin K 1 mg Injeksi IM Pembentukan tulang Resiko kernikterus Mual, sakit kepala,
pada janin dan faktor pada BBLR. flushing.
pembekuan

10 Mei 2017 D10% 1/5 NS 110 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.

11 Mei 2017 D10% 1/5 NS 82 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
35

natrium, kalium, dan


magnesium yang
rendah.

Aminosteril Infant 15 ml/24 jam Infus syringe Nutrisi parenteral Kelainan metabolisme Reaksi lokal termasuk
6% pump untuk mencegah dan asam amino sejak eritema, plebitis,
mengobati kekurangan lahir, koma hepatikum trombosis pada tempat
protein pada anak- dan anuria yang tidak penginfusan di perifer.
anak ketika pemberian terobati, manifestasi
makanan per oral insufiensi jantung,
dikontraindikasikan. hipokalemia, dan
hiperhidrasi.

12, 13 Mei 2017 D10% 1/5 NS 95 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.

NaCl 3% 5 ml/24 jam Infus syringe


pump

12 - 19 Mei 2017 Aminosteril Infant 40 ml/24 jam Infus syringe Nutrisi parenteral Kelainan metabolisme Reaksi lokal termasuk
6% pump untuk mencegah dan asam amino sejak eritema, plebitis,
mengobati kekurangan lahir, koma hepatikum trombosis pada tempat
protein pada anak- dan anuria yang tidak penginfusan di perifer.
anak ketika pemberian terobati, manifestasi
makanan per oral insufiensi jantung,
dikontraindikasikan. hipokalemia, dan
hiperhidrasi.

12 - 19 Mei 2017 Aminophilin 3 x 2 mg Injeksi IV Meringankan dan Hipersensitivitas, Takipnea, hiperglikemia,


36

mengatasi serangan tukak lambung, palpitasi, takikardi.


asma bronkhial. diabetes.

12 - 17 Mei 2017 Ca Gluconas 3 x 0,9 cc Injeksi IV Kekurangan kalsium. Kelainan paratiroid, Anoreksia, sembelit, mual
cedera ginjal. muntah.

14 Mei 2017 D10% 1/5 NS 90 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.

13 - 18 Mei 2017 NaCl 3% 15 ml/24 jam Infus syringe


pump

15 Mei 2017 D10% 1/5 NS 80 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.

16 Mei 2017 D10% 1/5 NS 50 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.
37

17, 18 Mei 2017 D10% 1/5 NS 25 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.

19 Mei 2017 D10% 1/5 NS 75 ml/24 jam Infus syringe Perawatan hidrasi, Reaksi alergi, retensi Tingkat gula darah tinggi,
pump keseimbangan natrium dan edema, mengurangi air liur.
elektrolit-energi pasien gagal jantung
di bawah perawatan kongestif, gagal ginjal
intensif, kadar berat, sirosis hati.
natrium, kalium, dan
magnesium yang
rendah.

Surabaya, 19 Mei 2017


Perawat yang melakukan pengkajian,

Kelompok

(Kelompok 3E)
38

ANALISA DATA

Nama Bayi : By. Ny. PS Ruangan/kamar : NICU IGD


Umur : 15 hari No. Register : 522xxx

.No Data Penyebab Masalah


.1 DS = - Prematuritas, imaturitas Ketidakefektifan pola napas.
DO = surfaktan.
1. RR = 44 x/menit.
2. Tampak pernapasan cuping
hidung.
3. Saat ini bayi terpasang O 2
Bubble CPAP FiO2 60%
PEEP 7 cmH2O Flow 8
lpm.
4. Tidak nampak adanya
sianosis sentral.
5. Bayi tidak merintih.
6. Tidak tampak penggunaan
otot bantu napas.
7. Tampak adanya retraksi
pada interkostal,
suprasternal, maupun
substernal.
8. Tampak pernapasan
pursed-lip.
9. Beberapa kali bayi
mengalami episode apnea
sehingga menyebabkan
SPO2 turun.
.2 DS = - Prematuritas, prosedur Resiko infeksi.
DO = invasif.
1. Bayi lahir pada usia 27/28
minggu dengan riwayat
kelahiran ketuban
berwarna hijau keruh.
2. Bayi terpasang alat invasif
(infus).
3. Hasil pemeriksaan
leukosit:
a. Tanggal 9 Mei 2017
20,53 x 103/uL.
b. Tanggal 15 Mei 2017
20,12 x 103/uL.
.3 DS = - Refleks menghisap belum Ketidakefektifan pola
DO = adekuat, prematuritas, gawat makan bayi.
1. Refleks menghisap bayi napas.
yang masih lemah.
2. Retensi yang fluktuatif
setiap harinya.
3. Bayi tampak minum
melalui OGT.
39

PRIORITAS MASALAH

Nama Bayi : By. Ny. PS Ruangan/kamar : NICU IGD


Umur : 15 hari No. Register : 522xxx

Tanggal Nama
No. Diagnosa Keperawatan
Ditemukan Teratasi Perawat
1. Ketidakefektifan
berhubungan
pola napas
dengan
Kelompo
prematuritas, imaturitas 19 Mei 2017 - k
surfaktan.

2. Resiko infeksi berhubungan


dengan prematuritas, prosedur
Kelompo
invasif. 19 Mei 2017 - k

3. Ketidakefektifan pola
bayi berhubungan
makan
dengan
Kelompo
refleks menghisap belum 19 Mei 2017 - k
adekuat, prematuritas, gawat
napas.
RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional


1. Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji neonatus yang beresiko 1. Pengkajian diperlukan untuk
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam mengalami gawat napas. menentukan intervensi
prematuritas, imaturitas maka pola napas efektif dengan a. Prematuritas bayi. secepatnya bila bayi
surfaktan. kriteria hasil: b. Hipoksia janin. menunjukkan adanya distress
1. RR = 40 - 60 x/menit. c. Kelahiran melalui operasi napas dan terutama untuk
2. Tidak tampak pernapasan caesar. memperbaiki diagnosa.
cuping hidung. d. Riwayat ibu dengan diabetes
3. Bayi terpasang O2 Bubble atau perdarahan plasenta.
CPAP FiO2 60% PEEP 7 2. Kaji perubahan status pernapasan. 2. Perubahan tersebut
cmH2O Flow 8 lpm. mengindikasikan adanya gawat
4. Tidak nampak adanya napas yang terjadi.
sianosis sentral. a. Takipnea >60 x/menit. a. Pernapasan bayi meningkat
5. Bayi tidak merintih. karena adanya peningkatan
6. Tidak tampak penggunaan kebutuhan oksigen.
otot bantu napas. b. Napas grunting. b. Suara ini merupakan suara
7. Tidak tampak adanya keran penutupan glotis
retraksi pada interkostal, untuk menghentikan
suprasternal, maupun ekshalasi udara dengan
substernal. menekan pita suara.
8. Tidak tampak pernapasan c. Nasal flaring. c. Merupakan keadaan untuk
pursed-lip. menurunkan resistensi dari
9. Tidak terdapat episode respirasi dengan membuka
apnea. lebar jalan napas.
d. Retraksi interkostal, d. Retraksi mengindikasikan
suprasternal, dan substernal. ekspansi paru yang tidak
adekuat selama inspirasi.
e. Sianosis. e. Sianosis terjadi sebagai
tanda lanjut dengan PO2
dibawah 40 mmHg.
f. Episode apnea, penurunan f. Episode apnea dan
suara napas dan adanya penurunan napas
crakles. menandakan distress
pernapasan semakin berat.
3. Kolaborasi dengan dokter 3. Mencegah terjadinya
mengenai pemberian kehangatan hipotermia dan memenuhi
dan oksigen sesuai seperti: kebutuhan oksigen.
a. Oksigen yang dihangatkan
pada humidifier 40 - 60%.
b. Oksigen yang berasal dari
Bubble CPAP.
c. Nilai PEEP yang positif seperti
7 cmH2O.
d. Suhu inkubator sesuai suhu
tubuh.
4. Monitor tanda-tanda vital secara 4. Tanda-tanda vital menjadi
kontinyu yaitu denyut jantung, pertanda adanya perbaikan
suhu aksila, frekuensi napas, dan maupun penurunan kondisi.
saturasi oksigen.
2. Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital bayi. 1. Tanda-tanda vital terutama suhu
dengan prematuritas, proseur keperawatan selama 3 x 24 jam menjadi indikator utama adanya
invasif. maka infeksi teratasi dengan infeksi.
kriteria hasil: 2. Observasi tanda-tanda infeksi. 2. Penemuan dari tanda-tanda
1. Hasil laboratoorium dalam infeksi menjadi acuan dalam
batas normal terutama perawatan.
leukosit yakni 4,5 - 10 x 3. Cuci tangan sesudah dan sebelum 3. Mencuci tangan dapat
103/uL. melakukan tindakan. mencegah terjadinya infeksi
2. Tdak terdapat tanda-tanda silang.
infeksi seperti: 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Antibiotik dapat memutus mata
a. Kalor mengenai pemberian antibiotik: rantai penyebaran infeksi.
b. Rubor a. Meropenem 3 x 15 mg
c. Tumor b. Amikasin 1 x 6 mg
d. Dolor
e. Functio lesa
3. Ketidakefektifan pola makan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji kemampuan menghisap bayi. 1. Mengetahui kemampuan bayi
bayi berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 jam dalam menghisap.
refleks menghisap belum maka pola makan cukup efektif 2. Kaji retensi pada OGT sebelum 2. Memeriksa apakah fungsi
adekuat, prematuritas, gawat dengan kriteria hasil: pemberian susu. pencernaannya dapat menyerap
napas. 1. Retensi berkurang setiap sempurna.
harinya. 3. Kolaborasi dengan dokter 3. Mencukupi kebutuhan susu
2. Kebutuhan minum terpenuhi mengenai pemberian susu 8 x 13 bayi.
sesuai advis dokter. cc.
3. Pemenuhan kebutuhan
minum melalui OGT.
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Dx
Tgl/jam Tindakan TT Tgl/jam Catatan Perkembangan TT
Kep.
19 Mei 2017 19 Mei 2017
Dinas Pagi Dinas Pagi
07.00 2 Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan. PRR 13.00 Dx Kep = 1 PRR
07.00 1,2,3 Mengambil darah untuk pemeriksaan laboratorium DL PRR S=-
dan KK. O=
07.00 1 Mengkaji neonatus yang beresiko mengalami gawat PRR 1. Tanda-tanda vital pukul 13.00 WIB
napas. a. DJ = 148 x/menit
- Prematuritas bayi. b. RR = 42 x/menit
07.02 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR c. SPO2 = 98%
- DJ = 158 x/menit d. Suhu = 36,7C
- RR = 44 x/menit 2. Status pernapasan
- SPO2 = 98% a. Eupnea 40 - 60 x/menit
- Suhu = 37,2C b. Tidak merintih atau napas grunting.
07.06 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. PRR c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- Eupnea 40 - 60 x/menit nasal flaring.
- Tidak merintih atau napas grunting. d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal suprasternal.
flaring. e. Tidak sianosis
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
suprasternal. PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- Tidak sianosis 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
07.10 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR 5. Terdapat pursed-lip.
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60% A=
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. Masalah teratasi sebagian.
07.12 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. PRR P=
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
functio lesa.
08.00 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR 13.00 Dx Kep = 2 PRR
terapi: S=-
- Meropenem 1 x 15 mg O=
- Aminophilin 1 x 2 mg 1. Tanda-tanda vital pukul 13.00 WIB
08.05 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR a. DJ = 148 x/menit
- DJ = 158 x/menit b. RR = 42 x/menit
- RR = 46 x/menit c. SPO2 = 98%
- SPO2 = 100% d. Suhu = 36,7C
- Suhu = 37,3C 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
08.10 3 Mengkaji kemampuan menghisap bayi. PRR 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- Bayi belum mempunyai refleks menghisap karena 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
bayi masih prematur. dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
08.30 1,2,3 Mengganti popok bayi. PRR A=
- 50 gram, BAB warna hijau Masalah teratasi sebagian.
09.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR P=
- DJ = 150 x/menit Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 98% 13.00 Dx Kep = 3 PRR
- Suhu = 37,5C S=-
09.00 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. PRR O=
- 0 cc 1. Retensi OGT total pada dinas pagi yakni 1 cc
09.01 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR berwarna kuning keruh.
susu formula 13 cc melalui OGT. 2. Bayi belum mempunyai refleks menghisap
10.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR karena bayi masih prematur.
- DJ = 154 x/menit 3. Bayi diberikan ASI + susu formula.
- RR = 44 x/menit A=
- SPO2 = 96% Masalah teratasi sebagian.
- Suhu = 37,2C P=
11.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
- DJ = 154 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 96%
- Suhu = 37,2C
11.05 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. PRR
- 1 cc warna kuning keruh
11.05 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR
ASI 13 cc melalui OGT.
12.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR
- DJ = 154 x/menit
- RR = 42 x/menit
- SPO2 = 97%
- Suhu = 37,6C
13.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR
- DJ = 148 x/menit
- RR = 42 x/menit
- SPO2 = 98%
- Suhu = 36,7C

Dinas Siang Dinas Siang


14.00 2 Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan. BT 20.30 Dx Kep = 1
14.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT S=-
- DJ = 150 x/menit O=
- RR = 44 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 20.00 WIB BT
- SPO2 = 98% a. DJ = 155 x/menit
- Suhu = 36,9C b. RR = 44 x/menit
14.04 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT c. SPO2 = 100%
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60% d. Suhu = 37,4C
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. 2. Status pernapasan
15.00 1 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT a. Eupnea 40 - 60 x/menit
- DJ = 154 x/menit b. Tidak merintih atau napas grunting.
- RR = 42 x/menit c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- SPO2 = 98% nasal flaring.
- Suhu = 36,7C d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
15.05 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. BT suprasternal.
- Eupnea 40 - 60 x/menit e. Tidak sianosis
- Tidak merintih atau napas grunting. f. Episode apnea SPO2 77% pukul 15.20
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
flaring. PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
suprasternal. 5. Terdapat pursed-lip.
- Tidak sianosis A=
15.06 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. BT Masalah teratasi sebagian.
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun P=
functio lesa. Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
15.08 3 Mengkaji kemampuan menghisap bayi. BT
- Bayi belum mempunyai refleks menghisap karena 20.30 Dx Kep = 2
bayi masih prematur. S=-
15.10 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. BT O=
- 1 cc warna kuning jernih 1. Tanda-tanda vital pukul 20.00 WIB BT
15.10 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT a. DJ = 155 x/menit
ASI 9 cc melalui OGT. b. RR = 44 x/menit
15.20 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. BT c. SPO2 = 100%
- Episode apnea SPO2 77% d. Suhu = 37,4C
15.25 1,2,3 Melakukan suction dan pengaturan posisi bayi. BT 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
15.40 1,2,3 Mengganti popok bayi. BT 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- 20 gram, BAB warna hijau 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
16.00 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
terapi: A=
- Meropenem 1 x 15 mg Masalah teratasi sebagian.
- Aminophilin 1 x 2 mg P=
16.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
- DJ = 150 x/menit
- RR = 44 x/menit 20.30 Dx Kep = 3
- SPO2 = 100% S=-
- Suhu = 37,6C O=
16.35 1,2,3 Mengganti cairan infus D10% 1/5 NS 35 ml/24 jam + BT 1. Retensi OGT total pada dinas siang yakni 2 cc BT
NaCl 3% 5 ml/24 jam + KCl 7,4% 0,5 ml/24 jam + berwarna kuning jernih.
Aminosteril Infant 6% 20 ml/24 jam. 2. Refleks menghisap belum ada.
17.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT 3. Bayi diberikan ASI.
- DJ = 170 x/menit A=
- RR = 44 x/menit Masalah teratasi sebagian.
- SPO2 = 100% P=
- Suhu = 37,6C Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
18.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 154 x/menit
- RR = 48 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,2C
18.05 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. BT
- 1 cc warna kuning jernih
18.05 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT
ASI 9 cc melalui OGT.
19.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 158 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 37,6C
20.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 155 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,4C
20.15 1,2,3 Mengganti popok bayi. BT
- 30 gram, BAB warna hijau + BAK

Dinas Dinas
Malam Malam
21.00 2 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. APS 06.30 Dx Kep = 1 APS
21.00 3 Mengkaji kemampuan menghisap bayi. APS S=-
- Bayi belum mempunyai refleks menghisap karena O=
bayi masih prematur. 1. Tanda-tanda vital pukul 06.00 WIB
21.00 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS a. DJ = 156 x/menit
- 0 cc b. RR = 45 x/menit
21.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS c. SPO2 = 100%
ASI + susu formula 10 cc melalui OGT. d. Suhu = 37,3C
21.10 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS 2. Status pernapasan
- DJ = 155 x/menit a. Eupnea 40 - 60 x/menit
- RR = 40 x/menit b. Tidak merintih atau napas grunting.
- SPO2 = 100% c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- Suhu = 37C nasal flaring.
22.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
- DJ = 167 x/menit suprasternal.
- RR = 44 x/menit e. Tidak sianosis
- SPO2 = 100% f. Episode apnea SPO2 74% pukul 00.17
- Suhu = 36,8C g. Episode apnea SPO2 81% pukul 01.35
23.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS h. Episode apnea SPO2 67% pukul 03.14
- DJ = 156 x/menit 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
- RR = 44 x/menit PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- SPO2 = 100% 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- Suhu = 37C 5. Terdapat pursed-lip.
23.00 1,2,3 Mengganti popok bayi. APS A=
- 40 gram, BAB warna hijau Masalah teratasi sebagian.
23.04 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS P=
- 0 cc Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
23.30 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS
susu formula 10 cc melalui OGT. 06.00 Dx Kep = 2 APS
00.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS S=-
- DJ = 155 x/menit O=
- RR = 40 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 06.00 WIB
- SPO2 = 99% a. DJ = 156 x/menit
- Suhu = 36,5C b. RR = 45 x/menit
00.00 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS c. SPO2 = 100%
terapi: d. Suhu = 37,3C
- Meropenem 1 x 15 mg 4. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
- Aminophilin 1 x 2 mg 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- Amikasin 1 x 6 mg 5. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
00.17 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. APS dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
- Episode apnea SPO2 74% A=
01.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS Masalah teratasi sebagian.
- DJ = 167 x/menit P=
- RR = 42 x/menit Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,8C 06.00 Dx Kep = 3 APS
01.05 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. APS S=-
- Eupnea 40 - 60 x/menit O=
- Tidak merintih atau napas grunting. 1. Retensi OGT total pada dinas malam yakni 2
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal cc warna putih keruh.
flaring. 2. Bayi belum mempunyai refleks menghisap.
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan 3. Bayi diberikan susu formula.
suprasternal. A=
- Tidak sianosis Masalah teratasi sebagian.
01.07 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. APS P=
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
functio lesa.
01.35 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. APS
- Episode apnea SPO2 81%
01.40 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60%
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
02.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 158 x/menit
- RR = 46 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 36,7C
03.00 1,2,3 Mengganti cairan infus D10% 1/5 NS 40 ml/24 jam + APS
NaCl 3% 5 ml/24 jam + Aminosteril Infant 6% 20
ml/24 jam.
03.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 158 x/menit
- RR = 52 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 36,9C
03.14 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. APS
- Episode apnea SPO2 67%
03.15 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS
- cc warna putih jernih
03.15 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS
susu formula 10 cc melalui OGT.
04.00 1,2,3 Melakukan suction. APS
04.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 146 x/menit
- RR = 48 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 37C
04.30 1,2,3 Mengganti popok bayi. APS
- 30 gram, BAK
04.32 1,2,3 Menimbang bayi. APS
- 950 gram.
04.32 1,2,3 Menjaga kebersihan inkubator dari kotoran dengan APS
mengganti selimut dan bedong.
04.44 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS
- 2 cc warna putih keruh
05.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 149 x/menit
- RR = 40 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 37,3C
06.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 156 x/menit
- RR = 45 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,3C
06.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS
susu formula 10 cc melalui OGT.
20 Mei 2017 20 Mei 2017
Dinas Pagi Dinas Pagi
07.00 2 Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan. FL 13.00 Dx Kep = 1 FL
07.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL S=-
- DJ = 150 x/menit O=
- RR = 40 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 13.00 WIB
- SPO2 = 98% a. DJ = 150 x/menit
- Suhu = 36,4C b. RR = 44 x/menit
08.00 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL c. SPO2 = 100%
terapi: d. Suhu = 37,5C
- Meropenem 1 x 15 mg 2. Status pernapasan
- Aminophilin 1 x 2 mg a. Eupnea 40 - 60 x/menit
08.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL b. Tidak merintih atau napas grunting.
- DJ = 158 x/menit c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- RR = 46 x/menit nasal flaring.
- SPO2 = 100% d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
- Suhu = 37,3C suprasternal.
08.30 1,2,3 Mengganti popok bayi. FL e. Tidak sianosis
- 15 gram, BAB warna hijau + BAK 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
09.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- DJ = 143 x/menit 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- RR = 45 x/menit 5. Terdapat pursed-lip.
- SPO2 = 97% A=
- Suhu = 37C Masalah teratasi sebagian.
09.10 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. FL P=
- 0 cc Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
09.10 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL
ASI 10 cc melalui OGT. 13.00 Dx Kep = 2 FL
10.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL S=-
- DJ = 160 x/menit O=
- RR = 48 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 13.00 WIB
- SPO2 = 98% a. DJ = 150 x/menit
- Suhu = 37,2C b. RR = 44 x/menit
11.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL c. SPO2 = 100%
- DJ = 150 x/menit d. Suhu = 37,5C
- RR = 46 x/menit 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
- SPO2 = 100% 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- Suhu = 37,5C 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
11.05 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. FL dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
- Eupnea 40 - 60 x/menit A=
- Tidak merintih atau napas grunting. Masalah teratasi sebagian.
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal P=
flaring. Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
suprasternal. 13.00 Dx Kep = 3 FL
- Tidak sianosis S=-
11.07 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL O=
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60% 1. Retensi OGT total pada dinas pagi yakni 0 cc.
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. 2. Bayi diberikan ASI.
11.10 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. FL A=
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun Masalah teratasi sebagian.
functio lesa. P=
12.00 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. FL Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
- 0 cc
12.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL
ASI 13 cc melalui OGT.
12.05 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL
- DJ = 155 x/menit
- RR = 40 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,3C
12.05 1,2,3 Mengganti popok bayi. FL
- 20 gram, BAB warna hijau + BAK
13.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL
- DJ = 150 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,5C

Dinas Siang Dinas Siang


14.00 2 Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan. PRR 20.00 Dx Kep = 1 PRR
14.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR S=-
- DJ = 140 x/menit O=
- RR = 40 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 20.00 WIB
- SPO2 = 100% a. DJ = 150 x/menit
- Suhu = 37,3C b. RR = 42 x/menit
15.00 1,2,3 Melakukan suction. PRR c. SPO2 = 100%
15.15 1 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR d. Suhu = 36,2C
- DJ = 152 x/menit 2. Status pernapasan
- RR = 44 x/menit a. Eupnea 40 - 60 x/menit
- SPO2 = 100% b. Tidak merintih atau napas grunting.
- Suhu = 37,1C c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
15.15 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR nasal flaring.
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60% d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. suprasternal.
15.17 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. PRR e. Tidak sianosis
- Eupnea 40 - 60 x/menit 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
- Tidak merintih atau napas grunting. PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
flaring. 5. Terdapat pursed-lip.
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan A=
suprasternal. Masalah teratasi sebagian.
- Tidak sianosis P=
15.18 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. PRR Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun
functio lesa. 20.00 Dx Kep = 2 PRR
15.45 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR S=-
terapi: O=
- Meropenem 1 x 15 mg 1. Tanda-tanda vital pukul 20.00 WIB
- Aminophilin 1 x 2 mg a. DJ = 150 x/menit
15.50 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. PRR b. RR = 42 x/menit
- 0 cc c. SPO2 = 100%
15.50 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR d. Suhu = 36,2C
ASI 13 cc melalui OGT. 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
16.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- DJ = 167 x/menit 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
- RR = 51 x/menit dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
- SPO2 = 100% A=
- Suhu = 37,3C Masalah teratasi sebagian.
16.10 1,2,3 Mengganti popok bayi. PRR P=
- 30 gram, BAB warna hijau Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
17.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR
- DJ = 154 x/menit 20.00 Dx Kep = 3 PRR
- RR = 46 x/menit S=-
- SPO2 = 99% O=
- Suhu = 36,5C 1. Retensi OGT total pada dinas siang yakni 0 cc.
17.25 1,2,3 Mengganti cairan infus D10% 1/5 NS 35 ml/24 jam + PRR 2. Bayi belum mempunyai refleks menghisap.
NaCl 3% 5 ml/24 jam + Aminosteril Infant 6% 20 3. Bayi diberikan ASI.
ml/24 jam. A=
18.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR Masalah teratasi sebagian.
- DJ = 150 x/menit P=
- RR = 44 x/menit Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,5C
19.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR
- DJ = 148 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37C
19.30 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. PRR
- 0 cc
19.30 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR
ASI 13 cc melalui OGT.
20.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR
- DJ = 150 x/menit
- RR = 42 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,2C

Dinas Dinas
Malam Malam
21.00 2 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. APS 06.00 Dx Kep = 1 APS
21.00 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS S=-
- 4 cc kuning keruh O=
21.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS 1. Tanda-tanda vital pukul 06.00 WIB
susu formula 13 cc melalui OGT. a. DJ = 149 x/menit
21.08 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS b. RR = 44 x/menit
- DJ = 148 x/menit c. SPO2 = 100%
- RR = 42 x/menit d. Suhu = 37,3C
- SPO2 = 99% 2. Status pernapasan
- Suhu = 36,3C a. Eupnea 40 - 60 x/menit
22.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS b. Tidak merintih atau napas grunting.
- DJ = 143 x/menit c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- RR = 46 x/menit nasal flaring.
- SPO2 = 100% d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
- Suhu = 37C suprasternal.
22.10 1,2,3 Mengganti popok bayi. APS e. Tidak sianosis
- 30 gram, BAK f. Episode apnea SPO2 70% pukul 00.16
23.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
- DJ = 155 x/menit PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- RR = 40 x/menit 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- SPO2 = 100% 5. Terdapat pursed-lip.
- Suhu = 37C A=
23.50 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS Masalah teratasi sebagian.
terapi: P=
- Meropenem 1 x 15 mg Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
- Aminophilin 1 x 2 mg
- Amikasin 1 x 6 mg 06.00 Dx Kep = 2 APS
00.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS S=-
- DJ = 150 x/menit O=
- RR = 44 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 06.00 WIB
- SPO2 = 1000% a. DJ = 149 x/menit
- Suhu = 37C b. RR = 44 x/menit
00.05 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS c. SPO2 = 100%
- 0 cc d. Suhu = 37,3C
00.05 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
susu formula 13 cc melalui OGT. 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
00.16 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. APS 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
- Episode apnea SPO2 70% dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
01.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS A=
- DJ = 144 x/menit Masalah teratasi sebagian.
- RR = 40 x/menit P=
- SPO2 = 100% Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
- Suhu = 36,7C
01.04 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. APS 06.00 Dx Kep = 3 APS
- Eupnea 40 - 60 x/menit S=-
- Tidak merintih atau napas grunting. O=
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal 1. Retensi OGT total pada dinas malam yakni 4 cc
flaring. warna kuning keruh.
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan 2. Bayi diberikan susu formula.
suprasternal. A=
- Tidak sianosis Masalah teratasi sebagian.
01.05 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. APS P=
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun Lanjutkan intervensi 2, 3.
functio lesa.
01.45 1,2,3 Melakukan suction. APS
01.46 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60%
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
02.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 150 x/menit
- RR = 46 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 37C
02.30 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS
- 0 cc
03.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS
susu formula 13 cc melalui OGT.
03.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 155 x/menit
- RR = 41 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,2C
04.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 148 x/menit
- RR = 40 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 37,1C
04.05 1,2,3 Melakukan suction. APS
04.35 1,2,3 Mengganti popok bayi. APS
30 gram, BAK + BAB sedikit
04.35 1,2,3 Menimbang bayi. APS
- 950 gram.
04.35 1,2,3 Menjaga kebersihan inkubator dari kotoran dengan APS
mengganti selimut dan bedong.
04.40 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. APS
- 0 cc
05.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 150 x/menit
- RR = 43 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 36,9C
06.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. APS
- DJ = 149 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,3C
06.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian APS
susu formula 13 cc melalui OGT.
21 Mei 2017 21 Mei 2017
Dinas Pagi Dinas Pagi
06.55 2 Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan. FL 13.00 Dx Kep = 1 FL
06.55 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL S=-
- DJ = 143 x/menit O=
- RR = 40 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 13.00 WIB
- SPO2 =100% a. DJ = 160 x/menit
- Suhu = 37,4C b. RR = 56 x/menit
08.00 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL c. SPO2 = 100%
terapi: d. Suhu = 36,7C
- Meropenem 1 x 15 mg 2. Status pernapasan
- Aminophilin 1 x 2 mg a. Eupnea 40 - 60 x/menit
08.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL b. Tidak merintih atau napas grunting.
- DJ = 142 x/menit c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- RR = 40 x/menit nasal flaring.
- SPO2 = 99% d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
- Suhu = 37,1C suprasternal.
08.00 1,2,3 Mengganti popok bayi. FL e. Tidak sianosis
- 10 gram, BAK 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
09.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- DJ = 146 x/menit 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- RR = 42 x/menit 5. Terdapat pursed-lip.
- SPO2 = 98% A=
- Suhu = 37C Masalah teratasi sebagian.
09.05 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. FL P=
- 1 cc warna kehijauan Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
09.05 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL
susu formula 13 cc melalui OGT. 13.00 Dx Kep = 2 FL
10.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL S=-
- DJ = 148 x/menit O=
- RR = 42 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 13.00 WIB
- SPO2 = 100% e. DJ = 150 x/menit
- Suhu = 37C f. RR = 44 x/menit
11.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL g. SPO2 = 100%
- DJ = 144 x/menit h. Suhu = 37,5C
- RR = 44 x/menit 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
- SPO2 = 100% 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- Suhu = 37C 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
11.04 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60% A=
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. Masalah teratasi sebagian.
11.05 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. FL P=
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
functio lesa.
12.00 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. FL 13.00 Dx Kep = 3 FL
- 0 cc S=-
12.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian FL O=
susu formula 13 cc melalui OGT. 1. Retensi OGT total pada dinas pagi yakni 0 cc.
12.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL 2. Bayi diberikan susu formula.
- DJ = 146 x/menit A=
- RR = 40 x/menit Masalah teratasi sebagian.
- SPO2 = 98% P=
- Suhu = 36,9C Lanjutkan intervensi 2, 3.
12.05 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. FL
- Eupnea 40 - 60 x/menit
- Tidak merintih atau napas grunting.
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal
flaring.
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
suprasternal.
- Tidak sianosis
13.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. FL
- DJ = 150 x/menit
- RR = 56 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,7C

Dinas Siang Dinas Siang


14.00 2 Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan tindakan. PRR 20.00 Dx Kep = 1 PRR
14.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR S=-
- DJ = 142 x/menit O=
- RR = 40 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 20.00 WIB
- SPO2 = 98% a. DJ = 142 x/menit
- Suhu = 37C b. RR = 44 x/menit
14.45 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. PRR c. SPO2 = 100%
- 0 cc d. Suhu = 37,3C
15.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR 2. Status pernapasan
- DJ = 142 x/menit a. Eupnea 40 - 60 x/menit
- RR = 44 x/menit b. Tidak merintih atau napas grunting.
- SPO2 = 98% c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- Suhu = 36,9C nasal flaring.
15.04 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60% suprasternal.
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm. e. Tidak sianosis
15.05 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. PRR 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
- Eupnea 40 - 60 x/menit PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- Tidak merintih atau napas grunting. 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal 5. Terdapat pursed-lip.
flaring. A=
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan Masalah teratasi sebagian.
suprasternal. P=
- Tidak sianosis Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
15.07 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. PRR
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun 20.00 Dx Kep = 2 PRR
functio lesa. S=-
15.10 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR O=
ASI 13 cc melalui OGT. 1. Tanda-tanda vital pukul 20.00 WIB
15.45 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR a. DJ = 150 x/menit
terapi: b. RR = 42 x/menit
- Meropenem 1 x 15 mg c. SPO2 = 100%
- Aminophilin 1 x 2 mg d. Suhu = 36,2C
16.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
- DJ = 140 x/menit 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- RR = 42 x/menit 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
- SPO2 = 100% dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
- Suhu = 37,1C A=
17.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR Masalah teratasi sebagian.
- DJ = 148 x/menit P=
- RR = 42 x/menit Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,2C 20.00 Dx Kep = 3 PRR
17.05 1,2,3 Mengganti cairan infus D10% 1/5 NS 35 ml/24 jam + PRR S=-
NaCl 3% 5 ml/24 jam + KCl 7,4% 0,5 ml/24 jam + O=
Aminosteril Infant 6% 20 ml/24 jam. 1. Retensi OGT total pada dinas siang yakni 0 cc.
18.00 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. PRR 2. Bayi diberikan ASI.
- 0 cc A=
18.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian PRR Masalah teratasi sebagian.
ASI 13 cc melalui OGT. P=
18.10 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR Lanjutkan intervensi 2, 3.
- DJ = 146 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,2C
19.00 1,2,3 Mengganti popok bayi. PRR
- 30 gram, BAB warna hijau
19.10 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR
- DJ = 142 x/menit
- RR = 42 x/menit
- SPO2 = 99%
- Suhu = 36,9C
20.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. PRR
- DJ = 142 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 37,3C

Dinas Dinas
Malam Malam
21.00 2 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. BT 06.00 Dx Kep = 1 BT
21.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT S=-
- DJ = 156 x/menit O=
- RR = 42 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 06.00 WIB
- SPO2 = 100% a. DJ = 150 x/menit
- Suhu = 36,4C b. RR = 44 x/menit
21.10 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. BT c. SPO2 = 100%
- 4 cc kuning keruh d. Suhu = 36,8C
21.10 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT 2. Status pernapasan
ASI 13 cc melalui OGT. a. Eupnea 40 - 60 x/menit
22.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT b. Tidak merintih atau napas grunting.
- DJ = 162 x/menit c. Terdapat pernapasan cuping hidung atau
- RR = 44 x/menit nasal flaring.
- SPO2 = 99% d. Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan
- Suhu = 37,1C suprasternal.
22.10 1,2,3 Mengatur posisi bayi. BT e. Tidak sianosis
23.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT 3. Bayi terpasang O2 Bubbles CPAP FiO2 60%
- DJ = 158 x/menit PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
- RR = 44 x/menit 4. Tidak ada penggunaan otot bantu napas.
- SPO2 = 99% 5. Terdapat pursed-lip.
- Suhu = 36,5C A=
00.00 2 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT Masalah teratasi sebagian.
terapi: P=
- Meropenem 1 x 15 mg Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
- Aminophilin 1 x 2 mg
- Amikasin 1 x 6 mg 06.00 Dx Kep = 2 BT
00.10 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT S=-
- DJ = 150 x/menit O=
- RR = 52 x/menit 1. Tanda-tanda vital pukul 06.00 WIB
- SPO2 = 100% a. DJ = 150 x/menit
- Suhu = 37,6C b. RR = 44 x/menit
01.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT c. SPO2 = 100%
- DJ = 148 x/menit d. Suhu = 36,8C
- RR = 42 x/menit 2. Hasil pemeriksaan laboratorium leukosit tanggal
- SPO2 = 100% 19 Mei 2017 yakni 11,79 x 103/uL.
- Suhu = 37C 3. Tidak terdapat tanda tanda infeksi seperti kalor,
01.05 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. BT dolor, rubor, tumor, dan functio lesa.
- 6 cc warna kuning keruh A=
01.05 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT Masalah teratasi sebagian.
susu formula 14 cc melalui OGT. P=
02.00 1 Mengkaji perubahan status pernapasan. BT Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
- Eupnea 40 - 60 x/menit
- Tidak merintih atau napas grunting. 06.00 Dx Kep = 3 BT
- Terdapat pernapasan cuping hidung atau nasal S=-
flaring. O=
- Terdapat retraksi interkostal, substernal, dan 1. Retensi OGT total pada dinas malam yakni 10 cc
suprasternal. warna kuning keruh.
- Tidak sianosis 2. Bayi diberikan susu formula.
02.02 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi. BT A=
- Tidak ada kalor, rubor, tumor, dolor, maupun Masalah teratasi sebagian.
functio lesa. P=
02.03 1 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT Lanjutkan intervensi 2, 3.
kehangatan dan oksigen Bubbles CPAP FiO 2 60%
PEEP 7 cmH2O Flow 8 lpm.
02.04 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 152 x/menit
- RR = 48 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,9C
03.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 150 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,7C
04.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 150 x/menit
- RR = 46 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,7C
04.05 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. BT
- 0 cc
04.05 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT
susu formula 14 cc melalui OGT.
04.10 1,2,3 Mengganti popok bayi. BT
- 40 gram, BAK
04.10 1,2,3 Menimbang bayi. BT
- 1000 gram.
04.10 1,2,3 Menjaga kebersihan inkubator dari kotoran dengan BT
mengganti selimut dan bedong.
04.20 3 Mengkaji retensi pada OGT sebelum pemberian susu. BT
- 0 cc
05.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 154 x/menit
- RR = 48 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,6C
06.00 1,2 Monitor tanda-tanda vital secara kontinyu. BT
- DJ = 150 x/menit
- RR = 44 x/menit
- SPO2 = 100%
- Suhu = 36,8C
06.00 3 Hasil kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian BT
susu formula 14 cc melalui OGT.

Anda mungkin juga menyukai