PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan, tablet
merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien,
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping mudah
cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil dalam
penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara, transportasi dan distribusinya
tidak sulit sehingga mudah sampai kepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif
lebih murah harganya, memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya
1. Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak,
satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan tambahan
2. Tablet harus melepaskan zat berkhasiat kedalam tubuh dalam jumlah yang tepat
memberikan efek yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik. Untuk
Dapat mengetahui tata cara pelaksanaan praktikum teknologi sediaan solid dalam
pembuatan tablet Kalsium Lactat bentuk dengan menggunakan metode granulasi basah.
1. Mampu menyusun dan mengkaji praformulasi bahan aktif (Calsium Lactat) yang
akan digunakan dalam pembuatan sediaan tablet.
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai
zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam
mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh
dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga
kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan.
Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai
masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab
masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini.
TABLET MENURUT IMO
Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk rata atau
cembungrangkap,umumnya bulat,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa
bahan tambahan.
Menurut R. Voigt
- garis tengah pada umumnya 15-17 mm
- bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g
Menurut Lachman
- tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci
- berat tablet berkisar antara 120-700 mg 800 mg
- diameternya 1/4-7/6 inci
Menurut Dom Martin
- 1/8-1 1/5 inci
Menurut FI III
- kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
1 1/3 kali tebal tablet
a. Zat pengikat(binder)
Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat. Biasanya yang
digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 % (panas solutio Mythylcellulosum
5%)
b. Zat penghancur(disinterogator)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya yang digunakan adalah
amilum manihot kering, gelatinum,agar agar, natrium alginat.
c. Zat pelicin(lubricant)
e. Zat penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang
cocok,biasanya berwarna atau tidak.
Tablet bersalut gula (sugar coating)
Tablet ini sering disebut dragee.Menggunakan penyalut larutan gula.
SYARAT TABLET
a) cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak perlu diracik
dahulu
b) mudah disimpan (stabil) dan dibawa
c) lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)
KERUGIAN TABLET
1. Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
2. Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada
lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang
terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
g. Tablet Effervesen
Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan
CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum.
h. Tabel Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah
sebelum ditelan.
a. Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi.
Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi
di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
b. Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi
nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung
(angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek
terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
b. Tablet Vaginal
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina
yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya
mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina
dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
c. Tablet Dispending
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat atau
cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu,
oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan
konsentrasi tertentu.
Zat Aktif
Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet
dikelompokkan menjadi :
Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai
zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif, membentuk tablet
dan mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai
berikut :
tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara)
tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua negara
tempat produk tersebut dikembangkan
harga relatif murah
tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis, stabil
secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan zat aktif
bebas dari kandungan bakteri patogen
kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya
dan tidak membawa pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat
aktif dalam sediaan.
a. Bahan Pengisi
Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran
tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet, memperbaiki daya
kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi masalah
kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif. Jumlah bahan pengisi yang
dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80 % dai bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif
dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet
(campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan
pengisi.
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut filler-
binders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan
meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders digunakan
dalam kempa langsung.
c. Penghancur (Disintegran)
Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak
dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet, mengembang,
dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini sangat menentukan
kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai bioavailabilitas yang diharapkan.
(Lachman, 1994 : 702). Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang,
turunan amilum seperti amylum glikoat, senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang
memperbesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek
memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam saluran pencernaan.
Amilum digunakan dengan konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu
penghancuran. (Ansel, 1989 : 263)
Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat sekaligus
memenuhi ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan pelicin. Pada
umumnya talk ditambahkan sebanyak 2% ke dalam granulat siap pakai. (Voight, 1995
: 205).
Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan
mencetak, secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi
menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan
menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die, alat kompresi tablet merupakan alat
beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat serta
produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat
mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudiaan bahan tablet yang
telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering. Dalam pembuatan tablet
zat berkasiat , zat zat lain ,kecuali zat pelicin dibuat granul(butiran kasar).Karena serbuk yang
halus tidak mengisi cetakan dengan baik.maka dibuat granul agar mudah mengalir(free
flowing)mengisi cetakan agar tablet tidak retak (capping).
Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa yang mengalir dari
corong ke kisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi massa kompak dan padat. Tablet dibuat
sesuai bentuk dan ukuran pons dan lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massa kompak
dengan bentuk tertentu. Unit tablet dalam satu batch harus mempunyai keseragaman bobot,
keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang harus memenuhi syarat. Ketentuan lain yang
juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus homogen dan massa kempa harus
mengalir lancar ke lubang kempa.
Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar
yang telah proses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet yang
terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah atau
kering atau tergantung pembuatan, dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan
eksipien. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan
lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk
menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat. Massa kempa yang baik memiliki sifat-sifat :
memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong ke lubang
kempa sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat
memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang kempa selalu
dalam bobot dan volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa menghasilkan
tablet yang kompak
memiliki kompressibilitas yang baik
memiliki kompaktibilitas yang baik
memiliki kandungan zat aktif yang homogen dan serba sama
Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang
lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul
yang lebih homogen dari segi kadar, ukuran, serta bentuk partikel. Adapun fungsi granulasi
adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan
bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang tidak memisah, mengendalikan kecepatan
pelepasan zat aktif, serta mengurangi debu. Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses granulasi
dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa. Metode ini disebut kempa
langsung. Metode ini mengurangi lamanya proses pembuatan tablet melalui proses granulasi,
tapi sering timbul beberapa kendala yang disebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau eksipien.
1. Cara basah
2. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion
PEMBUATAN GRANUL
1. Cara Basah
Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik baik, lalu dibasahi dengan
larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna. Setelah itu diayak menjadi
granul, dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 - 50. Setelah kering
diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan
bahan pelican dan pewarna dan dicetak menjadi tablet dalam mesin tablet.
Proses Pembuatan :
1. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan
eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas
antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada
granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer
mill, dan grinder.
2. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang
merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
planetary mixer, twin-shell, dan blender.
3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat
Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga
membutuhkan alat yang dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer dan
planetary mixer.
4. Pengayakan
Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran
6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.
5. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan. Granul
kemudian dikeringkan dalam oven.
6. Pengayakan
Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan porositas
yang lebih kecil dari yang sebelumnya.
7. Penambahan Penghancur dan Lubrikan
Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur
dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.
8. Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak
berupa granul menjadi tablet.
2. Cara kering
Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan pelicin dicampur dan
dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar (slugging),setelah itu tablet
yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi teblet
yang dikehendaki dengan mesin tablet.
Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan :
Mesin Slug
Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak
berbentuk, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran
partikel yang diinginkan.
Mesin Rol
Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara hidrolik untuk
menghasilkan massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling hingga diperoleh granul
dengan ukuran yang diinginkan.
Proses Pembuatan :
1. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan
eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas
antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada
granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer
mill, dan grinder.
2. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang
merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
planetary mixer, twin-shell, dan blender.
3. Slugging
Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan dengan
punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.
4. Penghancuran
Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk selanjutnya
dilekukan pengayakan.
5. Pengayakan
Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran
6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill.
6. Penambahan Penghancur dan Lubrikan
Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur
dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya.
7. Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak
berupa granul menjadi tablet.
KEMPA LANGSUNG
Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang
memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara
langsung. Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi
basah maupun kering. Walaupun demikian perubahan sifat fisik bahan pengisi dapat
merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk dikempa secara langsung. Metode ini
digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan kompressibilitas baik. Selain itu
kempa langsung dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak mungkin dilakukan dengan
metode granulasi basah (tidak tahan lembab dan panas) dan granulasi kering (yang
melibatkan kompresi tinggi).
Proses Pembuatan :
1. Penghalusan
Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan
eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas
antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada
granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer
mill, dan grinder.
2. Pencampuran
Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang
merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
planetary mixer, twin-shell, dan blender.
3. Pengempaan Tablet
Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak
berupa granul menjadi tablet.
a) Granulasi Basah
Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi basah :
dapat meningkatkan kohesifitas dan kompressibilitas serbuk dengan penambahan
bahan pengikat
dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit
dikompressi
distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan
dosis kecil
zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan
pengikat
serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk)
Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi basah :
membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak
memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke proses
lainnya
tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
b) Granulasi Kering
Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi kering :
memerlukan tahap proses yang lebih sedikit dibandingkan metode granulasi basah
waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat
tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya
dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan lembab
KEMPA LANGSUNG
1. Capping
Caping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah
tablet dari badan tablet. Umumnya disebabkan oleh adanya udara yang terjadi dalam
ruang die dan penyebab lain yaitu kelebihan granul, over lubrikasi atau kurang
rubrikan.
2. Laminasi
Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih. Umumnya keretakan
atau pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam atau hari
kemudian.
3. Chipping
Chipping adalah keadaan pada bagian bawah tablet terpotong yang disebabkan oleh
ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die.
4. Cracking
Cracking adalah keadaan tablet pecah, lebih sering di bagian atas tengah. Cracking
merupakan akibat lanjut dari permukaan atas die.
5. Picking
Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada
permukaan punch yang disebabkan pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan
kurang atau yang dikompresi adalah bahan berminyak/lengket.
6. Sticking
Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu
punch kurang bersih, tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.
7. Mottling
Mottling adalah keadaan distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.
8. Binding
Binding adalah lubrikasi yang tidak memadai.
Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu
ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan
ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemuian dicata waktu yang
diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch. Waktu
alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 10 detik
untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebh besar dari 100
gram/detik.
Persen Kompressibilitas
Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung
dari kerapatan granul, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur.
Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume.
Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683)
Kompresibilitas = x 100 %
12-16 Baik
23-35 buruk
1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu masukkan
satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air bersuhu 370 20C
sebagai media kecuali dinyatakan lain dalam monografi.
2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat
Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut (Indonesia, 1976:6)
1. Diambil 10 tablet
2. Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
11/3 tebal tablet.
Uji kekerasan
Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses
produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan
tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet
adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester.
(Ansel, 1989:255)
Uji kerapuhan
Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang
dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan. Prinsip
pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau
40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji
kerapuhan adalah friablator test (Lachman, 1994:654)
CH3CHCOO Ca.xH2O
C6H10CaO6
Mengandung 98,0 % - 101,0 % C6H10CaO6 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Serbuk atau granul putih, praktis tidak berbau, bentuk pentahidrat sedikit mekar
pada suhu 120oC menjadi bentuk anhidrat.
Kelarutan : Ca-laktat pentahidrat larut dalam aor, praktis tidak larut dalam etanol (FI IV
1995. hal 164).
Tablet Kalsium Laktat mengandung kalsium laktat C6H10CaO6 . 5H2O tidak kurang dari 94,0
% dan tidak lebih dari 106,0 % dri jumlah yang tertera pada etiket.
Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara
dengan 350 mg Ca-Laktat masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 150 ml air dan 2 ml
HCl 3N aduk menggunakan pengaduk stirrer selama 3-5. Sambil di aduk tambahkan 30
ml Na-EDTA 0,05 M melalui buret 50,0 ml tambahkan 15 ml NaOH 1N dan 300 mg
indicator biru hidroksinaftol lanjutkan titrasi hingga TAT warna biru.
Waktu : 45 menit
Toleransi : dalam waktu 45 menit tidak kurang dari 75 % C6H10CaO6 . 5H2O dari
jumblha yang tertera pada etiket.
II. Bahan terpilih dan alasan pemilihan bahan :
Lactosa : mudah didapat dan murah, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif
Gom arab : zat pengikat, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif
Komposisi :
R/ Calcii lactas
Aerosil
Amilum Manihot
Mg. Stearat
Lactosa
Brilliant Blue
Pembuatan :