TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Aset
Manajemen Aset merupakan suatu bidang keilmuan baru dalam dunia
pendidikan yang muncul akibat adanya kenyataan terutama di Indonesia yang
memiliki
kekayaan sumber daya, baik sumber daya alam (SDA) maupun sumber
daya manusia (SDM) dan juga insfrastruktur yang masih belum dikelola dengan
baik. Hal ini disebabkan karena pengelolaan aset yang ada belum optimal, bahkan
10
fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi,
suatu barang yang memiliki nilai dan manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang
digunakan dalam kegiatan operasional Perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut
disimpulkan bahwa Manajemen Aset adalah kegiatan pengelolaan suatu
dapat
barang yang memiliki nilai dan manfaat yang bisa digunakan untuk mendukung
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam melakukan
pengelolaan aset tiap proses atau fungsi yang ada harus dilakukan pengawasan
selama oleh suatu organisasi atau Kementrian/Lembaga. Pengawasan pengelolaan
aset yang dimiliki selama umur ekonomis bertujuan untuk tetap menjaga aset agar
dapat membantu proses pencapaian tujuan individu atau organisasi yang memiliki
aset tersebut. Dalam melakukan pengelolaan aset, ada prinsip dan teknik
Manajemen Aset yang saling terikat satu sama lainnya.
Prinsip dan teknik Manajemen Aset yang dikemukakan oleh Hariyono
(2007), diturunkan dari pengertian umum dan didasarkan pada pendekatan
siklushidup.Asumsi utama yang mendasari prinsip dan teknik Manajemen Aset
adalah bahwa aset ada hanya untuk mendukung penyediaan pelayanan. Berikut
merupakan 5 (lima) prinsip dan teknik Manajemen Aset:
1. Keputusan Manajemen Aset adalah keputusan yang terintegrasi dengan
perencanaan strategis (strategic planning).
2. Keputusan perencanaan aset didasarkan atas evaluasi berbagai alternatif yang
mempertimbangkan biaya siklus-hidup, manfaat, dan risiko kepemilikan.
3. Akuntabilitas diterapkan untuk kondisi aset, penggunaan, dan kinerja.
4. Keputusan penghapusan didasarkan pada analisis terhadap metode-metode
yang menghasilkan tersedianya pengembalian bersih (net return) dalam
kerangka perdagangan yang wajar.
5. Struktur pengendalian yang efektif diterapkan untuk Manajemen Aset.
11
Kepentingan terhadap rencana akan aset akan terlihat disaat manajemen
mengakui bahwa aset fisik merupakan sumber daya yang vital bagi organisasi.
Aplikasi yang efektif dari prinsip-prinsip Manajemen Aset akan memastikan
bahwa
input sumber daya tersebut ada pada biaya terendah. Kelima prinsip
Manajemen Aset berupa perencanaan yang terintegrasi, yaitu berupa keputusan
atas pengadaan atau penggantian aset, penggunaan, pemeliharaan, dan
12
Sedangkan tujuan khusus dari Manajemen Aset ini yaitu meningkatkan kualitas
13
Berikut adalah penjelasan setiap alur Manajemen Aset menurut Siregar
(2004):
1. Inventarisasi Aset
Inventarisasi aset terdiri atas dua aspek yaitu inventarisasi fisik dan
yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah,
jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status
penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain
lain. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/labeling,
pengelompokkan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan tujuan
Manajemen Aset.
2. Legal Audit
Legal audit merupakan suatu lingkup kerja Manajemen Aset yang
berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur
penguasaan atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas
permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan ataupun pengalihan
aset. Permasalahan legal yang sering ditemui antara lain status hak
penguasaan lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset yang
tidak termonitor, dan lain-lain.
3. Penilaian Aset
Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian
atas aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian
yang independen. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga
bagi aset yang ingin dijual.
4. Optimasi Aset
Optimasi aset merupakan proses kerja dalam manjemen aset yang
bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai,
jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam
tahap ini aset-aset yang dimiliki Pemerintah diidentifikasi dan
dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki
potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan
14
sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi
akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi
dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.
5. Pengawasan dan Pengendalian
15
Tahapan kerja dalam alur Manajemen Aset dengan rejuvinasi dapat dilihat
7. Pemeliharaan 7. Rejuvinasi
Aset Aset/Renew
6. Pemeliharaan Aset
5. Operasi Aset
4. Penilaian Aset
2. Inventarisasi Aset
1. Pengadaan Aset
Adapun penjelasan dari setiap langkah dalam alur Manajemen Aset yang
telah digambarkan pada gambar 2.2 adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan Aset
Kegiatan pengadaan (barang dan jasa) yang dibiayai oleh sendiri maupun
yang dibiayai oleh pihak luar, baik yang dilaksanakan secara swakelola
(sendiri), maupun oleh penyedia barang dan jasa.
2. Inventarisasi Aset
Rangkaian kegiatan mengidentifikasi kualitas dan kuantitas aset secara
fisik non fisik, dan secara yuridis/legal. melakukan kodefikasi, dan
16
mendokumentasikannya untuk kepentingan pengelolaan aset
bersangkutan.
3. Legal Audit Aset
Kegiatan pengauditan tentang status aset, sistem dan prosedur
penguadaan, sistem dan prosedur pengalihan, pengidentifikasian adanya
indikasi permasalahan legalitas, pencarian solusi untuk memecahkan
Sebuah proses kerja untuk menentukan nilai aset yang dimiliki, sehingga
dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki, atau yang akan
dialihkan maupun yang akan dihapuskan.
5. Operasi Aset
Kegiatan menggunakan atau memanfaatkan aset dalam menjalankan
tugas dan pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan.
6. Pemeliharaan Aset
Kegiatan menjaga dan memperbaiki seluruh bentuk aset agar dapat
dioperasikan dan berfungsi sesuai dengan harapan.
7. Penghapusan Aset
Kegiatan untuk menjual, menghibahkan, atau bentuk lain dalam
memindahkan hak kepemilikan atau memusnahkan seluruh/sebuah unit
atau unsur terkecil dari aset yang dimiliki.
8. Pengalihan Aset
Upaya memindahkan hak dan atau tanggung jawab, wewenang,
kewajiban penggunaan, pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke unit yang
lainnya di lingkungan sendiri.
17
optimasi aset dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan inventarisasi semua aset
yang meliputi bentuk, ukuran, fisik, legal, sekaligus mengetahui nilai pasar atas
masing-masing aset tersebut yang mencerminkan manfaat ekonomisnya. Ada
beberapa
pengertian optimal menurut beberapa pendapat para ahli, sebagai
berikut:
1. Optimal merupakan jumlah, derajat, atau sesuatu yang paling disukai,
18
PT KERETA API INDONESIA (Persero). Berikut adalah penjelasan dari Status
satu macam hak atas tanah, misalnya hak milik, hak guna usaha, hak
guna bangun, hak pakai, atau hak pengelolaan. Tanah Negara adalah
tanah yang belum dipunyai oleh orang atau badan hukum dengan salah
satu macam hak atas tanah seperti tersebut di atas. Tanah Negara ada
yang kualitasnya sebagai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
(tanah Negara bebas) dan ada juga yang kualitasnya sebagai kekayaan
Negara atau aset instansi Pemerintah (tanah milik Pemerintah atau tanah
Pemerintah).
2. Kekayaan Negara
Kekayaan Negara adalah barang milik Negara atau disebut juga aset dari
instansi Pemerintah. Barang milik/kekayaan Negara terdiri dari :
a. Barang tidak bergerak
b. Barang bergerak
c. Hewan
d. Barang persediaan.
19
departemen teknis. Barang tersebut merupakan aset BUMN yang
bersangkutan.
c. Barang milik/kekayaan Daerah otonom, adalah semua barang
termasuk tanah yang berada dalam penguasaan/pengelolaan suatu
Pemerintah Daerah Otonom. Barang tersebut merupakan aset
Pemerintah Daerah Otonom yang bersangkutan.
2.2.2 Penggunaan BMN/BMD
Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam
20
pemanfaatan, dan bangun serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah
status kepemilikan.
Pemanfaatan barang milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan
dilaksanakan
oleh pengelola barang dengan menetapkan barang milik Negara
berupa tanah dan/atau bangunan yang harus diserahkan oleh pengguna barang
karena sudah tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
21
b. Pinjam Pakai
22
2.2.4 Tujuan Optimasi Aset
23
Pendekatan-pendekatan dan metode penilaian yang lazim digunakan dalam
24
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 4 tahapan atau
Aset (SIMA).
25
kerjasamanya. Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan agar aset
1. Kerjasama Persewaan
Kerjasama Persewaan adalah bentuk kerjasama yang dilaksanakan
dengan ketentuan tarif sewa yang telah ditetapkan sebagai acuan
negosiasi para pihak dan dalam jangka waktu tertentu, dengan batas-
batas kewenangan tertentu. Jangka waktu persewaan maksimum adalah 5
tahun.
2. Kerjasama Operasi (KSO)
Kerjasama Operasi (KSO) merupakan bentuk kegiatan usaha yang modal
usahanya merupakan penyertaan dari Perusahaan dan pihak lain.
Pengelolaannya dilaksanakan secara bersama oleh perusahaan dan pihak
lain. Pola kerjasama dapat berupa BOT (Build, Operate and Transfer),
BOO (Build, Own, and Operate), BOL (Build, Own, and Lease), BTO
(Build, Transfer, and Operate), atau bentuk lain atas kesepakatan antara
Perusahaan dengan pihak lain. Pemilihan jenis pola kerjasama dilakukan
dengan negosiasi antara Perusahaan dengan pihak lain. Jangka waktu
KSO maksimum adalah 30 tahun.
3. Kerjasama Usaha (KSU)
KSU merupakan bentuk kegiatan usaha yang modal usahanya merupakan
penyertaan dari Perusahaan dan pihak lain. Pengelolaannya dilaksanakan
oleh pihak lain. Pola kerjasama dapat berupa BOT (Build, Operate and
Transfer), BOO (Build, Own, and Operate), BOL (Build, Own, and
26
Lease), BTO (Build, Transfer, and Operate), atau bentuk lain atas
modal usaha berupa bangunan dan atau fasilitas usaha merupakan milik
Perusahaan. Pengelolaannya dilaksanakan oleh pihak lain dengan suatu
pembayaran/kompensasi tertentu. Jangka waktu maksimum KSM adalah
5 tahun
27
waktu penggunaan, waktunya dan pelaku pasar seperti pengguna properti (user),
28
4. Untuk menetapkan pemanfaatan yang paling optimal dari aset-aset yang
1. Hukum (Peraturan).
Penggunaan lahan untuk properti hendanya sesuai dengan tata guna
lahan/tanah (zoning) seperti yang telah ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten kota setempat, bangunan (gedung) harus memenuhi
koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan peraturan lain.
2. Fisik
Penggunaan properti tersebut harus didukung oleh sifat fisik tapak.
3. Financial
Analisis financial dilakukan setelah tapak tersebut memenuhi kriteria
hukum dan fisik. Variabel dan alat analisis yang dapat digunakan
misalnya tingkat pendapatan, return, kekosongan, kerugian sewa, dan
biaya.
4. Produktifitas Maksimal
Berdasarkan analisis financial, diperoleh tingkat pengembalian ROI
(Return on Investment), NPV (Net Present Value), IRR (Internal rate of
return), PP (Payback period), dan lain-lain.
29
penggunaan yang dapat menghasilkan nilai dapat diidentifikasi dan penilai
30
Tahapan-tahapan dalam studi kelayakan tersebut antara lain:
1. Analisis Lokasi
Menganalisis lokasi dari aset yang akan dijadikan kajian dengan
melakukan metode Highest and Best Use Analysis, sehingga diketahui
tempat aset yang akan dijadikan sebagai objek untuk dioptimalkan.
2. Analisis Kondisi Eksisting
Melihat kondisi aset pada saat ini, dilihat dari keadaan aset, kepemilikan
aset, penggunaan dan pemanfaatan yang telah dilakukan saat ini. Sehingga
dapat diketahui aset yang sudah optimal dan yang belum optimal atau
masih berstatus idle capacity.
3. Analisis Pasar
Menganalisis keadaan pasar untuk dijadikan pertimbangan dalam optimasi
pemetaan aset ini. Dalam hal ini dilihat pasar yang akan memanfaatkan
aset yang akan dipetakan. Sehingga estimasi terhadap bentuk
pengoptimalan aset bisa dilakukan.
4. Analisis Financial
Menganalisis keuangan dari penggunaan dan pemanfaatan aset yang akan
dioptimalkan. Berapa biaya yang akan dikeluarkan dan berapa pendapatan
yang mungkin bisa didapatkan.
5. Potensi Aset
Potensi aset dilihat dan dihitung, apakah aset yang ada dapat berpotensi
untuk dioptimalkan atau tidak. Jika mempunyai potensi untuk
dikembangkan, maka akan diketahui metode pengembangan paling tepat
dari aset yang berpotensi tersebut.
6. Performa Investasi dari masing-masing pengembangan
Dihitung estimasi terhadap investasi yang akan didapatkan dalam
mengembangkan aset yang kurang optimal ini. Apakah aset yang
dikembangkan akan memberikan keuntungan atau tidak baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
31
Sedangkan menurut Prijatno (2010), proses dari studi HBU yaitu dengan
32
Pay back period dapat dihitung dengan rumus,
Net Present Value (NPV) adalah salah satu dari teknik capital
budgeting yang mempertimbangkan nilai waktu/uang yang paling
banyak digunakan, dan merupakan selisih antara cash inflow yang
NPV = I0
ROI =
33
Sedangkan menurut Mardiyanto (2009), Return on Equity (ROE)
ROE =
Proses dalam HBU Analysis ini harus dilewati tahap demi tahap. Setiap
langkah dalam proses ini akan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam
melakukan penilaian optimasi suatu aset. Sehingga hasil yang didapatkan dari
HBU Analisis akan sesuai dengan apa yang diharapkan yakni pengoptimalan aset
dan pengembangan terbaiknya.
34
dengan membuat cash flow proyek sehingga kontraktor dapat mengetahui kondisi
2.5.1 Cash in flow dan Cash Out flow
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang
masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas
yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode. Aliran kas yang berhubungan dengan suatu
proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah,
gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran
kas keluar (cash out flow)
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas
yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya
umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash
out flow).
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja,
nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
35
Bagaimana juga, akan menjadi suatu variasi yang cukup besar di dalam pola cash
flow. Kontraktor bisa mencapai positif cash flow pada saat awal dari suatu periode
proyek. Ini adalah suatu situasi yang menarik dari keberadaan kontraktor, tidak
hanya
mengeliminasi pinjaman atau mencoba mereorganisasi dana, tetapi
menghasilkan dana baru yang dapat digunakan di dalam investasi. Negatif cash
flow menunjukkan indikasi perlunya mereorganisasi program kerja.
2.5.2 Penerapan Kurva S Pada Cash Flow
Metode untuk pemodelan cash flow adalah dengan menggunakan analisis
kurva S, yang menampilkan hubungan antara network planning dengan
pengeluaran. Biaya komulatif proyek akan membentuk kurva S. Berikut adalah
gambar 2.3 yang menunjukkan banana curve,
Jika kurva S untuk Early Start dan Latest Start digambarkan pada suatu
grafik akan berbentuk Banana Curve, seperti terlihat pada gambar 2.3 Banana
Curve mengindikasikan perbedaan waktu dari cash flow dari aktivitas Early Start
terhadap Latest Start. Perencanaan proyek menggunakan Early Start untuk
menjamin tersedianya float. Namun demikian, pada pelaksanaan kadang kala
dirasakan bahwa aktivitas harus dilaksanakan Latest Start. Keuntungan dari
penggunaan Latest Start adalah pembayaran dapat ditunda dan penambahan
36
keuangan dapat dikurangi. Kelemahan dari aktivitas Latest Start yaitu tidak
adanya float.
Pada Tabel 2.1 di bawah menunjukkan jumlah total pengeluaran per bulan
dan kumulatif total pengeluaran per bulan sepanjang umur proyek. Kurva S adalah
grafik yang mempresentasikan jumlah total pengeluaran komulatif proyek. Kurva
di bawah menunjukkan bahwa pada awal proyek, pengeluaran meningkat sejalan
dengan aktivitas proyek dan pada akhir proyek aktivitas menurun dan pengeluaran
menurun. Kurva ini adalah gambaran dari arus uang keluar, baik direct cost
maupun indirect cost.
37
Berikut adalah tabel 2.1 yang menunjukkan RAB dan RAP pada cash flow,
Pada Gambar 2.4 di bawah menunjukkan jumlah total pengeluaran per bulan
dan kumulatif total pengeluaran per bulan sepanjang umur proyek
38
Berikut adalah gambar 2.4 yang menunjukkan profil pendapatan dan pengeluaran,
Anggoro (2008)
Gambar 2.4
Profil Pendapatan dan Pengeluaran
39
Perhitungan untuk pendapatan bersih adalah sebagai berikut,
40
10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 Tentang Tata Cara
41
Berikut adalah tabel 2.2 yang menunjukkan penelitian terdahulu,
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Judul Pengarang Persamaan Analisis
1 Evaluating hotel A.J. Singh* and Persamaan dengan penelitian ini
feasibility studies: Raymond S. adalah menganalisis kelayakan
lender Schmidgall. bisnis Hotel.
Perspective
2 An Examination of Dwi Suhartanto Persamaan dengan penelitian ini
Brand Loyalty in the adalah menganalisis kebutuhan
Indonesian Hotel Hotel di Indonesia.
Industry
3 What Is Asset Asset Management Persamaan dengan penelitian ini
Management Council adalah menganalisis aset yang harus
di manfaatkan dan dioptimalkan.
4 Journal of Property Nick French, Laura Persamaan dengan penelitian ini
Investment & Gabriell adalah menganalisis investasi dan
Finance keungan pada suatu proyek.
5 Analisis Finansial
G. P. Bagus Persamaan dengan penelitian ini
Usaha AgribisnisSuastina Dan I. G. adalah perhitungan laba bersih
Ngurah Kayana. menggunakan metode cashflow
Sumber : Olah Data Penulis, 2012
42
Berikut adalah gambar 2.5 yang menunjukkan kerangka berfikir penyelesaian masalah,
INPUT
PROSES OUTPUT
Aset Lahan Pananjungsari Analisis Potensi Analisis Potensi
1. Lahan seluas 15.037 m Pengembangan Aset Pengembangan
2. Berada di Kawasan Wisata Berdasarkan Analisis HBU
Pantai Pangandaran. Mendapatkan hasil analisis
3. Lokasi Aset strategis Kelayakan Berdasarkan : dan informasi
4. Belum ada upaya 1. Aspek Legal
Pengembangan Aset yang
pemanfaatan aset (Idle Asset) 2. Aspek Fisik
3. Aspek Finansial cocok dan sesuai untuk
4. Aspek Produktivitas Aset Lahan Pananjungsari
Landasan Teori Maksimal berdasarkan kelayakan
1. Optimalisasi Aset aspek legal, aspek fisik,
2. Analisis HBU aspek finansial, dan aspek
3. Bentuk Kerjasama Pemilihan Bentuk
produktivitas maksimal.
4. Analisis Cashflow Kerjasama Yang
Menghasilkan Pendapatan
Tertinggi Analisis Potensi
Landasan Normatif 1. Persewaan Bentuk Kerjasama
1. RTRW Kab. Ciamis 2. Kerjasama Operasi
2. SK Direksi PT KAI (KSO) Mendapatkan Hasil dan
No.KEP.U/1.109/OT.103/U 3. Kerjasama Usaha (KSU) Informasi Bentuk
.2006 4. Kerjasama Manajemen Kerjasama Pemanfaatan
3. UU No. 19 Tahun 2003 (KSM) Aset yang dapat
4. Permen BUMN No. PER- menghasilkan Pendapatan
06/MBU/2011 Tertinggi.
Gambar 2.5
Kerangka Berfikir Penyelesaian Masalah
43
44