PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)
minyak dan gas serta usaha non inti (non core business). Kegiatan usaha inti migas
meliputi usaha hulu dan usaha hilir. Kegiatan usaha hulu (upstream business) adalah
kegiatan usaha hilir (downstream business) adalah kegiatan yang bertumpu pada
Salah satu komoditas unggulan Indonesia di sektor energi adalah gas bumi.
Potensi gas bumi dalam negeri dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
(2013)
1
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, cadangan terbukti
gas bumi Indonesia sebesar 103,35 TSCF dan cadangan potensial gas bumi Indonesia
sebesar 47,35 TSCF sehingga terdapat total cadangan gas bumi sebesar
150,70 TSCF. Cadangan tersebut akan lebih besar jika memperhitungkan sumber gas
bumi non konvensional seperti coal bed methane (CBM), shale gas maupun bio
gas. Cadangan gas bumi dari CBM berdasarkan data BP Migas diperkirakan
mencapai 453,3 TCF sehingga prospek industri gas bumi di Indonesia memiliki
migas hingga saat ini masih menjadi salah satu tulang punggung penerimaan negara
yang sangat signifikan. Tiap tahun, industri ini menyumbang sekitar Rp 400 triliun
sebagai penerimaan negara atau sekitar Rp 1 triliun per hari. Gas bumi saat ini telah
menjadi salah satu andalan pendapatan negara dari sektor migas. Dulu, ketika
Indonesia pertama kali mengembangkan gas bumi, harga ekspornya hanya sekitar
US$ 3 per MMBTU namun saat ini harga gas di pasar dunia telah mencapai sekitar
penting dan memiliki posisi strategis dalam menekan emisi karbondioksida (CO2)
atau menghadapi perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global
warming). Tujuan kebijakan alokasi gas yang lebih besar sesungguhnya dimaksudkan
untuk mengurangi impor minyak mentah dan BBM dari luar negeri serta mengurangi
2
ketergantungan pada BBM menyusul semakin menurunnya tingkat produksi minyak
secara alamiah. Sumber daya minyak yang semakin menipis, mendorong diversifikasi
energi serta mendukung penggunaan energi yang lebih bersih seperti gas bumi.
beban biaya bahan bakar pemilik kendaraan. Pada intinya, konversi BBM ke bahan
bakar gas dilakukan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, baik jangka
Dapat dipastikan bahwa permintaan energi gas bumi di Indonesia pada masa
mendatang akan tumbuh dengan pesat. Berdasarkan hal tersebut, maka infrastruktur
jaringan pipa gas bumi akan dibangun secara besar-besaran. Selain itu, sehubungan
dengan prospek pasokan Liquid Natural Gas (LNG) yang besar dari pasar
internasional, maka dibangun pula beberapa terminal terapung atau biasa disebut
pencairan dan pemurnian LNG untuk keperluan dalam negeri. Selain untuk mengatasi
transportasi tinggi, pembangunan infrastruktur ini juga bertujuan agar gas bumi dapat
3
Seiring dengan perkembangan ekonomi Indonesia, gas bumi telah menjadi
andalan pendapatan negara dari subsektor migas. Mulai tahun 2013, pendapatan dari
Sebelumnya, hanya minyak bumi saja yang masuk dalam perhitungan APGN. Selain
tetap mengekspor gas untuk memperoleh pendapatan negara, sebagian produksi gas
bumi dialokasikan untuk domestik. Dalam rangka memenuhi konsumsi gas dalam
negeri, pemerintah terus mengembangkan gas bumi baik secara konvensional maupun
non konvensional seperti CBM dan shale gas. Proyeksi atas kegiatan produksi,
konsumsi dan ekspor gas bumi di Indonesia, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2.
Berdasarkan proyeksi dalam kajian energi Indonesia yang dilakukan oleh Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 2011, produksi gas Indonesia
4
berhubungan secara langsung dengan kegiatan produksi diduga lebih banyak
konsumsi gas dalam negeri diprediksikan akan meningkat sehingga volume ekspor
akan menurun.
luasnya konsumsi gas bumi, baik untuk kebutuhan industri maupun kebutuhan rumah
adanya prediksi peningkatan kebutuhan gas bumi pada periode 2009 2030, seperti
Gambar 1.3 Proyeksi Total Permintaan Energi Final Berdasarkan Jenis Energi
Dalam rangka memenuhi kebutuhan gas bumi dalam negeri yang terus
5
depan, antara lain pemanfaatan gas bumi diprioritaskan untuk kebutuhan dalam
Kebijakan lainnya adalah alokasi pemanfaatan cadangan gas bumi yang baru
bumi untuk ekspor, akan tetapi mensyaratkan komitmen investor untuk berkontribusi
maka tingkat persaingan pada kegiatan usaha hilir migas khususnya niaga dan
pengangkutan gas bumi menjadi semakin kompetitif. Perusahaan yang telah memiliki
izin usaha niaga dan/atau pengangkutan gas bumi, dapat dilihat pada Tabel 1.1.
6
Salah satu hal yang paling penting bagi setiap perusahaan dalam
tersebut pula yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN)
sejak awal berdiri hingga saat ini, yaitu terus menerapkan strategi yang efektif dalam
energi, kinerja PGN sejak berdiri pada tanggal 13 Mei 1965 hingga saat ini
kemampuan dan keahlian PGN di sepanjang rantai nilai gas bumi. Secara umum,
kinerja keuangan dan kinerja operasional PGN selama tahun 2011 hingga 2012 dapat
7
Pencapaian kinerja PGN selama tahun 2011 hingga 2012 menunjukkan adanya
peningkatan jumlah pelanggan, volume gas bumi yang disalurkan dan infrastruktur
jaringan pipa yang berdampak pada peningkatan pendapatan dan laba di tahun 2011
sampai dengan 2012. Namun ke depannya, PGN menghadapi tantangan yang cukup
berat untuk dapat merealisasikan kembali pencapaian kinerja yang terus meningkat
permasalahan tersebut diantaranya berasal dari faktor eksternal, yaitu: (1) PGN
dihadapkan pada persaingan yang cukup kompetitif dengan para kompetitornya yang
memiliki kemampuan setara maupun lebih kuat serta menawarkan harga gas yang
kompetitif untuk memperebutkan pangsa pasar; (2) volume penyaluran gas dari
pemasok yang tidak stabil; (3) adanya perubahan regulasi pemerintah; dan ditambah
dengan (4) dimulainya pengembangan atas energi alternatif lainnya sebagai produk
8
(cost/profit consciousness) dikarenakan peluang bisnis masih cukup bagus namun
Menyadari akan peluang dan tantangan bisnis yang ada, maka PGN
membutuhkan suatu strategi kompetitif yang tepat untuk terus bertahan dalam kondisi
hal-hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian mengenai strategi kompetitif yang
B. Rumusan Masalah
(BBM), dan terus meningkatnya subsidi BBM telah mendorong pemerintah untuk
melakukan beberapa langkah strategik dalam pemanfaatan gas bumi yang meliputi:
1. Mekanisme harga dan pemisahan kegiatan usaha gas bumi melalui pipa
harga gas dari produsen gas. Sedangkan terhadap sektor niaga gas (pengguna gas
Keputusan Menteri ESDM No.19 tahun 2009. Selanjutnya diatur pula pemisahan
9
kegiatan pengangkutan dan niaga gas bumi, sebagai upaya untuk meningkatkan
Untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di dalam negeri, sejak tahun 2010
sektor hulu menyediakan minimal 25% dari produksi atau kontrak baru
Peraturan Menteri ESDM No. 3 tahun 2010, menetapkan prioritas alokasi gas
penyertaan kepada BUMD. Ketentuan ini merupakan peluang bisnis bagi BUMD
penelitian ini adalah persaingan bisnis dalam kegiatan usaha hilir migas di Indonesia
yang semakin kompetitif dan lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor eksternal di
luar perusahaan sehingga PGN harus menyikapi dan menjawab tantangan bisnis
dengan melakukan evaluasi terhadap strategi bersaingnya agar dapat terus bertahan
dan bersaing dalam kegiatan usaha hilir migas di Indonesia sehingga tujuan PGN
10
untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia dalam bidang pemanfaatan energi gas
C. Pertanyaan Penelitian
persaingan dalam kegiatan usaha hilir migas? Apa yang menjadi faktor-faktor
sukses kunci (key success factors) dalam kegiatan usaha hilir migas di
Indonesia?
3. Apa strategi kompetitif alternatif untuk PGN agar tetap dapat mempertahankan
dan sekaligus meningkatkan posisi bersaing pada kegiatan usaha hilir migas di
Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
sukses kunci (key success factors) dalam kegiatan usaha hilir migas di Indonesia.
11
2. Menganalisis kondisi internal dan mengidentifikasi berbagai keunggulan
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
kompetitif yang sesuai dengan kondisi lingkungan eksternal dan internal pada
F. Batasan Penelitian
usaha hilir migas, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kegiatan usaha hilir
migas khususnya kegiatan usaha niaga dan pengangkutan gas bumi. Peneliti juga
12
membatasi penelitian ini pada analisis strategi kompetitif yang dilakukan PGN,
khususnya strategi kompetitif untuk segmen pasar selain pelanggan rumah tangga
bersaing dalam kegiatan usaha hilir migas Indonesia pada masa mendatang.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
Berisi penjelasan beberapa teori dan kajian literatur serta hasil penelitian sebelumnya
Berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan, terdiri dari desain
penelitian, objek penelitian, pengumpulan data, metode analisis data serta pemaparan
13
Berisi penjelasan terkait analisis data yang telah didapatkan dengan metode analisis
Berisi simpulan hasil penelitian, keterbatasan hasil penelitian beserta implikasi hasil
objek penelitian.
14