Anda di halaman 1dari 8

Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.

3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN PADA MESIN


SEKRAP MODEL L-450 MENGGUNAKAN ALGORITMA
GENETIKA

Ramadhan1, Alfian Hamsi2


1,2
Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara, Jln.Almamater Kampus
USU Medan 20155 Medan Indonesia
email: rama_dhan72@yahoo.co.id

ABSTRAK

Algoritma genetika merupakan suatu metode pencarian yang sangat efektif untuk
menyelesaikan permasalahan optimasi pada dunia industri atau manufaktur yang memiliki
permasalahanpermasalahan kompleks secara lebih mudah dan lebih akurat. Metode
pencarian ini didasarkan oleh mekanisme evolusi. Evolusi akan mengakibatkan perubahan
yang terusmenerus untuk menuju suatu kesempurnaan atau keseimbangan. Fungsi optimasi
pada pengujian ini dibuat dari persamaan waktu permesinan dimana parameter yang digunakan
adalah kecepatan potong dengan ambang batas antara 24 m/min sampai dengan 30 m/menit
dan gerak makan berkisar antara 0,1 mm sampai dengan 0,5 mm. Proses optimasi dimulai dari
membangkitkan populasi awal secara acak kemudian dilakukan seleksi dengan metode roda
roulette lalu proses genetika yaitu rekombinasi (crossover) dan mutasi, selanjutnya dievaluasi
nilai fitness dari individu baru. Parameter terbaik ditentukan oleh nilai fitness terkecil karena
fungsi optimasinya diturunkan dari waktu permesinan sehingga akan diperoleh nilai yang paling
optimal dengan kecepatan potong 28,8517 m/menit, gerak makan 0,475 mm dan waktu
pemotongan 0,17233 min.

Kata kunci : Algoritma genetika, optimasi, pemesinan

ABSTRACT

Genetic algorithm is a method of search that very efective to solve the problems of optimation
in the world of industries or manufactures are possess any complex of problems be more easily
and accurate. This method of search based on the mechanism of evolution. Evolution will
effected the change continiously to aim a perfect or balance. The function of optimation at these
trials are made from equality of time of machinery where the parameters be used are velocity of
slice with range between 24 m/min up to 30 m/menit and eat moving with range between 0,1
mm up to 0,5 mm. The Process of optimation began from awaken of first population randomly
then do selection with method of wheel of roulette then the process of genetic that is
recombination (crossover) and mutation, furthermore evaluated the value of fitness from new
individual. The best of parameter a given by the value of least fitness because the function of
that optimation generate from time of machinery so that will obtainable the best optimal of
values with velocity of slice 28,8517 m/menit, eat moving 0,475 mm and time of slicing 0,17233
min.

Keyword : Genetic Algorithm, optimation, machinery

1. Pendahuluan permukaan rata baik bertingkat,


menyudut, dan alur. Mesin sekrap
Seperti yang kita ketahui mesin memiliki gerakan utama lurus bolak-balik
sekrap (shaping machine) banyak secara vertikal maupun horizontal,
digunakan di pabrik-pabrik industri, proses permesinan ini hanya dapat
mesin sekrap adalah suatu mesin memotong menurut garis lurus dengan
perkakas yg digunakan untuk mengubah jenis/tipe pemotongan yang sama dan
permukaan benda kerja menjadi selalu memotong hanya dalam satu

146
Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

arah, sehingga langkah balik merupakan untuk mengubah bentuk suatu produk
langkah terbuang/waktu terbuang[13]. dari logam (komponen mesin) dengan
Algoritma genetika adalah cara memotong. Proses pemesinan
algoritma pencarian heuristik yang dengan menggunakan prinsip
didasarkan atas mekanisme dari seleksi pemotongan logam dibagi dalam tiga
alam yang lebih dikenal dengan proses kelompok dasar, yaitu : proses
evolusi biologis. Keuntungan dari pemotongan dengan mesin pres, proses
algoritma genetika adalah sifat metode pemotongan konvensional dengan mesin
pencariannya yang optimal. Selain itu perkakas, dan proses pemotongan non
teknik ini juga mampu mencari sebuah konvensional. Proses pemotongan
solusi yang baik dari banyak solusi yang dengan menggunakan mesin pres
mungkin terjadi, lebih dari pada meliputi pengguntingan (shearing),
membatasi pencarian pada domain yang pengepresan (pressing) dan penarikan
sempit di mana hasil yang diperoleh (drawing, elongating). Proses
kurang memuaskan. Algoritma genetika pemotongan konvensional dengan mesin
mencoba untuk memberikan pencarian perkakas meliputi proses bubut (turning),
solusi dari pemecahan-pemecahan yang proses frais (milling), dan sekrap
mungkin dan berjumlah hampir tak (shaping). Proses pemotongan non
terbatas[2]. konvensional contohnya dengan mesin
Kebanyakan permasalahan EDM (Electrical Discharge Machining)
optimasi pada dunia industri manufaktur dan wire cutting.
memiliki kekompleksitasan yang sangat
tinggi dan sangat sulit untuk di 2.2 Pengertian Optimasi
selesaikan dengan teknik-teknik Optimasi adalah suatu proses
konvensional. Sejak tahun 1960-an, untuk mencapai hasil ideal atau optimal
peningkatan minat para ilmuwan yang (nilai efektif yang dapat dicapai), optimasi
memfokuskan kepada bidan-bidang merujuk pada studi permasalahan yang
pengimitasian kehidupan telah mencoba untuk mencari nilai minimum
menghasilkan berbagai teknik atau dan maksimum yang akan memberikan
pendekatan optimasi yang dapat disebut solusi optimal. (Wikipedia : Optimasi
juga sebagai algoritma evolusioner, 2007)
sehingga memungkinkan untuk Metode optimasi modern juga disebut
menyelesaikan permasalahan- metode optimasi yang ampuh dan
permasalahan optimasi yang kompleks populer untuk menyelesaikan masalah
secara lebih mudah dan akurat. Ada tiga teknik optimasi yang komplek. Metode
wilayah utama yang tercakup di dalam yang tergolong dalam metode optimasi
algoritma evolusioner: algoritma genetika modern adalah:
(GA), pemrograman evolusioner (EP), Algoritma genetika (Genetic
dan strategi evolusi (ES). Di antara Algorithm)
ketiga pendekatan ini, algoritma genetika Optimasi partikel swarm (Particle
lah yang lebih populer digunakan Swarm
untuk menyelesaikan berbagai Optimization)
permasalahan optimasi[3]. Optimasi koloni semut (Ant Colony
Untuk memaksimal kinerja mesin Optimization)
sekrap agar dapat beroperasi dengan Optimasi berbasis jaringan syaraf
lebih baik, maka digunakan algoritma tiruan
genetika untuk mengoptimalkan setiap Optimasi fuzzy (Fuzzy Optimization),
parameter parameter yang ada pada dan
mesin sekrap Simulasi Penguatan
2. Tinjauan Pustaka 2.3 Mesin sekrap (shaping)
Mesin sekrap (Shaping) adalah
2.1 Pemotongan Logam
mesin perkakas yang mempunyai gerak
Proses pemotongan logam utama bolak-balik horizontal dan
merupakan suatu proses yang digunakan

147
Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

berfungsi untuk merubah bentuk dan Kecepatan potong (Cutting Speed):


ukuran benda kerja sesuai dengan yang Kecepatan potong (Cutting
dikehendaki. Pahat bekerja pada saat Speed) biasanya dinyatakan dalam
gerakan maju, dengan gerakan ini isitilah m/menit, yaitu kecepatan dimana
dihasilkan pekerjaan meratakan bidang, pahat melintasi benda kerja untuk
membuat alur, membuat bidang bersudut mendapatkan hasil yang paling baik
atau bertingkat dan membentuk bidang- pada kecepatan yang sesuai. Kecepatan
bidang yang tidak beraturan.Prinsip kerja potong dipengaruhi oleh dua faktor,
mesin sekrap adalah gerakan berputar yaitu: kekerasan dari bahan yang akan
dari motor diubah menjadi gerak dipotong dan jenis alat potong yang
lurus/gerak bolak-balik melalui blok geser digunakan. Untuk keperluan ini
dan lengan penggerak. Possisi langkah digunakan persamaan sebagai berikut:
dapat diatur dengan spindle posisi dan
untuk mengatur panjang langkah dengan 

  
(m/menit) atau np  
. (1)
bantuan blok geser[13].
Dimana:

 = Kecepatan Potong (m/menit)


np = Jumlah langkah per menit
L = Panjang langkah pemesinan
(mm)

Berikut ini adalah tabel mengenai


kecepatan potong beberapa bahan
logam.
Gambar 1. Mesin sekrap (shaping)
Mekanisme Kerja Mesin Sekrap Tabel 1 Kecepatan potong beberapa
Mekanisme kerja yang logam
mengendalikan Mesin Sekrap ada dua Kecepatan Potong
macam yaitu mekanik dan hidrolik. Pada No Nama Bahan
(m/menit)
mekanisme mekanik digunakan crank 1. Baja Lunak 24-30
mechanism. Pada mekanisme ini roda
gigi utama (bull gear) digerakkan oleh
Baja
2. 12-18
sebuah pinion yang disambung pada perkakas
poros motor listrik melalui gear box 3. Besi Tuang 18-24
dengan empat, delapan, atau lebih 4. Kuningan 20-45
variasi kecepatan. RPM dari roda gigi 6. Tembaga 60
utama tersebut menjadi langkah per 7. Alumunium 300
menit (strokes per minute, SPM).
Mekanisme dengan sistem
kecepatan sayatnya dapat diukur tanpa Kecepatan Pemakanan
bertingkat, tetap sama sepanjang Kecepatan pemakanan adalah
langkahnya. Pada tiap saat dari langkah pergerakan titik sayat alat potong per
kerja, langkahnya dapat dibalikkan satu putaran benda kerja. Dalam proses
sehingga jika mesin macet lengannya sekrap, kecepatan pemakanan
dapat ditarik kembali. Kerugiannya yaitu dinyatakan dalam mm/min dan dapat di
penyetelen panjang langkah tidak teliti. hitung dengan menggunakan persamaan
berikut:
Elemen Dasar dan Perencanaan
Proses Sekrap f= f x np FFFFFF. (2)
Elemen pemesinan dapat Dimana:
dihitung dengan rumus-rumus yang  f = kecepatan makan (m/menit)
identik dengan elemen pemesinan f = gerak makan (mm/langkah)
proses pemesinan yang lain yaitu:

148
Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

Waktu Pemotongan (Cutting Time): sebagai induk (parent) dengan


Cutting time adalah waktu menggunakan operator penyilangan
pemotongan dalam pemesinan mesin (crossover). Selain operator penyilangan,
sekrap, yang dapat diukur dengan suatu kromosom dapat juga dimodifikasi
persamaan : dengan menggunakan operator mutasi.
Populasi generasi yang baru dibentuk
tc = w / f FFFFFF. (3) dengan cara menyeleksi nilai fitness dari
kromosom induk (parent) dan nilai fitness
Dimana: dari kromosom anak (off-spring), serta
tc = Kecepatan makan (menit) menolak kromosom-kromosom yang
w = lebar pemotongan benda kerja lainnya sehingga ukuran populasi
(mm) (jumlah kromosom dalam suatu populasi)
konstan. Setelah melalui beberapa
2.4 Algoritma Genetika generasi, maka algoritma genetika ini
akan konvergen ke kromosom terbaik.
Algoritma genetik pertama kali
diperkenalkan oleh John Holland dari 2.5 Komponen Utama Algoritma
Universitas Michigan pada tahun 1975. Genetika
John Holland bersama murid-murid serta Ada 6 komponen utama algoritma
rekan kerjanya lalu mempublikasikan genetika, yaitu:
tulisannya berjudul Adapted in Natural - Teknik penyandian
and Artificial System. Dalam tulisan - Proses inisialisasi (Membangkitkan
tersebut dijelaskan bahwa algoritma populasi awal)
genetik sangat cocok digunakan untuk - Fungsi evaluasi
memecahkan masalah optimasi - Seleksi
kompleks dan juga untuk aplikasi yang - Operator genetika
membutuhkan pemecahan masalah - Penentuan parameter
adaptif. Sehingga dengan beberapa
keunggulan tersebut, algoritma genetik 2.6 Seleksi
diterima pada berbagai kalangan dan Seleksi digunakan untuk memilih
telah diaplikasikan pada berbagai individu-individu mana saja yang akan
bidang. dipilih untuk proses pindah silang dan
Struktur Umum Algoritma Genetika mutasi. Seleksi digunakan untuk
Pada algortima genetika ini, teknik mendapatkan calon
pencarian dilakukan sekaligus atas induk yang baik. Semakin tinggi nilai
sejumlah solusi yang mungkin dikenal fitness suatu individu, maka semakin
dengan istilah populasi. Individu yang besar kemungkinannnya untuk terpilih.
terdapat dalam suatu populasi disebut Langkah pertama yang dilakukan dalam
dengan istilah kromosom. Kromosom ini seleksi ini adalah pencarian nilai fitness.
merupakan suatu solusi yang masih Nilai fitness ini yang nantinya akan
berbentuk simbol. Populasi awal digunakan pada tahap-tahap seleksi
dibangun secara acak, sedangkan berikutnya.
populasi berikutnya merupakan hasil Seleksi dibagi menjadi beberapa
evolusi kromosom-kromosom melalui jenis,
iterasi yang disebut istilah generasi. yaitu:
Pada setiap generasi, kromosom akan - Rank-Based Fitness Assignment
melalui proses evaluasi - Seleksi Roda Roulette (Roulette wheel
denganmenggunakan alat ukur yg di selection)
sebut dengan fungsi fitness. - Seleksi dengan Pemotongan
Nilai fitness dari suatu kromosom (Truncation selesction)
akan menunjukkan kualitas kromosom - Seleksi dengan Turnamen (
dalam populasi tersebut. Generasi Tournamen Selection)
berikutnya dikenal dengan istilah anak
(off-spring) terbentuk dari gabungan 2
kromosom generasi sekarang bertindak

149
Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

2.7 Rekombinasi 2.9 Siklus Algoritma Genetika


Rekombinasi itu merupakan operator Siklus dari Algoritma genetika
genetika utama, yang beroperasi pada pertama kali diperkenalkan oleh David
dua kromosom dalam satu waktu dan Goldberg, dimana gambaran siklus
menghasilkan offspring baru dengan tersebut dapat dilihat pada gambar 2
mengkombinasikan kedua sifat
kromosom. Cara yang paling sederhana
adalah cut-point dan menghasilan
offspring dengan pengkombinasian
segmen dari satu parent yang berada di
sebelah kiri bit-bit cut-point, dengan
segmen yang satuny lagi yang berada di
sebelah kanan bit-bit cut-point.

Rekombinasi dibagi menjadi


beberapa jenis, yaitu:
- Rekombinasi bernilai real Gambar 2 Siklus Algoritma genetika oleh
David Goldberg
- Rekombinasi bernilai biner
(crossover)
Siklus ini kemudian diperbaiki
- Crossover satu titik (Single-point oleh beberapa ilmuwan yang
Crossover) mengembangkan Algoritma genetika,
- Crossover banyak titik (Multi-point yaitu Zbigniew Michalewicz dengan
Crossover) menambahkan operator elitism dan
- Crossover Seragam (uniform membalik proses seleksi setelah proses
Crossover) reproduksi.
- Crossover dengan permutasi
(Permutation Crossover)

2.8 Mutasi
Mutasi pada dasarnya akan
mengubah secara acak nilai suatu bit
pada posisi tertentu. Kemudian kita
mengganti bit 1 dengan bit 0, atau
sebaliknya mengganti bit 0 dengan bit 1.
Pada mutasi ini sangat dimungkinkan
munculnya kromosom baru yang semula Gambar 3. Siklus Algoritma genetika
belum muncul dalam populasi awal. Zbigniew Michalewicz hasil
perbaikan dari siklus algoritma
Misalkan :
genetika yang dikenalkan oleh
David Goldberg
terkena mutasi pada gen ke 5, di
peroleh: 2.10 Prosedur Algoritma Genetika
Untuk menggunakan Algoritma
genetika, perlu dilakukan prosedur
sebagai berikut:
Mutasi dibagi menjadi beberapa 1. Menetapkan parameter optimasi,
jenis, jumlah parameter optimasi, dan
Yaitu batas dari parameter optimasi
- Mutasi Bilangan Real 2. Menetapkan fungsi optimasi atau
- Mutasi Bilangan biner fungsi objektif
- Mutasi kromosom permutasi 3. Menetapkan parameter algoritma
genetika.

150
Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

4. Membangkitkan populasi awal,


mengkodekan, nilai real.
5. Mendefinisikan nilai fitness, yang
merupakan ukuran baik tidaknya
sebuah individu atau baik tidaknya
solusi yang didapatkan.
6. Menentukan proses
pembangkitan populasi awal.
Hal ini biasanya
dilakukandengan menggunakan Gambar 4. Baja lunak (mild steel)
pembangkitan acak seperti
Dengan spesifikasi:
random-walk. a. Panjang = 50 mm
7. Menentukan proses seleksi yang b. Lebar = 10 mm
akan digunakan. c. Tingggi = 10 mm
8. Menentukan proses pindah d. Tipe baja = persegi panjang
silang (crossover) dan mutasi e. Jumlah = 10 buah
gen yang akan digunakan.
3.3 Model Optimasi
2.11Algoritma Genetika Dalam Model optimasi yang digunakan
MATLAB pada pengujian ini adalah SGA (Simple
MATLAB menyediakan toolbox Genetic Algorithm) dengan cara :
untuk mengelolah suatu optimasi dengan
menggunakan Algoritma Genetika. 1. Mendefinisikan individu, dimana
Penggunaan software dimaksudkan agar individu menyatakan salah satu solusi
data dapat diperluas, sehingga proses (penyelesaian) yang mungkin dari
optimasi dapat dilakukan lebih kompleks, permasalahan yang diangkat. Generasi
cepat, dan lebih mudah. Perhitungan = 0 (generasi awal)
pada setiap langkah algoritma genetika 2. Inisialisasi populasi awal, P(generasi),
seperti membangkitkan populasi, secara acak.
mencari nilai fitness dan seterusnya akan 3. Kerjakan langkah-langkah berikut
dikerjakan otomatis oleh MATLAB. Jadi, hingga generasi mencapai maksimum
kita hanya perlu memasukkan variabel- generasi:
variabel sesuai dengan masalah yang - Seleksi populasi tersebut untuk
ingin kita optimasi. mendapatkan kandidat induk,
P(generasi)
3. Metodologi Penelitian - Lakukan crossover pada
P(generasi)
3.1 Alat-Alat dan Bahan - Lakukan mutasi pada P(generasi)
Alat dan bahan yang digunakan - Lakukan evaluasi fitness setiap
adalaht: inidividu pada P(generasi)
1. Notebook - Bentuk populasi baru : P(generasi)
2. Mesin Sekrap (Shaping)
3. Stopwacth 3.4 Prosedur Pengujian
4. Jangka Sorong 1. Melakukan survey dan studi literatur
5. Busur Derajat terhadap mesin sekrap yang akan di
optimasi
3.2 Bahan 2. Mengolah data yang didapat ke
Bahan yang digunakan adalah baja dalam software MATLAB ver. r2011b.
lunak St 60 yang digunakan untuk 3. Melakukan optimasi algoritma
pengujian penyekrapan pembuatan alur genetika dengan data yang didapat
V. dengan menggunakan bantuan
software MATLAB ver. r2011b.
Baja lunak St-60 (mild steel) 4. Membandingkan hasil optimasi
antara perhitungan manual dengan

151
Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

perhitungan menggunakam software


MATLAB ver. r2011b. 4.1 Hasil
5. Melakukan pengujian pada mesin Berikut ini merupakan hasil algoritma
bubut dengan berdasarkan hasil genetika sampai generasi ke-seratus
optimasi yang didapat di
Laboratorium Teknologi Mekanik dan
Laboratorium Ilmu Logam Fisik
Universitas Sumatera Utara.
6. Membandingkan data algoritma
genetika dengan data pada
pemesinan.
7. Selesai.

Keterangan:
Fitness terbaik = 0,17233
Variabel 1 = Kecepatan Potong = 8,8517
Variabel 2 = Gerak makan = 0,475

Jika kita bandingkan hasil dari ketiga


generasi perhitungan manual dengan
perhitungan menggunakan Matlab maka
hasil atau fitness terbaik itu adalah hasil
dengan menggunakan Matlab dengan
Nilai fitness 0,17233, Kecepatan potong
(V) = 28,8517m/menit dan Gerak makan
(f) = 0,475mm.

5. Kesimpulan

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan
dari penelitian ini adalah :

1. Parameter yang paling optimal untuk


pemesinan dari pengujian adalah :

Kecepatan potong rata rata =


28,8517 m/min
Gambar 5. Diagram alir proses Gerak makan rata rata = 0,475
pengerjaan skripsi mm
Waktu pemesinan rata rata =
4. Hasil dan Pembahasan 0,17233 menit
Fungsi fitness: 2. Perbandingan persen ralat untuk
kecepatan potong (V), Gerak makan
      F (4) (f), dan waktu pemesinan (tc) secara

152
Jurnal e-Dinamis, Volume. 7, No.3 Desember 2013 ISSN 2338-1035

berturut adalah, 0,0206 %, 6,45 % Bunyinya. Berkala Fisika 9(1):15-


dan 1,96 %, 25. 2006.
[8] Wirajaya A. Karakteristik Komposit
3. Metode algoritma yang digunakan Sandwich Serat Alami sebagai
dalam penelitian ini adalah : Absorber Suara. Tesis Master, ITB,
Populasi : 302007.
Probabilitascrossover (Pc) : 0,25 [9] http://.Bpanel.wordpress.com/2008/
Probabilitasmutasi (Pm) : 0,01 12/01/insulasi-Thermal-dan-Suhu/
Fitness Scaling :rank (diakses 4 maret 2013).
Selection : Roulette [10]ASTM E413. Classification for
Mutasi : Uniform Rating Sound Insulation. American
Crossover : Single Society for Testing and Materials.
point 2010.
[11] ASTM E2611-09.Standard Test
Daftar Pustaka Method for Measurement of Normal
Incidence Sound Transmission of
[1] Suhada, Khairul. Kajian Koefisien Acoustical Materials Based on the
Absorpsi Bunyi dari Material Transfer Matrix Method. American
Komposit Serat Gergajian Batang Society for Testing and Materials.
Sawit dan Gypsum Sebagai 2009.
Material Penyerap Suara [12]http://www.ndted.org/GeneralResou
Menggunakan Metode Impedance rce
Tube. Tesis Master, USU, 2010. s/MaterialProperties/UT/ut_matlpro
[2] Nasution, Muhammad Syahreza. p_metals.htm(diakses 17 maret
Pengaruh Penambahan Kadar 2013)
Magnesium pada Aluminium
terhadap Kekuatan Tarik dan
Struktur Mikro. Tugas Skripsi, USU,
2012.
[3] Harahap, Raja Naposo.Kajian
Eksperimental Karakteristik
Material Akustik dari Campuran
Serat Batang Kelapa Sawit dan
Polyurethane dengan Metode
Impedance Tube. Tugas Skripsi,
USU, 2010.
[4] Doelle, Leslie L. Evironment
Acoustics. New York: McGraw-Hill
Company, Inc. 1972.
[5] Suptandar JP. Faktor Akustik dalam
Perancangan Disain Interior.
Jakarta: Ikrar Mandiriabadi. 2004.
[6]Rujigrok GJJ. Elemen of Aviation
Acoustics. Delft University Press.
Young HD, Freedman OA. Fisika
Universitas. (Edisi kesepuluh, jilid
2); Alih Bahasa, Pantur Silaban;
Editor, Amalia Safitri, Santika.
Jakarta: Erlangga. 1993.
[7]Khuriati A, Komaruddin E dan Nur M.
Disain Peredan Suara Berbahan
Dasar Serabut Kelapa dan
pengukuran Koefisien penyerapan

153

Anda mungkin juga menyukai