Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Pada pasien gangguan jiwa sering terjadi defisit perawatan diri akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga untuk melakukan aktivitas personal
hygiene menurun. Defisit personal hygiene pada pasien gangguan jiwa
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri seperti mandi,
berpakaian, berhias diri, makan, dan eliminasi secara mandiri (Keliat, 2011).
Fokus utama dalam personal hygiene selain mandi yaitu mampu berpakaian
dengan baik, rapi dan bersih. Jika seseorang mengalami perubahan proses
pikir maka akan mengalami gangguan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri khususnya dalam hal berpakaian lengkap, mengenakan pakaian,
mengambil atau menggantikan pakaian, mengenakan dan melepaskan
bagian-bagian pakaian yang penting, memilih pakaian, mempertahankan
1
2
Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, dan setiap tahun diberbagai belahan dunia jumlah penderita
gangguan jiwa bertambah berdasarkan data World Health Organisasi
(WHO) memperkirakan ada sekitar 478,5 juta jiwa orang di dunia yang
mengalami gangguan jiwa. Dharmono (2008) mengatakan bahwa penelitian
yang dilakukan WHO berkaitan dengan alasan pasien yang datang kepusat
pelayanan kesehatan dasar diberbagai negara menunjukkan gejala gangguan
jiwa atau sebesar 20-30% pasien diseluruh dunia Depertement of Health
and Human Service (1999), memperkirakan 51 juta penduduk amerika
didiagnosa mengalami disabilitas akibat gangguan jiwa yang berat dan 4 juta
diantaranya adalah anak-anak dan remaja (Videbeck, 2008) Dalam Susanti
(2014).
Di Indonesia jumlah prevalensi gangguan jiwa sebesar 1,7 per mil dengan
jumlah seluruh responden sebanyak 1.728 orang (Rikesdas, 2013).
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013 prevalensi gangguan jiwa
terbanyak yaitu 2,7 per mil adalah di Yogyakarta dan Aceh. Sedangkan
provinsi Riau berada pada urutan ke empat yaitu 0,9 per mil mengalami
gangguan jiwa berat.
4
Dari catatan medik di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum angka kejadian
gangguan jiwa secara keseluruhan yaitu 14.001 orang setiap tahunnya dapat
diperkirakan angka kejadian per 3 tahun adalah sekitar 42.003 orang.
Sedangkan jumlah pasien gangguan jiwa di Instalasi rawat jalan RSJD
Sambang Lihum Banjarmasin sekitar 9.866 orang/tahun. Berdasarkan
laporan kinerja Rumah Sakit Sambang Lihum Banjarmasin tahun 2015
Jumlah kunjungan di Instalasi rawat jalan pada tahun 2013 sebanyak 12.673
kali (347,21%), tahun 2014 sebanyak 13.559 kali (371,48%) dan pada tahun
2015 sebanyak 16.642 kali (455,95%) dapat disimpulkan bahwa jumlah
kunjungan di Instalasi rawat jalan meningkat setiap tahunnya.