Pena - Kiat Sukses Menyusun PKM
Pena - Kiat Sukses Menyusun PKM
Panitia
Pena Bulan PKM 2.0
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan
a. Pentingnya Menulis PKM
b. Pengertian Umum PKM
c. Penjelasan Umum 5 Bidang PKM
d. Mencari Judul yang Kreatif
e. Persyaratan Administratif
f. Aturan Penulisan Usulan
4. Sistematika Penulisan PKM- Kewirausahaan
a. Ringkasan + Contoh
b. Bab 1 Pendahuluan
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Tujuan + Contoh
4) Luaran yang Diharapkan + Contoh
5) Manfaat + Contoh
c. BAB II GAMBARAN UMUM RANCANA USAHA
1) Analisis SWOT + Contoh
2) Analisis Kelayakan Usaha + Contoh
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
1) Pra Produksi + Contoh
2) Produksi + Contoh
3) Pasca Produksi + Contoh
e. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
5. SISTEMATIKA PENULISAN PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM-M)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Kondisi dan Potensi Wilayah + Contoh
4) Tujuan + Contoh
5) Luaran Yang Diharapkan + Contoh
6) Manfaat + Contoh
c. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
6. SISTEMATIKA PENULISAN PKM-PENELITIAN (PKM-P)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Tujuan + Contoh
4) Luaran Yang Diharapkan + Contoh
5) Manfaat + Contoh
c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA + CONTOH
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
7. SISTEMATIKA PENULISAN PKM- PENERAPAN TEKNOLOGI (PKM-T)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Kondisi dan Potensi Mitra + Contoh
4) Kondisi dan Potensi Wilayah + Contoh
c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
8. SISTEMATIKA PENULISAN PKM- KARSA CIPTA (PKM-KC)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Tujuan + Contoh
4) Luaran Yang Diharapkan + Contoh
5) Manfaat + Contoh
c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
9. FORMAT PENULISAN SAMPUL MUKA
10. FORMAT PENULISAN HALAMAN PENGESAHAN
11. FORMAT PENULISAN BIODATA KETUA, ANGGOTA, DAN DOSEN
12. FORMAT LAMPIRAN JUSTIFIKASI ANGGARAN
13. FORMAT SUSUNAN ORGANISASI TIM DAN PEMBAGIAN TUGAS
14. FORMAT PERNYATAAN KETUA KEGIATAN
15. FORMAT PERNYATAAN KERJASAMA MITRA
PENTINGNYA MENULIS PKM
Pembina UKM-F
Gubernur FIP
Tokoh FIP
.
PKM 5 Bidang
a) PKM Penelitian (PKMP) merupakan program penelitian yang bertujuan
antara lain: untuk mengidentifikasi faktor penentu mutu produk,
menemukan hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih faktor,
menguji cobakan sebuah bentuk atau peralatan, merumuskan metode
pembelajaran, melakukan inventarisasi sumber daya, memodifikasi
produk eksisting, mengidentifikasi senyawa kimia di dalam tanaman,
menguji khasiat ekstrak tanaman, merumuskan teknik pemasaran,
survei kesehatan anak jalanan, metode pembelajaran aksara Bali di siswa
sekolah dasar, laju pertumbuhan ekonomi di sentra kerajinan Kasongan,
faktor penyebab tahayul yang mewarnai perilaku masyarakat Jawa dan lain-
lain kegiatan yang memiliki tujuan semacam itu.
b) PKM Penerapan Teknologi (PKMT) merupakan program bantuan teknologi
(mutu bahan baku, prototipe, model, peralatan atau proses produksi
pengolahan limbah, sistem jaminan mutu dan ain-lain) atau manajemen
(pemasaran, pembukuan, status usaha dan lainlain) atau lainnya bagi
industri berskala mikro atau kecil (industri rumahan, pedagang kecil atau
koperasi) sesuai kebutuhan calon mitra program. Mitra program yang
dimaksud dalam hal ini adalah kelompok masyarakat yang dinilai produktif.
PKMT mewajibkan mahasiswa bertukar pikiran dengan mitra terlebih dahulu,
karena produk PKMT merupakan solusi atas persoalan yang diprioritaskan
mitra. Dengan demikian, di dalam usul program harus dilampirkan Surat
Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra pada kertas bermaterai Rp
6.000,- .
c) PKM Kewirausahaan (PKMK) merupakan program pengembangan
ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan berorientasi pada
profit. Komoditas usaha yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa
yang selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa
berwirausaha dan memasuki pasar. Jadi pemeran utama berwirausaha dalam
hal ini adalah mahasiswa, bukan masyarakat, ataupun mitra lainnya.
d) PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM) merupakan program bantuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dalam upaya peningkatan kinerja,
membangun keterampilan usaha, penataan dan perbaikan lingkungan,
penguatan kelembagaan masyarakat, sosialisasi penggunaan obat
secara rasional, pengenalan dan pemahaman aspek hukum adat, upaya
penyembuhan buta aksara dan lain-lain bagi masyarakat baik formal
maupun non-formal, yang sementara ini dinilai kurang produktif.
Disyaratkan dalam usulan program ini adanya komitmen bekerjasama secara
tertulis dari komponen masyarakat yang akan dibantu/menjadi khalayak
sasaran.
e) PKM Karya Cipta (PKMKC) merupakan program penciptaan yang didasari
atas karsa dan nalar mahasiswa, bersifat konstruktif serta menghasilkan
suatu sistem, desain, model/barang atau prototipe dan sejenisnya. Karya
cipta tersebut belum memberikan nilai kemanfaatarn langsung bagi
pihak lain. Penerapan Teknologi yang sudah tersedia.
Sistem/design/barang yang belum terlihat kemanfaatannya bagi
masyarakat -> bersifat futuristik. Merealisasikan ide futuristik yang
instan -> mampu dikerjakan dengan waktu, biaya dan tenaga yang
terbatas (5 bulan, 12,5 jt dan 3-5 mhs). Berbeda dengan PKMT yang harus
ada Surat Kerjasama Mitra, PKM-KC tidak diwajibkan ada Surat
Pernyataan Kesediaan Bekerjasama
Mencari Judul yang Kreatif
Dalam penulisan proposal PKM, kata kunci terpenting adalah
KREATIVITAS yang merupakan ciri khas program ini. Oleh sebab itu, penulisan
PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah sulit untuk dapat lolos dan
dibiayai. Perlu ditekankan bahwa PKM ini tidak sama dengan proposal yang
disusun oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhirnya yang pada umumnya
bersifat sangat ilmiah.
Kata kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proposal PKM ini
menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah The ability to make or otherwise
bring into existence something new, whether a new solution to a problem, a new
method or device, or a new artistic object or form. Sedangkan definisi menurut
Rogets II Thesaurus, kreatif itu adalah characterized by or productive of new things
or new idea : innovative, inventive Jadi mahasiswa yang kreatitif itu memiliki tiga
ciri, yaitu adalah promoting construction or creation, having ability of power to
create dan having the power or productive of new things or new ideas. Ide baru
yang dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus
canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara
memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih
kreatif.
Contoh lain dari judul PKM yang cukup kreatif adalah Pemanfaatan limbah
whey keju dalam pembuatan nata ada dua unsur kreatif yang terkandung pada judul
ini, yaitu limbah whey dan nata yang dibuat dari whey. Dalam pembuatan keju,
sering whey menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat rendah. Apabila
limbah ini dibiarkan, maka limbah ini dapat mencemari lingkungan dan
membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah ini dan
mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi nata, maka diharapkan kelompok
mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah lingkungan.
Apabila terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu produk
yang dibuat dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan warna putih dan
rasa khas kelapa, yaitu yang sering disebut nata de coco. Kelompok mahasiswa ini
telah berhasil mencari alternatif lain dalam pembuatan nata secara kreatif, yaitu
dengan cara menumbuhkan bakteri dalam whey. Kualitas nata yang dihasilkan
sangat baik, sebab disamping aroma dan kekenyalannya cukup baik, produk ini
dapat dibuat dengan berbagai rasa dan bentuk sesuai dengan selera masyarakat.
Contoh ketiga judul PKM yang dinilai cukup kreatif adalah Ekstrak daun sirih
sebagai obat mastitis pada sapi perah. Kelompok mahasiswa ini berusaha untuk
memecahkan masalah utama dalam industri sapi perah, yaitu penyakit mastitis.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan susu menjadi rusak dan
tidak layak untuk dikonsumsi. Disamping itu, susu yang dihasilkan oleh sapi yang
terkena mastitis akan ditolak oleh industri pengolahan susu yang tentunya
mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak. Dalam pengobatan mastisis ini,
biasanya digunakan antibiotik yang harganya mahal dan tidak terjangkau oleh
peternak rakyat. Dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional masyarakat
tentang khasiat daun sirih sebagai antiseptik dan mungkin juga antibiotik, kelompok
mahasiswa ini mencoba mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan
antibiotik. Dengan berbagai teknik ekstraksi dan cara aplikasinya, kelompok ini telah
berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi perah melalui pengobatan yang
yang ramah lingkungan.
Jadi dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program PKM
yang diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan
modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih kreatif.
Seringkali mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proposal terjebak
dalam nilai kemutlakan ilmiah. Perlu selalu diingat bahwa sesuatu yang ilmiah itu
belum tentu kreatif demikian juga sebaliknya. Sebagai contoh apabila ada kelompok
mahasiswa yang mengajukan judul mekanisme penyerapan kalsium dalam darah
orang dewasa, maka kemungkinan besar evaluator menilai proposal yang diajukan
dengan judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak
mengandung unsur kreativitas. Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi dimana
mahasiswa menulis proposalnya dengan mengacu pada tugas akhirnya tanpa
memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM. Jadi penilai paling utama baik
dalam evaluasi proposal, pelaksanaan kegiatan dan presentasi di PIMNAS adalah
unsur KREATIVITAS nya.
A. Judul adalah pernyataan atau pertanyaan, singkat dan sangat spesifik,
namun cukup jelas memberi gambaran kegiatan PKM, dan bersifat unik dan
kreatif.
B. Berfungsi sebagai kunci pembuka minat baca
Harus mampu memikat perhatian pembaca pada pandangan pertama
C. Jangan sampai judul mengesankan ketidaksesuaian dengan bidang PKM
yang dipilih
D. Banyak membaca refrensi judul PKM yang lolos Didanai oleh Dikti
E. Contoh :
Contoh PKM-GT:
1. Hudy Human And Disaster In Harmony Solusi Masa Depan Menjawab
Konsekuensi Letak Geografis Yogyakarta (UGM, 2014) : Kata Human And
Disaster In Harmony menjadi suatu strategi penanggulangan bencana.
Contoh PKM-K:
1. Detol Portable Dentist Mirror Light Inovasi Alat Diagnostik pada
Pemeriksaan rongga Mulut (UGM, 2014) : kata portable menjadi suatu
solusi terhadap diagnostik rongga mulut... Memberi kesan kemudahan
terhadap diagnostik
2. LABA-LABA BERAPI SERBAN Lampion Batok Beraroma terapi serta
Menyehatkan Badan (UTM,2014).
3. Bonus Pintar Boneka Nusantara Pandai Berinterasi (UTM, 2014)
Contoh PKM-KC:
1. Rama Shinta, Rancangan Bangun Timbangan Suara Untuk Tuna Netra
Indonesia yang Mandiri, Maju dan Berwirausaha (UGM, 2014) :
Timbangan Suara menjadi solusi sehinggan tuna netra tetap bisa
melalukan sistem perdagangan.
2. VENTIL MAKAN GULE Ventilasi Penjebak Nyamuk Dengan Sinar UV, Listrik
Serta Pemanfaatan Bau Fermentasi Gula Aren Dan Ragi (UTM,2014)
Contoh PKM-M:
1. Difabel House : Program Pelatihan Dan Pembinaan Karya Seni Rupa Dan
Kerajinan Bersama Sahabat Difabel Wilayah Kota Gede (UMY, 2014) :
kata Sahabat Difabel
2. G-RoCs Green Robot Recycle Sampah) Hasil Transformasi Sampah : Media
Peningkatan Kreativitas dan Cinta Lingkungan Sejak Dini Siswa Sekolah Dasar di
RSDBI SDN Kemayoran 1 Kota Bangkalan
Contoh PKM-P:
1. Nu-Pumpseed (Nutraceutical Pumpkin Seeds) : Suplemen Pencegah
Osteoporosis dan Kolestrol Dari Biji Labu Kuning(Cucurbita pepo L.) Untuk
Wanita Post Menstrual, Studi In Vivo dan In Silico (UGM, 2014) Aplikasi
limbah ini unik karena dimanfaatkan sebagai sumber fitoestrogen
Contoh PKM-T
1. KOMPOR ENERGI SURYA SEBAGAI SOLUSI KETERBATASAN BAHAN
BAKAR MINYAK DAN GAS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA
(UTM,2014)
Persyaratan Administratif
a) Peserta PKM adalah kelompok mahasiswa S1 dan diploma yang sedang aktif
dan dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu
program studi yang sama, bergantung pada bidang kegiatan dan topik yang
akan dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama.
Keanggotaan mahasiswa dalam kelompok disarankan berasal dari minimal 2
(dua) angkatan yang berbeda.
b) Seorang mahasiswa hanya dibenarkan masuk dalam satu kelompok pengusul
PKM yang disetujui untuk didanai.
c) Seorang dosen pembimbing/pendamping hanya diperkenankan diusulkan
sebagai pembimbing maksimum 10 (sepuluh) judul/kelompok pelaksana PKM.
d) Usulan PKM diberi sampul sesuai dengan ketentuan yang tertulis, yaitu PKMP
warna putih, PKMT warna biru, PKMKC warna biru muda, PKMK warna
kuning, PKMM warna merah, PKM-AI hijau muda dan PKM-GT warna coklat.
e) Menyertakan halaman pengesahan yang dilengkapi dengan tempat, tanggal,
bulan dan tahun yang ditandatangani (asli) oleh Direktur kemahasiswaan, Wakil
Dekan, Ketua Prodi, dosen pendamping dan ketua pengusul program.
f) Pengajuan usulan dilakukan perguruan tinggi secara kolektif.
g) Setiap usulan yang mencantumkan dana dari pihak lain harus menyertakan
Surat Pernyataan Pembiayaan (dengan meterai yang berlaku) dari instansi yang
menyediakan dana tersebut.
h) Setiap usulan PKM-T dan PKM-M wajib menyertakan SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN BEKERJASAMA (dengan materai yang berlaku) dari pihak mitra
yang disebutkan.
i) PKM-KC tidak diwajibkan ada Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama.
Menciptakan suatu Karya Teknologi yang belum memberikan nilai kemanfaatan
langsung bagi masyarakat.
Aturan Penulisan Usulan
1. Usulan ditulis mengikuti sistematika penulisan sesuai kriteria yang tercantum
dalam buku Pedoman PKM 2016. Pengusul disarankan untuk mencermati
perbedaan mendasar dari masing -masing jenis PKM.
2. Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tata bahasa dan
ejaan yang disempurnakan, sederhana, dan jelas.
3. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar
anggota kelompok, halaman pengesahan, diberi nomor halaman
menggunakan angka Romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i,
ii, dan seterusnya).
4. Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka
arab yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah
kanan atas.
5. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan
kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan
nomor tabel menggunakan angka Arab.
6. Gambar, baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan
penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah.
Judul gambar ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan
angka Arab.
7. Khusus PKMP, PKMT, dan PKM-KC, penyebutan sumber pustaka dalam
naskah serta penulisan daftar pustaka hendaknya mengikuti aturan penulisan
yang berlaku, yaitu mengikuti sistem HARDVARD,. atau sistem lainnya yang
berlaku universal.
8. Diketik di kertas ukuran A4 dengan jumlah halaman inti maksimum 10
lembar, menggunakan font times new roman 12 pts, 1,15 spasi, 4 cm dari
batas kiri dan 3 cm dari batas atas, kanan dan bawah.
9. Ringkasan menggunakan 1 spasi, dengan maksimal kata 250 kata dengan
bercetak miring.
10. Pada halam sampul harus terterah Logo masing-masing Universitas, dengan
ukuran 5 cm x 5 cm.
11. Untuk sub bab di cetak tebal seperti contoh,
BAB 1 PENDAHULUAN,
BAB 2 GAMBARAN UMUM USAHA,
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
PKM- K
RINGKASAN
RINGKASAN
Salah satu tanaman yang ada di Madura, khususnya di Bangkalan adalah pisang.
Banyak lahan produktif yang digunakan untuk holtikultura tanaman pisang di Kecamatan
Bangkalan tepatnya daerah Galis. Tanaman pisang memang banyak dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan hidup sehari-hari dan dikenal sebagai tanaman multiguna karena
selain buahnya, bagian tanaman lain pun dapat dimanfaatkan, mulai dari bonggol, hingga
daunnya. Dan salah satu bagian yang sering dilupakan namun banyak manfaatnya yaitu
bonggol pisang. Bonggol (corm) pisang atau batang pisang bagian bawah merupakan
limbah tanaman pisang yang belum termanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan bonggol
pisang selama ini adalah untuk pembuatan pupuk K dan sabun dengan cara dibakar
sampai menjadi abu. Air bonggol pisang dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit, seperti disentri, pendarahan usus, amandel serta dapat
memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut.Namun, di balik cap-nya sebagai
limbah, batang pisang bagian bawah ini ternyata mengandung gizi yang cukup tinggi
dengan komposisi yang lengkap. Dalam 100 gram bonggol pisang basah terkandung 43,0
kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat, 86,0 g air, beberapa mineral seperti Ca, P dan
Fe, vitamin B1 dan C, serta bebas kandungan lemak. Sehingga bonggol pisang dapat
dikembangkan dalam suatu bentuk usaha keripik, yang tidak hanya bisa dinikmati di
kalangan muda namun juga orang dewasa serta anak anak sekalipun. Selain itu juga
rasanya yang khas dari petis Madura akan menambah daya cita rasa dari keripik itu
sendiri.
Kata Kunci : bonggol pisang, keripik, petis Madura.
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah Kertas dan Perca Batik Madura
Limbah merupakan salah satu persoalan yang sangat membebani lingkungan. Dampak
negatif keberadaan limbah menjadi perhatian utama bagi masyarakat pemerhati lingkungan
dan pemerintah. Salah satu limbah yang banyak ditemui di sekitar kita adalah limbah kertas.
Limbah tersebut dapat berasal dari usaha foto copy, koran dan majalah bekas, usaha
percetakan, sekolah, perguruan tinggi, dan perkantoran. Sampai saat ini pemanfaatan limbah
kertas masih tergolong sebagai limbah yang volumenya sangat besar. Disisi lain telah banyak
wirausawan yang memanfaatkan limbah kertas menjadi berbagai macam aneka produk,
karena limbah ini sangat mudah untuk dibentuk dan diolah menjadi barang sesuai
karakteristiknya yang lunak.
Salah satu produk pulau Madura yang menjadi kebanggaan masyarakatnya adalah
batik tulis. Sebagian besar batik tulis tersebut dimanfaatkan untuk membuat baju dan
seragam. Limbah dari pembuatan produk tersebut adalah kain perca batik Madura. Selama ini
para penjahit dan pengusaha taylor, tidak memanfaatkan limbah tersebut. Limbah kain perca
hanya dibuang atau dibuat kain lap. Jika perca batik itu hanya dibuang maka akan
meningkatkan jumlah limbah lingkungan, terlebih limbah kain sulit untuk terurai.
Keberadaan kedua limbah tersebut (limbah kertas dan limbah kain) dapat
dimanfaatkan untuk membuat produk yang memiliki nilai ekonomi, dan menjadi peluang
usaha baru. Produk handmade yang terbuat dari kedua limbah tersebut dapat dibuat dengan
melihat potensi pasar souvenir yang semakin meningkat.
Produk Lampion Topeng Beraroma Terapi
Salah satu produk yang bisa diciptakan dari limbah kertas dan kain perca batik
Madura adalah Lampion yang berbatuk topeng dengan penambahan aroma terapi. Pada saat
ini, lampion, topeng, dan aroma terapi merupakan produk yang ditawarkan secara terpisah
sehingga masing-masing memiliki segmen pasar yang berbeda. Sebagian besar lampion yang
dijual dipasar hanya berfungsi sebagai penerangan ruangan atau jalan. Sedangkan topeng
yang sudah ada di pasaran sebagian besar merupakan topeng yang terbuat dari plastik atau
kayu dengan bentuk yang homogen. Sementara aroma terapi hanya dijual dalam botol-botol
kecil yang hanya memperhatikan tentang pemanfaatannya. Pembuatan produk yang kami
rencanakan dilakukan dengan memadukan ketiga produk yang memiliki fungsi yang berbeda
menjadi satu produk yang unik. Dan pada hakekatnya bukan merupakan produk baru tetapi
menggabungkan produk yang sudah memiliki pasar, sehingga kami harapkan tidak memiliki
kesulitan dalam melakukan panetrasi pasar.
Lampion Api Madura merupakan produk lampion yang berbentuk aneka ragam
topeng dan diberi aroma terapi dengan tujuan disamping menjadi lampu penerangan, dan
dapat dijadikan sebagai hiasan, orang yang berada di dekat lampion tersebut dapat
merasakan aroma terapi yang berada di dalamnya.Aroma terapi merupakan teknik perawatan
kesehatan dengan menggunakan bau-bauan (Dewi, 2010). Menurut beberapa hasil penelitian
aroma terapi tersebut bermanfaat untuk menurunkan stress, anti depresan, meningkatkan
memori, meningkatkan jumlah energi dan lain-lain. Sehingga produk Lampion Api Madura
bukan hanya bisa sebagai produk hiasan tetapi juga dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan kesehatan orang yang berada disekitar produk tersebut.
Potensi Pasar Souvenir di Madura
Setelah pembangunan jembatan Suramadu, Pulau Madura menjadi salah satu tujuan
wisata di Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2010 Kunjungan wisatawan naik sebesar 5 kali
lipat dibandingkan tahun 2005. Kalau pada tahun 2003 jumlah wisatawan 342.989 sebesar
orang, maka pada tahun 2010 jumlah tersebut naik menjadi 620.340 orang. Kondisi ini
menjadi peluang ekonomi bagi setiap warga Madura yang jeli dalam membaca potensi pasar.
Produk-produk handmade dan souvenir mulai dihasilkan seperti batik Madura, kaos berlogo
Madura, dan aneka jajanan khas Madura. Namun demikian perkembangan produk-produk
handmade dan souvenir tersebut tidak berkembang secara pesat. Produk yang dijual oleh
toko-toko yang ada di Madura dan di sepanjang kaki jembatan suramadu pada umumnya
sama, monoton, dan kurang bervariasi. Bahkan sebagian souvenir tersebut berasal dari daerah
lain. Kondisi ini menjadi indikator bahwa pasar produk souvenir khas Madura masih cukup
potential.
1.2 Perumusan Masalah
1. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan.
2. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan
dicari penyelesaiannya, atau peluang usaha yang akan diraih.
3. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan kegiatan PKM.
4. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan
2. Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan program kegiatan ini akan merangsang jiwa kompetisi kewirausahaan
mahasiswa dalam berpikiran yang positif akan pentingnya penanaman karakteristik dan
kebudayaan bangsa bagi generasi muda. Serta dapat bekerja sama secara tim.
3. Bagi Masyarakat
Terciptanya mainan ini akan menjadi suatu produk yang mengajarkan kebudayaan
kebudayaan yang ada di Indonesia. Serta terbukanya lapangan lapangan kerja baru bagi
masyarakat.
Bungkus bunga kering harum (potpuri) dan letakkan di Mata Topeng dengan
menggunakan lem tembak
A. JADWAL KEGIATAN
B. RANCANGAN BIAYA
1. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
2. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
3. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
4. Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya).
Sumber : Bonus Pintar (UTM,2014)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.5 TUJUAN
1. Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi
baru yang diharapkan terwujud setelah kegiatan maupun PKM-M selesai.
2. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur.
1.3 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah:
1. Menciptakan cara yang tepat untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
siswa tingkat menengah sejak dini
2. Menciptakan entrepreneur muda yang luar biasa
3. Menerapkan program menjadikan Student Bussines Centre sebagai
upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa tingkat menengah
1.6 Luaran
1.4 Luaran
Menghasilkan karya sebagai sumber pengetahuan baru dan ikut andil bagi masyarakat luas
terutama bagi dunia pendidikan. Dengan memberikan solusi dalam belajar yang tidak
membosankan yang berupa Monopoly Education Game sebagai alternatif belajar yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan untuk siswa SD.
1.7 KEGUNAAN
1. Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai.
2. Uraikan manfaat bagi perguruan tinggi, bagi mahasiswa dan bagi
masyarakat.
3. Uraikan dengan cermat dan rapi.
1.5 Manfaat
1. Pengenalan Game
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan cara pengenalan.
Pengenalan yang dimaksud adalah dengan memberikan gambaran secara jelas tentang
Monopoly Education Game ini agar anak-anak yang belajar dengan game edukasi
ini mengerti cara bermainnya dan proses belajar yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan dapat terlaksana. Tidak hanya kepada siswa, akan tetapi juga akan
diperkenalkan juga kepada guru tata cara permainannya. Pada dasarnya Monopoly
Education Game ini membuat anak-anak masih dapat bermain dengan asyik tetapi
unsur dari pendidikan itu sendiri tidak dilupakan. Dengan cara tersebut diharapkan
proses belajar yang biasanya menjenuhkan dapat teratasi dengan game edukasi ini.
b. Cara Permainan
Pemain terdiri minimal 3 hingga 7 orang. Papan monopoli diletakkan di meja
yang cukup besar. Kartu dana umum dan kesempatan diletakkan terbalik di dalam
petak yang tersedia. Siswa mengocok dan menggulirkan dadu secara bergilir.
Kemudian angka yang terbanyak akan bermain terlebih dahulu. Siswa yang bermain
dimulai dari petak start. Setelah itu biji-biji pemain dijalankan bergiliran sesuai angka
dadu ke petak menurut anak panah. Jika salah satu siswa berhenti pada petak dana
umum ataupun kesempatan siswa tersebut mengambil kartu yang teratas sesuai petak
dimana dia berhenti. Setelah mentaati petunjuk-petunjuk di dalamnya, misalnya pada
monopoli IPA terdapat sebuah pertanyaan, Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup? Siswa
tersebut harus menjawab secara tepat. Apabila jawaban tersebut benar siswa
mendapatkan point yang dapat ditukarkan dengan uang beasiswa di bank dan kartu itu
dikembalikan paling bawah pada tumpukan kartu yang sesuai. Sebaliknya jika
jawaban siswa tersebut salah maka disetiap kartu ada petunjuk khusus yang harus
dipatuhi oleh siswa tersebut, misalnya tidak bermain 1 kali putaran.
SKEMA METODE PELAKSANAAN
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. JADWAL KEGIATAN
B. RANCANGAN BIAYA
1. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
2. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
3. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
4. Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya).
SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)
DAFTAR PUSTAKA
Harus Berisi :
- Latar belakang secara keseluruhan
- Tujuan
- Teknik Pengumpulan Data dan Alat Analisis
Kata Kunci :
RINGKASAN
Kacang Koro Benguk (Mucuna Puriens) merupakan salah satu jenis kacang yang
belum termanfaatkan dengan sempurna sebagai sumber makanan pokok, dengan berbagai
kandungan yang dapat menjadikan kacang koro benguk barang substitusi beras yang diolah
menjadi orzo (pasta) kemudian diterapkembangkan kepada masyarakat yang terkena
bencana. Penelitian ini akan membuat orzo yang bertujuan untuk memperoleh orzo dengan
kandungan gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral) yang lebih baik dari pada
beras, serta memiliki aktivitas antioksidan dan hipoglisemik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RAL ( Rancang Acak
Lengkap) dengan 2 faktor. Faktor yang pertama (X1) formulasi antara tepung kara benguk
(K) dan tepung gathotan (G) dengan 5 bentuk formulasi (K=10%, G=90%)(KG1), (K=20%,
G=80%)(KG2), (K=25%, G=75%)(KG3), dan faktor kedua (X2) proporsi CMC dengan
kadar 0,5%(A1) dan 1%(A2). Hasil dari orzo benguk ini akan dilakukan analisa proksimat,
alias antioksidan, dan hipoglisemik.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam merupakan bencana yang datang secara tiba-tiba serta menyisahkan
kesedihan yang mendalam untuk daerah yang terkena bencana alam tersebut. Salah satu
kesedihan yang disebabkan oleh bencana alam yakni ketersediaan pangan pokok. Oleh
karena itu hak untuk memperoleh pangan merupakan hak asasi setiap manusia. Data tahun
2007 menunjukkan masih terdapat 5.71 juta jiwa atau 2,55% penduduk Indonesia rawan
pangan dan 48% daerah yang tergolong rawan pangan (Nainggolan, 2008). Sehingga dalam
solusi memecahkan permasalahan ketersediaan pangan pasca bencana alam diperlukan
makanan yang berprotein tinggi serta cepat saji, makanan yang tidak mudah kadaluwarsa,
makanan yang distribusinnya cepat (Jurnal Gizi dan pangan 2008). Dengan menambah
ketersediaan makanan yang berprotein tinggi maka para masyarakat cenderung lebih tenang
pasca terjadi bencana.
Jenis makanan yang penting dalam masa darurat akibat bencana adalah makanan
pokok sumber energi, yang selama ini didominasi oleh mi instan karena mudah penyajian
dan distribusinya. Beras bukan merupakan alternatif utama untuk daerah terdampak
bencana, sedangkan kebanyakan masyarakat Indonesia terbiasa mengkonsumsi beras.
Tetapi beras tidak mudah pennyiapannya, dan juga realtif miskin gizi terutama protein dan
mineral. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pangan serupa beras, tetapi yang mudah
penyediannya, dan kaya gizi. Telah dikembangkan teknologi beras analog yang merupakan
sebutan lain dari beras tiruan (artificial rice) dibuat dari tepung lokal (Samad 2003; Deptan
2011).
Kacang koro bengok (Mucuna pruriens L.) termasuk dalam 2ating Fabaceae. Di
Indonesia, budidaya kacang ini masih terbatas. Koro bengok dapat tumbuh di daerah yang
kurang subur, kering, serta kondisi cuaca ekstrim (Rahardi 2008). Dari segi kandungan
gizi, kacang koro bengok mempunyai nilai gizi yang tidak kalah tinggi dibandingkan
dengan kacang-kacangan lain. Koro bengok mengandung karbohidrat dan protein yang
cukup tinggi dengan kandungan lemak yang rendah, kacang koro bengok yang berpotensi
untuk menjadi benda komplementer tepung yang berprotein tinggi sebagai ketersediaan
pangan pasca bencana alam 2ating dengan memformulasi menjadi orzo. Selain itu orzo koro
benguk ini adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi konsumsi bahan instan yang
kurang baik untuk kesehatan pada pasca bencana alam.
Penelitian ini memformulasi orzo bergizi tinggi menggunakan tepung koro benguk (mucuna
pruriens) dan tepung singkong yang dimodifikasi dengan jamur penghasil enzim amilase.
Tepung singkong telah dikaji oleh Purwandari (purwandari 2014) memiliki sifat gelatinisasi
mirip dengan terigu dan kekenyalan gel yang cukup kuat untuk membentuk orzo. Penelitian
ini akan memfokuskan pada sifat hipoglisemik, aktivitas antioksidan, antihipertensi dan
produk orzo gluten-free dari benguk.
SUMBER : Jombang wisata (UTM,2013).
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan daerah berkelanjutan merupakan proses peningkatan pendapatan
daerah dari berbagai sektor seperti pertanian, industri dan sektor pariwisata, seiring
bertambahnya jumlah penduduk menjadi peluang yang efektif khususnya pada sektor
pariwisata yang berbasis pedesaan sebagai penunjang peningkatan pendapatan daerah.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan ke suatu tempat wisata di
luar lingkungan tempat tinggal mereka untuk melakukan persinggahan sementara waktu
yang didorong beberapa keperluan tanpa tujuan untuk mencari nafkah, tetapi didasarkan
pada kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan, dan dengan tujuan melepaskan lelah dan
menghasilkan suatu travel experience dan hospitality service dengan menikmati berbagai
hiburan (Gunn. 2012).
Desa wisata merupakan daerah pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik
khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Secara esensial desa wisata merupakan
pengembangan suatu desa dengan memanfaatkan kemampuan unsur-unsur yang ada dalam
masyarakat dan desa yang berfungsi sebagai atribut produk wisata. Wisatawan yang datang
ke desa wisata itu akan dapat menikmati alam pedesaan yang masih bersih dan merasakan
hidup disuasana desa beserta adat istiadatnya. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki
tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti
makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa
wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga
merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.
Dalam kegiatan pariwisata komponen-komponen pariwisata akan saling terkait
dalam pendukung pengembangan suatu kawasan. Optimalisasi suatu wilayah atau desa
dewasa ini mulai banyak dilakukan orang. Salah satu optimalisasi desa dilakukan dengan
mengubah desa biasa menjadi desa wisata. Dalam bentuk ini dilakukan pengembangan
pariwisata yang tidak dilepaskan dari ciri kegiatan masyarakat perdesaan yang telah ada,
baik aspek ekonomi maupun sosial budaya.
Provinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia juga memiliki
banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang bagus dan tidak kalah manarik dengan
provinsi yang lain. Desa Made Kabupaten Jombang terdapat sebuah tempat yang dianggap
bertuah oleh banyak orang, yaitu sebuah Sendang yang terdapat di desa Made. Sendang
Made adalah sebuah kolam berukuran 8 x 11m. Karena berada di desa Made kecamatan
Kudu kabupaten Jombang Jawa Timur, maka kolam tersebut disebut Sendang Made.
Tempat ini lebih sering digunakan untuk melakukan berbagai ritual yang berujung kepada
kemusrikan atau sebagai tempat pemuja makhluk ghaib. Meskipun beberapa pengunjung
menggunakan tempat ini sebagai desa wisata karena tempatnya yang masih alami dan
letaknya yang masih jauh dari keramaian kota.
Berdasarkan keunikan dari Sendang Made maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi kelembagaan desa wisata dan karakteristik masyarakat serta strategi
pengembangan wisata untuk mendukung terlaksanannya pembangunan daerah dari sektor
pariwisata serta membuat Sendang Made terbebas dari tempat ritual yang menjerumus
kepada kesenangan sesaat.
1.2 Perumusan Masalah
1. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan.
2. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan
dicari penyelesaiannya, atau peluang usaha yang akan diraih.
3. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan kegiatan PKM.
4. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penerimaan beberapa kelompok umur yang terkena bencana
terhadap orzo koro benguk.
2. Mengetahui kandungan karbohidrat, protein, dan lemak dari orzo koro benguk
untuk ketersediaan pangan pasca bencana alam
3. Menganalisa sifat hipoglisemik, , aktivitas antioksidan dan orzo benguk
1.4 Luaran
1.5 KEGUNAAN
1. Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai.
2. Uraikan manfaat bagi perguruan tinggi, bagi mahasiswa dan bagi
masyarakat.
3. Uraikan dengan cermat dan rapi.
1.5 Kegunaan
Berikut adalah kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Pemberdayaan sumber lokal dalam pembuatan orzo koro benguk dan memiliki efek
hipoglisemik, aktivitas antioksidan dan antihipertensi.
2. Pembuatan bahan pangan fungsional dengan bahan baku lokal yang tidak
dimanfaatkan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Bencana Alam
Bencana alam adalah suatau peristiwa alam yang mengakibatkan dampak
besar bagi tidak secara alami dan menyebabkan populasi manusia. Peristiwa alam
tersebut dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami tanah
longsor kekeringan, kebakaran liar dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam yang
terjadi tidak secara alami menyababkan antara lain kelaparan. Kelaparan adalah
kekurangan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi manusia dan
alam.
Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam bahkan sejak awal
peradapannya. Ketidak berdayaannya manusia ini akibat kurang baiknya manajemen
darurat yang menyababkan kerugian dalam bidang keuangan, structural dan korban
jiwa. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan manusia untuk
mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya. Menurut Bankoff (2003):
"bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan". Artinya adalah aktivitas
alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak
memiliki daya tahan yang kuat.
2.2.Beras analog
Beras analog merupakan istilah lain dari beras buatan (artificial rice). Beras
analog merupakan beras yang dibuat dengan bentuk menyerupai beras dan kandungan
karbohidratnya mendekati atau melebihi beras. Bahan baku beras analog dapat berasal
dari kombinasi tepung lokal atau padi (Samad, 2003; Deptan 2011). Pembuatan beras
analog dapat dilakukan dengan dua metode yaitu granulasi dan ekstrusi. Perbedaan
pada keduanya adalah pada tahapan gelatinisasi adonan dan tahapan pencetakan.
Hasil cetakan metode granulasi adalah butiran sedangkan pada metode ekstrusi adalah
bulat lonjong.
2.4.Orzo benguk
Orzo merupakan pasta yang berbentuk seperti butiran beras karena bentuknya
kecil, lonjong dan ujungnya runcing. orzo biasa dibuat dari tepung terigu semolina,
memiliki ukuran lebih kecil dari pasta lainnya. Ukurannya seperti sebutir beras besar,
sedikit lebih kecil dari biji pinus.dalam hal ini, orzo benguk ini dibuat dari tepung
kara benguk yang di campurkan dengan tepung singkong yang dimodifikasi. Sehingga
memiliki tekstur seperti orzo berbahan dasar tepung terigu, tetapi mempunyai banyak
manfaat bagi kesehatan.
2.5.Hipoglisemik
Hipoglisemik merupakan penurunan kadar gula dalam darah (glukosa). Pada
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah berkisar 70-100 mg/dl.
Kekurangan kadar gula darah menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ tubuh,
diantanranya tubuh menggigil kedinginan, pingsan, cepat merasa lapar dll. Apabila
kadar glukosa yang tinggi menyebabkan penyakit diabetes melitus yang menjadi
masalah besar bagi sebagian besar masyarakat dunia.
2.6.Antioksidan
Antioksidan merupakan komponen bioaktif plant-based food yang didapatkan dari
buah, sayur dan tanaman polong (Wang et al., 2011). Beberapa sistem antioksidan
menghalangi formasi yang tidak terkontrol dari radikal bebas dan jenis oksigen aktif
atau mencegah reaksi dengan struktur biologis (Chaudiere et al., 1999). Perez et al.
(2010) menyatakan bahwa penggunaan ekstrak antioksidan dari bahan alami sangat
relevan untuk makanan, industri kimia dan farmasi. Aktivitas antioksidan dari bahan
makanan sama baiknya dengan komponen bioaktif murni yang digunakan pada
formulasi suplemen (Almeida et al., 2011).
Tanaman, buah-buahan dan sayuran merupakan sumber antioksidan alami karena
bertindak sebagai zat pereduksi dan donor hidrogen (Annegowda et al.,
2010).Berbagai antioksidan telah banyak dikembangkan, baik dari antioksidan alami
maupun antioksidan sintetik.antioksidan alami umumnya berupa senyawa-senyawa
fenolik yang terdapat dalam berbagai tanaman.Sebagian besar senyawa fenolik pada
tanaman memiliki aktifitas antioksidan yang rendah tetapi tidak mempunyai efek
samping sehingga memberikan peluang peluang untuk menemukan senyawa
antioksidan yang lebih baik (Prabawati dkk, 2012).
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pembuatan Orzo
Memilih terbaik
Perendaman Pengeringan
-analisis proksimal
penepungan
Analisa data
Penyusunan Laporan
Pengupasan
Selesai
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. JADWAL KEGIATAN
B. RANCANGAN BIAYA
5. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
6. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
7. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya)
SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM, 2013).
Harus Berisi :
- Latar belakang secara keseluruhan
- Tujuan
- Teknik Pengumpulan Data dan Alat Analisis
Kata Kunci :
RINGKASAN
Kemajuan teknologi yang pesat di iringi dengan meningkatnya pertumbuhan
pembangunan perumahan seringkali menimbulkan permasalahan baru yang menyebabkan
berbagai penyakit salah satunnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, Nyamuk sebagai
makhluk kecil yang dapat menyebabkan penyakit mematikan yaitu Demam Berdarah dalam
mengatasi permasalahan tersebut mendorong terciptanya teknologi pembasmi nyamuk yang
ramah lingkungan yaitu Ventilasi Penjebak Nyamuk Dengan Sinar UV, Listrik Serta
Pemanfaatan Bau Fermentasi Gula Aren Dan Ragi (Ventil Makan Gule). Teknologi ini
mampu membasmi nyamuk dengan menempatkanya pada ventilasi rumah yang mudah
dirakit dan dibongkar untuk dapat dipindah sesuai dengan keinginan. Alat pembasmi
nyamuk ini terbuat dari kayu yang banyak tersedia pada lingkungan perumahan.
Penambahan lampu ultra violet pada sisi atas ventilasi mampu memberi efek suhu seperti
suhu manusia yang dapat menarik nyamuk sekaligus menciptakan kesan artistik pada
ventilasi rumah, cairan fermentasi yang dimasukkan pada wadah yang telah dimodifikasi
akan menambah daya tarik lebih pada nyamuk dari bau yang dihasilkan tanpa menimbulkan
pencemaran udara, serta kasa kawat yang terhubung pada rangkaian listrik mampu memberi
sengatan yang berperan sebagai pembasmi.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.4 Luaran
1.5 KEGUNAAN
1. Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai.
2. Uraikan manfaat bagi perguruan tinggi, bagi mahasiswa dan bagi
masyarakat.
3. Sebutkan manfaat (sosial/ipteks/ekonomi/budaya) yang dimiliki luaran
program dan siapa yang diharapkan dapat memanfaatkannya
4. Uraikan dengan cermat dan rapi.
SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)
A. JADWAL KEGIATAN
B. RANCANGAN BIAYA
1. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
2. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
3. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya)
SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)
1 Persiapan
2 Pelaksanaan Kegiatan
a. Pembuatan Produk
b. Pengujian Model
c. Perancangan Perangkat
d. Penyatuan Perangkat
3 Evaluasi
4 Penyusunan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
BIDANG KEGIATAN:*
PKM ..
Diusulkan oleh:
Nama ketua kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
1 Judul Kegiatan :
2 Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK ( )PKMKC
( ) PKMT ( ) PKMM
3 Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4 Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas :
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP
f. Alamat email :
5 Anggota Pelaksana Kegiatan : orang
6 Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat rumah dan No Telp/HP
7 Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp
b. Sumber lain (sebutkan) : Rp
8 Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan (maksimum)
b) Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
...
Kota, tanggal-bulan-tahun
Pengusul,
Tanda tangan
( Nama Lengkap )
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota Kelompok, dan Dosen Pembimbing
B. Biodata Dosen
A. Identitas Diri
Nama Lengkap
Tempat Tanggal Lahir
Golongan Pangkat
NIP/NIDN
Jabatan Fungsional
Bidang Keahlian
Jurusan/ Program Studi
Fakultas
Universitas
Email
No. tlp/HP
Alamat Rumah
Pegalaman Pengalaman penelitian
Pengalaman Pengabdian kepada
masyarakat
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
...
Kota, tanggal-bulan-tahun
Tanda tangan
( Dosen Pemdamping )
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan souvenir BONUS PINTAR
Harga/
Komponen Jumlah Total Komponen
Satuan
1. Peralatan Penunjang
Gunting 3 Buah Rp. 6.000 Rp. 18.000
Mesin jahit 1 Buah Rp. 2.780.000 Rp. 2.780.000
Jarum 5 Paket Rp. 5.000 Rp. 25.000
Total Biaya ( 1 ) Rp. 2.823.000
2. Bahan Habis Pakai
Mp3 dan perekam 25 Buah Rp. 50.000 Rp. 1.250.000
Kain Perca
5 Paket Rp. 15.000 Rp. 75.000
(melalui Penjahit)
Lem Rajawali 5 Paket Rp. 10.000 Rp. 50.000
Batre 9 v 30 Buah Rp. 10.000 Rp. 300.000
Tempat batre 30 Buah Rp. 6.000 Rp 180.000
Dacron 25 Pack Rp. 20.000 Rp. 500.000
Kabel 7 Meter Rp. 5.000 Rp. 35.000
Led 80 Buah Rp. 1.000 Rp. 80.000
Push bottom 100 Buah Rp. 3.000 Rp. 3.654.000
Solder 3 Buah Rp. 45.000 Rp. 135.000
Timah 3 Paket Rp. 18.000 Rp. 54.000
Resistor 100 Buah Rp. 100 Rp. 10.000
Kapasistor 100 Buah Rp. 100 Rp. 10.000
Diode 100 buah Rp. 100 Rp. 10.000
Total Biaya ( 2 )
3. Perjalanan
Pembelian Bahan - Pp Rp. 300.000 Rp. 300.000
Pembelian Alat - Pp Rp. 500.000 Rp. 500.000
Total Biaya ( 3 ) Rp. 800.000
4. Lain-Lain
Administrasi - - Rp. 50.000 Rp. 50.000
Laporan - - Rp. 50.000 Rp. 50.000
Promosi - - Rp. 200.000 Rp. 200.000
Izin PIRT - - Rp. 500.000 Rp. 500.000
Total Biaya ( 4 ) Rp. 800.000
Total Biaya ( A+B+C+D ) Rp. 8.077.000
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Produksi Ventil Makan Gule
Satuan
3. Perjalanan (15%)
4. Lain-Lain (15%)s