Bab 4
Bab 4
62
63
F % F % f % f % f % f %
1 Tinggi 1 100 0 0 0 0 0 0 0 0 1 100
2 Sedang 0 0 19 83 2 9 1 4 1 4 23 100
3 Rendah 0 0 0 0 2 34 2 33 2 33 6 100
Uji Spermans rho ) = 0,000 < = 0,05 dengan nilai R (correlation coefision) = 0,753
Jadi hasil uji korelasi Spearman Rank menunjukkan bahwa korelasi = 0,000
< = 0,05 dengan nilai R (correlation coefision) = 0,753 sehingga
diinterpretasikan ada hubungan motivasi keluarga dengan kemampuan pasien
dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene berpakaian pada pasien
gangguan jiwa di poliklinik rumah sakit jiwa sambang lihum provinsi
kalimantan selatan.
Nilai korelasi spearman rank sebesar 0.753 menunjukkan bahwa arah korelasi
positif dengan kekuatan korelasi kuat, dapat diartikan bahwa semakin baik
motivasi keluarga maka akan semakin baik kemampuan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene berpakaian pada pasien gangguan jiwa.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Motivasi Keluarga Pada Pasien Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit
Jiwa Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan
Keluarga yang memberikan motivasi tinggi yang mempunyai
kemampuan mandiri ada 1 orang (100%), keluarga yang memberikan
motivasi sedang yang mempunyai ketergantungan ringan ada 19 orang
(83%), ketergantungan sedang ada 2 orang (9%), ketergantungan berat
ada 1 orang (4%), dan ketergantungan total ada 1 orang (4%). Keluarga
yang memberikan motivasi rendah yang mempunyai ketergantungan
sedang ada 2 orang (34%), ketergantungan berat ada 2 orang (33%),
dan ketergantungan total ada 2 orang (33%). Motivasi sebagai dorongan
pada pasien gangguan jiwa untuk bertindak guna mencapai suatu tujuan
tertentu, hasil dari motivasi akan diwujudkan dalam bentuk perilakunya.
Hal yang mampu dilakukan oleh peneliti saat penelitian adalah dengan
metode meningkatkan motivasi pada anggota keluarga yaitu metode
langsung dengan cara memberikan penjelasan secara langsung kepada
anggota keluarga bagaimana cara memenuhi kebutuhan atau keinginan
keluarga untuk mampu memenuhi kebutuhan pasien gangguan jiwa
terutama dalam hal berpakaian.
Status personal hygiene kurang baik pada pasien gangguan jiwa dalam
penelitian ini juga dapat disebabkan karena kurangnya motivasi yang
diberikan keluarga yang berupa motivasi hasrat dan minat, harapan,
serta dorongan dan kebutuhan. Hal ini dapat dilihat dari analisa
univariat motivasi keluarga yang menunjukkan bahwa sebagian besar
keluarga pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
Provinsi Kalimantan Selatan masuk kedalam kategori motivasi sedang.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andayani
(2014) yang menyatakan bahwa mayoritas responden berada pada
tingkat kemampuan ringan dalam hal berpakaian/berdandan, ini
disebabkan akibat penurunan proses pikir, tidak adanya motivasi dari
orang terdekat (keluarga), kelemahan, dan gangguan kognitif atau
persepsi.
Selain itu ada beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi seorang
pasien gangguan jiwa mengalami motivasi baik tapi terganggu
pemenuhan personal hygiene dirinya dikarenakan faktor lingkungan
sekitar, yaitu kuatnya pengaruh orang-orang yang ada disekitar pasien,
dimana seseorang yang memiliki motivasi baik belum tentu mampu
memenuhi kebutuhan personal hygiene dengan baik dan faktor lainnya
yaitu individu mudah terpengaruh akibat kondisi yang belum stabil.
4.5 Keterbatasan
Keterbatasan penelitian ini antara lain :
4.5.1 Pada saat melakukan penelitian, peneliti membagikan kuesioner
kepada responden dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian,
ada beberapa responden menolak untuk mengisi kuesioner maka
peneliti menghargai dan menghormati keputusan responden.
4.5.2 Jumlah responden membawa pasien gangguan jiwa ke poliklinik
terbatas, sehingga sulit bagi peneliti untuk mendapatkan responden.