Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bahasa
Indonesia
Penulisan
Surat Dinas
13
Teknik Mesin MK82009 Sugeng Winarna,M.Pd
Abstract Kompetensi
Surat dinas atau resmi merupakan alat Setelah mempelajari materi pada bab ini
komunikasi tertulis untuk diharapkan mahasiswa dapat
menyampaikan berita/informasi yang memahami pengertian, jenis-jenis,
berisi tentang hal-hal yang bagian-bagian, bentuk-bentuk, dan
berhubungan dengan kedinasan. contoh-contoh surat dinas, serta mampu
Penjelasan jenis-jenis surat dinas menyusun surat dinas secara benar dan
dapat dilakukan berdasarkan wujud, efektif.
banyaknya sasaran, keamanan,
urgensi, dan tujuan atau maksud
isinya.
Latar Belakang
Pasti kita pernah berkirim surat kepada orang lain, entah itu kepada teman, orang
tua, atau kepada guru di sekolah. Pada zaman dahulu surat merupakan alat komunikasi
yang sangat efektif untuk menyampaikan berita atau informasi. Biasanya, seseorang
mengirim surat melalui jasa pos dengan menggunakan amplop dan membubuhkan
perangko yang sesuai. Namun, zaman sekarang kita dapat mengirimkan berita atau
informasi lebih efektif dengan menggunakan media yang lain, seperti faksimili, SMS (Short
Message Service atau layanan pesan singkat), dan e-mail (electronic mail atau surat
elektronik).
Surat adalah alat komunikasi yang dibuat secara tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi dari seseorang/lembaga/instansi kepada seseorang/lembaga/instansi
dengan mengikuti aturan dan bentuk tertentu.1 Surat juga merupakan sarana komunikasi
yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain
yang berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan atau permohonan, laporan.
Selain itu, surat merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan
pesan dari pembuatnya kepada pihak yang dituju.2 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) surat adalah kertas yang tertulis; secarik kertas sebagai tanda atau keterangan; dan
sesuatu yang ditulis, sehingga surat merupakan alat komunikasi tertulis penyampai pesan
yang dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya. Dalam mencari teman, seseorang
memiliki kriteria tertentu yang dapat dijadikan sebagai patokan. Nah! Seperti itu pula dalam
membuat sebuah surat. Untuk dapat membuat surat yang baik, kita harus memenuhi kriteria
di bawah ini, yaitu
1
J.S. Marjo. Surat Menyurat Lengkap. (Semarang:Aneka Ilmu, 1990), hlm. 32.
2
Lamuddin Finoza. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia . (Jakarta:Mawar Gempita, 1991),
hlm. 5.
3. Duta penulis/organisasi, untuk berhadapan dengan teman bicara sehingga isi surat
menggambarkan citra penulis.
Sekarang kita sudah mengetahui fungsi surat. Seperti halnya manusia yang memiliki
jenis kelamin laki-laki dan perempuan, surat pun memiliki beberapa jenis jika dilihat dari segi
bentuk, isi, dan bahasanya;3 (1) Surat pribadi merupakan alat komunikasi tertulis untuk
menyampaikan berita/informasi yang dibuat/dikirim oleh seseorang, baik kepada perorangan
maupun kepada organisasi/lembaga. Surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya
menyangkut kepentingan pribadi, seperti komunikasi antara anak dengan orang tua,
antarkerabat, antarsejawat, dan antarteman. Biasanya pada surat pribadi digunakan
semacam kartu pos, warkat pos, atau surat bersampul. (2) Surat dagang atau niaga
merupakan alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita/informasi yang berisi tentang
hal-hal yang berhubungan dengan penawaran barang-barang/berhubungan dengan
kegiatan dagang. Surat yang dipergunakan orang atau badan yang menyelenggarakan
kegiatan usaha niaga, seperti perdagangan, perindustrian, dan usaha jasa. Beberapa
macam surat niaga, yaitu surat penawaran, surat pengaduan, surat pemesanan, surat
pengiriman, surat pembayaran barang, dan surat penagihan. (3) Surat dinas atau resmi
merupakan alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita/informasi yang berisi tentang
hal-hal yang berhubungan dengan kedinasan/kegiatan dinas sebuah instansi pemerintah.
Selain itu, surat dinas menjadi hal yang berhubungan dengan segala komunikasi tertulis
yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi, sehingga menjadi alat
komunikasi kedinasan yang sangat penting dalam pengelolaan administrasi, seperti
penyampaian berita tertulis yang berisi pemberitahuan, penjelasan, permintaan, pernyataan
pendapat dari instansi kepada instansi lain dan dari instansi kepada perseorangan atau
sebaliknya. Surat dinas merupakan salah satu jenis surat yang diklasifikasikan berdasarkan
dari isinya atau kepentingannya.
3
Suyono. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program Studi IPA/IPS. (Jakarta:Ganeca
Exact, 2007), hlm. 85.
Selain itu, pikirkan juga kata atau istilah-istilah yang akan digunakan dalam surat
dinas. Hindari kata-kata yang dapat menyinggung perasaan atau kata-kata yang tidak jelas
maksudnya. Perlu diperhatikan juga pemakaian tanda baca. Tanda baca sangat
menentuksan maksud isi surat. Tanda baca dapat memperjelas gagasan dan membantu
pengungkapan perasaan penulis. Akan tetapi, penggunaan tanda baca sebaiknya tidak
berlebihan karena akan memgaburkan maksud kalimat.
Surat dinas terdiri dari berbagai jenis. Penjelasan jenis-jenis surat dinas dapat
dilakukan berdasarkan wujud, banyaknya sasaran, keamanan, urgensi, dan tujuan atau
4
Ibid. hlm. 86.
5
E. Zaenal Arifin. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. (Jakarta:Akademika Pressindo, 1996),
hlm. 2.
Berdasarkan wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos dan surat bersampul.
Warkat berarti surat atau isi surat. Warkat pos merupakan lembaran surat yang dapat
dilipat seperti surat tertutup. Dengan demikian, warkat pos merupakan surat dinas yang
tidak menggunakan amplop. Wujudnya berupa lembaran kertas surat yang hanya berupa
lipatan-lipatan. Bagian yang tertutup merupakan isi surat dan bagian luarnya tercantum
alamat surat beserta nama pengirimnya. Surat yang disajikan dalam bentuk warkat,
biasanya surat-surat yang tidak bersifat rahasia. Kemudian, surat bersampul. Sesuai dengan
namanya, surat ini menggunakan sampul atau amplop. Surat-surat yang menyatakan
banyaknya lampiran-lampiran itu tidak mudah tercecer, surat bersampul tampak rapi dan
lebih santun. Surat dinas yang mengutamakan kerahasiaan.
Berdasarkan, banyaknya sasaran atau jumlah objek yang dikehendaki, surat dinas
dapat diklasifikasikan sebagai surat biasa, surtat edaran, dan pengumuman. 7 Yang pertama,
surat biasa, surat ini hanya dikirimkan kepada seorang atau instansi tertentu saja. Yang
termasuk jenis surat ini, misalnya, surat tugas, surat perjanjian kerja, surat peringatan, surat
penunjukkan, dan surat rekomendasi. Kemudian, surat edaran. Surat ini disebut dengan
surat sirkuler. Sesuai dengan namanya, surat ditujukan kepada beberapa orang atau
pejabat tertentu dengan harapan diedarkan pula kepada lingkup yang lebih luas. Yang
terakhitr, pengumuman. Pengumuman ditujukan kepada banyak orang atau instansi. Jika
orang atau instansi yang dituju itu tidak jelas karena terlalu banyaknya dan sulit dihubungi,
maka sebaiknya digunakan dengan model pengumuman. Selain lebih efektif, cara itu lebih
menghemat biaya.
Berdasarkan keamanan isinya, yaitu menurut bobot kerahasiaanya, isi surat terbagi
ke dalam beberapa macam. Ada bersifat sangat rahasia, rahasia, dan biasa. Yang pertama,
surat sangat rahasia.8 Surat ini umumnya berupa surat yang berhubungan erat dengan
keamanan sebuah negara dan biasanya dikeluarkan oleh dinas-dinas rahasia negara,
seperti badan intelijen negara atau dinas-dinas rahasia lainnya yang berada di bawah
instansi kepolisian atau kejaksaan. Surat semacam ini disebut dengan istilah dokumen
rahasia dan biasanya ditandai dengan SRHS atau SR (sangat rahasia). Kemudian, surat
rahasia. Surat ini berisi RHS atau R (rahasia) hanya boleh dibaca oleh pihak yang dituju
6
Finoza. Op.Cit. hlm. 6.
7
Marjo. Op.Cit. hlm. 33.
8
Arifin. Op.Cit. hlm. 3
Berdasarkan tujuan atau maksud isi surat dinas, yaitu (1) surat pengumuman,
(2) surat pemberitahuan, (3) surat keterangan, (4) surat edaran, (5) surat undangan,
(6) surat laporan, (7) surat berita acara, (8) surat pengantar, (9) surat rekomendasi, (10)
surat perintah, (11) surat tugas, (12) surat kuasa, (13) surat pengusulan, (14) surat
pernyataan, (15) surat keputusan, (16) surat permohonan bantuan, (17) surat permohonan
izin, (18) surat peringatan, (19) surat balasan, dan (20) surat perjanjian.9
1. Kepala Surat
Kepala surat sering juga disebut dengan kop surat. Fungsi kepala surat
adalah sebagai identitas diri bagi instansi yang terkait. 10 Surat resmi pemerintah
atau perusahaan ditulis di atas kertas yang sudah berkepala surat (biasanya sudah
dicetak). Kepala surat ini dapat juga dipakai sebagai alat promosi, dengan
mencantumkan bidang usaha, kantor-kantor cabang, bank-bank langganannya, dan
nomor alat komunikasi seperti telepon, teleks, kotak pos, dan faksimili. Oleh sebab
itu, kepala surat sebaiknya mencantumkan identitas instansi tersebut secara jelas
dan lengkap, meliputi (1) nama instansi, (2) lambang atau logo instansi, (3) alamat,
9
Marjo. Op.Cit. hlm. 34
10
Suyono. Op.Cit. hlm. 87
2. Tanggal Surat
Tanggal surat berfungsi untuk memberi tahu kepada si penerima surat kapan
surat itu ditulis.11 Tanggal surat dinas tidak perlu didahului nama kota, karena nama
kota sudah tercantum pada kepala surat. Tanggal surat pada umumnya ditulis pada
pojok kanan atas, sejajar dengan nomor surat.12 Penulisan tanggal surat dipisah
oleh tanda koma dan tidak boleh diakhiri oleh tanda titik. Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah penulisan nama bulan jangan disingkat atau ditulis
dengan angka (November menjadi Nov. atau 11). Tahun juga ditulis lengkap, tidak
disingkat dengan tanda koma di atas. Akhir tanggal surat tidak dibubuhkan tanda
baca apa pun, contoh:
Salah Benar
3. Nomor Surat
Setiap surat keluar dari sebuah jawatan atau perusahaan harus diberi nomor
untuk memudahkan pengagendaan, pengarsipan, dan pengacuan di dalam balasan
surat.13 Oleh penerima surat nomor surat yang diterima dapat disebutkan sebagai
acuan atau petunjuk di dalam surat jawaban. Demikian pula memudahkan mencari
11
Arifin. Op.Cit. hlm. 16
12
Ibid. hlm. 17
13
Marjo. Op.Cit. hlm. 35
Keterangan:
45 = nomor urut surat keluar
SP = singkatan dari Surat Penawaran
III = penanda bulan (Maret) saat surat dikirim
2009 = tahun surat dikirim
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan nomor surat adalah sebagai
berikut:
4. Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan suatu dengan yang lain. Lampiran
merupakan penjelasan dari jumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. 15
Penulisan lampiran setelah nomor surat berguna agar penerima surat dapat meneliti
dan melihat kembali banyaknya sesuatu yang dilampirkan.
Jika dokumen itu berjumlah satu lembar, harus disebut satu lembar. Namun,
jika terdiri atas satu berkas, harus dinyatakan satu berkas. Lampiran berguna
sebagai penunjuk bagi penerima surat tentang adanya keterangan-keterangan
tambahan selain surat itu sendiri. Yang dilampirkan itu dapat berupa buku, fotokopi
14
Ibid. hlm. 36
15
Suyono. Op.Cit. hlm. 87
Huruf awal kata lima dan tiga harus kapital, sedangkan kata yang lain dengan
huruf kecil semua. Pada akhir lampiran tidak perlu ada tanda baca apa pun. Jika
bilangan yang menunjukkan jumlah barang pada lampiran dapat dituliskan dengan
satu atau dua angka, bilangan tersebut dituliskan dengan huruf (seperti Lima
berkas, Tiga eksemplar). Akan tetapi, jika bilangan itu lebih dari dua angka,
pencantumannya dalam lampiran dengan angka (misalnya : 110 eksemplar).
5. Hal Surat
Penulisan Hal setelah Lampiran berguna agar pembaca dengan cepat
mengetahui hal yang dibicarakan dalam surat tersebut sebelum membaca isi surat
selengkapnya. Hal surat dituliskan dengan singkat karena hal surat sama dengan
judul karangan.17 Oleh karena itu, cara penulisannya pun tidak jauh dari cara
penulisan judul dalam karangan biasa, yaitu singkat, jelas, dan menarik serta
berupa kata atau frasa dan buka berupa kalimat. Selain itu, sebaiknya gunakanlah
kata Hal dan bukan Perihal, contoh:
Salah
Benar
16
Ibid.
17
Marjo. Op.Cit. hlm. 36
Alamat yang dituju ini sebenarnya tercantum pula pada sampul surat atau
pada alamat luar. Alamat pada surat sampul surat berfungsi sebagai penunjuk bagi
kurir surat dalam menyampaikan surat itu. Maka dari itu, kita harus cermat dan hati-
hati dalam menulis alamat surat agar surat sampai pada tujuan. Tulislah alamat
dengan lengkap dan jelas, yang meliputi nama orang atau institusi yang terkirim,
nama jalan, nomor kantor, dan nama kota serta kode pos. Penulisan alamat surat
diatur sebagai berikut:
Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat
dan salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih
menguntungkan daripada dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan
pemenggalan alamat tidak ada. Alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan
tanpa dipenggal karena tempatnya cukup leluasa.
Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai
penghubung intrakalimat yang menyatakan arah.
Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang terhormat (tidak
diikuti titik).
Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis surat
mencantumkan sapaan Ibu, Bapak, Saudara atau Sdr.
Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya,
seperti Dr., Ir., kata sapaan Bapak, Ibu, dan Saudara tidak digunakan. Demikian
juga, jika alamat yang dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan atau kapten,
kata sapaan Bapak, Ibu, atau Saudara tidak digunakan. Jika yang dituju adalah
jabatan orang tersebut seperti direktur PT atau kepala instansi tertentu, kata
sapaan juga tidak digunakan. Ketentuan-ketentuan ini bertujuan agar sapaan
Bapak, Ibu, atau Sdr. tidak berimpit dengan gelar, pangkat, atau dengan jabatan.
18
Finoza. Op.Cit. hlm. 10
7. Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat penulis surat sebelum penulis
surat berkomunikasi.19 Salam pembuka yang lazim digunakan dalam surat dinas
adalah Dengan hormat. Salam pembuka dalam surat resmi perlu dipertahankan
karena bagian ini merupakan salah satu penanda surat yang sopan dan beradab.
Salam pembuka dicantumkan di sebelah kiri satu garis tepi dengan nomor,
lampiran, hal, dan alamat surat. Huruf pertama awal kata ditulis dengan huruf
kapital, sedangkan kata yang lain ditulis dengan huruf kecil semua, kemudian salam
pemuka itu diikuti koma (,), contoh:
8. Tubuh Surat
a. Paragraf Pembuka Surat
Paragraf pembuka surat adalah pengantar isi surat untuk mengajak
pembaca surat menyesuaikan perhatiannya kepada pokok surat yang
20
sebenarnya. Alinea ini selain berfungsi untuk pengantar isi surat juga harus
menyesuaikan dengan isi surat. Walaupun disebut alinea, sesungguhnya bagian
ini umumnya tidak lebih dari satu kalimat. Bahkan sering juga alinea pembuka
19
Marjo. Op.Cit. hlm. 37
20
Arifin. Op.Cit. hlm. 29
Setiap paragraf isi surat hanya berbicara tentang satu masalah. Jika
ada masalah lain, masalah itu dituangkan dalam paragraf yang berbeda. Kalimat-
kalimat dalam paragraf isi hendaknya pendek, tetapi jelas, tidak menimbulkan
salah tafsir. Rumusan surat juga harus menarik, tidak membosankan, hormat dan
sopan. Alinea ini merupakan bagian surat dinas yang berisi maksud penulisan
surat. Isinya merupakan kelanjutan dari alinea pembuka dan menerangkan hal
yang dicantumkan sebelumnya. Selain itu, alenia isi merupakan bagian yang
menampung maksud-maksud pokok dari penulisan surat. Oleh karena itu, bisa
saja bagian isi lebih dari satu alinea jika maksud penulis itu terdiri atas dua atau
lebih. Alinea isi dengan pembuka memerlukan kata-kata penghubung seperti
21
Ibid. hlm. 31
Berkenaan dengan hal tersebut, kami atas nama Pemimpin Kursus BIPA
Pravda Quest mengucapkan terima kasih kepada Saudara
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mohon Bapak untuk memberikan
bantuan sebanyak tersebut di atas.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kami mohon Saudara untuk
memperlancar pengurusan izin penggunaan gedung tersebut.
Untuk itu, kami mohon izin agar dapat menggunakan tempat tersebut pada
waktunya. Keterangan selengkapnya kami lampirkan bersama surat ini.
Jika tugas tersebut sudah dilaksanakan, kami mengharapkan Saudara
menyusun laporannya. Laporan harus kami terima selambat-lambatnya satu
minggu setelah tugas itu selesai.
9. Salam Penutup
22
Ibid.
Salam penutup yang sering digunakan adalah hormat kami, hormat saya,
salam takzim, salam kami, dan wasalam. Hal-hal penting perlu diperhatikan dalam
penulisan salam penutup, yaitu; diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda koma. Sesudah salam penutup dibubuhkan tanda koma (,). Bila tidak ada
salam pembuka, tidak perlu dicantumkan salam penutup, contoh:
Salah:
Benar
Salah
23
Marjo. Op.Cit. hlm. 38
11. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat dinas selain hal-hal tersebut
di atas:
a. Nama Jelas Pengiriman
Pengiriman surat adalah pihak yang menuliskan atau menyampaikan
surat. Dalam surat dinas akan lebih baik apabila nama pengirim dilengkapi
identitas diri kedinasan, yaitu jabatan, nomor induk pegawai, dan cap dinas,
contoh:
Kepala,
Ttd.
Prof. Dr. Erick Estrada, S.S., M.Pd., Ph.D.
NIP 131288009
a) Singkatan a.n
Singkatan ini merupakan kepanjangan dari atas nama. Singkatan ini
digunakan jika pengirim mendatangi surat yang mengatas namakan pejabat
lain. Surat yang ditandatangani tidak perlu dikonsultasikan isinya kepada
atasan pengirim surat, contoh:
a.n Rektor
Pembantu Rektor I
Ttd
Wandasti Nasha Vechnaya Lyubov, M.A., Ph.D.
NIP 131087554
b) Singkatan anb.
Kepanjangaan anb. adalah atas nama beliau. Isi surat harus
dikonsultasikan kepada atasan pengirim surat untuk memperoleh
persetujuan. Isi surat merupakan tanggung jawab pejabat yang
diatasnamakannya itu, contoh:
Anb. Pemimpin Kursus BIPA Pravda Quest
Ttd.
Prof. Dr. Wandasti Navely, S.S., M.A.
c) Singkatan u.b.
Kepanjangan u.b. adalah untuk beliau. Singakatan ini digunakan jika
seorang pejabat mendapat pendelegasian wewenang untuk menandatangani
surat dari Pejabat atasannya itu sendiri berhak menandatangani surat dengan
sebutan atasan nama (a.n) karena ia pun menerima limpahan wewenang,
contoh:
a.n. Dekan Pendidikan Bahasa dan Seni
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa da Sastra Indonesia
u.b.
Sekretaris Jurusan,
Ttd
Nama jelas
NIP
d) Tembusan
Dalam buku Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas karya E. Zainal Arifin
disebutkan bahwa ada beberapa bentukan surat dinas yang digunakan di instansi di
Indonesia, antara lain; (a) format lurus penuh, (b) format lurus, (c) format setengah lurus, (d)
format takuk atau format bergerigi, dan (e) format paragraf menggantung.
Dapat diinformasikan bahwa format setengah lurus termasuk format surat resmi
Indonesia versi lama. Berdasarkan pengamatan, surat-surat resmi Indonesia lama banyak
menggunakan format setengah lurus. Dalam kaitan dengan format surat, Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa dalam kegiatan surat-menyurat sehari-hari melazimkan format
setengah lurus. Pusat Bahasa juga menganjurkan kepada masyarakat melalui penyuluhan
bahasa Indonesia di berbagai instansi, baik melalui telepon maupun surat, untuk
menggunakan format setengah lurus.
Surat dinas atau resmi merupakan alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kedinasan/kegiatan
dinas sebuah instansi pemerintah. Selain itu, surat dinas menjadi hal yang berhubungan
dengan segala komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas
instansi, sehingga menjadi alat komunikasi kedinasan yang sangat penting dalam
pengelolaan administrasi, seperti penyampaian berita tertulis yang berisi pemberitahuan,
penjelasan, permintaan, pernyataan pendapat dari instansi kepada instansi lain dan dari
instansi kepada perseorangan atau sebaliknya.
Surat dinas terdiri dari berbagai jenis. Penjelasan jenis-jenis surat dinas dapat
dilakukan berdasarkan wujud, banyaknya sasaran, keamanan, urgensi, dan tujuan atau
maksud isinya. Berdasarkan wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos dan surat
bersampul. Berdasarkan, banyaknya sasaran atau jumlah objek yang dikehendaki, surat
dinas dapat diklasifikasikan sebagai surat biasa, surtat edaran, dan pengumuman.
Berdasarkan keamanan isinya, yaitu menurut bobot kerahasiaanya, isi surat terbagi ke
dalam beberapa macam. Ada bersifat sangat rahasia, rahasia, dan biasa.
Berdasarkan urgensi pengiriman, surat dinas diklasifikasikan sebagai surat kilat khusus,
surat kilat, dan surat biasa.
Bagian-bagian surat dinas, yaitu; (a) kepala surat, yaitu nama, alanat, dan identitas
lainnya dari instansi organisasi, (b) nomor surat, yaitu nomor inventaris surat, (c) tanggal
surat, yaitu memuat tanggal surat dibuat, (d) lampiran, yaitu hal-hal lain yang disertakan
dalam surat, misalnya, jadwal kegiatan, daftar peserta, atau perincian biaya, (e) hal atau
perihal, yaitu persoalan atau perkara yang dibicarakan dalam surat tersebut, (f) alamat surat,
yaitu surat tersebut ditujukan atau diberikan untuk siapa, (g) salam pembuka, yaitu
penghormatan terhadap penerima surat, (h) isi surat, yaitu memuat alinea pembuka, alinea
isi, dan alinea penutup dan (i) pengirim surat, yaitu pihak yang bertanggung jawab atas
penulisan atau penyampaian surat, biasanya disertai dengan pencantuman status/jabatan,
tanda tangan, dan nama jelas.
Finoza, Lamuddin. 1991. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia. Jakarta:Mawar Gempita.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program Studi IPA/IPS.
Jakarta:Ganeca Exact.