1
Penemuan adanya tanda-tanda aterosklerosis umumnya • Aspirin : dapat mengurangi kematian jantung dan
seperti sklerosis arteri karotis, aneurisma abdominal, nadi mengurangi infark fatal-nonfatal
dorsum pedis/tibialis posterior tidak teraba, hipertensi,
kelainan fundus mata juga dapat membantu.1,2 • Beta blocker : menurunkan kebutuhan oksigen
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang melalui efek penurunan denyut jantung dan daya
diperlukan adalah hemoglobin, hematokrit, trombosit dan kontraksi miokardium
pemeriksaan terhadap faktor risiko koroner seperti gula • Angiotensin converting enzyme, terutama bila
darah, profil lipid, dan penanda inflamasi akut jika nyeri disertai dengan hipertensi atau disfungsi LV.
dada cukup berat dan lama (enzim CK, CKMB, CRP/hs CRP, • Pemakaian obat-obat penurun LDL pada pasien
troponin).Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan dengan LdL lebih dari 130mg/dl
misalnya adalah foto toraks untuk melihat adanya • Nitrogliserin semprot atau sublingual untuk
kalsifikasi koroner ataupun katup jantung atau tanda lain1. mengontrol angina, menyebabkan vasodilatasi
EKG pada waktu istirahat terekam normal pada sekitar pembuluh vena dan arteriol perifer, mengurangi wall
50% pasien dengan AP. Tes yang sering digunakan untuk stress dan kebutuhan oksigen.
diagnosis adalah dengan EKG 12-leads sebelum, ketika,
dan sesudah latihan, biasanya pada treadmill. Tes
• Antagonis kalsium atau nitrat jangka panjang :
dihentikan jika terdapat nyeri dada, napas tersengal- • Klopidogrel untuk pengganti aspirin jika
sengal, pusing, dan berkunang-kunang, depresi segmen ST kontraindikasi
> 0.2 mV, penurunan tekanan darah sistolik >10mmHg, • Antagonis Ca nondihidropiridin long acting untuk
atau adanya takiaritmia ventricular. Tes ini digunakan pengganti beta blocker pada terapi permulaan
untuk mengetahui keterbatasan dari performa dalam • Terapi terhadap faktor risiko, seperti penurunan
latihan, mendeteksi tipikal tanda EKG untuk iskemi LDL dengan perubahan gaya hidup atau dengan obat-
miokardial, dan hubungannya dengan nyeri dada. Respon obatan, penurunan berat badan dan peningkatan
segmen ST iskemik umumnya terlihat sebagai depresi rata latihan, pemakaian asam nikotinat atau asam fibrat
pada segmen ST >0,1mV dibawah garis dasar dan untuk peninggian trigliserid atau HDL yang rendah
menetap lebih dari 0.08 detik. Kontraindikasi dari • Penurunan berat badan pada obesitas meskipun
pengukuran stress testing ini adalah angina dalam 48 jam, pasien tidak menderita hipertensi, dislipidemia,
ritma yang tidak stabil, stenosis aorta yang parah, akut ataupun DM
miokarditis, gagal jantung yang tidak terkontrol, dan Tujuan utama dari terapi APS adalah pencegahan
endokarditis infektif aktif.2 Selain itu, pada pasien dengan serangan jantung dan kematian, setelah itu baru
hipertensi >200/100 mmHg, serta gangguan fisik yang menghilangkan simtom dan perbaikan kualitas hidup.
menyulitkan untuk melakukan tes juga merupakan Maka diantara obat-obat tersebut yang berguna untuk
kontraindikasi. Treadmill exercise test(TCT) ini memiliki mengurangi angka kematian dan serangan jantung adalah
sensitivitas dan spesifitas masing-masing sebesar 68% +/- aspirin, penurunan kolesterol darah terutama dengan
16% dan 77%+/-17%.1 statin, beta blocker dan ACE-I. Obat lainnya berguna untuk
Ekokardiografi dilakukan untuk menentukan mengurangi angina dan memperbaiki kualitas hidup.
adanya stenosis aorta, luasnya iskemia saat nyeri dada Di samping pemberian oksigen dan istirahat pada
berlangsung, menganalisis fungsi miokardium segmental. waktu datangnya serangan angina, terapi non
Bila ekokardiografi dilakukan dalam waktu sampai 30 farmakologis yang dianjurkan adalah perubahan gaya
menit setelah serangan angina, dapat terlihat adanya hidup seperi berhenti merokok, penurunan BB,
segmen miokardium yang mengalami disfungsi. Segmen penyesuaian diet, olahraga teratur sesuai dengan yang
ini akan pulih kembali setelah hilangnya iskemia akut.1 mampu dilakukan tubuh. Selain itu perlu edukasi seperti
Indikator prognostic utama pada pasien dengan pemakaian obat terus menerus sesuai anjuran dokter,
gangguan jantung iskemi adalah status fungsional dari mengontrol faktor resiko, serta bila perlu
ventrikel kiri, lokasi dan keparahan dari penyempitan arteri mengikutsertakan keluarga dalam pengobatan pasien.
koroner, dan keparahan dari iskemi miokardial. Pasien Reperfusi miokardium dapat dilakukan untuk
dengan nyeri dada tetapi memiliki fungsi ventrikel kiri menurunkan mortalitas serta mengurangi serangan
normal dan arteri koroner normal memiliki prognosis yang jantung akut. Sebaiknya pasien dengan kelainan pembuluh
baik. Pasien dengan fungsi ventrikel kiri normal dan angina left main (LM) sebaiknya langsung dilakukan reperfusi
ringan tetapi stenosis kritis (>= 70% diameter lumen) karena terbukti menurunkan mortalitas. Reperfusi dapat
pada1,2, atau 3 arteri koroner memiliki angka kematian 5 dilakukan dengan intervensi koroner dengan balon dan
tahun sebesar 2, 8, dan 11 %. Obstruksi pada arteri pemakaian stent sampai operasi CABG. Reperfusi yang
koroner descending anterior kiri proksimal pada septal dapat dilakukan adalah dengan coronary artery bypass
arteri pertama biasanya memiliki resiko lebih besar graft (CABG) atau percutaneous coronary intervention.1
daripada lesi pada arteri koroner kanan atau sirkumfleksi Dalam penatalaksanaan lanjutan pasien-pasien
kiri karena memperdarahi lebih banyak miokardium. APS mungkin diperlukan lagi tes-tes noninvasif seperti:
Stenosis (>50% diameter lumen) dari arteri koroner kiri 1. Foto toraks
utama berhubungan dengan angka mortalitas 15% per 2. Penilaian kembali fungsi sistolis LV ataupun analisa
tahun.2 Peningkatan tekanan diastolic akhir LV dan volume segmental LV dengan ekokardiografi
dengan penurunan fraksi ejeksi LV (<40%) menyebabkan 3. Ekokardiografi pada pasien-pasien dengan tanda-
prognosis penyakit ini sangat buruk. Komplikasi dari APS tanda kelainan katup yangbaru atau perburukan
adalah UAP, Infark miokard dan kematian.3 kelainan katup yang ada.1
Tujuan pengobatan terutama adalah mencegah
kematian dan terjadinya serangan jantung (infark). Angina Pektoris Tidak Stabil4
Sedangkan yang lainnya adalah mengontrol serangan
angina sehingga memperbaiki kualitas hidup. Pengobatan Termasuk dalam angina tak stabil yaitu pasien
terdiri dari farmakologi dan nonfarmakologis seperti dengan angina yang baru 2 bulan dimana angina cukup
penurunan BB dan lain-lain. Kebanyakan terapi berat dan frekuensi cukup sering lebih dari 3 kali per hari,
farmakologis adalah untuk mengontrol angina dan pasien dengan angina stabil yang makin bertambah berat,
memperbaiki kualitas hidup, tetapi belakangan terbukti sering, dan lebih berat sakit dadanya sedangkan faktor
adanya terapi yang bisa mencegah serangan jantung dan presipitasi makin ringan, dan pasien dengan serangan
kematian, misalnya statin sebagai obat penurun lemak angina pada waktu istirahat.
darah.1 Pada tahun 1989 Braunwald menganjurkan dibuat
Obat yang dapat diberikan adalah: klasifikasi supaya ada keseragaman. Klasifikasi
berdasarkan beratnya serangan angina dan keadaan klinik.
2
Beratnya angina : istirahat atau timbul karena aktivitas yang minimal. Nyeri
• Kelas I : Angina yang berat untuk pertama kali, dada dapat disertai keluhan sesak napas, mual sampai
atau makin bertambah beratnya nyeri dada. muntah, kadang-kadang keringat dingin. Pada
• Kelas II : Angina pada waktu istirahat dan pemeriksaan jasmani sering kali tidak ada yang khas.
terjadinya subakut dalam 1 bulan, tapi tak ada Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
serangan angina dalam waktu 48 jam terakhir. adalah EKG. Adanya depresi segmen ST yang baru
• Kelas III : adanya serangan angina waktu istirahat menunjukkan kemungkinan adanya iskemia akut.
dan terjadinya secara akut baik sekali atau lebih, Gelombang T negative juga salah satu tanda iskemia akut.
dalam waktu 48 jam terakhir. Pada UAP, 4% mempunyai EKG normal. Perubahan
Keadaan klinis : gelombang ST dan T yang nonspesifik seperti depresi ST
• Kelas A : Angina tak stabil sekunder, karena kurang dari 0.5mm dan gelombang T negative kurang dari
adanya anemia, infeksi lain 2 mm tidak spesifik untuk iskemia. Hasil negative pada
TCT menunjukkan prognosis baik, sedangkan hasil positif
• Kelas B : Angina tak stabil yang primer, tak ada
dan depresi segmen ST yang dalam menunjukkan perlunya
faktor ekstrakardiak
pemeriksaan angiografi koroner untuk menilai keadaan
• Kelas C : Angina yang timbul setelah serangan
pembuluh darah koronernya. Bila pada ekodardiografi
infark jantung
tampak adanya gangguan faal ventrikel kiri, insufisiensi
Intensitas pengobatan :
mitral ddan abrnomalitas gerakan dinding regional jantung,
• Tak ada pengobatan atau hanya mendapat menandakan prognosis kurang baik. Hasil pemeriksaan
pengobatan minimal laboratorium dianggap ada mionekrosis jika terdapat
• Timbul keluhan walaupun telah dapat terapi yang troponin T atau I positif dalam 24 jam. Risiko kematian
standar bertambah dengan tingkat kenaikan troponin. Pertanda
• Masih timbul serangan angina walaupun telah paling penting dakan diagnosis Sindrom Koroner Akut
diberikan pengobatan yang maksimum adalah troponin T dan I dan CK-MB.
Pasien perlu dirawat di rumah sakit, sebaiknya di
Diagnosis angina tak stabil bila pasien mempunyai unit intensif koroner. Pasien perlu diistirahatkan, diberi
keluhan iskemia sedangkan tidak ada kenaikan troponin penenang, dan oksigen. Pemberian morfin atau petidin
maupun CK-MB, dengan ataupun tanpa perubahan EKG perlu untuk pasien yang masih merasakan sakit dada
untuk iskemia, seperti adanya depresi segmen ST ataupun walaupun sudah mendapat nitrogliserin.
elevasi yang sebentar atau adanya gelombang T yang Obat yang dapat diberikan adalah nitrat, beta
negative. Perbedaan angina tak stabil (UAP) dengan infark bloker, antagonis kalsium, aspirin, tiklopidin, klopidogrel,
tanpa elevasi segmen ST adalah iskemi yang timbul dan obat-obatan antitrombin.
apakah cukup berat sehingga dapat menimbulkan Sebagian besar pasien dengan UAP dapat
kerusakan miokardium. distabilkan dalam 48 jam setelah diberi terapi
Rupture plak aterosklerotik merupakan penyebab medikamentosa secara agresif. Pasien ini kemudian
terpenting UAP, sehingga tiba-tiba terjadi oklusi subtotal membutuhkan Treadmill test atau ekokardiografi untuk
atau total dari pembuluh koroner yang sebelumnya menentukan apakah cukup dengan hanya medikamentosa
menyempit minimal.Plak aterosklerotik terdiri dari inti yang atau perlu tindakan revaskularisasi. Pasien yang termasuk
mengandung banyak lemak dan pelindung jaringan risiko rendah adalah pasien yang tidak punya angina
fibrotic. Biasanya rupture terjadi pada tepi plak yang sebelumnya, sudah tidak ada serangan angina, tidak
berdekatan dengan intima yang normal atau pada bahu memakai obat antiangina, EKG normal, enzim jantung
dari timbunan lemak. Kadang-kadang keretakan timbul tidak meningkat, usia masih muda. Risiko sedang bila ada
pada dinding plak yang paling lemah karena adanya angina baru dan makin berat, didapatkan angina pada
enzim protease yang dihasilkan makrofag dan secara waktu istirahat, tak ada perubahan segmen ST, dan enzim
enzimatik melemahkan dinding plak. Terjadinya rupture jantung tidak meningkat. Risiko tinggi bila pasien
menyebabkan aktivas, adhesi, dan agregasi platelet dan mempunyai angina pada waktu istiirahat, angina
menyebabkan aktivasi terbentuknya thrombus. Bila berlangsung lama atau angina pasca infark, sebelumnya
thrombus menutup pembuluh darah 100% akan terjadi sudah mendapat terapi intensif, usia lanjut, ada perubahan
infark dengan elevasi segmen ST dan jika thrombus tidak segmen ST baru, kenaikan troponin, hemodinamik tidak
menyumbat 100% maka akan terjadi stenosis yang berat stabil. Hanya pasien dengan risiko tinggi yang
dan terjadi angina tak stabil. membutuhkan tindakan invasive segera, dengan
Agregasi platelet dan pembentukan thrombus kemungkinan tindakan revaskularisasi.
merupakan salah satu dasar terjadinya angina tak stabil.
Terjadinya thrombosis setelah plak terganggu disebabkan
karena interaksi yang terjadi antara lemak, sel otot polos, DAFTAR PUSTAKA
makrofag dan kolagen. Setelah berhubungan dengan
darah, faktor jaringan berinteraksi dengan faktor VIIa untuk 1. Rahman AM. Angina Pektoris Stabil, In : Buku Ajar
memulai kaskade reaksi enzimatik yang menghasilkan
Penyakit Dalam, ed.5, jilid II. Editors; Sudoyo AW,
pembentukan thrombin dan fibrin. Sebagai reaksi
Setiyohadi B, et al. Jakarta: Interna Publishing;
terhhadap gangguan faal endotel, terhadi agregasi
2009.p.1735-9
platelet dan platelet melepaskan isi granulasi sehingga
memicu agregasi yang lebih luas, vasokonstriksi dan 2. Selwyn AP, Braunwald E. Ischemic Heart Disease,
pembentukan thrombus. In Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16th
Disfungsi endotel dan produksi bahan vasoaktif ed. Editors; Kasper DL, Fauci AS, et al. New York :
oleh platelet berperan menyebabkan perubahan dalam McGraw-Hill Companies, Inc.; 2005. p. 1435-8
tonus pembuluh darah dan menyebabkan spasme. Spasme 3. Alaeddini J. Angina Pectoris. eMedicine Cardiology.
memepunyai peran dalam pembentukan thrombus. 8 Jan 2010. [ cited 2010 May 5]. Available from :
Penyempitan juga dapat disebabkan karena http://emedicine.medscape.com/article/150215-
proliferasi dan migrasi otot polos sebagai reaksi karena overview
kerusakan endotel. Hal ini dapat menyebabkan 4. Trisnohadi HB. Angina Pektoris Tak Stabil, In : Buku
penyempitan pembuluh darah dengan cepat dan keluhan Ajar Penyakit Dalam, ed.5, jilid II. Editors; Sudoyo
iskemia. AW, Setiyohadi B, et al. Jakarta: Interna Publishing;
Keluhan pasien umumnya berupa angina untuk 2009.p.1728-32
pertama kali atau keluhan angina yang bertambah berat
dari biasa. Nyeri dada seperti pada angina biasa hanya
lebih berat, lebih lama, mungkin timbul pada waktu
3