Strategi Piramida
30 Jan 2015 By: Martin View: 7116 Money
M a n a g e m e n t Share This
Jika keadaan pasar telah sesuai dengan kriteria trend yang sedang
kuat, maka entry buy bisa dilakukan setelah koreksi selesai (level
A, B, C), dan pergerakan harga mulai berbalik arah. Untuk
mengetahui berakhirnya koreksi bisa digunakan indikator
momentum semisal RSI, stochactic atau yang lain, serta
formasi price action dari candlestick. Sebelum memastikan akan
entry untuk order berikutnya pastikan harga telah melampaui level
tertinggi sebelum terjadinya koreksi (break high).
Berikut rinciannya:
Keterangan:
Posisi A : kondisi paling jelek : mengalami kerugian sebesar 2%,
kondisi paling bagus : memperoleh profit sebesar 12%.
Posisi B : kondisi paling jelek : break even atau balik modal (profit
2% dari posisi A dan rugi 2% dari posisi B), kondisi paling bagus :
memperoleh profit sebesar 20% (profit 12% dari posisi A dan 8%
dari posisi B).
Posisi C : kondisi paling jelek : memperoleh profit sebesar 6%
(profit 6% dari posisi A, 2% dari posisi B dan rugi 2% dari posisi C),
kondisi paling bagus : memperoleh profit sebesar 24% (profit 12%
dari posisi A, 8% dari posisi B dan 4% dari C).
Dari rincian diatas, kondisi paling jelek Anda akan mengalami
kerugian 2% dan paling bagus (maksimum) Anda akan
memperoleh profit 24%, dengan demikian secara keseluruhan
risk/reward ratio dari trade ini adalah 1:12.
Bagaimana hasilnya? Dapat dilihat dalam screenshot berikut:
Hingga bulan Januari 2015 ini, pergerakan beberapa pasangan
mata uang utama masih menunjukkan trend yang kuat seperti
EUR/USD, GBP/USD dan juga USD/CAD. Apakah Anda telah
menggunakan strategi piramida, atau berminat menggunakannya?