Makalah Aspek Legal Keperawatan
Makalah Aspek Legal Keperawatan
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
rahmat dan limpahan-Nya saya mampu menyelesaikan tugas etika keperawatan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari
bahwa kelancaran dan penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan kedua orang
tua, sehingga kendala kendala yang saya hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan aspek legal praktek keperawatan.
Makalah ini saya susun dengan berbagai ragam rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa Akademi Keperawatan Pragolo Pati. Saya sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
Gabus,06 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................ (i)
Daftar isi .......................................................................................................... (ii)
Bab I
Pendahuluan ................................................................................................... (1)
A. Latar belakang .....................................................................................(1)
B. Rumusan masalah ...............................................................................(2)
C. Tujuan .................................................................................................(2)
Bab II
Tinjauan pusataka ...........................................................................................(3)
1. Definisi legal keperawatan .................................................................(3)
2. Definisi malpraktek dan kelalaian ......................................................(5)
3. Definisi legislasi dalam keperawatan .................................................(6)
4. Undang undang tentang keperawatan ...........................................(6)
5. Perlindungan hukum untuk keperawatan .........................................(8)
6. Mencegah masalah hukum.................................................................(8)
Bab III
Penutup ..........................................................................................................(9 )
A. Kesimpulan ........................................................................................(9)
B. Saran .................................................................................................(9)
Daftar pustaka ................................................................................................(10)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan keabsahan suatu
tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan keperawatan (askep) merupakan
aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah
sakit berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis
terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan pada
pasien/keluarga/kelompok/komunitas[1]. Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan
kesehatan saat ini. Edelstein (1990) mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis
atau dicetak yang dipercaya sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah
menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien, boleh dikatakan
seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien. Pendokumentasian yang baik harus
menggambarkan tidak hanya kualitas dari perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung
jawaban anggota tim kesehatan lain dalam pemberian perawatan. Dokumentasi keperawatan adalah
informasi tertulis tentang status dan perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fischbach, 1991).
Aspek legal keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan
kepada penerimanya untuk melakukan praktek profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila
bekerja di suatu institusi dan Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP) bila bekerja secara perseorangan atau
berkelompok.
Kewenangan itu, hanya di berikan kepada orang yang memiliki kemampuan. Namun, memiliki
kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan.
Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang di atur oleh
Departement Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran.
Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau kesehatan
tertentu di serahkan kepada profesi masing-masing[2].
Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa
memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
Tanggal 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, momentum tersebut akan
digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan Undang-Undang Praktik
keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menganggap bahwa keberadaan
Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan dan profesi perawat.
Indonesia, Laos dan Vietnam adalah tiga Negara ASEAN yang belum memiliki Undang-Undang
Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam jumlah besar. Hal ini
mengakibatkan kita tertinggal dari negara-negara Asia, terutama lemahnya regulasi praktik
keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus globalisasi. Perawat kita sulit memasuki dan
mendapat pengakuan dari negara lain, sementara mereka akan mudah masuk ke negara kita.
Sementara negara negara ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore, Malaysia, sudah memiliki
Undang Undang Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts) sejak puluhan tahun yang lalu.Mereka
siap untuk melindungi masyarakatnya dan lebih lebih lagi siap untuk menghadapi globalisasi perawat
asing masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja di negara lain[3].
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
3) Pasal 53 ayat 2
Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan
menghormati hak pasien.
5. Perlindungan Hukum untuk Keperawatan.
Di Indonesia, dengan telah terbitnya UU kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan suatu jalan untuk
mengeluarkan Peraturan Pemerintah termasuk disini UU yang mengatur praktik keperawatan dan
perlindungan dari tuntunan malpraktik. Di berbagai negara maju dimana tuntutan malpraktik terhadap
tenaga professional semakin meningkat jumlahnya, maka berbagai area pelayanan kesehatan telah
melindungi para tenaga kesehatan termasuk perawat dengan asuransi liabilitas atau asuransi
malpraktik. Seiring dengan perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang
asuransi malpraktik juga perlu dipertimbangkan bagi semua tenaga kesehatan termasuk perawat di
Indonesia.
6. Mencegah Masalah Hukum
Masalah hukum memang merupakan hal yang kompleks karena menyangkut nasib manusia.
Menanggapi hal ini kita jadi ingat slogan lama mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kiranya
mencegah masalah hukum lebih baik dari pada memberikan sanksi hukum. Untuk ini sebagai
perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam mencegah hukum.
Dibawah ini akan dibahas beberapa hal yang dapat dilakukan perawat yang merupakan nurse
defender terhadap masalah hukum :
a) Ketahui hukum atau UU yang mengatur praktik anda.
b) Jangan melakukAn apapun yang anda tidak tahu bagaimana melakukannya (bila perlu, pelajarilah
caranya).
c) Pertahankan kompetisi praktik anda, penting mengikuti pendidikan keperawatan berkelanjutan.
d) Sebagai penuntut untuk meningkatkan praktik, mendapatkan kritik, dan kesenjangan
pengetahuan/keterampilan, lakukan pengkajian diri, evaluasi kelompok, audit dan evaluasi dari
supervisor.
e) Jangan ceroboh dalam melakukan praktik keperawatan.
f) Tetap perhatian pada pasien dan keluarganya. Sering berkomunikasi dengan orang lain, jangan
menutup diri.
g) Catat secara akurat, objektif dan lengkap, jangan dihapus.
h) Delegasikan secara aman dan absah, ketahui persiapan dan kemampuan orang-orang dibawah
pengawasan anda.
i) Bantu pengembangan kebijakan dan prosedur (dalam badan hukum).
j) Ikuti asuransi malpraktik, jika saat ini tersedia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak
dan kewajibannya yang di atur dalam undang undang keperawatan.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di tujukan pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Aspek legal profesi keperawatan meliputi kewenangan berkaitan dengan izin melaksanakan praktek
profesi.
Malpraktek yaitu praktek kedokteran yang salah atau tidak sesuai dengan standar profesi atau standar
prosedur operasional.
Kelalaian yaitu seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencedrai pasien dengan cara tidak
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang di harapkan ataupun tidak melakukan tugas dengan hati-
hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.
Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat
hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan
PPNI pada kongres Nasional ke duanya di Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan perlunya
bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan hukum bagi tenaga keperawatan.
B. SARAN
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan keperawatan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan kompleks, memberikan
tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling, dalam rangka penyelesaian masalah
keperawatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam upaya memandirikan sistem klien,
memberikan pelayanan keperawatan disarana kesehatan dan tatanan lainnya, memberikan pengobatan dan
tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi, pertolongan persalinan normal dan menulis permintaan obat,
melaksanakan program pengobatan secara tertulis dari dokter. Untuk menunjang kegiatan tersebut seorang
perawat diharapkan terdaftar pada badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah.
[1] Dikutip dari Hand Out Aspek Legal & Manajemen Resiko dalam pendokumentasian
Keperawatan Sulastri.
[2] .www.jaringankomputer.org/aspek-legal-asuhan-keperawatan-pada-asuhan-profesikeperawatan/
[3] makalah-aspek-legal-keperawatan.html
[4] Budi sampurna, pakar hukum kesehatan UI 2006
[5] Menurut Sand,Robbles1981