BAB I
PENDAHULUAN
(Permenkes, 2014, 9). Kuman ini paling sering menyerang organ paru dengan
sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Sampai saat ini TB masih
menjadi masalah kesehatan yang utama diberbagai Negara di dunia. World Health
satu miliar manusia terinfeksi TBC, jika dihitung pertambahan jumlah pasien
TBC, akan bertambah sekitar 2,8-5,6 juta setiap tahun dan 1,1-2,2 juta jiwa
meninggal setiap tahun (Anggreini DS. 2011, 4,5). World Health Organitation
(WHO) 9,6 juta orang sakit karena TB paru, 1,5 juta orang meninggal karena TB
Tuberkulosis dapat menyerang siapa saja, dari semua golongan, segala usia,
jenis kelamin dan semua status sosial-ekonomi. Sekitar 75% pasien TB adalah
3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan
(disingkat TBC atau TB) dikatakan sebagai bakteri pembunuh massal (Anggreini
DS 2011, 1). Oleh karena itu, perlu kita sadari kembali bahwa TBC adalah
saat penderita TBC batuk atau bersin, bahkan pada saat meludah dan berbicara.
Satu penderita bisa menyebarkan bakteri TBC kepada 10-15 orang dalam satu
tahun (Anggreini DS, 2011, 3). Sejak tahun 1995 program Pemberantasan
yang tinggi, Bank dunia mengatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan
Gejala umum TB pada orang dewasa adalah batuk yang terus menerus dan
berdahak selama dua minggu atau lebih bila tidak diobati maka setelah lima tahun
Di Indonesia salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah masih
banyaknya kasus TB yang hilang atau tidak terlaporkan ke program. Pada tahun
2
2012 diperkirakan ada sekitar 130.000 kasus TB yang ada tetapi belum
Diperkirakan setiap tahun terjadi kasus baru TBC, dengan sekitar 1/3 penderita di
pemerintah dan swasta dan sisanya belum terjangkau unit pelayanan kesehatan
jumlah kasus tuberculosis setelah India dan Cina dengan jumlah sebesar 700 ribu
kasus (Suharyo, 2013, 86). Berdasarkan hasil survey Tuberkulosis Global (2013),
yang dirirlis oleh World Health Organitation (WHO) pada tahun 2015, jumlah
penemuan kasus baru TB di Indonesia mencapai 1 juta per tahun. Ini meningkat
dari kondisi pada tahun 2014, dengan penemuan 460.000 kasus baru. Kondisi ini
2010 Provinsi Sumatera utara menempati urutan ketujuh nasional untuk jumlah
Tenggara, Bangka Belitung dan Daerah Khusus Jakarta (Suara Sumut ,media
2011, Feb). Dari Dinkes Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 memperhitungkan
sasaran penemuan kasus baru TB paru BTA positif sebesar 22.026 jiwa, cakupan
penemuan kasus baru TB paru BTA positif yaitu 16.818 kasus atau 76,35%. Pada
tahun 2014 sumatera utara baru mencapai 122/100.000 penduduk. (Prov sumut,
3
Salah satu indikator yang diperlukan dalam pengendalianTB paru adalah
Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang
ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan
ada dalam wilayah tersebut, kasus TB yang telah ditemukan akan mendapatkan
pengobatan selam enam bulan, hasil pengobatan tetap perlu diperhatikan yaitu
berapa pasien dengan pengobatan lengkap, meninggal, gagal, putus berobat (lost
to follow up).
Provinsi Sumatera Utara, dilihat dari posisi geografis dari Kabupaten Tapanuli
termasuk juga penyakit TB Paru. Hal ini dikarenakan Kabupaten ini berada di
jalur Lintas Sumatera yang sangat tinggi mobilitas penduduknya, sehingga masuk
(www.BPS, 2016).
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2015 adalah sebanyak 949 orang dan pada
tahun 2016 sebanyak 540 orang (Dinkes Tapanuli Tengah, 2016, lamp, 7 ).
Dalam dua tahun terakhir angka kejadian TB paru selalu ada, hal ini
4
Menurut data Puskesmas Poriaha, penyakit TB paru menduduki urutan ke
delapan dari 10 penyakit terbesar pada tahun 2016 (Profil, Puskesmas, 2016, 44).
penyakit yang ada penyakit TB Paru ini merupakan penyakit menular yang dapat
pada tahun 2015 jumlah pasien penyakit TB paru BTA + sebanyak 21 pasien , 21
pasien dinyatakan tahap pengobatan dan tidak ada konfirmasi atau evaluasi
sehingga tingkat kesembuhannya tidak dapat diketahui karena para pasien ini
Pada tahun 2016 kasus kejadian penyakit TB paru juga tetap ada sebanyak
kesembuhannya karena tidak satupun pasien ini memeriksakan sputum pada tahap
Hal ini perlu mendapat perhatian karena ada kemungkinan pasien ini
menjadi carier, kambuh dan bisa menularkan ke orang lainnya. Untuk itu penulis
tatatttpasien TB Paru y
5
1.2 Rumusan Masalah
yakni :
kesembuhan.
kesembuhan.
pasien TB paru
1.4.1. Teoritis
6
3. Bagi Puskesmas untuk sebagai informasi distribusi pasien TB paru di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TBC saat batuk, bersin, bahkan berbicara ke orang lain melalui nuclei
7
droplet, sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Bakteri Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant tertidur lama
di udara dan ada juga yang jatuh pada lantai sehingga dapat terhirup, baik
kuman atau basil TB Paru akan bersarang dan berkembang biak. Pada
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat
tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui system
8
tidak semua orang yang dimasuki basil TB Paru pasti sakit TB paru karena
daya tahan tubuh yang baik memungkinkan terhindar dari sakit TB paru.
Daya tahan tubuh yang kuat dapat terbentuk jika gizi makanan, gerak
badan dan istrahat yang cukup. Atau sejak bayi semua anak harus diberi
a. Gejala umum
b. Gejala lain
Batuk bercampur darah, keringat malam, demam lebih dari sebulan, sesak
2.1.5. Diagnosis
(SPS).
9
datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang suspect membawa
sebuah pot dahak untuk menampung dahak pagi pada hari kedua.
petugas.
masalah-masalah, seperti hanya satu dari tiga specimen yang positif, dan
lain-lain.
diagnosis di negara miskin karena gizi buruk, dan penyakit lain seperti
infeksi HIV atau TB Paru yang sangat parah, karena dapat menghasilkan
tes yang lemah meskipun pasien dewasa atau anak berpenyakit TB Paru
menyerang organ tubuh lain selain paru-paru seperti pleura, kelenjar limfe
10
1. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA
positif.
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
tipe yaitu :
1) Kasus Baru
bulan)
11
sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
Adalah pasien yang telah berobat paling kurang satu bulan dan
putus berobat paling kurang dua bulan atau lebih, kemudian datang
Adalah Pasien BTA positif yang masih tetap positif pada akhir
selama pengobatan.
6) Kasus lain
kategori dua.
a. Infeksi Primer
12
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali
menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi. Ciri khas dari
selaput paru).
13
makin menularkan. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif maka
c. Media Transmisi
d. Portal of Entry
host, yang dapat terjadi secara oral, inhalasi, dermal, intra venus,
intra muskuler, intra kutan, lewat luka, mata dan lain-lain. Orang
udara tersebut.
a. Menyembuhkan penderita
14
b. Mencegah kematian
c. Mencegah kekambuhan
1. Isoniasid (H)
2. Rifampisin (R)
3. Pirasinamid (Z)
4. Streptomisin (S)
5. Etambutol (E)
dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya
tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal
15
obat (resistan). Untuk menjamin kepatuhan penderita menelan obat,
1. Tahap Intensif/Awal
Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
2. Tahap Lanjutan
a. Kategori 1
Obat diberikan setiap hari selama dua bulan yang terdiri dari H, R, Z,
16
dalam seminggu selama empat bulan yang terdiri dari H dan R
BTA positif
- Penderita TBC paru BTA negatif rontgen positif yang lagi sakit
berat.
b. Kategori 2
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Tahap intensif selama 3 bulan yang terdiri dari dua bulan dengan
untuk :
- Penderita kambuh
(Relaps)
c. Kategori 3
selama dua bulan (2HRZ) diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari
17
HR selama empat bulan diberikan tiga kali seminggu (4H3R3). Obat
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif
2.2.1 Kesembuhan
2.2.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
18
mendapat nilai 6080, dan pengetahuan responden dianggap kurang jika
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
b. Memahami (comprenhension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
besar di jamban.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
atau situasi yang lain. Misalnya dapat digunakan rumus statistik dalam
19
perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-
satu sttruktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
sehat dengan keluarga yang tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.
2.2.3. Penghasilan
Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diteriama atau diperoleh dalam jenjang waktu tertentu yang dapat digunakan
20
untuk kebutuhan sehari-hari atau konsumsi dan dapat menambah kekayaan,
baik yang diperoleh dari Indonesia maupun dari luar Indonesia dalam bentuk
apapun.
Bila ditinjau dari faktor sosial ekonomi, maka penghasilan merupakan
UMK untuk Kabupaten Tapanuli Tengah per Januari 2017 adalah sebesar
bunga, royalti sewa keuntungan penjualan harta dan hak yang tidak
keputusan.
2.2.4. Persepsi
Berikut ini adalah beberapa defenisi tentang persepsi dari pendapat ahli antara
lain :
1. Persepsi dapat didefenisikan sebagai cara organisme memberi makna.
21
2. Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi ( Ferderber. F.
Rudolph).
3. Persepsi adalah interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representative
objek eksternal.
4. Pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana (J. Cohen).
Persepsi mencakup penginderaan (sensasi) melalui alat/ panca
indra (mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah, atensi dan interpretasi.
Ada dua jenis persepsi yaitu :
1. Persepsi lingkungan fisik
Yaitu : melalui lambang-lambang fisik.
2. Persepsi sosial atau persepsi terhadap manusia.
Yaitu : menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (seperti perasaan, motif,
(empat) yakni :
1. Persepsi berdasarkan pengalaman
2. Persepsi berdasarkan selektif
3. Persepsi bersifat dugaan
4. Persepsi bersifat evaluatif
22
Kesembuhan Pasien TB
Paru
1. Pengetahuan
Keterangan
2. Penghasilan Variabel yang diteliti
3. Persepsi
Dari kerangka di atas menunjukan bahwa
terhadap kesembuhan.
terhadap kesembuhan.
23
Hipotesa nol (Ho) : Tidak ada hubungan antara penghasilan pasien
terhadap kesembuhan.
terhadap kesembuhan.
terhadap kesembuhan.
terhadap kesembuhan.
terhadap kesembuhan.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
24
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yaitu
Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah pada bulan April hingga Juni 2017,
dengan alasan :
3.3.1. Populasi
orang sebagai pasien Puskesmas Poriaha dari tahun 2016 sampai Mei 2017.
3.3.2. Sampel
dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Maka dengan
25
Data diambil dari laporan yang ada di instansi yang terkait, yaitu data dari
kuesioner yang akan dibagikan langsung kepada pasien TB paru yang ada di
yang diderita.
2.3. Aspek pengukuran
26
dengan 6.
Kurang baik skor 0
sampai dengan 3
kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada
data atau infomasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan
jawaban.
3. Entry data (Memasukkan Data)
Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode
tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Dalam
diperlukan uji statistik. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
27
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square (X)
lebih besar dari dari nilai X tabel pada taraf signifikansi 0,05. Artinya
lebih kecil dari nilai X tabel pada taraf signifikansi 0,05. Artinya tidak
28
diketahui variabel bebas yang paling dominan pengaruhnya terhadap
29
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
Armadun Nahampun
NIM. 2015.13.004
HALAMAN PERSETUJUAN
30
Proposal Penelitian Dengan Judul :
Armadun Nahampun
NIM. 2015.13.004
Oleh :
DAFTAR ISI
31
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Perumusan masalah................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 6
LAMPIRAN :
Kuisioner (Instrumen Penelitian)
32
33
KUESIONER TENTANG PENGETAHUAN, PENGHASILAN
DAN PERSEPSI PASIEN TB PARU MENGENAI FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN
TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PORIAHA
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Nomor Responden :
Desa :
1. Nama Responden :
B. PERTANYAAN
a. Penyakit keturunan
b. Penyakit guna-guna
d. penyakit keracunan
b. kuman E Coli
c. Kuman S Thyposa
34
d. Virus daengue
b. Sering lapar-lapar
d. sering ngantuk
a. Tidak
b. Belum tentu
c. Dapat
d. Tidak tahu
a. Ke dukun
c. Ke tukang urut
35
d. Tidak ada aturannya
a. Tidak dapat
a. Tidak dapat
a. satu tahun
b. Dua tahun
c. Tiga tahun
d. Enam bulan
12. Apakah kewajiban bagi penderita TBC paru dalam tahap pengobatan ?
36
d. Mengambil obat TBC lalu menjualnya
15. Bagian tubuh yang manakah yan diserang oleh kuman TBC?
a. Jantung
b. Hati
c. Persendian
d. Paru
37