Anda di halaman 1dari 100

KIAT SUKSES MENYUSUN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS


MAHASISWA

Panitia
Pena Bulan PKM 2.0

Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian dan Penalaran


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Trunojoyo Madura
Bangkalan
2016
KATA PENGANTAR
Oleh Pak. Febri
Photo Here
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. Pendahuluan
a. Pentingnya Menulis PKM
b. Pengertian Umum PKM
c. Penjelasan Umum 5 Bidang PKM
d. Mencari Judul yang Kreatif
e. Persyaratan Administratif
f. Aturan Penulisan Usulan
4. Sistematika Penulisan PKM- Kewirausahaan
a. Ringkasan + Contoh
b. Bab 1 Pendahuluan
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Tujuan + Contoh
4) Luaran yang Diharapkan + Contoh
5) Manfaat + Contoh
c. BAB II GAMBARAN UMUM RANCANA USAHA
1) Analisis SWOT + Contoh
2) Analisis Kelayakan Usaha + Contoh
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
1) Pra Produksi + Contoh
2) Produksi + Contoh
3) Pasca Produksi + Contoh
e. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
5. SISTEMATIKA PENULISAN PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM-M)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Kondisi dan Potensi Wilayah + Contoh
4) Tujuan + Contoh
5) Luaran Yang Diharapkan + Contoh
6) Manfaat + Contoh
c. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
6. SISTEMATIKA PENULISAN PKM-PENELITIAN (PKM-P)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Tujuan + Contoh
4) Luaran Yang Diharapkan + Contoh
5) Manfaat + Contoh
c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA + CONTOH
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
7. SISTEMATIKA PENULISAN PKM- PENERAPAN TEKNOLOGI (PKM-T)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Kondisi dan Potensi Mitra + Contoh
4) Kondisi dan Potensi Wilayah + Contoh
c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
8. SISTEMATIKA PENULISAN PKM- KARSA CIPTA (PKM-KC)
a. RINGKASAN + CONTOH
b. BAB I PENDAHULUAN
1) Latar Belakang + Contoh
2) Rumusan Masalah + Contoh
3) Tujuan + Contoh
4) Luaran Yang Diharapkan + Contoh
5) Manfaat + Contoh
c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
d. BAB III METODE PELAKSANAAN
e. BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1) Anggaran Kegiatan + Contoh
2) Jadwal Kegiatan + Contoh
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN LAMPIRAN
9. FORMAT PENULISAN SAMPUL MUKA
10. FORMAT PENULISAN HALAMAN PENGESAHAN
11. FORMAT PENULISAN BIODATA KETUA, ANGGOTA, DAN DOSEN
12. FORMAT LAMPIRAN JUSTIFIKASI ANGGARAN
13. FORMAT SUSUNAN ORGANISASI TIM DAN PEMBAGIAN TUGAS
14. FORMAT PERNYATAAN KETUA KEGIATAN
15. FORMAT PERNYATAAN KERJASAMA MITRA
PENTINGNYA MENULIS PKM

Pembina UKM-F

Gubernur FIP

Tokoh FIP

Text that youre want to write.


Irsad Rosidi. M.Pd.

Text that youre want to write.


Irsad Rosidi. M.Pd.

Text that youre want to write.


Irsad Rosidi. M.Pd.
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PKM adalah singkatan dari Program Kreativitas Mahasiswa, yang


diselenggarakan oleh DP2M Dikti. Tujuan dari program ini untuk mempersiapkan
mahasiswa menjadi pemimpin yang mandiri dan arif. Dalam hal ini mahasiswa diberi
kesempatan untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, sikap tanggung
jawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan kemandiriannya
melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmunya masing-masing.

Setiap Mahasiswa/kelompok mahasiswa yang karya PKM-nya sesuai dengan


kriteria dari Dikti maka akan mendapatkan dana Hibah sebesar 12 Juta dan akan
diundang di Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS). Hal inilah yang seharusnya
dimanfaatkan oleh setiap mahasiswa, karena hanya dengan membuat suatu PKM
sesuai dengan kriteria, mahasiswa/kelompok mahasiswa akan mendapatkan dana
Hibah serta mereka dapat mengharumkan nama Univeristas dikanca Naisonal
dalam hal ini PIMNAS.

Program Kreativitas Mahsiswa ini merupakan ajang bergengsi dalam bidang


karya tulis bagi seluruh mahasiswa di seluruh indonesia. Program Kreativitas
Mahasiswa ini juga di ikuti oleh semua mahasiswa di seluruh Indonesia, mulai dari
mahasiswa Universitas Negeri Lampung, Universitas Indonesia, Institut Teknologi
Sepuluh November, Institut Teknologi Bandung sampai mahasiswa di Universitas
Cendrawasih di Papua. Semua mahasiswa di masing-masing Universitas saling
berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan tentunya ingin mengharumkan
nama Universitas mereka masing-masing di kanca Nasional.

.
PKM 5 Bidang
a) PKM Penelitian (PKMP) merupakan program penelitian yang bertujuan
antara lain: untuk mengidentifikasi faktor penentu mutu produk,
menemukan hubungan sebab-akibat antara dua atau lebih faktor,
menguji cobakan sebuah bentuk atau peralatan, merumuskan metode
pembelajaran, melakukan inventarisasi sumber daya, memodifikasi
produk eksisting, mengidentifikasi senyawa kimia di dalam tanaman,
menguji khasiat ekstrak tanaman, merumuskan teknik pemasaran,
survei kesehatan anak jalanan, metode pembelajaran aksara Bali di siswa
sekolah dasar, laju pertumbuhan ekonomi di sentra kerajinan Kasongan,
faktor penyebab tahayul yang mewarnai perilaku masyarakat Jawa dan lain-
lain kegiatan yang memiliki tujuan semacam itu.
b) PKM Penerapan Teknologi (PKMT) merupakan program bantuan teknologi
(mutu bahan baku, prototipe, model, peralatan atau proses produksi
pengolahan limbah, sistem jaminan mutu dan ain-lain) atau manajemen
(pemasaran, pembukuan, status usaha dan lainlain) atau lainnya bagi
industri berskala mikro atau kecil (industri rumahan, pedagang kecil atau
koperasi) sesuai kebutuhan calon mitra program. Mitra program yang
dimaksud dalam hal ini adalah kelompok masyarakat yang dinilai produktif.
PKMT mewajibkan mahasiswa bertukar pikiran dengan mitra terlebih dahulu,
karena produk PKMT merupakan solusi atas persoalan yang diprioritaskan
mitra. Dengan demikian, di dalam usul program harus dilampirkan Surat
Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra pada kertas bermaterai Rp
6.000,- .
c) PKM Kewirausahaan (PKMK) merupakan program pengembangan
ketrampilan mahasiswa dalam berwirausaha dan berorientasi pada
profit. Komoditas usaha yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa
yang selanjutnya merupakan salah satu modal dasar mahasiswa
berwirausaha dan memasuki pasar. Jadi pemeran utama berwirausaha dalam
hal ini adalah mahasiswa, bukan masyarakat, ataupun mitra lainnya.
d) PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM) merupakan program bantuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dalam upaya peningkatan kinerja,
membangun keterampilan usaha, penataan dan perbaikan lingkungan,
penguatan kelembagaan masyarakat, sosialisasi penggunaan obat
secara rasional, pengenalan dan pemahaman aspek hukum adat, upaya
penyembuhan buta aksara dan lain-lain bagi masyarakat baik formal
maupun non-formal, yang sementara ini dinilai kurang produktif.
Disyaratkan dalam usulan program ini adanya komitmen bekerjasama secara
tertulis dari komponen masyarakat yang akan dibantu/menjadi khalayak
sasaran.
e) PKM Karya Cipta (PKMKC) merupakan program penciptaan yang didasari
atas karsa dan nalar mahasiswa, bersifat konstruktif serta menghasilkan
suatu sistem, desain, model/barang atau prototipe dan sejenisnya. Karya
cipta tersebut belum memberikan nilai kemanfaatarn langsung bagi
pihak lain. Penerapan Teknologi yang sudah tersedia.
Sistem/design/barang yang belum terlihat kemanfaatannya bagi
masyarakat -> bersifat futuristik. Merealisasikan ide futuristik yang
instan -> mampu dikerjakan dengan waktu, biaya dan tenaga yang
terbatas (5 bulan, 12,5 jt dan 3-5 mhs). Berbeda dengan PKMT yang harus
ada Surat Kerjasama Mitra, PKM-KC tidak diwajibkan ada Surat
Pernyataan Kesediaan Bekerjasama
Mencari Judul yang Kreatif
Dalam penulisan proposal PKM, kata kunci terpenting adalah
KREATIVITAS yang merupakan ciri khas program ini. Oleh sebab itu, penulisan
PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah sulit untuk dapat lolos dan
dibiayai. Perlu ditekankan bahwa PKM ini tidak sama dengan proposal yang
disusun oleh mahasiswa untuk menyelesaikan tugas akhirnya yang pada umumnya
bersifat sangat ilmiah.

Kata kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proposal PKM ini
menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah The ability to make or otherwise
bring into existence something new, whether a new solution to a problem, a new
method or device, or a new artistic object or form. Sedangkan definisi menurut
Rogets II Thesaurus, kreatif itu adalah characterized by or productive of new things
or new idea : innovative, inventive Jadi mahasiswa yang kreatitif itu memiliki tiga
ciri, yaitu adalah promoting construction or creation, having ability of power to
create dan having the power or productive of new things or new ideas. Ide baru
yang dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus
canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara
memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih
kreatif.

Sebagai contoh apabila suatu kelompok mahasiswa mengajukan judul seperti


Komersialisasi produk bakso, maka akan sulit bagi kelompok ini untuk
mendapatkan dana PKM. Mengapa? Kita semua sudah tahu bahwa produk bakso
tersebut sudah sangat dikenal di masyarakat. Oleh sebab itu, judul yang diajukan
oleh kelompok mahasiswa ini menjadi biasa-biasa saja yang tidak ada unsur
kreativitas di dalamnya, artinya kelompok mahasiswa ini mengajukan kegiatan PKM
yang sudah menjadi kegiatan keseharian masyarakat. Lain halnya jika judul PKM di
atas dirubah menjadi Komersialisasi produk bakso berkalsium tinggi, sehat dan
aman untuk dikonsumsi. Dalam hal ini, mahasiswa berusaha untuk memadukan
hasil penelitian yang sudah ada dan memanfaatkan tren gaya hidup sehat
masyarakat dalam unsur bakso yang sangat digemari oleh masyakat Indonesia.
Sumber kalsium yang digunakan oleh mahasiswa ini misalnya berupa hasil olahan
dari limbah pemotongan ayam, yaitu berupa tulang rawan kaki yang harganya
sangat murah. Tulang rawan ini selanjutnya diproses untuk menjadi tepung tulang
rawan yang merupakan sumber kalsium utama bakso yang dibuatnya. Dengan
mamadukannya dengan proses pembuatan yang higienis, maka tercipta bakso baru
yang diharapkan dapat mengakomodasikan tren gaya hidup sehat dengan
menkonsumsi kalsium tinggi. Sehingga disamping susu berkalsium tinggi yang
harganya relatif mahal, masyarakat diberi alternatif lain yang lebih murah, tanpa
mengubah kegemarannya mengkonsumsi bakso.

Contoh lain dari judul PKM yang cukup kreatif adalah Pemanfaatan limbah
whey keju dalam pembuatan nata ada dua unsur kreatif yang terkandung pada judul
ini, yaitu limbah whey dan nata yang dibuat dari whey. Dalam pembuatan keju,
sering whey menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat rendah. Apabila
limbah ini dibiarkan, maka limbah ini dapat mencemari lingkungan dan
membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah ini dan
mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi nata, maka diharapkan kelompok
mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah lingkungan.

Apabila terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu produk
yang dibuat dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan warna putih dan
rasa khas kelapa, yaitu yang sering disebut nata de coco. Kelompok mahasiswa ini
telah berhasil mencari alternatif lain dalam pembuatan nata secara kreatif, yaitu
dengan cara menumbuhkan bakteri dalam whey. Kualitas nata yang dihasilkan
sangat baik, sebab disamping aroma dan kekenyalannya cukup baik, produk ini
dapat dibuat dengan berbagai rasa dan bentuk sesuai dengan selera masyarakat.

Contoh ketiga judul PKM yang dinilai cukup kreatif adalah Ekstrak daun sirih
sebagai obat mastitis pada sapi perah. Kelompok mahasiswa ini berusaha untuk
memecahkan masalah utama dalam industri sapi perah, yaitu penyakit mastitis.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan susu menjadi rusak dan
tidak layak untuk dikonsumsi. Disamping itu, susu yang dihasilkan oleh sapi yang
terkena mastitis akan ditolak oleh industri pengolahan susu yang tentunya
mengakibatkan kerugian yang besar bagi peternak. Dalam pengobatan mastisis ini,
biasanya digunakan antibiotik yang harganya mahal dan tidak terjangkau oleh
peternak rakyat. Dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional masyarakat
tentang khasiat daun sirih sebagai antiseptik dan mungkin juga antibiotik, kelompok
mahasiswa ini mencoba mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan
antibiotik. Dengan berbagai teknik ekstraksi dan cara aplikasinya, kelompok ini telah
berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi perah melalui pengobatan yang
yang ramah lingkungan.

Jadi dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program PKM
yang diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan
modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih kreatif.
Seringkali mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proposal terjebak
dalam nilai kemutlakan ilmiah. Perlu selalu diingat bahwa sesuatu yang ilmiah itu
belum tentu kreatif demikian juga sebaliknya. Sebagai contoh apabila ada kelompok
mahasiswa yang mengajukan judul mekanisme penyerapan kalsium dalam darah
orang dewasa, maka kemungkinan besar evaluator menilai proposal yang diajukan
dengan judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak
mengandung unsur kreativitas. Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi dimana
mahasiswa menulis proposalnya dengan mengacu pada tugas akhirnya tanpa
memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM. Jadi penilai paling utama baik
dalam evaluasi proposal, pelaksanaan kegiatan dan presentasi di PIMNAS adalah
unsur KREATIVITAS nya.
A. Judul adalah pernyataan atau pertanyaan, singkat dan sangat spesifik,
namun cukup jelas memberi gambaran kegiatan PKM, dan bersifat unik dan
kreatif.
B. Berfungsi sebagai kunci pembuka minat baca
Harus mampu memikat perhatian pembaca pada pandangan pertama
C. Jangan sampai judul mengesankan ketidaksesuaian dengan bidang PKM
yang dipilih
D. Banyak membaca refrensi judul PKM yang lolos Didanai oleh Dikti
E. Contoh :
Contoh PKM-GT:
1. Hudy Human And Disaster In Harmony Solusi Masa Depan Menjawab
Konsekuensi Letak Geografis Yogyakarta (UGM, 2014) : Kata Human And
Disaster In Harmony menjadi suatu strategi penanggulangan bencana.

Contoh PKM-K:
1. Detol Portable Dentist Mirror Light Inovasi Alat Diagnostik pada
Pemeriksaan rongga Mulut (UGM, 2014) : kata portable menjadi suatu
solusi terhadap diagnostik rongga mulut... Memberi kesan kemudahan
terhadap diagnostik
2. LABA-LABA BERAPI SERBAN Lampion Batok Beraroma terapi serta
Menyehatkan Badan (UTM,2014).
3. Bonus Pintar Boneka Nusantara Pandai Berinterasi (UTM, 2014)

Contoh PKM-KC:
1. Rama Shinta, Rancangan Bangun Timbangan Suara Untuk Tuna Netra
Indonesia yang Mandiri, Maju dan Berwirausaha (UGM, 2014) :
Timbangan Suara menjadi solusi sehinggan tuna netra tetap bisa
melalukan sistem perdagangan.
2. VENTIL MAKAN GULE Ventilasi Penjebak Nyamuk Dengan Sinar UV, Listrik
Serta Pemanfaatan Bau Fermentasi Gula Aren Dan Ragi (UTM,2014)

Contoh PKM-M:
1. Difabel House : Program Pelatihan Dan Pembinaan Karya Seni Rupa Dan
Kerajinan Bersama Sahabat Difabel Wilayah Kota Gede (UMY, 2014) :
kata Sahabat Difabel
2. G-RoCs Green Robot Recycle Sampah) Hasil Transformasi Sampah : Media
Peningkatan Kreativitas dan Cinta Lingkungan Sejak Dini Siswa Sekolah Dasar di
RSDBI SDN Kemayoran 1 Kota Bangkalan

Contoh PKM-P:
1. Nu-Pumpseed (Nutraceutical Pumpkin Seeds) : Suplemen Pencegah
Osteoporosis dan Kolestrol Dari Biji Labu Kuning(Cucurbita pepo L.) Untuk
Wanita Post Menstrual, Studi In Vivo dan In Silico (UGM, 2014) Aplikasi
limbah ini unik karena dimanfaatkan sebagai sumber fitoestrogen
Contoh PKM-T
1. KOMPOR ENERGI SURYA SEBAGAI SOLUSI KETERBATASAN BAHAN
BAKAR MINYAK DAN GAS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA
(UTM,2014)
Persyaratan Administratif
a) Peserta PKM adalah kelompok mahasiswa S1 dan diploma yang sedang aktif
dan dapat berasal dari berbagai program studi yang berbeda atau dari satu
program studi yang sama, bergantung pada bidang kegiatan dan topik yang
akan dilaksanakan, namun masih dalam satu perguruan tinggi yang sama.
Keanggotaan mahasiswa dalam kelompok disarankan berasal dari minimal 2
(dua) angkatan yang berbeda.
b) Seorang mahasiswa hanya dibenarkan masuk dalam satu kelompok pengusul
PKM yang disetujui untuk didanai.
c) Seorang dosen pembimbing/pendamping hanya diperkenankan diusulkan
sebagai pembimbing maksimum 10 (sepuluh) judul/kelompok pelaksana PKM.
d) Usulan PKM diberi sampul sesuai dengan ketentuan yang tertulis, yaitu PKMP
warna putih, PKMT warna biru, PKMKC warna biru muda, PKMK warna
kuning, PKMM warna merah, PKM-AI hijau muda dan PKM-GT warna coklat.
e) Menyertakan halaman pengesahan yang dilengkapi dengan tempat, tanggal,
bulan dan tahun yang ditandatangani (asli) oleh Direktur kemahasiswaan, Wakil
Dekan, Ketua Prodi, dosen pendamping dan ketua pengusul program.
f) Pengajuan usulan dilakukan perguruan tinggi secara kolektif.
g) Setiap usulan yang mencantumkan dana dari pihak lain harus menyertakan
Surat Pernyataan Pembiayaan (dengan meterai yang berlaku) dari instansi yang
menyediakan dana tersebut.
h) Setiap usulan PKM-T dan PKM-M wajib menyertakan SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN BEKERJASAMA (dengan materai yang berlaku) dari pihak mitra
yang disebutkan.
i) PKM-KC tidak diwajibkan ada Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama.
Menciptakan suatu Karya Teknologi yang belum memberikan nilai kemanfaatan
langsung bagi masyarakat.
Aturan Penulisan Usulan
1. Usulan ditulis mengikuti sistematika penulisan sesuai kriteria yang tercantum
dalam buku Pedoman PKM 2016. Pengusul disarankan untuk mencermati
perbedaan mendasar dari masing -masing jenis PKM.
2. Bahasa Indonesia yang digunakan hendaknya baku dengan tata bahasa dan
ejaan yang disempurnakan, sederhana, dan jelas.
3. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar
anggota kelompok, halaman pengesahan, diberi nomor halaman
menggunakan angka Romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i,
ii, dan seterusnya).
4. Bagian utama (naskah artikel) diberi nomor halaman menggunakan angka
arab yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah
kanan atas.
5. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan
kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan
nomor tabel menggunakan angka Arab.
6. Gambar, baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan
penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah.
Judul gambar ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan
angka Arab.
7. Khusus PKMP, PKMT, dan PKM-KC, penyebutan sumber pustaka dalam
naskah serta penulisan daftar pustaka hendaknya mengikuti aturan penulisan
yang berlaku, yaitu mengikuti sistem HARDVARD,. atau sistem lainnya yang
berlaku universal.
8. Diketik di kertas ukuran A4 dengan jumlah halaman inti maksimum 10
lembar, menggunakan font times new roman 12 pts, 1,15 spasi, 4 cm dari
batas kiri dan 3 cm dari batas atas, kanan dan bawah.
9. Ringkasan menggunakan 1 spasi, dengan maksimal kata 250 kata dengan
bercetak miring.
10. Pada halam sampul harus terterah Logo masing-masing Universitas, dengan
ukuran 5 cm x 5 cm.
11. Untuk sub bab di cetak tebal seperti contoh,
BAB 1 PENDAHULUAN,
BAB 2 GAMBARAN UMUM USAHA,
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
PKM- K
RINGKASAN

1. Pada ringkasan ditulis dengan ukuran spasi 1.


2. Maksimal 250 kata
3. Ringkasan merupakan hasil rangkuman atau kesimpulan dari keselurahan
PKM yang kita dikaji yang berisikan latar belakang, tujuan, metode dan hasil
yang tersusun rapi.
4. Pada bagian ini kemukakan tujuan dan target khusus yang ingin dicapai serta
metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan
harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana
kegiatan yang diusulkan.

Sumber : Lontong Api Madura (UTM,2014)


Harus Berisi :
- Latar belakang secara keseluruhan
- Tujuan
- Teknik Pengumpulan Data dan Alat Analisis
Kata Kunci :
RINGKASAN

Semakin Bekembangnya teknologi percetakan berbanding lurus dengan penggunaan kertas


yang bertambah hari akan menyebabkan sampah padahal dari limbah kertas bekas tersebut
dapat dimanfaatkan menjadi souvenir berupa lampion topeng yang unik serta menyehatkan
badan dengan potpouri (bunga kering harum) aroma terapi. Tujuan dari pengajuan proposal
ini adalah membuat usaha souvenir dengan memanfaatkan limbah kertas bekas yang
didapatkan di berbagai Instansi Pemerintahan, Tempat percetakan dan Perguruan Tinggi
Negeri di Madura. Berdasarkan hasil perhitungan BEP produk, R/C rasio dan IRR maka
usaha tersebut layak dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan di perum Graha Kamal Blok C4
no 25, dengan menggunakan sistem mandiri yaitu mahasiswa mengerjakan sendiri semua
kegiatan produksinya. Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 bulan dengan menggunakan tiga
tahap produksi yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi.

Kata Kunci : Limbah Kertas, Poutpouri, Batik Madura


Sumber : Kribo Sang Manja (UTM,2013)

RINGKASAN

Salah satu tanaman yang ada di Madura, khususnya di Bangkalan adalah pisang.
Banyak lahan produktif yang digunakan untuk holtikultura tanaman pisang di Kecamatan
Bangkalan tepatnya daerah Galis. Tanaman pisang memang banyak dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan hidup sehari-hari dan dikenal sebagai tanaman multiguna karena
selain buahnya, bagian tanaman lain pun dapat dimanfaatkan, mulai dari bonggol, hingga
daunnya. Dan salah satu bagian yang sering dilupakan namun banyak manfaatnya yaitu
bonggol pisang. Bonggol (corm) pisang atau batang pisang bagian bawah merupakan
limbah tanaman pisang yang belum termanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan bonggol
pisang selama ini adalah untuk pembuatan pupuk K dan sabun dengan cara dibakar
sampai menjadi abu. Air bonggol pisang dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit, seperti disentri, pendarahan usus, amandel serta dapat
memperbaiki pertumbuhan dan menghitamkan rambut.Namun, di balik cap-nya sebagai
limbah, batang pisang bagian bawah ini ternyata mengandung gizi yang cukup tinggi
dengan komposisi yang lengkap. Dalam 100 gram bonggol pisang basah terkandung 43,0
kalori, 0,36 g protein, 11,60 g karbohidrat, 86,0 g air, beberapa mineral seperti Ca, P dan
Fe, vitamin B1 dan C, serta bebas kandungan lemak. Sehingga bonggol pisang dapat
dikembangkan dalam suatu bentuk usaha keripik, yang tidak hanya bisa dinikmati di
kalangan muda namun juga orang dewasa serta anak anak sekalipun. Selain itu juga
rasanya yang khas dari petis Madura akan menambah daya cita rasa dari keripik itu
sendiri.
Kata Kunci : bonggol pisang, keripik, petis Madura.
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1. Uraikan proses dalam mengidentifikasi peluang usaha


2. Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak sasaran yang
akan dilibatkan dalam kegiatan
3. Gambarkan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial, ekonomi
maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang akan dilakukan
4. Latar Belakang Masalah adalah uraian tentang permasalahan secara umum
dan secaSra teknis, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya sehingga dapat
menjelaskan alasan mengapa suatu IDE ini perlu dilakukan.
5. ALUR PIKIR YANG JELAS MENGENAI PEMILIHAN MASALAH DAN
MENGAPA MASALAH TERSEBUT PERLU DIJADIKAN IDE PROPOSAL
KITA " SECARA SEDERHANA DAPAT DIRUMUSKAN :
a. WHAT IS THE PROBLEM?
b. WHY IS IT A PROBLEM?
c. WHERE?
d. WHO HAS DONE WHAT ABOUT RESEARCH ON THIS PROBLEM?
e. HOW?

SUMBER : PKM K Batok Kelapa Madura (UTM,2014).

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Sumenep terkenal dengan potensi wisata alam yang banyak menyimpan
kekayaan alam seperti pantai dan tempat bersejarah lainnya, kabupaten Sumenep juga
menyimpan kakayaan yaitu berupa banyaknya pohon kelapa yang tumbuh disekitar
pekarangan rumah masyarakat, dengan banyak potensi kelapa yang ada dikabupaten Sumenep
sering terjadi kelebihan panen dan yang terjadi sebagaian besar pemanfaatan kelapa masih
sebatas untuk diminum airnya sedangkan untuk batok dibuang percuma sebagai bahan bakar
kebutuhan masak untuk rumah tangga.
Batik Madura yang terkenal dengan berbagai ciri khas di setiap kabupaten mempunyai
daya tarik sendiri bagi yang memakainnya, batik madura terkenal dengan batik tulis serta
motif-motif daun, hewan dan lengkung-lengkung. Dengan pengembangan UKM batik di
Madura yang semakin banyak tentunya akan menimbulkan banyak permasalahan seperti
kain-kain batik yang diproduksi sangat banyak akan membuat kelebihan produksi dan apabila
tidak diberi sentuhan inovasi produk maka produsen batik Madura antara yang satu dengan
yang lain tidak dapat bersaing secara bebas karena banyaknya produsen yang
memproduksi batik secara bersama-sama.
Setelah pembangunan jembatan Suramadu, Pulau Madura menjadi salah satu tujuan
wisata di Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2010 Kunjungan wisatawan naik sebesar 5 kali
lipat dibandingkan tahun 2005. Kalau pada tahun 2003 jumlah wisatawan 342.989 sebesar
orang, maka pada tahun 2010 jumlah tersebut naik menjadi 620.340 orang. Kondisi ini
menjadi peluang ekonomi bagi setiap warga Madura yang jeli dalam membaca potensi pasar.
Produk-produk handmade dan souvenir mulai dihasilkan seperti batik Madura, kaos berlogo
Madura, dan aneka jajanan khas Madura. Namun demikian perkembangan produk-produk
handmade dan souvenir tersebut tidak berkembang secara pesat. Produk yang dijual oleh
toko-toko yang ada di Madura dan di sepanjang kaki jembatan suramadu pada umumnya
sama, monoton, dan kurang bervariasi. Bahkan sebagian souvenir tersebut berasal dari daerah
lain. Kondisi ini menjadi indikator bahwa pasar produk souvenir khas Madura masih cukup
potensial.
Lampion saat ini banyak yang terbuat dari kertas maupun kayu, batik madura sampai
saat ini masih dibuat sebagai produk handmade untuk pelapis boneka, aromaterapi untuk
menikmatinya harus melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang mahas seperti SPA, Hotel
maupun tempat terapis.
Berdasarkan indikator terdapat kelebihan produksi di komoditi kelapa dan batik
Madura serta pangsa pasar yang cukup luas atas dibangunnya Jembatan Suramadu membuat
suatu produk handmade yang menggabungkan dari tiga potensi besar yang ada di Madura
yaitu terciptannya produk berupa Lampion Batok Berkombinasikan Batik Madura serta
Beraromaterapi, yang memiliki fungsi selain sebagai penerangan juga memiliki aromaterapi
untuk terapi kesehatan dan diperkuat dengan kombinasi dari batik Madura untuk menambah
daya tarik konsumen.
Sumber : PKM K LONTONG API MADURA (UTM,2014).

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah Kertas dan Perca Batik Madura
Limbah merupakan salah satu persoalan yang sangat membebani lingkungan. Dampak
negatif keberadaan limbah menjadi perhatian utama bagi masyarakat pemerhati lingkungan
dan pemerintah. Salah satu limbah yang banyak ditemui di sekitar kita adalah limbah kertas.
Limbah tersebut dapat berasal dari usaha foto copy, koran dan majalah bekas, usaha
percetakan, sekolah, perguruan tinggi, dan perkantoran. Sampai saat ini pemanfaatan limbah
kertas masih tergolong sebagai limbah yang volumenya sangat besar. Disisi lain telah banyak
wirausawan yang memanfaatkan limbah kertas menjadi berbagai macam aneka produk,
karena limbah ini sangat mudah untuk dibentuk dan diolah menjadi barang sesuai
karakteristiknya yang lunak.
Salah satu produk pulau Madura yang menjadi kebanggaan masyarakatnya adalah
batik tulis. Sebagian besar batik tulis tersebut dimanfaatkan untuk membuat baju dan
seragam. Limbah dari pembuatan produk tersebut adalah kain perca batik Madura. Selama ini
para penjahit dan pengusaha taylor, tidak memanfaatkan limbah tersebut. Limbah kain perca
hanya dibuang atau dibuat kain lap. Jika perca batik itu hanya dibuang maka akan
meningkatkan jumlah limbah lingkungan, terlebih limbah kain sulit untuk terurai.
Keberadaan kedua limbah tersebut (limbah kertas dan limbah kain) dapat
dimanfaatkan untuk membuat produk yang memiliki nilai ekonomi, dan menjadi peluang
usaha baru. Produk handmade yang terbuat dari kedua limbah tersebut dapat dibuat dengan
melihat potensi pasar souvenir yang semakin meningkat.
Produk Lampion Topeng Beraroma Terapi
Salah satu produk yang bisa diciptakan dari limbah kertas dan kain perca batik
Madura adalah Lampion yang berbatuk topeng dengan penambahan aroma terapi. Pada saat
ini, lampion, topeng, dan aroma terapi merupakan produk yang ditawarkan secara terpisah
sehingga masing-masing memiliki segmen pasar yang berbeda. Sebagian besar lampion yang
dijual dipasar hanya berfungsi sebagai penerangan ruangan atau jalan. Sedangkan topeng
yang sudah ada di pasaran sebagian besar merupakan topeng yang terbuat dari plastik atau
kayu dengan bentuk yang homogen. Sementara aroma terapi hanya dijual dalam botol-botol
kecil yang hanya memperhatikan tentang pemanfaatannya. Pembuatan produk yang kami
rencanakan dilakukan dengan memadukan ketiga produk yang memiliki fungsi yang berbeda
menjadi satu produk yang unik. Dan pada hakekatnya bukan merupakan produk baru tetapi
menggabungkan produk yang sudah memiliki pasar, sehingga kami harapkan tidak memiliki
kesulitan dalam melakukan panetrasi pasar.
Lampion Api Madura merupakan produk lampion yang berbentuk aneka ragam
topeng dan diberi aroma terapi dengan tujuan disamping menjadi lampu penerangan, dan
dapat dijadikan sebagai hiasan, orang yang berada di dekat lampion tersebut dapat
merasakan aroma terapi yang berada di dalamnya.Aroma terapi merupakan teknik perawatan
kesehatan dengan menggunakan bau-bauan (Dewi, 2010). Menurut beberapa hasil penelitian
aroma terapi tersebut bermanfaat untuk menurunkan stress, anti depresan, meningkatkan
memori, meningkatkan jumlah energi dan lain-lain. Sehingga produk Lampion Api Madura
bukan hanya bisa sebagai produk hiasan tetapi juga dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan kesehatan orang yang berada disekitar produk tersebut.
Potensi Pasar Souvenir di Madura
Setelah pembangunan jembatan Suramadu, Pulau Madura menjadi salah satu tujuan
wisata di Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2010 Kunjungan wisatawan naik sebesar 5 kali
lipat dibandingkan tahun 2005. Kalau pada tahun 2003 jumlah wisatawan 342.989 sebesar
orang, maka pada tahun 2010 jumlah tersebut naik menjadi 620.340 orang. Kondisi ini
menjadi peluang ekonomi bagi setiap warga Madura yang jeli dalam membaca potensi pasar.
Produk-produk handmade dan souvenir mulai dihasilkan seperti batik Madura, kaos berlogo
Madura, dan aneka jajanan khas Madura. Namun demikian perkembangan produk-produk
handmade dan souvenir tersebut tidak berkembang secara pesat. Produk yang dijual oleh
toko-toko yang ada di Madura dan di sepanjang kaki jembatan suramadu pada umumnya
sama, monoton, dan kurang bervariasi. Bahkan sebagian souvenir tersebut berasal dari daerah
lain. Kondisi ini menjadi indikator bahwa pasar produk souvenir khas Madura masih cukup
potential.
1.2 Perumusan Masalah
1. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan.
2. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan
dicari penyelesaiannya, atau peluang usaha yang akan diraih.
3. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan kegiatan PKM.
4. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan

SUMBER : PKM K Batok Kelapa Madura (UTM,2014).

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana memanfaatkan Batok Kelapa dan produksi batik Madura yang
melimpah tetapi belum termanfaatkan secara ekonomis ?
2. Keanekaragaman Produk souvenir di Pulau Madura sebagai tempat tujuan wisata
yang baru pasca keberadaan Jembatan Suramadu, masih terbatas dan sebagian
berasal dari luar Madura ?
3. Belum terdapat produk yang mengkombinasikan antara lampion, batik, dan aroma
terapi yang memiliki multifungsi sebagai penerang, hiasan dan memberikan wangi
aroma yang menyehatkan ?

SUMBER : PKM K LONTONG API MADURA (UTM,2014).

1.2 Perumusan Masalah


1. Keberadaan limbah kertas yang sangat besar dan bersumber dari banyak tempat
(usaha fotokopi, percetakaan, perkantoran, sekolah dan perguruan tinggi), yang
sebagain besar dibuang dan menyebabkan kotor lingkungan atau apabila dibakar
yang menyebabkan polusi udara
2. Di Madura banyak dijumpai limbah perca batik Madura yang tidak termanfaatkan
dan apabila dibuang di tanah menjadi limbah yang sulit terurai
3. Keanekaragaman Produk souvenir di Pulau Madura sebagai tempat tujuan wisata
yang baru pasca keberadaan Jembatan Suramadu, masih terbatas dan sebagian
berasal dari luar Madura.
4. Belum terdapat produk yang mengkombinasikan antara lampion, topeng, dan
aroma terapi yang memiliki multifungsi sebagai penerang, hiasan dan memberikan
wangi aroma yang menyehatkan
1.3 TUJUAN
1. Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi
baru yang diharapkan terwujud setelah kegiatan maupun PKM-K selesai.
2. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur

SUMBER : PKM K Batok Kelapa Madura (UTM,2014).

1.3 Tujuan Pembuatan


1. Terciptanya inovasi baru produk souvenir handmade yaitu Lampion Batok Kelapa
Kombinasi Batik Madura Beraromaterapi yang akan membuat usaha mikro dikalangan
masyarakat menengah.
2. Terciptanya peluang usaha baru dengan memanfaatkan bahan lokal dari Madura yaitu kain
perca batik dan meminimalisir limbah.
SUMBER : PKM K LONTONG API MADURA (UTM,2014).
1.3 Tujuan Pembuatan
1. Terciptanya kreasi baru produk souvenir Lontong Api madura yang memperkaya produk-
produk souvenir khas Madura dan memberikan alternatif pilihan yang lebih banyak bagi
konsumen
2. Mengurangi limbah kertas dan perca batik Madura, sehingga membantu mereduksi
kerusakan lingkungan akibat keberadaan kedua limbah tersebut
3. Tercipta perintisaha usaha baru dengan memanfaatkan bahan baku yang berasal dari
daerah Madura

SUMBER : Bonus Pintar (UTM,2014)

1.3 TUJUAN PEMBUATAN


1. Munculnya kreasi-kreasi baru produk mainan berbentuk boneka yaitu BONUS
NUSANTARA yang akan megenalkan massyarakat kepada budaya kakhas indonesia.
2. Terciptanya peluang usaha baru dengan memanfaatkan bahan lokal dari Madura yaitu kain
perca batik dan meminimalisir limbah.
3. Meningkatkan kreatifitas para pedagang dan masyarakat dalam mengolah sumber daya
yang ada untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean(MEA)yang dapat bersaing
dipasar lokal maupun internasional dangan produk BONUS PINTAR
1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Uraikan manfaat dari ide PKM.


2. Uraikan juga apa yang membedakan ide PKM-mu dengan ide PKM yang
lain.
3. Uraikan dengan cermat dan rapi.

SUMBER : PKM K Batok Kelapa Madura (UTM,2014).

1.4 Luaran yang Diharapkan


Menjadi alternatif pilihan pengganti lampu-lampu kecil skala rumah tangga dan caf
(berbasis natural) yang ada sekitar Bangkalan dan Surabaya yang unik serta menyehatkan
badan dengan potpouri yang beraroma terapi.

SUMBER : PKM K LONTONG API MADURA (UTM,2014).

1.4 Luaran yang Diharapkan


Dihasilkan produk berupa Lontong Api Madura(Lampion Topeng Berbatik dan
Beraromaterapi Madura), yang memiliki multi fungsi (penerang, hiasan dan memberikan
wangi aromaterapi) dengan memanfaatkan limbah kertas, dan kain perca batik Madura,
dengan beraneka ragam desain produk yang menarik.

Sumber : Bonus Pintar (UTM,2014)

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN


Menjadi sarana pembelajaran mengenai karakteristik dan kebudayaan bagi anak-anak usia
dini. Dan dapat dijadikan media pembelajaran di sekolah sekolah dasar, hingga menengah ke
atas. Sehingga membuat generasi muda Indonesia mengerti, memahami, dan mencintai
kebudayaannya. Serta menjadi sarana untuk memperkenalkan kebudayaan kebudayaan yang ada
di Indonesia di mata internasional.Dengan harapan dapat mengembakan lapangan kerja seluas
luasnya khususnya di wilayah Madura.
1.5 KEGUNAAN / MANFAAT
1. Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai.
2. Uraikan dengan cermat dan rapi.

Sumber : Bonus Pintar (UTM,2014)

1.5 Manfaat Program Kegiatan


1. Bagi Perguruan Tinggi
Munculnya BONUS PINTAR akan memicu jiwa kreatif dan inovatif mahasiswa yang
lebih.Kondisi ini dapat menumbuhkan jiwa kompetitif mahasiswa untuk bersaing dalam
hal positif serta akan berdampak pada kemajuan suatu perguruan tinggi.

2. Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan program kegiatan ini akan merangsang jiwa kompetisi kewirausahaan
mahasiswa dalam berpikiran yang positif akan pentingnya penanaman karakteristik dan
kebudayaan bangsa bagi generasi muda. Serta dapat bekerja sama secara tim.

3. Bagi Masyarakat
Terciptanya mainan ini akan menjadi suatu produk yang mengajarkan kebudayaan
kebudayaan yang ada di Indonesia. Serta terbukanya lapangan lapangan kerja baru bagi
masyarakat.

SUMBER : PKM K Batok Kelapa Madura (UTM,2014).

1.5 Manfaat Program Kegiatan


1. Bagi Perguruan Tinggi
terciptanya souvenir Lampion Batok Kombinasi Batik Madura Beraromaterapi
akan memicu jiwa kreatif dan inovatif mahasiswa yang lebih. Kondisi ini dapat
menumbuhkan jiwa kompetitif mahasiswa untuk bersaing dalam hal positif serta akan
berdampak pada kemajuan suatu perguruan tinggi.
2. Bagi Mahasiswa
Pelaksanaan program kegiatan ini akan merangsang jiwa kompetisi
kewirausahaan mahasiswa dalam berpikiran yang positif akan pentingnya pemanfaatan
potensi batok kelapa, batik madura maupun limbah daur ulang yang ada dilingkungan
sekitar Madura serta dapat bekerja sama dalam tim.
3. Bagi Masyarakat
Terciptanya souvenir ini akan menjadi suatu produk yang menyehatkan badan
dalam hiasan rumah dan akan berkembang menjadi tempat berwirausaha bagi
masyarakat.
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
1. Uraikan kondisi umum lingkungan yang menimbulkan gagasan menciptakan
kegiatan usaha.
2. Gambaran mengenai potensi sumberdaya dan peluang pasar termasuk analisis
ekonomi usaha yang direncanakan disajikan secara singkat untuk menunjukkan
kelayakan usaha.
3. Gambaran usaha yang direncanakan harus menjanjikan perolehan profit untuk
menjamin peluang keberlanjutan usaha setelah kegiatan PKM-K selesai
dilaksanakan.
4. Pada bab ini uraikan kelemahan dan kelebihan produk/jasa.
5. Uraikan dalam bentu point-point.

SUMBER : PKM K LONTONG API MADURA (UTM,2014).

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


Gambaran umum mengenai rencana usaha dapat dijelaskan dengan menggunakan
2 konsep yaitu : analisis SWOT untuk membaca posisi perusahaan dan analisis
kelayakan untuk mengkaji kelayakan finansial usaha pembuatan produk Lontong Api
Madura

2.1. Analisis SWOT


Kekuatan
a. Lontong Api Madura merupakan produk yang dapat dipakai untuk penambah nilai
seni interior rumah dengan menggunakan limbah kertas dan perca batik
b. Lontong Api Madura sangat unik, modern dan tetap memperhatikan nilai budaya
lokal
c. Lontong Api Madura memiliki berbagai desain dengan tetap memperhatikan ciri
khas batik Madura
Kelemahan
a. Pengerjaan produk Lontong Api Madura membutuhkan waktu yang agak lama
karena tahapan-tahapan yang dilakukan banyak
b. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa
c. Produk relatif baru, karena yang diketahui masyarakat lampion, topeng dan
aromaterapi merupakan produk yang berbeda dan dijual terpisah
Peluang
a. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Madura terus mengalami peningkatan
b. Keberadaan bahan baku limbah kertas dan peca batik sangat melimpah
c. Banyak toko souvenir yang bisa dan mau menampung produk Lontong Api Madura
d. Adanya trend peningkatan permintaan souvenir yang terbuat dari kerajinan tangan
(handmade)
Ancaman
1. Bila prospek produk Lontong Api Madura sangat bagus, maka akan banyak
duplikasi yang dilakukan oleh orang lain dan terdapat kemungkinan produk mereka
dijual dengan harga yang lebih murah

2.2. Analisis Kelayakan Usaha


Pembuatan souvenir Lontong Api Madura dilakukan dengan sistem mandiri.
Dengan Asumsi 1 bulan dapat dihasilkan 60 buah, maka dapat diketahui analisis
kelayakannya sebagaimana tercantum dalam Tabel 1. Berdasarkan analisis kelayakan
dengan menggunakan R/C, BEP produk, dan IRR maka dapat disimpulkan bahwa usaha
kelayakan pembuatan produk Lontong Api Madura secara finansial layak untuk
dilaksanakan.
Tabel 1 : Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Produk Sovenir Lontong Api
Madura dengan Sistem Mandiri
Biaya Persatuan Produk Satuan Harga Total
Kertas Bekas 1 Box 3.000 3.000
Lem Kayu 1 Paket 2.000 2.000
Potpouri 1 paket 5.000 5.000
Lampu+kabel 1 paket 8.000 8.000
Batik Perca 1 paket 2.000 2.000
Cat Aga 1 paket 7.000 7.000
Biaya Tenaga Kerja 1 paket 15.000 15.000
Biaya transpor Pemasaran 1 paket 3.000 3.000
dan Pembelian bahan baku
Total biaya 45.000
Harga produk 65.000
Jumlah produk perbulan 60 buah @65.000
Penerimaan (R) 3.900.000
Biaya (C) 60 buah @45.000 2.700.000
R/C 1.44
BEP produk 42
IRR 24,39%
Sumber : Bonus Pintar (UTM,2014)

BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA


2.1 Analisis SWOT
Gambaran umum rencana usaha dijelaskan dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu : (1)
pendekatan analisis SWOT dan (2) pendekatan analisis kelayakan usaha.
a. Kekuatan dalam usaha ini adalah
1.Produk mainan boneka ini merupakan sebuah boneka yang dipakai untuk media
pembelajaran bagi anak anak mengenai kebudayaan kebudayaan Indonesia yang di
kemas secara menarik dan atraktif.
2.BonekaNusantara ini menonjolkan sisi kekhasansatu kebudayaan yang satu dengan
yang lain, dengan nilai sosial budaya yang kuat.
3.Selain itu produk ini dikemas dengan sisi menarik dan dapat dijadikan souvenir di
setiap daerah di nusantara.
4.Desain Boneka Nusantara ini dibuat sesuai dengan kebudayaan di setiap daerah.
5.Harga produk ini sangat terjangkau karena disesuaikan dengan segmen konsumen.
b. Kelemahan
1.Pengerjaan setiap boneka agak lama karena harus menjahit boneka terlebih dahulu baru
kemudian memasukkan komponen suara ke dalam boneka.
2.Waktu yang dimiliki untuk menjalankan usaha tidak banyak karena pelaku usaha
(mahasiswa) memiliki kewajiban kuliah.
c. Peluang
1.Pangsa pasar produk Boneka NusantaraPandai Berinteraksi ini sangat luas,dimana
produk Boneka Nusantarasangat disukai oleh anak anak maupun turis dalam negeri
maupun luar negeri.
2.Dibandingkan dengan produk boneka lain yang pada umumnya terbuat bahan-bahan
plastik dan juga bentuknya yang model biasa-biasa saja terjual di pasar.
d. Ancaman
1. Bila prospek produk Boneka NusantaraPandai Berinteraksi ini sangat bagus dan unik
akan mudah diduplikasi oleh pihak lain.
2. Produk pesaing dijual dengan motif sama dan lebih bagus.
2.2 Analisis Kelayakan Usaha
Pembuatan mainanBONUS PINTAR dilakukan dengan sistem mandiri.Dengan Asumsi 1
bulan dapat menghasilkan sedikitnya 2 pasang boneka.
Tabel 1 : Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan souvenir BONUS PINTAR dengan Sistem
Mandiri
Biaya Satuan Harga Total
Audio 1 paket 75.000 75.000
Kabel 1 paket 35.000 35.000
Kain Perca 1 paket 15.000 15.000
Lain-lain 1 paket 15.000 15.000
Total biaya 140.000
Harga produk 240.000
Jumlah produk perbulan 25buah @240.000
Penerimaan (R) 6.000.000
Biaya (C) 25 buah @140.000 3.500.000
R/C 1.75
BEP produk 55
ROI 71,42%
NPV (5 tahun) 150.00.000

Berdasarkan indikator-indikator dalam Tabel diperoleh gambaran bahwa usaha BONUS


PINTAR layak untuk dikembangkan.
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

1. Sedangkan metode untuk PKM-K merupakan teknik atau cara menyelesaikan


permasalahan dan sekaligus untuk mencapai tujuan program.
2. Pada hal ini kita gunakan tahap-tahap yang dapat kita gunakan untuk
menyelesaikan produk/jasa kita misal , tahap pra produksi, tahap produksi
dan tahap pasca produksi.
3. Agar metode pelaksanaan mudah dimengerti oleh dewan juri buatlah skema
metode pelaksanaan dengan simpel dan cermat.
4. Uraikan dalam bentuk point-point yang singkat dan cermat.

SUMBER : PKM K LONTONG API MADURA (UTM,2014).

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan dalam pembuatan
sovenirLontong Api Madura dikelompokan dalam tiga tahap yaitu pra produksi, produksi,
dan pasca produksi.

3.1.Tahap Pra Produksi


a. Penentuan lokasi dan waktu produksi: Pelaksanaan kegiatan PKM-Kewirausahaan
pembuatan Lontong Api Madura akan dilaksanakan di Perum Graha Kamal Blok C4
no. 25. Kegiatan produksi akan dilaksanakan selama 5 bulan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan program.
b. Pembelian Alat dan Bahan:beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk usaha
pembuatan Lontong Api Madura ini adalah limbah kertas, perca batik, silet, pisau,
kertas bekas, lem kayu, dan spidol
c. Pembuatan Desain Souvenir : Contoh desain souvenir Lontong Api Madura yang akan
dihasilkan seperti dalam gambar berikut

Desain 1. Desain 2. Desain 3.


Gambar 1 : Desain LONTONG API MADURA

Gambar 2. Bahan Baku

3.2 Tahap Produksi


a. Pembuatan Produk Lontong Api Madura. Kegiatan produksi dilaksankan dengan
sistem mandiri yaitu dimana mahasiswa mengerjakan sendiri semua kegiatan produksi
dengan cara sebagaimana yang disusun berikut:

Mempersiapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan (limbah kertas,


limbah kain batik, gunting, lem, cat, kabel, lampu, aroma terapi , dll)

Melebur semua kertas dengan cara dicampur air kemudian di blender

Buat cetakan topeng dengan menggunakan tanah liat

Bentuk Leburan kertas di dalam cetakan dan tambahkan Lem

Jemur dan keringkan Adonan

Setelah Adonan mengering dan mengeras siap untuk di cat

Bungkus bunga kering harum (potpuri) dan letakkan di Mata Topeng dengan
menggunakan lem tembak

Beri Hiasan lampu dibelakang Topeng.

3.3 Tahap Pasca Produksi


b. Positioning :Lontong Api Madura merupakan jenis souvenir lampion yang baru muncul di
tatanan pasar dan menjadi pembeda yang sangat signifikan diantara lampion lainnya.
Beberapa hal yang menjadi pembeda, dengan lampion ini selain berfungsi sebagai
penerang, dapat dimanfaatkan sebagai pengharum ruangan yang dapat menyehatkan
badan karena menggunakan bunga kering harum (potpouri) yang beraroma terapi.
c. Segmenting:merupakan kegiatan untuk mengelompokan konsumen berdasarkan
karakteristik tertentu seperti berdasarkan pendapatan,lokasi penjualan,letak geografis,dan
keadaan kehidupan lingkungan yang masih menjanjikan keaslian lingkungan tersebut.
d. Targeting :menetapkan konsumen yang akan dijadikan target pemasaran Lontong Api
Maduraberdasarkan segmenting maka,konsumen yang akan dituju yaitu hotel dan cafe
(yang berbasis natural), SPA, serta toko penjual souvenir tradisional dan
Mengikutsertakan dalam Expo di kota-kota Besar Jawa timur.
e. Promoting:dilakukan promosi langsung ke pusat-pusat penjualan souvenir khas Madura
.Kami juga akan menyebarkan brosur,leaflead serta stiker kepada masyarakat dan
spanduk/papan nama didepan rumah produksi Lontong Api Madura.Selain promosi
dengan langsung turun kelapangan kami juga akan mempromosikan lewat media online
seperti facebook (Lontong Api Madura),twitter (@Lontong Api),blog (Lontong Api
Madura PKM-K 2014),OLX dan grup (PKM-K Lontong Api Madura) yang sangat
menunjang promosi souvenir Lontong Api Madura.

Gambar 3. Desain Banner LONTONG API MADURA


BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. JADWAL KEGIATAN

1. Buatlah jadwal kegiatan PKM yang meliputi rinci kegiatan persiapan,


pelaksanaan dan penyusunan laporan dalam bentuk Bar-chart. Ba-rchart
memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut.
2. Jadwal pelaksanaan mengacu pada Metode Pelaksanaan Program.
3. Usahakan tidak menggunakan nama bulan secara eksplisit dalam
penjadwalan rencana kegiatan. Sebagai contoh, untuk menggambarkan
urutan waktu pelaksanaan, gunakan kata bulan ke-1, bulan ke-2, dan
seterusnya, bukan bulan Maret, bulan April, dan seterusnya.
4. Lama pelaksanaan PKM maksimal 5 bulan

B. RANCANGAN BIAYA
1. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
2. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
3. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
4. Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya).
Sumber : Bonus Pintar (UTM,2014)

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Anggaran biaya pembuatan mainan BONUS PINTAR ini 2 pasang/bulan tersusun atas
biaya bahan habis pakai,bahan penunjang,peralatan penunjang,biaya transportasi dan lain-
lain.Komponen biaya tersebut dijabarkan pada table berikut :

C Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang (30%) Rp. 2.630.000
2 Bahan habis pakai (50%) Rp. 4.060.000
3 Perjalanan ke Kota Surabaya dan Kab. Sumenep (10%) Rp. 800.000
4 Lain-lain: PIRT, administrasi, promosi dan laporan (10%) Rp. 800.000
Jumlah Rp. 8.290.000
Lihat Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatanmainan BONUS PINTAR

4.2 Jadwal Kegiatan Program


Jadwal kegiatan program pembuatan mainan BONUS PINTAR direncanakan
membutuhkan waktu selama 5 bulan.Kegiatan yang dilakukan menjadi 3 tahap yaitu:Pra
produksi, produksi dan pasca produksi.
Tabel 3. Jadwal kegiatan program PKM-Kewirausahaan souvenir BONUS PINTAR
No Jadwal/bulan ke
Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Pra Produksi
a. Penentuan tempat produksi
b. Pembelian alat dan bahan
c. Membuat desain souvenir
2 Produksi
a. Pembuatan souvenir
b. Penghiasan
3 Pasca Produksi
a. Positioning
b. Segmenting
c. Targeting
d. Promosi
4 Pembuatan laporan
DAFTAR PUSTAKA

1. Untuk PKM-K tidak diwajibkan ada Daftar Pustaka.


2. Namun, apabila ada Daftar Pustaka, Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam
naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap
pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh
tulisan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing yang ditandatangani


(Lampiran 3.2)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 3.3).
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas (Lampiran 3.4).
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan (Lampiran 3.5).
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kerjasam Mitra (Jika Ada)
PKM-M
RINGKASAN

1. Pada ringkasan ditulis dengan ukuran spasi 1.


2. Maksimal 250 kata
3. Ringkasan merupakan hasil rangkuman atau kesimpulan dari keselurahan
PKM yang kita dikaji yang berisikan latar belakang, tujuan, metode dan hasil
yang tersusun rapi.
4. Pada bagian ini kemukakan tujuan dan target khusus yang ingin dicapai serta
metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan
harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana
kegiatan yang diusulkan.

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)


Harus Berisi :
- Latar belakang secara keseluruhan
- Tujuan
- Teknik Pengumpulan Data dan Alat Analisis
Kata Kunci :
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1. Gambarkan secara kuantitatif potret, profil dan kondisi khalayak sasaran


yang akan dilibatkan dalam kegiatan
2. Gambarkan pula kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial,
ekonomi maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang akan
dilakukan
3. Latar Belakang Masalah adalah uraian tentang permasalahan secara
umum dan secara teknis, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya sehingga
dapat menjelaskan alasan mengapa suatu IDE ini perlu dilakukan.
4. ALUR PIKIR YANG JELAS MENGENAI PEMILIHAN MASALAH DAN
MENGAPA MASALAH TERSEBUT PERLU DIJADIKAN IDE
PROPOSAL KITA " SECARA SEDERHANA DAPAT DIRUMUSKAN :
a) WHAT IS THE PROBLEM?
b) WHY IS IT A PROBLEM?
c) WHERE?
d) WHO HAS DONE WHAT ABOUT RESEARCH ON THIS
PROBLEM?
e) HOW?

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Kemajuan, karakter, dan


kemandirian suatu negara khususnya Indonesia tidak lepas dari peranan pendidikan.
Begitu pentingnya, pendidikan juga diatur dalam UUD 1945. Pendidikan sangat penting
dimiliki oleh setiap orang. Dengan pendidikan seseorang dapat menentukan langkah
terbaik yang harus ditempuhnya. Jalaludin (2011:7) menyatakan bahwa pendidikan
adalah bimbingan secara sadar pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan
ideal. Sedangkan menurut Damsar (2010:9) mengungkapakan bahwa pendidikan
merupakan proses, cara dan perbuatan mendidik. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik kepada
peserta didik melalui tahap perencanaan, proses, dan pembelajaran untuk menciptakan
manusia ideal di masa depan. Pembelajaran yang kurang efektif tidak lepas dari
penerapan beberapa model, metode, dan media pembelajaran yang kurang baik.
Bermacam-macam media pembelajaran yang berbasis game kini mulai diterapkan
di beberapa sekolah. Salah satunya penerapan media pembelajaran dengan game untuk
menarik minat belajar siswa. Hal ini dikarenakan banyak guru menerapkan metode
pembelajaran yang membuat siswa-siswinya jenuh, membosankan dan ditemukan pula
penyampaian materi yang dilakukan guru tidak keseluruhan dipahami siswa sehingga
apa yang didapatkan dalam pembelajaran kurang maksimal. Masing-masing siswa
mempunyai presepsi yang berbeda atas materi yang disampaikan oleh guru, dengan
adanya media yang menarik sangat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada
siswa sehingga mempunyai presepsi yang sama, utamanya dalam penggunaan media
pembelajaran berbasis Monopoly Education Game merupakan permainan dimana di
dalamnya terdapat unsur-unsur edukasi yang dibutuhkan oleh siswa.
Konsep game monopoli yaitu pemain yang terdiri minimal 3 orang hingga 7
orang dimana papan monopoli diletakkan di meja yang cukup besar. Kartu Dana Umum
dan Kesempatan diletakkan terbalik di dalam petak yang tersedia. Game monopoli ini
mempunyai alat-alat permainan yang terdiri dari batu dadu 2 biji, 322
biji rumah warna hijau dan 12 biji hotel dengan warna merah serta 1 set kartu "Dana
Umum" dan 1 set kartu "Kesempatan". Game ini dilakukan dengan siswa mengocok dan
menggulirkan dadu secara bergiliran, kemudian angka yang terbanyak akan bermain
terlebih dahulu. Permainan dimulai dari petak start. Setelah itu biji-biji pemain
dijalankan bergiliran sesuai angka dadu ke petak menurut anak panah. Jika salah satu
siswa berhenti pada petak dana umum ataupun kesempatan siswa tersebut mengambil
kartu yang teratas sesuai petak dimana dia berhenti. Setelah mentaati petunjuk-petunjuk
di dalamnya, misalnya sebuah pertanyaan Sebutkan 1 nama pahlawan revolusi dari
daerah Aceh? Siswa tersebut harus menjawab secara tepat kepada teman-teman siswa
lainnya dan apabila jawaban tersebut benar kartu itu dikembalikan dibawah sendiri pada
tumpukan kartu yang sesuai. Sebaliknya jika jawaban siswa tersebut salah maka disetiap
kartu ada petunjuk khusus yang harus dipatuhi oleh siswa tersebut, misalnya tidak
bermain 1 kali putaran ataupun berhitung mulai dari 1 sampai 50 dengan menggunakan
bahasa Inggris.
1.2 Potret, Profil, dan Kondisi Khalayak Sasaran

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)


1.3 Kondisi dan Potensi Wilayah (fisik, sosial, dan ekonomi)

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)


1.4 Perumusan Masalah
1. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan.
2. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan
dicari penyelesaiannya, atau peluang usaha yang akan diraih.
3. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan kegiatan PKM.
4. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan

SUMBER : PKM M Student Buisness Centre (UTM,2015).

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah dari program ini adalah:
1. Bagaimana cara menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa tingkat
menengah sejak dini?
2. Bagaimana menjadikan siswa tingkat menengah menjadi entrepreneur?
3. Bagaimana menjadikan Student Bussiness Centre sebagai upaya
menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa tingkat menengah?

1.5 TUJUAN
1. Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi
baru yang diharapkan terwujud setelah kegiatan maupun PKM-M selesai.
2. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur.

SUMBER : PKM M Student Buisness Centre (UTM,2015).

1.3 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah:
1. Menciptakan cara yang tepat untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
siswa tingkat menengah sejak dini
2. Menciptakan entrepreneur muda yang luar biasa
3. Menerapkan program menjadikan Student Bussines Centre sebagai
upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan siswa tingkat menengah
1.6 Luaran

1. Uraikan manfaat dari ide PKM.


2. Uraikan juga apa yang membedakan ide PKM-mu dengan ide PKM yang
lain.
3. Uraikan dengan cermat dan rapi.

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)

1.4 Luaran
Menghasilkan karya sebagai sumber pengetahuan baru dan ikut andil bagi masyarakat luas
terutama bagi dunia pendidikan. Dengan memberikan solusi dalam belajar yang tidak
membosankan yang berupa Monopoly Education Game sebagai alternatif belajar yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan untuk siswa SD.

1.7 KEGUNAAN

1. Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai.
2. Uraikan manfaat bagi perguruan tinggi, bagi mahasiswa dan bagi
masyarakat.
3. Uraikan dengan cermat dan rapi.

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)

1.5 Manfaat

1. Meningkatkan peran perguruan tinggi dalam upaya mengembangkan ilmu


pengetahuan, utamanya dalam bidang pendidikan yang ikut andil dalam
masyarat luas sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Sebagai informasi dasar bagi tenaga pengajar mengenai alternatif solusi
dalam belajar yang tidak membosankan.
3. Memberikan pengetahuan tambahan khususnya tenaga pengajar bahwa
dengan belajar sambil bermain akan membuat siswa tertarik dalam bermain
tetapi tidak lupa dengan unsur edukasinya.
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

1. Penjelasan mengenai kondisi masyarakat sasaran yang akan menerima


kegiatan pengabdian agar diuraikan secara faktual.
2. Uraikan permasalahan yang dihadapi masyarakat yang membutuhkan
bantuan penyelesaiannya, dan berikan gambaran solusi yang ditawarkan
termasuk teknologi yang akan digunakan.
3. Hindari adanya kegiatan percobaan/penelitian dalam usulan PKM-M.
4. Alangka baiknya uraikan kelemahan dan kelebihan suatu PKM-mu.
5. Alangkah baiknya juga uraikan dalam bentuk point-point.

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)

BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

SDN Banyuajuh 4 terletak di kecamatan Kamal kabupaten Bangkalan Madura. Kondisi


lingkungan di daerah SDN Banyuajuh 4 merupakan lingkungan masyarakat yang mayoritas
bekerja sebagai nelayan. Orang tua kurang memperhatikan pendidikan anaknya dan
menuntut banyak terhadap peran guru. Orang tua hanya menyerahkan pendidikan kepada
guru tanpa memberikan bimbingan belajar di rumah. Guru harus bekerja keras untuk
mencerdaskan anak. Dari segi ekonomi para orang tua juga terbilang kurang mampu.
Kondisi terbatas itulah sering kali terjadi perselisihan antara orang tua dengan guru ketika
harus membayar uang buku. Lingkungan yang kurang mendukung membuat siswa kurang
termotivasi dalam belajar. Banyak sebagian dari siswa kelas IV di SDN Banyuajuh 4 yang
masih belum memenuhi usia yang seharusnya.
Dari latar belakang yang tidak mengenyam pendidikan PAUD maupun TK orang tua
langsung mendaftarkan anak mereka ke SD. Usia yang belum sesuai dan kemampuan dasar
yang minim mendukung terjadinya banyak kesulitan dan ditambah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru juga kurang dapat memfasilitasi anak. Siswa SDN Banyuajuh 4 kelas I-
III merupakan kelas awal yang masih membutuhkan bimbingan secara khusus dari guru
mulai dari belajar menulis dan membaca. Sedangkan untuk siswa kelas IV-VI merupakan
kelas akhir yang telah mampu memaksimalkan cara berfikirnya. Dalam penerapan media
Monopoly Education Game kelas IV merupakan kelas yang paling tepat. Kelas IV
merupakan kelas peralihan dari kelas awal ke kelas akhir. Dalam kelas IV ini siswa dituntut
untuk mulai belajar memaksimalkan cara berfikirnya dan mempersiapkan diri untuk Ujian
Nasional.
Kondisi siswa kelas IV SDN Banyuajuh 4 terdiri dari 14 orang. Jumlah ini sangat minim
jika dibandingkan dengan sekolah lain disekitarnya. Di sekolah lain jumlah siswa kelas IV
berkisar antara 30-50 siswa tiap kelas. Dengan kondisi yang sangat minim dan semangat
belajar siswa yang kurang menjadi salah satu permasalahan yang sangat rumit. Dengan
menerapkan Monopoly Education Game dengan sistem Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan inilah diharapkan siswa akan lebih tertarik dan
menumbuhkan minat belajar yang tinggi.
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

1. Sedangkan metode untuk PKM-M merupakan teknik atau cara menyelesaikan


permasalahan dan sekaligus untuk mencapai tujuan program.
2. Agar dilengkapi dengan prosedur atau tahapan pekerjaan.
3. Uraikan dalam bentuk point-point yang singkat dan cermat.
4. Agar metode pelaksanaan mudah dimengerti oleh dewan juri buatlah skema
metode pelaksanaan dengan simpel dan cermat.

SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)

BAB 3 METODE PELAKSANAAN


Metode merupakan teknis yang penting agar rencana di atas dapat terwujud.
Dalam mewujudkan Monopoly Education Game yang terdiri dari 6 produk ini,
dimana 1 produk adalah monopoli edukasi umum dan 5 produk adalah monopoli
edukasi khusus yang meliputi monopoli edukasi Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, IPA, dan monopoli edukasi IPS perlu adanya langkah-langkah. Langkah-
langkah tersebut antara lain :

1. Pengenalan Game
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan cara pengenalan.
Pengenalan yang dimaksud adalah dengan memberikan gambaran secara jelas tentang
Monopoly Education Game ini agar anak-anak yang belajar dengan game edukasi
ini mengerti cara bermainnya dan proses belajar yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan dapat terlaksana. Tidak hanya kepada siswa, akan tetapi juga akan
diperkenalkan juga kepada guru tata cara permainannya. Pada dasarnya Monopoly
Education Game ini membuat anak-anak masih dapat bermain dengan asyik tetapi
unsur dari pendidikan itu sendiri tidak dilupakan. Dengan cara tersebut diharapkan
proses belajar yang biasanya menjenuhkan dapat teratasi dengan game edukasi ini.

2. Persetujuan Ketersediaan dan Kerjasama dengan Mitra


Ketersediaan mitra kerja bekerjasama dengan program yang diadakan ini tidak
lain agar rencana ini dapat terwujud dan Monopoly Education Game. Kesediaan
sekolah atas kerjasama ini dapat terlihat dari surat ketersediaan dan kerjasama pada
lampiran 5. Khususnya pada siswa kelas IV SDN Banyuajuh 4 Kamal-Bangkalan
Madura yang telah bersedia bekerjasama dengan Program ini. Kepala sekolah dan
guru kelas IV memberikan respon yang sangat positif dengan diadakannya penerapan
Monopoly Education Game ini.Untuk keberlanjutan penerapan Monopoly
Education Game dalam proses pembelajaran akan dilaksanakan pelatihan bagi para
guru. Hal ini diharapkan ketika program telah selesai dilaksanakan, maka penerapan
Monopoly Education Game akan tetap dapat dilaksanakan di SDN Banyuajuh 4.
Jika guru telah mampu menguasai pembuatan dan penggunaan Monopoly Education
Game tidak menutup kemungkinan akan menjadi contoh untuk sekolah-sekolah lain.

3. Konsep dan Cara Permainan


a. Konsep Permainan
Konsep game monopoli ini yaitu terdiri dari Monopoli Edukasi Umum dan
Monopoli Edukasi Khusus. Monopoli edukasi umum yaitu dalam satu game
monopoli terdapat lima mata pelajaran yang meliputi mata pelajaran Matematika,
Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Monopoli ini didesain sedemikian
detail agar pertanyaan yang berhubungan dengan nilai edukasi lima bidang studi ini
dapat maksimal. Sedangkan monopoli edukasi khusus yaitu dalam satu game
monopoli hanya terdapat satu mata pelajaran saja. Misalnya monopoli IPA, berarti
dalam game monopoli IPA ini hanya terdapat pertanyaan-pertanyaan dan unsur-unsur
edukasi yang berhubungan dengan bidang IPA, tanpa tercampur mata pelajaran yang
lain. Pertanyaan yang muncul, kenapa didesain demikian? Alasannya adalah
menyesuaikan dengan minat belajar siswa. Kebosanan akan muncul jika monopoli ini
dibuat hanya satu mata pelajaran.

b. Cara Permainan
Pemain terdiri minimal 3 hingga 7 orang. Papan monopoli diletakkan di meja
yang cukup besar. Kartu dana umum dan kesempatan diletakkan terbalik di dalam
petak yang tersedia. Siswa mengocok dan menggulirkan dadu secara bergilir.
Kemudian angka yang terbanyak akan bermain terlebih dahulu. Siswa yang bermain
dimulai dari petak start. Setelah itu biji-biji pemain dijalankan bergiliran sesuai angka
dadu ke petak menurut anak panah. Jika salah satu siswa berhenti pada petak dana
umum ataupun kesempatan siswa tersebut mengambil kartu yang teratas sesuai petak
dimana dia berhenti. Setelah mentaati petunjuk-petunjuk di dalamnya, misalnya pada
monopoli IPA terdapat sebuah pertanyaan, Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup? Siswa
tersebut harus menjawab secara tepat. Apabila jawaban tersebut benar siswa
mendapatkan point yang dapat ditukarkan dengan uang beasiswa di bank dan kartu itu
dikembalikan paling bawah pada tumpukan kartu yang sesuai. Sebaliknya jika
jawaban siswa tersebut salah maka disetiap kartu ada petunjuk khusus yang harus
dipatuhi oleh siswa tersebut, misalnya tidak bermain 1 kali putaran.
SKEMA METODE PELAKSANAAN
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. JADWAL KEGIATAN

1. Buatlah jadwal kegiatan PKM yang meliputi rinci kegiatan persiapan,


pelaksanaan dan penyusunan laporan dalam bentuk Bar-chart. Ba-rchart
memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut.
2. Jadwal pelaksanaan mengacu pada Metode Pelaksanaan Program.
3. Usahakan tidak menggunakan nama bulan secara eksplisit dalam
penjadwalan rencana kegiatan. Sebagai contoh, untuk menggambarkan
urutan waktu pelaksanaan, gunakan kata bulan ke-1, bulan ke-2, dan
seterusnya, bukan bulan Maret, bulan April, dan seterusnya.
4. Lama pelaksanaan PKM maksimal 5 bulan

B. RANCANGAN BIAYA
1. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
2. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
3. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
4. Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya).
SUMBER : MPOC-ATIG Monopoly Education Game (UTM,2013)

DAFTAR PUSTAKA

1. Untuk PKM-M tidak diwajibkan ada Daftar Pustaka.


2. Namun, apabila ada Daftar Pustaka, Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam
naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap
pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh
tulisan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing yang


ditandatangani (Lampiran 3.2)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 3.3).
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
(Lampiran 3.4).
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan (Lampiran 3.4).
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kerjasam Mitra (HARUS ADA) (Lampiran
3.5)
Lampiran 6. Gambaran teknik yang akan diterapkembangkan atau Skema
(Lampiran 3.6) (HARUS ADA)
Lampiran 7. Denah Detail Mitra Kerja (Lampiran 3.6) (HARUS ADA)
RINGKASAN

1. Pada ringkasan ditulis dengan ukuran spasi 1.


2. Maksimal 250 kata
3. Ringkasan merupakan hasil rangkuman atau kesimpulan dari keselurahan
PKM yang kita dikaji yang berisikan latar belakang, tujuan, metode dan hasil
yang tersusun rapi.
4. Pada bagian ini kemukakan tujuan dan target khusus yang ingin dicapai serta
metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan
harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana
kegiatan yang diusulkan.

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM,2013)

Harus Berisi :
- Latar belakang secara keseluruhan
- Tujuan
- Teknik Pengumpulan Data dan Alat Analisis
Kata Kunci :

RINGKASAN

Kacang Koro Benguk (Mucuna Puriens) merupakan salah satu jenis kacang yang
belum termanfaatkan dengan sempurna sebagai sumber makanan pokok, dengan berbagai
kandungan yang dapat menjadikan kacang koro benguk barang substitusi beras yang diolah
menjadi orzo (pasta) kemudian diterapkembangkan kepada masyarakat yang terkena
bencana. Penelitian ini akan membuat orzo yang bertujuan untuk memperoleh orzo dengan
kandungan gizi (protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral) yang lebih baik dari pada
beras, serta memiliki aktivitas antioksidan dan hipoglisemik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RAL ( Rancang Acak
Lengkap) dengan 2 faktor. Faktor yang pertama (X1) formulasi antara tepung kara benguk
(K) dan tepung gathotan (G) dengan 5 bentuk formulasi (K=10%, G=90%)(KG1), (K=20%,
G=80%)(KG2), (K=25%, G=75%)(KG3), dan faktor kedua (X2) proporsi CMC dengan
kadar 0,5%(A1) dan 1%(A2). Hasil dari orzo benguk ini akan dilakukan analisa proksimat,
alias antioksidan, dan hipoglisemik.

Kata kunci: kara benguk, mucuna pruriens, antioksidan


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1. Kemukakan unsur kreativitas yang diusulkan, hal-hal yang mendorong atau


argumentasi pentingnya dilakukan kegiatan yang diusulkan.
2. Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah yang akan dicari solusinya
3. Kemukakan pandangan singkat dari para penulis/peneliti lain yang pernah
melakukan pembahasan topik terkait.
4. Latar Belakang Masalah adalah uraian tentang permasalahan secara umum
dan secaSra teknis, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya sehingga dapat
menjelaskan alasan mengapa suatu IDE ini perlu dilakukan.
5. ALUR PIKIR YANG JELAS MENGENAI PEMILIHAN MASALAH DAN
MENGAPA MASALAH TERSEBUT PERLU DIJADIKAN IDE PROPOSAL
KITA " SECARA SEDERHANA DAPAT DIRUMUSKAN :
a) WHAT IS THE PROBLEM?
b) WHY IS IT A PROBLEM?
c) WHERE?
d) WHO HAS DONE WHAT ABOUT RESEARCH ON THIS PROBLEM?
e) HOW?

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM,2013)

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana alam merupakan bencana yang datang secara tiba-tiba serta menyisahkan
kesedihan yang mendalam untuk daerah yang terkena bencana alam tersebut. Salah satu
kesedihan yang disebabkan oleh bencana alam yakni ketersediaan pangan pokok. Oleh
karena itu hak untuk memperoleh pangan merupakan hak asasi setiap manusia. Data tahun
2007 menunjukkan masih terdapat 5.71 juta jiwa atau 2,55% penduduk Indonesia rawan
pangan dan 48% daerah yang tergolong rawan pangan (Nainggolan, 2008). Sehingga dalam
solusi memecahkan permasalahan ketersediaan pangan pasca bencana alam diperlukan
makanan yang berprotein tinggi serta cepat saji, makanan yang tidak mudah kadaluwarsa,
makanan yang distribusinnya cepat (Jurnal Gizi dan pangan 2008). Dengan menambah
ketersediaan makanan yang berprotein tinggi maka para masyarakat cenderung lebih tenang
pasca terjadi bencana.
Jenis makanan yang penting dalam masa darurat akibat bencana adalah makanan
pokok sumber energi, yang selama ini didominasi oleh mi instan karena mudah penyajian
dan distribusinya. Beras bukan merupakan alternatif utama untuk daerah terdampak
bencana, sedangkan kebanyakan masyarakat Indonesia terbiasa mengkonsumsi beras.
Tetapi beras tidak mudah pennyiapannya, dan juga realtif miskin gizi terutama protein dan
mineral. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pangan serupa beras, tetapi yang mudah
penyediannya, dan kaya gizi. Telah dikembangkan teknologi beras analog yang merupakan
sebutan lain dari beras tiruan (artificial rice) dibuat dari tepung lokal (Samad 2003; Deptan
2011).
Kacang koro bengok (Mucuna pruriens L.) termasuk dalam 2ating Fabaceae. Di
Indonesia, budidaya kacang ini masih terbatas. Koro bengok dapat tumbuh di daerah yang
kurang subur, kering, serta kondisi cuaca ekstrim (Rahardi 2008). Dari segi kandungan
gizi, kacang koro bengok mempunyai nilai gizi yang tidak kalah tinggi dibandingkan
dengan kacang-kacangan lain. Koro bengok mengandung karbohidrat dan protein yang
cukup tinggi dengan kandungan lemak yang rendah, kacang koro bengok yang berpotensi
untuk menjadi benda komplementer tepung yang berprotein tinggi sebagai ketersediaan
pangan pasca bencana alam 2ating dengan memformulasi menjadi orzo. Selain itu orzo koro
benguk ini adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi konsumsi bahan instan yang
kurang baik untuk kesehatan pada pasca bencana alam.
Penelitian ini memformulasi orzo bergizi tinggi menggunakan tepung koro benguk (mucuna
pruriens) dan tepung singkong yang dimodifikasi dengan jamur penghasil enzim amilase.
Tepung singkong telah dikaji oleh Purwandari (purwandari 2014) memiliki sifat gelatinisasi
mirip dengan terigu dan kekenyalan gel yang cukup kuat untuk membentuk orzo. Penelitian
ini akan memfokuskan pada sifat hipoglisemik, aktivitas antioksidan, antihipertensi dan
produk orzo gluten-free dari benguk.
SUMBER : Jombang wisata (UTM,2013).
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan daerah berkelanjutan merupakan proses peningkatan pendapatan
daerah dari berbagai sektor seperti pertanian, industri dan sektor pariwisata, seiring
bertambahnya jumlah penduduk menjadi peluang yang efektif khususnya pada sektor
pariwisata yang berbasis pedesaan sebagai penunjang peningkatan pendapatan daerah.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan ke suatu tempat wisata di
luar lingkungan tempat tinggal mereka untuk melakukan persinggahan sementara waktu
yang didorong beberapa keperluan tanpa tujuan untuk mencari nafkah, tetapi didasarkan
pada kebutuhan untuk mendapatkan kesenangan, dan dengan tujuan melepaskan lelah dan
menghasilkan suatu travel experience dan hospitality service dengan menikmati berbagai
hiburan (Gunn. 2012).
Desa wisata merupakan daerah pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik
khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Secara esensial desa wisata merupakan
pengembangan suatu desa dengan memanfaatkan kemampuan unsur-unsur yang ada dalam
masyarakat dan desa yang berfungsi sebagai atribut produk wisata. Wisatawan yang datang
ke desa wisata itu akan dapat menikmati alam pedesaan yang masih bersih dan merasakan
hidup disuasana desa beserta adat istiadatnya. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki
tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti
makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa
wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan yang masih asli dan terjaga
merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.
Dalam kegiatan pariwisata komponen-komponen pariwisata akan saling terkait
dalam pendukung pengembangan suatu kawasan. Optimalisasi suatu wilayah atau desa
dewasa ini mulai banyak dilakukan orang. Salah satu optimalisasi desa dilakukan dengan
mengubah desa biasa menjadi desa wisata. Dalam bentuk ini dilakukan pengembangan
pariwisata yang tidak dilepaskan dari ciri kegiatan masyarakat perdesaan yang telah ada,
baik aspek ekonomi maupun sosial budaya.
Provinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia juga memiliki
banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang bagus dan tidak kalah manarik dengan
provinsi yang lain. Desa Made Kabupaten Jombang terdapat sebuah tempat yang dianggap
bertuah oleh banyak orang, yaitu sebuah Sendang yang terdapat di desa Made. Sendang
Made adalah sebuah kolam berukuran 8 x 11m. Karena berada di desa Made kecamatan
Kudu kabupaten Jombang Jawa Timur, maka kolam tersebut disebut Sendang Made.
Tempat ini lebih sering digunakan untuk melakukan berbagai ritual yang berujung kepada
kemusrikan atau sebagai tempat pemuja makhluk ghaib. Meskipun beberapa pengunjung
menggunakan tempat ini sebagai desa wisata karena tempatnya yang masih alami dan
letaknya yang masih jauh dari keramaian kota.
Berdasarkan keunikan dari Sendang Made maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi kelembagaan desa wisata dan karakteristik masyarakat serta strategi
pengembangan wisata untuk mendukung terlaksanannya pembangunan daerah dari sektor
pariwisata serta membuat Sendang Made terbebas dari tempat ritual yang menjerumus
kepada kesenangan sesaat.
1.2 Perumusan Masalah
1. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan.
2. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan
dicari penyelesaiannya, atau peluang usaha yang akan diraih.
3. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan kegiatan PKM.
4. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan.

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM,2013)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana penerimaan beberapa kelompok umur yang terkena bencana
terhadap orzo koro benguk?
2. Bagaimana kandungan karbohidrat, protein, dan lemak dari orzo koro benguk
untuk ketersediaan pangan pasca bencana alam?
3. Bagaimana sifat hipoglisemik, , aktivitas antioksidan orzo benguk?

SUMBER : Jombang wisata (UTM,2013).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana kelembagaan desa wisata dan karakteristik masyarakat yang cocok
dijadikan sebagai tempat desa wisata di Sendang Made ?
2. Bagaimana Peranan desa Wisata terhadap perilaku masyarakat Sendang
Made ?
1.3 TUJUAN
1. Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi
baru yang diharapkan terwujud setelah kegiatan maupun PKM-M selesai.
2. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur.
3. Uraikan tujuan dalam bentuk point.

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM,2013)

1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penerimaan beberapa kelompok umur yang terkena bencana
terhadap orzo koro benguk.
2. Mengetahui kandungan karbohidrat, protein, dan lemak dari orzo koro benguk
untuk ketersediaan pangan pasca bencana alam
3. Menganalisa sifat hipoglisemik, , aktivitas antioksidan dan orzo benguk

SUMBER : Jombang wisata (UTM,2013).


1.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui jenis Kelembagaan desa wisata serta Karakteristik penduduk yang
cocok dijadikan tempat desa wisata di Sendang Made.
2. Mengetahui Peranan desa wisata terhadap perilaku masyarakat Sendang Made.

1.4 Luaran

1. Uraikan manfaat dari ide PKM.


2. Uraikan juga apa yang membedakan ide PKM-mu dengan ide PKM yang
lain.
3. Uraikan dengan cermat dan rapi.

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM,2013)

1.4 Luaran Yang diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Orzo koro benguk dengan efek hipoglisemik, aktivitas antioksidan dan antihipertensi
dan kandungan karbohidrat, protein dan lemak sebagai ketersediaan pangan pasca
bencana alam.
2. Publikasi di IFRJ (International food of research journal)
3. Hak paten sederhana proses pembuatan dan produk dari orzo koro benguk.
SUMBER : Jombang wisata (UTM,2013).
1.4 Luaran Yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Merumuskan Strategi dari kelembagaan dan karakteristik masyarakat untuk
pengembangan desa wisata di Sendang Made.
2. Publikasi di Jurnal

1.5 KEGUNAAN

1. Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai.
2. Uraikan manfaat bagi perguruan tinggi, bagi mahasiswa dan bagi
masyarakat.
3. Uraikan dengan cermat dan rapi.

SUMBER : Jombang wisata (UTM,2013).


1.5 Kegunaan
Berikut adalah kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Pemberdayaan masyarakat pedesaan untuk lebih mengenal pentingnya desa wisata
dalam kemajuan masyarakat
2. Pembuatan cluster tempat wisata berdasarkan karakteristik masyarakat.

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM,2013)

1.5 Kegunaan
Berikut adalah kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Pemberdayaan sumber lokal dalam pembuatan orzo koro benguk dan memiliki efek
hipoglisemik, aktivitas antioksidan dan antihipertensi.
2. Pembuatan bahan pangan fungsional dengan bahan baku lokal yang tidak
dimanfaatkan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari jurnal ilmiah.


2. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari kegiatan PKM yang akan dilakukan.
3. Tinjauan Pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari pustaka acuan serta menjadi landasan usulan kegiatan PKM.
4. Tinjauan Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
5. Tinjauan Pustaka bukan kumpulan teori, namun merupakan rangkaian teori
yang mempunyai sebuah atau beberapa alur pikir tentang terjadinya suatu
peristiwa ilmiah (mechanism of action) dari suatu topik ilmiah yang dikaji.
6. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya
7. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama
akhir dan tahun catatan kaki
8. Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari jurnal ilmiah, atau sumber
otentik lain.
9. Tinjauan Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
10. Tinjauan Pustaka bukan kumpulan teori, namun merupakan rangkaian hasil
yang sudah dikenali dan mempunyai sebuah atau beberapa alur pikir tentang
terjadinya suatu peristiwa ilmiah (mechanism of action) dari suatu idekreatif
yang akan dikonstruksikan.

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM,2013)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan pustaka penelitian ini sebagai berikut:

2.1.Bencana Alam
Bencana alam adalah suatau peristiwa alam yang mengakibatkan dampak
besar bagi tidak secara alami dan menyebabkan populasi manusia. Peristiwa alam
tersebut dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami tanah
longsor kekeringan, kebakaran liar dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam yang
terjadi tidak secara alami menyababkan antara lain kelaparan. Kelaparan adalah
kekurangan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi manusia dan
alam.
Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam bahkan sejak awal
peradapannya. Ketidak berdayaannya manusia ini akibat kurang baiknya manajemen
darurat yang menyababkan kerugian dalam bidang keuangan, structural dan korban
jiwa. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan manusia untuk
mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya. Menurut Bankoff (2003):
"bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan". Artinya adalah aktivitas
alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak
memiliki daya tahan yang kuat.

2.2.Beras analog
Beras analog merupakan istilah lain dari beras buatan (artificial rice). Beras
analog merupakan beras yang dibuat dengan bentuk menyerupai beras dan kandungan
karbohidratnya mendekati atau melebihi beras. Bahan baku beras analog dapat berasal
dari kombinasi tepung lokal atau padi (Samad, 2003; Deptan 2011). Pembuatan beras
analog dapat dilakukan dengan dua metode yaitu granulasi dan ekstrusi. Perbedaan
pada keduanya adalah pada tahapan gelatinisasi adonan dan tahapan pencetakan.
Hasil cetakan metode granulasi adalah butiran sedangkan pada metode ekstrusi adalah
bulat lonjong.

2.3.Kacang kara benguk


Kacang koro benguk (Mucuna pruriens L.) termasuk dalam famili Fabaceae. Di
Indonesia, budidaya kacang ini masih terbatas. Koro benguk dapat tumbuh di daerah
yang kurang subur, kering, serta kondisi cuaca ekstrim (Rahardi 2008). Tanaman koro
benguk digunakan sebagai land covering crops (LCC) yang berguna untuk rehabilitasi
lahan. Dari segi kandungan gizi, kacang koro benguk mempunyai nilai gizi yang tidak
kalah tinggi dibandingkan dengan kacang-kacangan lain. Koro benguk mengandung
karbohidrat dan protein yang cukup tinggi dengan kandungan lemak yang rendah.
Salah satu tantangan pemanfaatan kacang koro benguk adalah adanya toksin yang
terkandung secara alami pada bijinya. Toksin tersebut adalah sianida. Sianida
mencakup senyawa-senyawa yang mengandung ion sianida (CN-), di mana satu atom
karbon berikatan rangkap tiga dengan nitrogen. Sianida umumya ditemukan berikatan
dengan unsur lain membentuk suatu senyawa. Kacang koro benguk segar
mengandung sianida sebesar 17.72 mg/kg (Handajani et al. 2008). Proses pengolahan
pendahuluan sering dilakukan untuk mengurangi kandungan sianida. Salah satu
proses pengolahan untuk mengurangi kandungan sianida dalam bahan pangan yaitu
dengan melakukan perendaman di dalam air.

2.4.Orzo benguk
Orzo merupakan pasta yang berbentuk seperti butiran beras karena bentuknya
kecil, lonjong dan ujungnya runcing. orzo biasa dibuat dari tepung terigu semolina,
memiliki ukuran lebih kecil dari pasta lainnya. Ukurannya seperti sebutir beras besar,
sedikit lebih kecil dari biji pinus.dalam hal ini, orzo benguk ini dibuat dari tepung
kara benguk yang di campurkan dengan tepung singkong yang dimodifikasi. Sehingga
memiliki tekstur seperti orzo berbahan dasar tepung terigu, tetapi mempunyai banyak
manfaat bagi kesehatan.
2.5.Hipoglisemik
Hipoglisemik merupakan penurunan kadar gula dalam darah (glukosa). Pada
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah berkisar 70-100 mg/dl.
Kekurangan kadar gula darah menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ tubuh,
diantanranya tubuh menggigil kedinginan, pingsan, cepat merasa lapar dll. Apabila
kadar glukosa yang tinggi menyebabkan penyakit diabetes melitus yang menjadi
masalah besar bagi sebagian besar masyarakat dunia.

2.6.Antioksidan
Antioksidan merupakan komponen bioaktif plant-based food yang didapatkan dari
buah, sayur dan tanaman polong (Wang et al., 2011). Beberapa sistem antioksidan
menghalangi formasi yang tidak terkontrol dari radikal bebas dan jenis oksigen aktif
atau mencegah reaksi dengan struktur biologis (Chaudiere et al., 1999). Perez et al.
(2010) menyatakan bahwa penggunaan ekstrak antioksidan dari bahan alami sangat
relevan untuk makanan, industri kimia dan farmasi. Aktivitas antioksidan dari bahan
makanan sama baiknya dengan komponen bioaktif murni yang digunakan pada
formulasi suplemen (Almeida et al., 2011).
Tanaman, buah-buahan dan sayuran merupakan sumber antioksidan alami karena
bertindak sebagai zat pereduksi dan donor hidrogen (Annegowda et al.,
2010).Berbagai antioksidan telah banyak dikembangkan, baik dari antioksidan alami
maupun antioksidan sintetik.antioksidan alami umumnya berupa senyawa-senyawa
fenolik yang terdapat dalam berbagai tanaman.Sebagian besar senyawa fenolik pada
tanaman memiliki aktifitas antioksidan yang rendah tetapi tidak mempunyai efek
samping sehingga memberikan peluang peluang untuk menemukan senyawa
antioksidan yang lebih baik (Prabawati dkk, 2012).
BAB 3 METODE PENELITIAN

1. Uraikan metode yang digunakan dalam pelaksanaan program secara rinci.


2. Agar dilengkapi dengan prosedur atau tahapan pekerjaan.
3. Uraian untuk PKM-P dapat meliputi variable dalam penelitian, model yang
digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data,
cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.
4. Pada bab ini buatlah skema pelaksanaan..

SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM, 2013).


BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. BAHAN PENELITIAN
Bahan untuk pembuatan Orzo benguk adalah tepung kara benguk dan tepung
gatotan yang diperoleh dari laboratorium teknologi industri pertanian .
3.2. DESAIN PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan
2 faktor, faktor yang pertama (X1) formulasi antara tepung kara benguk (K) dan
tepung gathotan (G) dengan 5 bentuk formulasi (K=10%, G=90%)(KG1), (K=20%,
G=80%)(KG2), (K=25%, G=75%)(KG3), dan faktor kedua (X2) proporsi CMC
dengan kadar 0,5%(A1) dan 1%(A2),
X1 (Formulasi KG) KG1 KG2 KG3
X2 (Penambahan
CMC)
A1 KG1(A1) KG2(A1) KG3(A1)
A2 KG1(A2) KG2(A2) KG3(A)
Desain RAL
3.3. PEMBUATAN TEPUNG KARA BENGUK
Biji kara benguk di rendam selama 2 hari, emudian didiamkan selama 2 hari 1
malam sampai tumbuh tunas 0,2 cm. kemudian biji kara benguk dikeringkan dan
dihaluskan/ditepungkan.
3.4. PEMBUATAN ORZO KARA BENGUK
Tepung gatotan di geletinisasi sampai terbentuk gel yang pekat, lalu
dicampurkan tepung kara benguk hingga adonan merata dan di cetak menjadi orzo.
3.5. METODE PENGUJIAN
a. Analisa Kandungan kimia
Analisis kimia yang dilakukan dengan analisis kadar air, kadar abu, kadar
protein, kadar lemak, kadar karbohidrat. Analisis ini dilakukan dengan analisis
proksimat.
b. Analisis Sensoris
Uji sensoris terhadap orzo benguk melibatkan 7 panelis terlatih. Uji sensori
ditentukan menurut langkah penilaian, hanya data signifikan statistika yang
ditampilkan untuk kejelasan ukuran, metode ini mengacu pada penelitian aravind,
2012
c. Uji Hipoglisemik
Uji gula darah dilakukan pada 10 panelis. Data ditampilkan dalam bentuk
kurva AUC (Area Under Curve) terhadap kadar gula panelis dengan BMC (Body
Mass Index) 18-25. AUC setelah mengkonsumsi orzo benguk akan di bandingkan
dengan AUC sebelum mengkonsumsi orzo benguk.
d. Uji Aktivitas Antioksidan
Metode yang kami gunakan dalam pengujian antioksidan menggunakan metode
DPPH berasarkan Yu et al. (2012) dengan mengeksrak sampel dan melarutkan 1 gram
sampel dalam 10 ml metanol dan mendiamkannya selama semalam, kemudian
menyaringnya untuk mendapatkan filrat lalu mengeringkannya untuk mendapatkan
ekstrak dengan alat rotary evaporator. Memasukkan 0,25 ml ekstrak kedalam tabung
reaksi dengan menambahkan 2 ml larutan DPPH 0,1 Mm dan metanol hingga
mencapai volume 8 ml. Selanjutnya samel dipindahkan dalam kuvet untuk mengukur
absorbansinya (pada menit ke-30) menggunakan spektrofotometer (520nm). Terakhir
membuat larutan konrol dengan menambahkan methanol kedalam 2 ml larutan DPPH
hingga mencapai volume tabung reaksi 8 ml, dimana methanol dalam pengujian ini
sebagai blanko. Rumus aktivitas antioksidan (%) = [(Absorbansi kontrol - absorbansi
sampel) /absorbansi kontrol]x100%.
SUMBER : Jombang wisata (UTM,2013).
Bab. 3 Metode Penelitian
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Adapun tempat penelitian berada
di desa Made dan Sumberboto kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang yang
memiliki potensi desa wisata dan memiliki kesamaan potensi alam.
3.2 Metode pengumpulan data
Alat pengumpulan data menggunakan metode FGD (forum grub discussion),
FGD telah dikenalkan oleh Krueger (1988) dan (Barker and Ricb 1992, Zimmerman
et al. 1990) , merupakan salah satu teknik pengumpulan data kualitatif yang banyak
digunakan, khususnya oleh pembuat keputusan atau peneliti. FGD bertujuan untuk
mengumpulkan data mengenai persepsi dan pandangan peserta terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan, tidak berusaha mencari konsensus atau mengambil
keputusan mengenai tindakan apa yang akan diambil, FGD digunakan pertanyaan
terbuka (open ended). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:
1. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi merupakan suatu kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utama selain pancaindra
lainnya, seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Tim pelaksana kegiatan nantinya
akan mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dari masing-
masing pranata sosial yang ada di Desa Made dan Sumberboto kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang. Hal ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data yang
berkaitan dengan penelitian ini guna mendapatkan informasi yang sebanyak-
banyaknya untuk diproses dan menghasilkan model penguatan kelembagaan sosial
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan perekonomian pada masyarakat lokal.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur, dimana dalam
wawancara tersebut, kita sebagai tim pelaksana kegiatan akan berinteraksi atau
berbicara langsung kepada responden dengan cara menanyakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Wawancara semi terstruktur tidak menggunakan
kuesioner seperti pada wawancara terstruktur, hanya saja menggunakan catatan kecil
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. (Widodo,
2012).
Pada penelitian ini, responden terdiri dari beberapa orang perwakilan dari
masing-masing pranata sosial yang ada pada masyarakat di Desa Sebani Kecamatan
Tarik Kabupaten Sidoarjo. Wawancara terhadap beberapa orang perwakilan dari
masing-masing pranata sosial yang ada bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang identifikasi kelembagaan sosial yang terdapat pada masyarakat, peran dari
masing-masing kelembagaan sosial terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat,
dan seberapa besar peranan pranata sosial terhadap pertumbuhan perekonomian
masyarakat..
3. FGD (Focus Group Discussion)
FGD ditujukan untuk menggali informasi, kesepakatan dan persamaan
persepsi pada tingkat masyarakat atau komunitas. Melalui FGD beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dapat diungkapkan secara bersama-
sama dan juga diambil kesepakatan mengenai suatu hal. Data yang diharapkan dapat
dikumpulkan melalui FGD adalah data mengenai peranan dari masing-masing pranata
sosial yang terdapat pada masyarakat dan peranan mana yang paling dominan dari
pranata sosial terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat. (Widodo, 2012).
Peserta FGD adalah perwakilan dari masing-masing pranata sosial yang ada di
lokasi penelitian. FGD dilaksanakan pada setiap pranata sosial yang terdapat di
masyarakat secara terpisah, sehingga dari masing-masing FGD yang telah
dilaksanakan pada setiap pranata sosial dapat diperoleh informasi, kesepakatan, dan
persamaan persepsi terhadap sesuatu yang menjadi tujuan diadakannya penelitian ini.

3.3 Metode analisis data


Alat untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan alat analisis
Analytical Hierarchy Process (AHP) yang terbagi menjadi tujuh tahap penyelesaian
kemudian dikembalikan lagi kedalam Focus Group Discussions untuk mendapatkan
jawaban yang di inginkan, berikut tujuh tahap analisis :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
2. Membuat struktur hierarki
3. Membuat matrik berpsangan
4. Menghitung bobot kriteria
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensi
6. Membuat rangking
7. Memberikan alternatif
SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM, 2013).

Pembuatan Orzo

Koro Benguk Pencampuran bahan

Analisis uji sensoris

Pengupasan Pemotongan bahan

Memilih terbaik
Perendaman Pengeringan

penirisan Analisis Pemasakan


-antioksidan

pengeringan -hipogliosemik Orzo

-analisis proksimal
penepungan

Analisa data

Penyusunan Laporan
Pengupasan

Selesai
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. JADWAL KEGIATAN

5. Buatlah jadwal kegiatan PKM yang meliputi rinci kegiatan persiapan,


pelaksanaan dan penyusunan laporan dalam bentuk Bar-chart. Ba-rchart
memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut.
6. Jadwal pelaksanaan mengacu pada Metode Pelaksanaan Program.
7. Usahakan tidak menggunakan nama bulan secara eksplisit dalam
penjadwalan rencana kegiatan. Sebagai contoh, untuk menggambarkan
urutan waktu pelaksanaan, gunakan kata bulan ke-1, bulan ke-2, dan
seterusnya, bukan bulan Maret, bulan April, dan seterusnya.
8. Lama pelaksanaan PKM maksimal 5 bulan

B. RANCANGAN BIAYA
5. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
6. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
7. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya)
SUMBER : Obeng Kuat Macan (UTM, 2013).

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1. Anggaran Biaya
Rincian dana yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah:
NO. DANA JUMLAH
1 Dana Habis Pakai Rp. 5.425.000
2 Dana Penunjang Rp. 2.875.000
3 Dana perjalanan Rp. 2.700.000
4 Dana lain-lain Rp. 1.350.000
JUMLAH Rp. 12.350.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Tabel1. Jadwal Pelaksanaan Progam
kegiatan Pelaksanaan Bulan Ke-
1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pembuatan
Tepung
Kara benguk
gatotan
Pembuatan orzo
benguk
Uji orzo benguk
analisa
proksimat
hipoglisemi
k
analisa
antioksidan
antihiperten
si
Analisa hasil
Penyusunan
laporan
DAFTAR PUSTAKA

1. Untuk PKM-P diwajibkan ada Daftar Pustaka.


2. Namun, apabila ada Daftar Pustaka, Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam
naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap
pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh
tulisan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing yang


ditandatangani (Lampiran 3.2)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 3.3).
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
(Lampiran 3.4).
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan (Lampiran 3.4).
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kerjasam Mitra (HARUS ADA) (Lampiran
3.5)
RINGKASAN

1. Pada ringkasan ditulis dengan ukuran spasi 1.


2. Maksimal 250 kata
3. Ringkasan merupakan hasil rangkuman atau kesimpulan dari keselurahan
PKM yang kita dikaji yang berisikan latar belakang, tujuan, metode dan hasil
yang tersusun rapi.
4. Pada bagian ini kemukakan tujuan dan target khusus yang ingin dicapai serta
metode yang akan dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut. Ringkasan
harus mampu menguraikan secara cermat dan singkat tentang rencana
kegiatan yang diusulkan.

SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

Harus Berisi :
- Latar belakang secara keseluruhan
- Tujuan
- Teknik Pengumpulan Data dan Alat Analisis
Kata Kunci :

RINGKASAN
Kemajuan teknologi yang pesat di iringi dengan meningkatnya pertumbuhan
pembangunan perumahan seringkali menimbulkan permasalahan baru yang menyebabkan
berbagai penyakit salah satunnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, Nyamuk sebagai
makhluk kecil yang dapat menyebabkan penyakit mematikan yaitu Demam Berdarah dalam
mengatasi permasalahan tersebut mendorong terciptanya teknologi pembasmi nyamuk yang
ramah lingkungan yaitu Ventilasi Penjebak Nyamuk Dengan Sinar UV, Listrik Serta
Pemanfaatan Bau Fermentasi Gula Aren Dan Ragi (Ventil Makan Gule). Teknologi ini
mampu membasmi nyamuk dengan menempatkanya pada ventilasi rumah yang mudah
dirakit dan dibongkar untuk dapat dipindah sesuai dengan keinginan. Alat pembasmi
nyamuk ini terbuat dari kayu yang banyak tersedia pada lingkungan perumahan.
Penambahan lampu ultra violet pada sisi atas ventilasi mampu memberi efek suhu seperti
suhu manusia yang dapat menarik nyamuk sekaligus menciptakan kesan artistik pada
ventilasi rumah, cairan fermentasi yang dimasukkan pada wadah yang telah dimodifikasi
akan menambah daya tarik lebih pada nyamuk dari bau yang dihasilkan tanpa menimbulkan
pencemaran udara, serta kasa kawat yang terhubung pada rangkaian listrik mampu memberi
sengatan yang berperan sebagai pembasmi.

Kata Kunci : Teknologi Pembasmi Nyamuk, Sinar UV, Fermentasi


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1. Kemukakan unsur kreativitas yang diusulkan, hal-hal yang mendorong atau


argumentasi pentingnya dilakukan kegiatan yang diusulkan.
2. Uraikan proses dalam mengidentifikasi masalah yang akan dicari solusinya
3. Kemukakan pandangan singkat dari para penulis/peneliti lain yang pernah
melakukan pembahasan topik terkait.
4. Latar Belakang Masalah adalah uraian tentang permasalahan secara umum
dan secaSra teknis, serta hasil-hasil penelitian sebelumnya sehingga dapat
menjelaskan alasan mengapa suatu IDE ini perlu dilakukan.
5. ALUR PIKIR YANG JELAS MENGENAI PEMILIHAN MASALAH DAN
MENGAPA MASALAH TERSEBUT PERLU DIJADIKAN IDE PROPOSAL
KITA " SECARA SEDERHANA DAPAT DIRUMUSKAN :
a) WHAT IS THE PROBLEM?
b) WHY IS IT A PROBLEM?
c) WHERE?
d) WHO HAS DONE WHAT ABOUT RESEARCH ON THIS PROBLEM?
e) HOW?

SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nyamuk merupakan kelompok serangga yang termasuk dalam famili Culicidae.
Famili ini adalah satu kelompok serangga yang penting, banyak dan terkenal (Borror dkk,
1992). Spesies nyamuk tersebar hampir di seluruh dunia dengan jumlah paling sedikit
2000 spesies, di antaranya adalah nyamuk dari genus Anopheles, Culex dan Aedes.
Nyamuk memiliki ciri-ciri tubuh yang ramping dan kaki yang panjang serta pada nyamuk
betina dewasa bagian mulut dilengkapi dengan alat pengisap darah (probosis).
Melalui alat pengisap ini, maka nyamuk dapat menusuk dan menghisap darah manusia
(hospes) yang berada di dekatnya.
Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh nyamuk, perlu dilakukan penanganan
terhadap nyamuk. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan obat penangkal nyamuk,
seperti obat nyamuk bakar, semprot, oles dan elektrik. Penggunaan obat nyamuk ini
dirasakan cukup efektif untuk menangkal nyamuk yang akan mendekat ke tubuh manusia.
Akan tetapi bila ditelusur lebih jauh lagi, obat nyamuk yang kita gunakan ini ternyata
mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Racun yang ditimbulkan
berasal dari beberapa bahan aktif, diantaranya propoxur (senyawa karbamat), dichlorovynil
dimethyl phosfat (DDVP) dan diethyltoluamide (DEET) ( Kobayashi dkk, 1994).
Perlu dikembangkan suatu alat pembasmi nyamuk yang aman dan ramah
lingkungan, mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh obat nyamuk. Salah satunya dengan
menciptakan alat pembasmi nyamuk berbasis fotokatalisis, yang merupakan suatu proses
kombinasi antara proses fotokimia dan katalis. Secara kimiawi dengan melibatkan lampu
UV (Ultra Violet) sebagai pemicu dan pemanfaatan gula aren C12H22O11 (katalis) dengan
penambahan ragi yang ditaruh pada ventilasi rumah. Reaksi fotokatalisis ini yang terjadi
pada permukaan gula aren akan menghasilkan CO2+ bau yang mirip dengan keringat
manusia, CO2 yang dihasilkan pada proses fotokatalisis perlu didukungdengan penggunaan
lampu UV yang akan membantu memberikan efek cahaya untuk mengelabuhi nyamuk agar
mendekat ke alat pembasmi, karena nyamuk akan menganggap seperti berada disekitar
tubuh manusia.
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi yaitu, menjaga agar aliran udara di
dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan
oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kondisi ventilasi yang tidak terawat dan
menjadi kotor memberi peluang besar bagi para nyamuk untuk keluar masuk lewat ventilasi
serta besar kemungkinan menjadikan ventilasi yang kotor menjadi sarangannya.
Berdasarkan Indikator diatas pada penelitian ingin menciptakan suatu karsa cipta berupa
alat Ventilasi Penjebak Nyamuk dengan Sinar UV dan Bau Gula aren serta Ragi.
1.2 Perumusan Masalah
1. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti atau diselesaikan.
2. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti,
hipotesis yang akan diuji, dugaan yang akan dibuktikan, masalah yang akan
dicari penyelesaiannya, atau peluang usaha yang akan diraih.
3. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan kegiatan PKM.
4. Bagian ini mengungkapkan masalah yang akan dibahas. Masalah yang terlalu
luas harus dibatasi supaya pembahasan lebih terfokus.
5. Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan.

SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa masalah yang diakibatkan oleh
serangan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya dan Encephalitis, serta
penggunaan obat nyamuk yang menimbulkan pencemaran udara yang berbahaya bagi
kesehatan manusia.Maka dengan pembuatan ventilasi penjebak nyamuk dengan
pemanfaatan sinar UV, bau gula aren dan ragi serta Listrik, dapat menghindarkan dari
serangan gigitan nyamuk dan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya mampu
mengelabuhi nyamuk akibat sinar lampu UV, serta bau yang ditimbulkan dari
fermentasi gula dan ragi akan lebih mampu menarik nyamuk untuk berada disekitar
alat dengan,tanpa membuat pencemaran udara, dengan menggunaan listrik mampu
membasmi nyamukdengan sengatan yang dihasilkan oleh rankaian listrik tersebut.
1.3 TUJUAN
1. Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi
baru yang diharapkan terwujud setelah kegiatan maupun PKM-M selesai.
2. Bagian ini mengungkapkan tujuan yang ingin dicapai melalui karya tulis
3. tersebut.
4. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur.
5. Uraikan tujuan dalam bentuk point.

SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

1.3 Tujuan Pembuatan


Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu :
1. Membantu Meminimalisir penggunaan produk Kimia dalam Membasmi Nyamuk.
2. Meminimalisir terjangkitnya Penyakit yang disebabkan oleh Nyamuk.
3. Menciptakan teknologi baru pembasmi nyamuk yang inovatif dan ramah
lingkungan

1.4 Luaran

1. Uraikan manfaat dari ide PKM.


2. Uraikan juga apa yang membedakan ide PKM-mu dengan ide PKM yang
lain.
3. Nyatakan secara jelas luaran yang diharapkan
4. Luaran bisa berupa prototype alat/mesin, software, sistem, model, desain, miniatur, dll
yang terukur
5. Uraikan dengan cermat dan rapi.

SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

1.4 Luaran Yang diharapkan


Terciptanya alat penjebak nyamuk ramah lingkungan dengan pemanfaatan sinar
UV, Gula aren dan Ragi serta Listrik

1.5 KEGUNAAN

1. Sebutkan manfaat yang akan diperoleh bagi khalayak sasaran, dari sisi
ekonomi maupun Ipteks, pada saat atau setelah kegiatan PKM selesai.
2. Uraikan manfaat bagi perguruan tinggi, bagi mahasiswa dan bagi
masyarakat.
3. Sebutkan manfaat (sosial/ipteks/ekonomi/budaya) yang dimiliki luaran
program dan siapa yang diharapkan dapat memanfaatkannya
4. Uraikan dengan cermat dan rapi.
SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

1.5 Manfaat Program Kegiatan


a. Sumbang IPTEKS untuk diaplikasikan di masyarakat.
b. Inovasi teknologi yang ramah lingkungan
c. Dengan adanya alat ini sekaligus dapat membantu program pemerintah dalam
permasalahan masyarakat akan banyaknya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari jurnal ilmiah.


2. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan
mendasari kegiatan PKM yang akan dilakukan.
3. Tinjauan Pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang
diperoleh dari pustaka acuan serta menjadi landasan usulan kegiatan PKM.
4. Tinjauan Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
5. Tinjauan Pustaka bukan kumpulan teori, namun merupakan rangkaian teori
yang mempunyai sebuah atau beberapa alur pikir tentang terjadinya suatu
peristiwa ilmiah (mechanism of action) dari suatu topik ilmiah yang dikaji.
6. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya
7. Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan nama
akhir dan tahun catatan kaki
8. Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli dari jurnal ilmiah, atau sumber
otentik lain.
9. Tinjauan Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.
10. Tinjauan Pustaka bukan kumpulan teori, namun merupakan rangkaian hasil
yang sudah dikenali dan mempunyai sebuah atau beberapa alur pikir tentang
terjadinya suatu peristiwa ilmiah (mechanism of action) dari suatu idekreatif
yang akan dikonstruksikan.

SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keberadaan Nyamuk di Perumahan


Nyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki peran sebagai vektor
dari agenpenyakit, Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk beberapa tahun
terakhircenderung mengalami peningkatan jumlah kasus maupun kematiannya.
Demam BerdarahDengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue danditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Selain A. aegypti, A.
albopictus juga telah diketahui dapatmenularkan penyakit DBD. Kedua spesies
nyamuk tersebut mempunyai habitat pada tempat-tempat penampungan air bersih
yang airnya digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Islamiyah,
2013). Berbagai upaya pencegahan infeksi arbovirus telah dilakukan. WHO telah
merekomendasikan vaksin untuk pencegahan penyakit demam kuning sejak tahun
1990,namun hingga saat ini belum ada obat dan vaksin yang direkomendasikan untuk
demam dengue, DBD, dan Chikungunya (WHO, 2005). Namun usaha yang dilakukan
oleh pemerintah daerah yang berupa penyemprotan asap sering menyebabkan polusi
dan sering menyebabkan pencemaran. Diharapkan dengan terciptanyaVentil Makan
Gule, maka populasi nyamuk berkurang, lingkungan tidak tercemardan penghuni
rumah tetap sehat.
Ventil Makan Gule mempunyai peluang usaha yang cukup tinggi di
Indonesia Khususnya di Perumahan yang keadaan lingkungan kurang bersih. Hal
tersebut diperkuat dengan kelebihan alat Ventil Makan Gule antara lain: (1) Alat
mudah untuk dipasang maupun di pindah. (2) Dapat memberi kesan menarik pada
ventilasi rumah. (3) Menghemat pengeluaran Listrik yang berlebih (4) Memberi
Inovasi Alat Pembasmi nyamuk yang lewat ventilasi dengan daya tarik sinar Ultra
Violet (UV).

2.2 Sinar Ultra Violet


Sinar ultra-ungu (seringkali disingkat sebagai UV, akronim dalam Bahasa
Inggris dari ultra violet) merupakan bagian dari spektrum sinar (cahaya) tampak.
Sumber UV terbesar adalah sebagai gelombang elektromagnetis yang berasal dari
radiasi cahaya matahari yang menembus atmosfer dan statosfer sampai ke permukaan
bumi ini. Selain berasal dari radiasi sinar matahari, sinar UV juga dapat dihasilkan
oleh sumber-sumber cahaya hasil buatan atau pekerjaan manusia (artifisial) dalam
kehidupan sehari-hari, seperti: tabung lampu TL (fluorosensi), pengelasan (welding),
penempaan dan pelelehan logam (metal forming), dan lain-lain(Bismo, Setijo)

2.3 Fermentasi Gula Aren dan Ragi


Fermentasi diartikan sebagai proses oksidasi, reduksi yang terdapat didalam
sistem bologi yang menghasilkan energi yang mana sebagai donor dan aseptor
elektron digunakan senyawa organik. Senyawa organik tersebut akan diubah menjadi
sederetan reaksi yang dikatalis oleh enzim menjadi suatu bentuk lain, contohnya
aldehid, alkohol dan jika terjadi oksidasi lebih lanjut akan terbentuk asam (Winarno
dan Fardiaz, 1990).

2.4 Pembasmi Nyamuk dengan Listrik


Listrik merupakan aliran elektron dari sebuah objek melalui
konduktor.Elektron adalah partikel terluar dari atom yang bermuatan negatif yang bila
bersentuhan dengan objek, objek tersebut akan bermuatan negatif(Syafria, 2010)

2.5 Alat yang Sudah Pernah Dibuat


Teknologi yang pernah dibuat yaitu alat pembasmi nyamuk dengan cara
menarik nyamuk dengan sinar UV dan membasmi dengan Listrik yang diciptakan
oleh Perusahaan Megatron Electric (Gambar 1). Secara kualitas alat yang digunakan
sudah memenuhi standar pemakaian rumah tangga namun alat ini Kurang dapat
menarik naymuk dalam jumlah besar.
Gambar 1. Alat Penjebak Nyamuk dengan pemanfaatan Listrik dan Sinar UV
Inovasi yang dilakukan dalam PKM KC ini adalah mengembangkan alat pembasmi
nyamuk konvensional menjadi alat baru (Ventil Makan Gule), yang memiliki
keunggulan dapat menghasilkan empat manfaat sekaligus diantaranya: (1) Alat mudah
untuk dipasang maupun di pindah. (2) Dapat memberi kesan menarik pada ventilasi
rumah. (3) Menghemat pengeluaran Listrik yang berlebih (4) Memberi Inovasi Alat
Pembasmi nyamuk yang lewat ventilasi dengan daya tarik sinar Ultra Violet (UV).
Desain gambar teknologi Ventil Makan Gule (lampiran 5) memberikan gambaran
teknologi yang hendak diciptakan dan diterapkembangkan di masyarakat.
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

1. Uraikan metode yang digunakan dalam pelaksanaan program secara rinci.


2. Metode bagi PKM-KC merupakan teknik, cara kerja dalam
mengkonstruksikan ide.
3. Agar dilengkapi dengan prosedur atau tahapan pekerjaan.
4. Pada bab ini buatlah skema pelaksanaan.

SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

Bab 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan berlangsung selama 5 bulan, terhitung saat pengumuman proposal
sampai pengumpulan laporan akhir.Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu
perancangan, perakitan alat, perakitan listrik, dan pengujian hingga layak jual. Proses
perancangan, perakitan, dan perakitan bertempat di Laboratorium Mekatronika dan
Otomasi Industri Teknik Industri Universitas trunojoyo Madura (UTM), uji coba alat
dilakukan di Perumahan Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan Madura.

3.2 Alat dan Bahan


Pada perangkaian ventil makan gula alat yang menunjang meliputi : gergaji
kayu, palu, obeng, roll meter, amplas, kikir,kuas, penggaris siku, mesin serut, solder,
timah.Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan meliputi: kayu, paku,
seng, engsel, baut, air, gula, aren, kertas saring. lampu led (Sinar UV, tempat lampu,
colokan, Komponen Listrik, filter, Avometer)

3.3 Tahapan Pengerjaan


Pengerjaan pembuatan alat akandilakukan selama 5 bulan dan memproduksi
sebanyak 5 set Ventil Makan Gule (Ventilasi Penjebak Nyamuk Dengan Sinar UV,
Listrik Serta Pemanfaatan Bau Fermentasi Gula Aren Dan Ragi) serta dikerjakan di
Laboratorium Mekatronika dan Otomasi Industri, Fakultas Teknik,Jurusan Teknik
Industri Universitas Trunojoyo Madura yang disusun dalam beberapa tahap yang
mencakup persiapan, perumusan masalah, perancangan model, perancangan
perangkat, perakitan listrik, perancangan wadah fermentasi gula aren dan
ragi.perancangan alat.Perancangan model meliputi pembuatan desain dan pemilihan
bahan yang akan digunakan dalam perakitan. Pemilihan bahan merupakan bahan yang
dapat membuat nyamuk tertarik.Penyatuan perangkat mencakup pembuatan ventilasi
kayu persegi empat, pembuatatan wadah cairan fermentasi, pembuatan filter besi,
pembuatan rangkaian listrik, pembuatan alat penyimpan sekaligus pengatur arus
listrik, pemasangan lampu led (sinar UV). Selanjutnya dilakukan pengujian alat, uji
coba mencakup keefektifan penjebak nyamukVentil Makan Gule, seperti yang
tersaji dalam Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Pengerjaan Teknologi Ventil Makan Gule


3.4 Pencapaian Tujuan Pengerjaan Ventil Makan Gule
Pencapaian tujuan pembuatan alat ini dapat diilustrasikan dengan menduga
hasil mekanisme kinerja alat sudah bekerja sesuai dengan yang diharapkan yaitu:
1. Cairan berupa fermentasi gula dan ragi yang sudah tercampur, kemudian
memasukkan ke dalam wadah yang sudah dimodifikasi, akan menghasilkan bau
seperti keringat manusia sehingga nyamuk dapat tertarik akibat bau yang
dihasilkan tersebut.
2. Menyalakan lampu LED (lampu UV) serta rangkaian listrik, ketika lampu UV
dinyalakan nyamuk akan terkelabuhi akibat sinar yang dipancarkan menghasilkan
suhu yang sama dengan suhu manusia serta cairan gula yang sudah dicampur ragi
akan menghasilkan uap akibat panas yang ditimbulkan, sehingga kombinasi
antara sinar UV dan cairan tersebut akan lebih menarik perhatian nyamuk untuk
mendekatinya.
3. Pada saat nyamuk mendekati ventilasi, listrik berfungsi sebagai pemberi sengatan
yang akan langsung mematikan karena efek panas yang dihasilkan.
3.5 Proses Uji Coba
Proses uji coba dilakukan dengan cara Meletakkan Teknologi Ventil Makan
Guledi Ventilasi Kontrakan Mahasiswa dan Warga Perumahan Graha Kamal pada
Malam hari pukul 17.00-05.00 wib. Variabel yang terkait yaitu suhu, cahaya, bau dan
tegangan listrik.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. JADWAL KEGIATAN

1. Buatlah jadwal kegiatan PKM yang meliputi rinci kegiatan persiapan,


pelaksanaan dan penyusunan laporan dalam bentuk Bar-chart. Ba-rchart
memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut.
2. Jadwal pelaksanaan mengacu pada Metode Pelaksanaan Program.
3. Usahakan tidak menggunakan nama bulan secara eksplisit dalam
penjadwalan rencana kegiatan. Sebagai contoh, untuk menggambarkan
urutan waktu pelaksanaan, gunakan kata bulan ke-1, bulan ke-2, dan
seterusnya, bukan bulan Maret, bulan April, dan seterusnya.
4. Lama pelaksanaan PKM maksimal 5 bulan

B. RANCANGAN BIAYA
1. Berikan rincian biaya PKM baik yang didanai Depdiknas, maksimum Rp 10
(sepuluh) juta, maupun pihak lain yang bersedia berkontribusi. Usulan yang
melampaui pagu biaya tersebut, tidak akan dinilai.
2. Rekapitulasi biaya terdiri atas:
Bahan habis pakai
Peralatan penunjang PKM
Perjalanan
Lain-lain
3. Rincian biaya harus lengkap, wajar dan jelas peruntukannya.
Honorarium (tim pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga
pembantu lainnya) tidak diperkenankan bagi pihak manapun (tim
pelaksana, dosen pendamping ataupun tenaga pembantu lainnya)
SUMBER : Ventilasi Penjebak Nyamuk Asli (UTM,2013)

BAB 4. ANGGARAN DANA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Anggaran biaya pembuatan teknologi Ventil Makan Gule tersusun atas
biaya bahan habis pakai, bahan penunjang, peralatan penunjang, biaya transportasi
dan lain-lain. Komponen biaya tersebut dijabarkan pada tabel berikut :

Tabel 2. Rancangan Anggaran Kegiatan Produksi Ventil Makan Gule


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang (30%) 3.375.000

2 Bahan habis pakai (40%) 4.650.000

3 Perjalanan ke Kota Surabaya dan Mojokerto (15%) 1.600.000

4 Lain-lain: Perizinan, administrasi, promosi dan 1.680.000


laporan (15%)

Jumlah Rp. 11.305.000

Keterangan : Justifikasi Anggaran Kegiatan teknologi Ventil Makan Gule terdapat


pada lampiran. 2
4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Ventil Makan Gule


Jadwal / Bulan Ke-
No. Uraian Kegiatan
1. 2. 3. 4. 5.

1 Persiapan

a. Koordinasi persiapan produksi

b. Pencarian dan pembelian alat dan bahan baku

c. Pembuatan desain produk

2 Pelaksanaan Kegiatan

a. Pembuatan Produk

b. Pengujian Model

c. Perancangan Perangkat

d. Penyatuan Perangkat

e. Pengujian Sistem Kerja Hingga Layak Jual

3 Evaluasi

4 Penyusunan Laporan

DAFTAR PUSTAKA

1. Untuk PKM-KC diwajibkan ada Daftar Pustaka.


2. Namun, apabila ada Daftar Pustaka, Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam
naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya, setiap
pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh
tulisan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing yang


ditandatangani (Lampiran 3.2)
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan (Lampiran 3.3).
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
(Lampiran 3.4).
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan (Lampiran 3.4).
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kerjasam Mitra (HARUS ADA) (Lampiran
3.5)
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan.
(Lampiran 3.6)
Format Halaman Kulit Muka Proposal

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL POGRAM

BIDANG KEGIATAN:*
PKM ..

Diusulkan oleh:
Nama ketua kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan
Nama anggota kelompok, NIM, angkatan

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


BANGKALAN
2016

*Pilih satu bidang PKMP, PKMT, PKMK, PKMM ATAU PKM-KC


Format Lembar Pengesahan Usulan PKMP, PKMT, PKMK Atau PKMM

Halaman Pengesahan Usulan Program Kreativitas Mahasiswa ..*


Universitas Trunojoyo Madura

1 Judul Kegiatan :
2 Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK ( )PKMKC
( ) PKMT ( ) PKMM
3 Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4 Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas :
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP
f. Alamat email :
5 Anggota Pelaksana Kegiatan : orang
6 Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIP :
c. Alamat rumah dan No Telp/HP
7 Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp
b. Sumber lain (sebutkan) : Rp
8 Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan (maksimum)

Surabaya, 1 Oktober 2016


Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Ilmu Pendidikan

(Priyono Tri Febrianto,S.Sos.,M,Si) ()


NIP. 19770210 2006 4 1 003 NIM

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping


Universitas Trunojoyo Madura

(H. Boedi Mustiko, SH.,M.Hum) ()


NIP. 19581001 1988 11 1 001 NIP
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota Kelompok, dan Dosen Pembimbing
A. Biodata Ketua / Anggota
a) Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin L/P
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat Tanggal lahir
6 Email
7 No. tlp/HP

b) Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

c) Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
...
Kota, tanggal-bulan-tahun
Pengusul,

Tanda tangan
( Nama Lengkap )
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota Kelompok, dan Dosen Pembimbing
B. Biodata Dosen
A. Identitas Diri
Nama Lengkap
Tempat Tanggal Lahir
Golongan Pangkat
NIP/NIDN
Jabatan Fungsional
Bidang Keahlian
Jurusan/ Program Studi
Fakultas
Universitas
Email
No. tlp/HP
Alamat Rumah
Pegalaman Pengalaman penelitian
Pengalaman Pengabdian kepada
masyarakat

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
...
Kota, tanggal-bulan-tahun

Tanda tangan
( Dosen Pemdamping )
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan souvenir BONUS PINTAR

Harga/
Komponen Jumlah Total Komponen
Satuan
1. Peralatan Penunjang
Gunting 3 Buah Rp. 6.000 Rp. 18.000
Mesin jahit 1 Buah Rp. 2.780.000 Rp. 2.780.000
Jarum 5 Paket Rp. 5.000 Rp. 25.000
Total Biaya ( 1 ) Rp. 2.823.000
2. Bahan Habis Pakai
Mp3 dan perekam 25 Buah Rp. 50.000 Rp. 1.250.000
Kain Perca
5 Paket Rp. 15.000 Rp. 75.000
(melalui Penjahit)
Lem Rajawali 5 Paket Rp. 10.000 Rp. 50.000
Batre 9 v 30 Buah Rp. 10.000 Rp. 300.000
Tempat batre 30 Buah Rp. 6.000 Rp 180.000
Dacron 25 Pack Rp. 20.000 Rp. 500.000
Kabel 7 Meter Rp. 5.000 Rp. 35.000
Led 80 Buah Rp. 1.000 Rp. 80.000
Push bottom 100 Buah Rp. 3.000 Rp. 3.654.000
Solder 3 Buah Rp. 45.000 Rp. 135.000
Timah 3 Paket Rp. 18.000 Rp. 54.000
Resistor 100 Buah Rp. 100 Rp. 10.000
Kapasistor 100 Buah Rp. 100 Rp. 10.000
Diode 100 buah Rp. 100 Rp. 10.000
Total Biaya ( 2 )
3. Perjalanan
Pembelian Bahan - Pp Rp. 300.000 Rp. 300.000
Pembelian Alat - Pp Rp. 500.000 Rp. 500.000
Total Biaya ( 3 ) Rp. 800.000
4. Lain-Lain
Administrasi - - Rp. 50.000 Rp. 50.000
Laporan - - Rp. 50.000 Rp. 50.000
Promosi - - Rp. 200.000 Rp. 200.000
Izin PIRT - - Rp. 500.000 Rp. 500.000
Total Biaya ( 4 ) Rp. 800.000
Total Biaya ( A+B+C+D ) Rp. 8.077.000
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Produksi Ventil Makan Gule

Komponen Jumlah Harga/ Total Komponen

Satuan

1. Peralatan Penunjang (30%)

Grenda 2 Buah 500.000 Rp. 1.000.000

Mata Grenda 5 Buah 100.000 Rp. 500.000

Bor 2 Buah 300.000 Rp. 600.000

Mata Bor 5 Buah 50.000 Rp. 250.000

Tang 2 Buah 50.000 Rp. 100.000

Solder 2 Buah 50.000 Rp. 100.000

Timah 5 Pack 50.000 Rp. 250.000

Palu 1 Buah 25.000 Rp. 25.000

Gunting Kawat 2 Buah 25.000 Rp. 50.000

Isolasi Hitam 5 Buah 10.000 Rp. 50.000

Baskom 5 Buah 30.000 Rp. 150.000

Avometer 2 Pack 150.000 Rp. 300.000

Total Biaya ( 1 ) Rp. 3.375.000

2. Bahan Habis Pakai (40%)

Kertas pori (teh) 10 Roll 200.000 Rp. 2.000.000

Kayu 4x4 cm 8 Batang 100.000 Rp. 800.000

Kasa kawat (filter) 0.25 3 Buah 20.000 Rp. 60.000


mm

Seng 1 x 2 m 1 Buah 200.000 Rp. 200.000

Kabel@ 1 meter 10 Buah 7.000 Rp. 70.000

Colokan 5 Buah 5.000 Rp. 25.000

Paku 50 Buah 1.500 Rp. 75.000


Saving Battery 5 Buah 125.000 Rp. 625.000

Lampu Neon UV 5 Buah 125.000 Rp. 625.000

Gula Aren 20 Kg 2.000 Rp. 40.000

Ragi 10 Bungkus 10.000 Rp. 100.000

Kertas Gosok (amplas) 10 Lembar 3.000 Rp. 30.000

Total Biaya ( 2 ) Rp. 4.650.000

3. Perjalanan (15%)

Pengadaan alat dan


- PP 1.000.000 Rp. 1.000.000
bahan PP Surabaya

Pendampingan 3 Orang 200.000 Rp. 600.000

Total Biaya ( 3 ) Rp. 1.600.000

4. Lain-Lain (15%)s

Dokumentasi - - 300.000 Rp. 300.000

Evaluasi Program (Riset) - - 150.000 Rp. 150.000

Promosi - - 200.000 Rp. 200.000

Sewa Lab. Mekatro 1.000.000 Rp. 1.000.000

Laporan Akhir - - 100.000 Rp. 100.000

Total Biaya ( 4 ) Rp. 1.680.000

Total Biaya ( A+B+C+D ) Rp. 11.305.000


Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Jl. Raya Telang, PO.Box. 2 Kamal, Bangkalan Madura
Telp : (031) 3013234, Fax. (031) 3011506
Laman : www.trunojoyo.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Linayanti
NIM : 150641100019
Program Studi : Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyakan bahwa usulan PKM-Kewirausahaan saya dengan judul:
RAINBOW CAKE JEMBLEM INDONESIA (Alternatif Jajanan Sekolah yang
Menyehatkan untuk Anak - Anak Sekolah Dasar) yang diusulkan untuk tahun anggaran
2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Bangkalan, 21 September 2015
Mengetahui, Yang menyatakan,
Wakil Rektor III Ketua Pelaksana
Universitas Trunojoyo Madura

(H. Boedi Mustiko, S.H., M.Hum) (Linayanti)


NIP. 195810011988111001 NIM. 150641100019
Lampiran 7. Denah detail Lokasi Mitra Kerja (Untuk PKM-M)

Anda mungkin juga menyukai