Anda di halaman 1dari 4

TRAUMA OKULI

1. DEFINISI

Trauma okuli adalah tindakan sengaja maupun tidak sengaja yang menimbulkan perlukaan
mata dan merupakan kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan
sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.

2. ETIOLOGI
Trauma okuli dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
1. Trauma tumpul, disebabkan akibat benturan mata dengan benda yang relatif besar,
tumpul, keras maupun tidak keras misalnya terpukul, kena bola basket, terbentur benda
keras dan lain lain.
2. Trauma tajam (penetrating injuries), disebabkan benda tajam atau benda asing yang
masuk ke mata seperti kaca, logam, atau partikel kayu berkecepatan tinggi, pelurua.
3. Trauma kimia, disebabkan akibat substansi yang bersifat asam dan alkali yang masuk
ke mata.
a. Trauma kimia asam, misalnya cuka, bahan asam dilaboratorium (asam sulfat, asam
hidroklorida, asam nitrat dan lain lain)
b. Trauma kimia basa, misalnya sabun cuci, shampo, bahan pembersih lantai.

3. PATOFISOLOGI
Kerusakan akibat trauma tumpul dapat mengenai kelopak mata dan struktur mata
bagian luar sehingga mengakibatkan hematoma kelopak. Jika trauma menembus ke bagian
konjugtiva, maka kemungkinannya akan terjadi hematoma subkonjugtiva akibat pecahnya
pembuluh darah sebagai akibat terkena hantaman benda tumpul dan keras.
Kerusakan yang diakibatkan trauma tajam/tembus akan lebih parah lagi karena
melibatkan kerusakan hingga bagian dalam struktur dan jaringan mata. Kondisi ini
biasanya sampai merusak fungsi mata dan kerusakannya permanen (dapat disembuhkan
hanya melalui operasi). Gangguan mata akibat trauma tajam juga beragam, tergantung pada
organ mata yang terkena dan seberapa besar kerusakannya.
Sedangkan pada trauma khemis/ kimia, jika traumanya akibat asam biasanya hanya
akan menyebabkan kerusakan pada bagian permukaan/superfisial saja karena terjadi
pengendapan dan penggumpalan bahan protein permukaan. Namun pada trauma akibat
basa/alkali, kerusakan yang diakibatkan bisa gawat karena alkali akan menembus kornea
dengan cepat lalu ke bilik mata depan sampai pada jaringan retina. Bahan alkali dapat
merusak kornea dan retina karena bahan alkali bersifat mengkoagulasi sel sehingga akan
menghancurkan jaringan kolagen kornea sehingga memperparah kerusakan kornea hingga
ke retina.
4. MANIFESTASI KLINIS
Adapun manifestasi klinisnya adalah sebagai berikut:
1. Trauma Tumpul
a. Rongga Orbita.
Jika pada trauma mengenai rongga orbita maka akan terjadi fraktur orbita,
kebutaan (jika mengenai saraf), perdarahan didalam rongga orbita, gangguan
gerakan bola mata.
b. Palpebra.
Trauma pada palpebra dapat mengakibatkan terjadinya hematom, edema
palpebra yang dapat menyebabkan kelopak mata tidak dapat membuka dengan
sempurna (ptosis), kelumpuhan kelopak mata (lagoftalmos/tidak dapat menutup
secara sempurna) yang akan mengakibatkan keringnya permukaan mata
sehingga terjadi keratitis.
c. Konjungtiva
Edema, robekan pembuluh darah konjungtiva (perdarahan subkonjungtiva)
adalah tanda dan gejala yang dapat terjadi jika konjungtiva terkena trauma.
d. Kornea
Edema kornea, penglihatan kabur, kornea keruh, erosi/abrasi, laserasi kornea
tanpa disertai tembusnya kornea dengan keluhan nyeri yang sangat, mata berair,
fotofobia adalah tanda dan gejala yang dapat muncul akibat trauma pada
kornea.
e. Iris
Hifema (perdarahan bilik mata depan), iridodialisis (iris terlepas dari
insersinya) merupakan tanda patologik jika trauma mengenai iris.
f. Lensa
Secara patologik jika lensa terkena trauma akan terjadi subluksasi lensa mata
(perpindahan tempat).
g. Korpus vitreus: perdarahan korpus vitreus.
h. Retina
Secara patologik jika retina terkena trauma akan terjadi edema makula retina,
ablasio retina, fotopsia, lapang pandang terganggu dan penurunan tekanan bola
mata.
2. Trauma Tajam
a. Orbita: kebutaan, proptosis (akibat perdarahan intraorbital), perubahan posisi
bola mata.
b. Palpebra: ptosis yang permanen (jika mengenai levator apoeurosis).
c. Saluran lakrimal: gangguan sistem eksresi air mata.
d. Konjungtiva: robekan konjungtiva, perdarahan subkonjungtiva.
e. Sklera: pada luka yang agak besar akan terlihat jaringan uvea (iris, badan silier
dan koroid yang berwarna gelap).
f. Kornea, iris, badan silier, lensa, korpus vitreus : laserasi kornea yan g disertai
penetrasi kornea, prolaps jaringan iris, penurunan TIO, adanya luka pada kornea,
edema.
g. Koroid dan kornea: luka perforasi cukup luas pada sklera, perdarahan korpus
vitreus dan ablasi retina.
3. Trauma Kimia
a. Asam.
Kekeruhan pada kornea akibat terjadi koagulasi protein epitel kornea.
b. Basa/Alkali.
1) Kebutaan.
2) Penggumpalan sel kornea atau keratosis.
3) Edema kornea.
4) Ulkus kornea.
5) Tekanan intra ocular akan meninggi.
6) Hipotoni akan terjadi bila terjadi kerusakan pada badan siliar.
7) Membentuk jaringan parut pada kelopak.
8) Mata menjadi kering karena terjadinya pembentukan jaringan parut pada
kelenjar asesoris air mata.
9) Pergerakan mata menjadi terbatas akibat terjadi simblefaron pada
konjungtiva bulbi yang akan menarik bola mata.
10) Lensa keruh diakibatkan kerusakan kapsul lensa.

5. PENATALAKSANAAN TERAPI
Pada kasus trauma mata penatalaksanaan terapi tidak ditentukan, tapi dilaksanakan
berdasarkan kondisi trauma yang dialami pasien dan juga berdasarkan berat ringannya
gejala yang dialami. Berikut ini adalah beberapa penanganan yang mungkin dapat
digunakan sebagai pada kasus trauma mata akibat trauma mekanik, antara lain :
1. Penatalaksanaan sebelum tiba di RS, antara lain :
a. Mata tidak boleh dibebat dengan tekanandan diberikan perlindungan tanpa
kontak.
b. Tidak boleh dilakukan manipulasi yangberlebihan dan penekanan bola
mata.
c. Benda asing tidak boleh dikeluarkantanpa pemeriksaan lanjutan.
d. Sebaiknya pasien di puasakan untukmengantisipasi tindakan operasi.
2. Penatalaksanaan di RS, antara lain :
a. Pemberian antibiotik spektrum luas
b. Pemberian obat sedasi, antiemetik, dan analgetik sesuai indikasi.
c. Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi.
d. Pengangkatan benda asing di kornea,konjungtiva atau intraokuler.
e. Tindakan pembedahan /penjahitan sesuai dengan kausa dan jenis cedera.
f. Sisa-sisa lensa dan darah dikeluarkan dengan aspirasi dan irigasi mekanis
atau vitrektomi.
Sedangkan pada kerusakan yang diakibatkan oleh trauma kimia, penatalaksanaan
yang harus segera dilakukan adalah irigasi daerah yang terkena trauma kimia untuk
menghilangkan dan melarutkan bahan penyebab trauma. Penanganan sebelum dibawa ke
RS dapat dilakukan dengan cara mata diguyur dengan menggunakan air bersih setelah
terkena trauma untuk meghilangkan bahan penyebab trauma, setelah itu langsung dibawa
ke RS untuk penanganan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Riordan P, Whitcher J. Oftalmologi umum. Edisi 17. 2009 Jakarta : EGC. H 372-81.
2. Ilyas, Sidata. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. 2014. FKUI. Jakarta. H. 118-9
3. www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai