Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS

TUMOR GANAS PAYUDARA

Oleh:
dr. Yan Aditya

Pembimbing:
dr. Raden Yohana Azhar, SpB(K)Onk

SUB BAGIAN ONKOLOGI KEPALA LEHER


UPF ILMU BEDAH RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
Presentasi kasus
Tumor Ganas Payudara

I. Identitas :
Nama : Ny I
Umur : 49 tahun
Kelamin : Wanita
Status : Menikah
Alamat : Garut
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

II. Anamnesis :
KU : Benjolan pada payudara kiri
AK : Sejak 2 tahun SMRS, pasien mengeluhkan munculnya benjolan pada
payudara kiri yang awalnya sebesar biji kacang, kemudian membesar menjadi
sebesar telur ayam kampung dalam waktu 2 tahun. Keluhan tidak disertai nyeri
atau demam. Keluhan kulit yang tampak seperti gambaran kulit jeruk (+), luka
terbuka dan mudah berdarah (-), puting susu tertarik ke dalam (+) dan keluar
cairan berwarna kekuningan dari puting (+). Keluhan kulit tertarik ke dalam (-).
Benjolan di lipat ketiak kiri (+), benjolan di atas dan di bawah tulang selangka (-).
Keluhan nyeri tulang pada daerah punggung (-) dan keluhan nyeri kepala, kejang-
kejang atau muntah menyemprot (-). Tidak ada keluhan batuk-batuk dan sesak
nafas, keluhan rasa penuh di perut (-).
Karena keluhannya pasien berobat ke RS dr. Slamet , kemudian pasien
dirujuk ke RSHS.
Pasien menikah usia 23 tahun, pertama kali haid usia 12 tahun, melahirkan
anak pertama umur 24 tahun. Riwayat kontrasepsi (+) suntik 1 bulan selama 7
tahun. Riwayat merokok (-), riwayat keluarga menderita kanker payudara (-),
riwayat radiasi di daerah dada (-). Pasien mengaku haid terakhir bulan juli 2016.
III. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : tampak sehat
Kesadaran : komposmentis
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36,8C

Status generalis:
Kepala :
Konjunctiva tak anemis
Sklera tak ikterik
Thoraks:
Pengembangan dada simetris, VBS kiri = kiri, wheezing -/-, Rh -/-
Bunyi Jantung SI dan SII murni regular, murmur (-)
Abdomen :
Datar, lembut,Hepar tak teraba membesar, Lien tak teraba
BU (+) normal
Ekstremitas:
Tidak ada kelainan

Status lokalis
A/r mammae dextra:
a/r mammae sinistra :
Inspeksi : tampak kulit sekitar hiperpigmentasi, peau d orange (+),
retraksi puting (+), skin dimpling (+)
Palpasi : teraba massa, ukuran 7x5x4 cm, konsistensi keras,
batas tidak tegas, permukaan tidak rata, nyeri tekan (-),
mobile
a/r aksila dekstra :
Inspeksi : tidak tampak pembesaran KGB
Palpasi : teraba pembesaran KGB, permukaan rata, padat,
batas tidak tegas, berkonglomerasi, ukuran 3 cm

a/r aksila sinistra, supra-, dan infraklavikula :


Inspeksi : tidak tampak pembesaran KGB
Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB

IV. Resume :
Seorang wanita berusia 49 tahun, datang dengan keluhan utama tumor
payudara kiri yang membesar dengan cepat sejak 2 tahun yang lalu dengan TDT
kasar 120 hari.
Pada pasien sudah ada gejala infiltrasi ke kulit, belum ke dinding dada,
sudah metastasis ke KGB regional, dan belum metastasis jauh.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada mammae kiri tampak massa
tumor dengan ulkus, retraksi puting, scar post biopsi, peau dorange, teraba massa
dengan permukaan tidak rata, batas tidak tegas, konsistensi keras, tidak terfiksir
ke dinding dada, ukuran 7x5x4 cm, disertai pembesaran KGB aksila kiri yang
sudah berkonglomerasi, ukuran 3 cm.
Faktor risiko pada pasien ini ada penggunaan KB hormonal selama 7
tahun.
V. Diagnosis klinis onkologis :
Tumor mamae sinistra supek maligna yang telah menginfiltrasi kulit,
belum ke dinding dada, sudah metastasis ke kelenjar getah bening regional, dan
metastasis jauh belum diketahui (T4b N0 Mx)

VI. Rencana pemeriksaan penunjang


X-ray thoraks
USG hepar
Biopsi insisi + Pemeriksaan Imunohistikimia

VII. Hasil pemeriksaan penunjang


Tidak tampak metastasis intra-pulmonal
Tidak tampak metastasis intra-hepatal
Tidak tampak metastasis tulang
Hasil PA: invasive ductal carcinoma mammae sinistra

VIII. Pemeriksaan Patologi Anatomi


Makroskopis :
Diterima 2 buah jaringan ukuran 2 x1,5 x0,3 cm dan 2x1,2x0,2 cm, putih
kecoklatan, kenyal. Pada irisan penampang padat putih kecoklatan
Mikroskopis :
Sediaan massa tumor terdiri dari sel-sel bentuk bulat, oval yang tumbuh
hiperplastis, memadat, berkelompok, sebagian kecil membentuk struktur kelenjar
inti polimorfi, hiperkromatis, sebagian vesikuler, anak inti jelas, mitosis
ditemukan. Stroma jaringan ikat fibrokolagen disekitarnya berdegenerasi hialin
berserbukan sel radang limfosit. Tidak tampak invasi sel-sel tumor ke pembuluh
limfovaskuler. Tampak invasi sel-sel tumor ke jaringan lemak. Tampak pula
daerah nekrotik.
Kesimpulan :
Invasive ductal carsinoma mammae dextra grade III yang belum menginvasi ke
pembuluh limfovaskuler

IX. Pemeriksaan Imunohistokimia


ER : Negatif
PR : Negatif
Her2Neu : Negatif
Ki67 : Positif >20 % sel rumor
High proliferasi

X. Pemeriksaan Radiologi

Tidak tampak metastasis intrapulmonal


Tidak tampak kardiomegali

Hepar
Ukuran tidak membesar, sudut tumpul, permukaan
rata, tekstur parenkim homogen, kapsul tidak
menebal, tidak tampak nodul/massa. Vena porta
tidak melebar, vena hepatika tidak melebar, ductus
biliaris intrahepatal tidak melebar. Tidak tampak
koleksi cairan disekitarnya
Kesan :
Tidak tampak metastasis intrahepatal
USG hepar saat ini tidak ada kelainan
XI. Diagnosis akhir :
Invasive ductal carsinoma mammae dextra yang sudah menginfiltrasi kulit, belum
menginfiltrasi dinding dada, sudah metastasis KGB regional, belum meta jauh
T4bN2M0 (stadium IIIB), IHC triple negatrif (-)

XII. Rencana terapi:


Preoperative systemic therapy nilai responnya
Bila response Locoregional treatment Total mastectomy + level I/II
axillary dissection + radiation therapy
Bila no response pertimbangkan alternatif terapi sistemik
(chemotherapy) dan atau radiasi preoperatif
Adjuvant treatment :
Lanjutkan kemoterapi bila saat preoperatifnya tidak selesai
pemberiannya + endocrine treatment
XIII. Prognosis:
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : ad malam
TINJAUAN PUSTAKA

Epidemiologi dan etiologi

A. Insidensi

Tumor payudara adalah neoplasma yang paling umum pada wanita.


American Cancer Society (ACS) memperkirakan bahwa kanker payudara adalah
26% dari seluruh kanker baru dan 15% dari kematian akibat kanker pada wanita.
Sampai tahun 1987, kanker payudara merupakan penyebab kematian yang paling
banyak sampai pada akhirnya dilewati oleh kanker paru-paru.
Sedangkan pada laki-laki, insidensi kanker payudara adalah sekitar 2.5 per
100,000 populasi. Kurang dari 1% dari seluruh kanker payudara terjadi pada laki-
laki.
B. Etiologi
Kanker payudara adalah hasil dari mutasi dari satu atau lebih gen. 2 gen
pada wanita dalam kromosom 17 terlibat dalam proses ini. Gen yang paling
penting adalah BRCA-1 (pada 17q21); yang lain adalah gen p53 (pada 17p13).
Gen ketiga adalah gen BRCA-2 pada chromosome 13. Gen keempat yang terlibat
adalah gen reseptor androgen, yang didapatkan pada kromosom Y. Mutasi dari
gen keempat ini dihubungkan dengan beberapa kasus kanker payudara pada laki-
laki tapi tidak pada wanita.
Etiologi yang paling dicurigai adalah eksposure radiasi.Sebab virus juga
dicurigai namun tidak dapat dibuktikan pada manusia.Beberapa mencurigai
adanya efek dari hormone dan makiri dalam patogenesis dari kanker
payudara.Variasi dari insidensi kanker payudara pada populasi tertentu
berhubungan kuat dengan konsumsi makiri berlemak dan gula atau melahirkan
pada 75% kasus yang mengenai wanita postmenopausal dan pada 50% kasus
mengenai wanita premenopausal.

1.Diet.
Diet pada Negara barat banyak mengandung kadar lemak dan gula yang
tinggi. Hal ini dicurigai ada hubungannya dengan insidensi kanker payudara.
Wanita dari Negara barat mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi daripada wanita
Asia atau Negara berkembang lain terkena kanker payudara.Insidensi yang
relative rendah pada wanita Asia juga dihubungkan dengan tingginya intake oral
fitoestrogendaripada Amerika dan Eropa.
Risiko kanker payudara meningkat secara progresif seiring dengan umur
kecuali pada Negara dengan diet rendah lemak, dimana risiko sama atau menurun
pada wanita usia tua. Efek dari diet dalam insidensi kanker payudara terjadi pada
umur muda, yaitu pada masa anak-anak dan remaja. Tidak ada data pada manusia
bahwa perubahan dari diet tinggi lemak ke rendah lemak akan menurunkan risiko
terjadinya kanker payudara.
2.Hormon.
Tingginya prolactin dihubungkan dengan terjadinya kanker payudara pada
binatang, tapi belum dapat dibuktikan efeknya pada manusia. Estrogen sendiri
atau kombinasi dengan progestin pada banyak pil KB juga dicurigai ada
hubungannya dengan pembentukan kanker payudara. Penelitian jangka pendek
menunjukkan tidak ada peningkatan risiko kanker payudara namun beberapa
penelitian menyatakan pemakaian jangka panjang akan meningkatkan risiko
kanker payudara pada wanita usia muda.

3.Hubungan antara diet dan hormon


Perbedaan kadar estrogen dan prolactin pada populasi wanita berhubungan
dengan perbedaan makiri berlemak, sehingga diet tinggi lemak behubungan
dengan meningkatnya sekresi hormone.Kegemukan dihubungkan dengan
meningkatnya produksi androstenedione, yang akan dirubah oleh tubuh menjadi
estrogen dalam jaringan lemak, yang terus terjadi setelah menopause. Tumor-
promoting steroid hormonesjuga larut dalam lemak sehingga terkumpul dalam
jaringan payudara.

4.Kanker payudara herediter


Kanker payudara yang diturunkan terjadi pada sekitar 18% kasus, tetapi
hanya sekitar 5% kasus yang dicurigai benar-benar diturunkan. Kebanyakan dari
kasus ini adalah akibat mutasi dari gen BRCA-1 dan BRCA-2. Penyakit ini
cenderung untuk terjadi pada umur muda dan terjadi bilateral.Dapat juga
berhubungan dengan kanker yang terjadi pada organ lainnya (terutama colon,
ovarium, atau uterus) atau pada kasus yang jarang (sarcoma, otak, leukemia,
kelenjat adrenal) sebagai bagian dari sindrom Li-Fraumeni yang berhubungan
dengan mutasi dari gen p53. Transmisinya dapat terjadi melalui jaringan germinal
maternal atau paternal sebagai trait autosomal dominant. Pada keluarga seperti ini,
risiko pembentukan kanker payudara pada wanita selama hidup adalahsekitar
50%. Pasien yang mempunyai kecenderungan mengalami mutasi BRCA adalah :
a. Kasus Multiple dari onset dini kanker payudara pada keluarga
b.Kanker ovarium dengan riwayat keluarga dengan kanker payudara atau kanker
ovarium.
c. Kanker payudara dan ovarium pada orang yang sama
d. Kanker payudara bilateral
e.Ashkenazi Jewish heritage
f. Kanker payudara laki-laki

C. Faktor Risiko kanker payudara


1. Risiko tinggi (meningkat lebih dari 3 kali lipat)
a. Umur (lebih dari 40 tahun)
b. Kanker sebelumnya pada satu payudara, terutama bila terjadi sebelum
menopause
c.Kanker payudara pada keluarga.Terutama bila terjadi pada ibu, anak
dan saudara perempuan, juga pada bibi, sepupu atau nenek. Ibu, anak
perempuan dan saudara perempuan dari wanita yang menderita kanker
payudara mempunyai risiko yang tinggi untuk menderita kanker payudara.
d.Hiperplasia dengan atypia. Kebanyakan penyakit payudara jinak tidak
menjadi predisposisi untuk menyebabkan pembentukan kanker payudara.
Penyakit fibrocystic disease. Pada perempuan dengan penyakit
proliferatif pada payudara dengan hyperplasia atipikal (atypia) adalah
risiko tinggi untuk pembentukan kanker payudara (5 kali lipat), Bila
terjadi pada pasien dengan riwayat keluarga positif risiko menjadi lebih
tinggi (11 kali lipat).
e.Paritas. Perempuan dengan nulipara atau yang hamil pertama pada umur
lebih dari 31 tahun mempunyai risiko 3-4 kali lipat menderita kanker
payudara daripada yang hamil sebelum umur 18 tahun
f.Lobular carcinoma in situ meningkatkan risiko kanker infasif 30%.
g.Faktor risiko pada laki-laki. Klinefelters syndrome, ginecomastia, dan
riwayat keluarga dengan kanker payudara pada laki-laki

2. Risiko Intermediet (1.2 sampai 1.5 kali lipat)


a. Riwayat menstruasi :
1.Menarche usia muda
2.Late menopause
b.Estrogen oral pada perempuan
c.Riwayat kanker ovarium, fundus uterine, atau colon
d.Diabetes mellitus
e.Pemakaian alkohol.

3.Faktor yang menurunkan risiko


a.Leluhur asia
b.Kehamilan sebelum usia 18 tahun
c.Menopause usia muda
d. Kastrasi bedah sebelum umur 37 tahun

4.Faktoryang tidak berefek pada risiko (sebelumnya dikira sebagai faktor risiko):
multiparititas, laktasi, dan menyusui.
KANKER PAYUDARA PRIMER

Lebih dari 80% kanker payudara menunjukkan fibrosis yang produktif yang
melibatkan jaringan epitelial dan stromal.Dengan pertumbuhan dan invasi kanker
terhadap jaringan sekitar, terjadi reaksi desmoplastik yang memendekkan
ligamentum Cooper sehingga terjadi retraksi kulit.Edema lokal (peau dorange)
terjadi jika ada gangguan dari drainase jaringan limfatik.Terus bertumbuh, sel
kanker menginvasi kulit sehingga terjadi ulserasi.Dan adanya jaringan kulit baru
yang terinvasi, satelit nodul muncul di sekitar ulkus primer.Ukuran tumor
berhubungan dengan disease free dan overall survival, namun ada hubungan
antara ukuran tumor dan keterlibatan KGB axilla.Secara umum, 20% kanker
payudara berhubungan dengan rekurensi lokal, >60 % metastasis jauh, 20%
lokoregional dan metastasis jauh.

METASTASIS KGB AXILLA

Seiring dengan besarnya tumor, beberapa sel kanker akan menyebar


melalui KGB terutama di axilla. Biasanya penyebarannya melalui urutan level 1-
2-3.KGB yang berisi metastasis kanker, pada awalnya berbatas tegas dengan
konsistensi lembut.Namun akhirnya menjadi kenyal dan keras seiring
bertumbuhnya tumor. Seringkali KGB-KGB ini menempel satu sama lain dan
berkonglomerasi. Wanita dengan KGB (-) mempunyai risiko rekuren < 30%
sedangkan pada KGB (+) risiko rekuren 75%.

METASTASIS JAUH

Kira-kira pada proses doubling ke-20, sel kanker memiliki pembuluh


darah sendiri (neovaskularisasi). Oleh karena itu sel kanker dapat menyebar
melalui pembuluh darah sistemik untuk menempel di sirkulasi paru-paru melalui
vena axilaris dan intercostalis.Atau ke kolumna vertebralis melalui plexus Batson.
Implantasi fokus metastasis biasanya sukses setelah ukuran tumor mencapai
diameter 0,5 cm (telah 27 kali membelah). Setelah 10 tahun, kematian pada
kanker payudara yang telah menerima terapi inisial, paling banyak disebabkan
karena metastasis jauh. Metastasis jauh dapat muncul 20-30 tahun
kemudian.Tempat yang paling banyak adalah tulang, paru-paru, pleura, jaringan
lunak dan hepar.

KLASIFIKASI STADIUM TNM ( UICC / AJCC ) 2002

Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM system dari UICC/AJC


tahun 2002 adalah sebagai berikut :

T = ukuran tumor primer

Ukuran T secara klinis , radiologis dan mikroskopis adalah sama.


Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.
Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai.
T0 : Tidak terdapat tumor primer.
Tis : Karsinoma in situ.
Tis(DCIS) : Ductal carcinoma in situ.
Tis (LCIS) : Lobular carcinoma in situ.
Tis (Paget's) : Penyakit Paget pada puting tanpa adanya tumor.

Catatan :
Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran
tumornya.
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang.
T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.
T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.
T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.
T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.
T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5
cm.
T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.
T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada
atau kulit.
T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.
T4b : Edema ( termasuk peau d'orange ), ulserasi, nodul satelit pada kulit
yang terbatas pada 1 payudara.
T4c : Mencakup kedua hal diatas.
T4d : Mastitis karsinomatosa.

N = Kelenjar getah bening regional.

Klinis :
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai ( telah
diangkat sebelumnya ).
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau
adanya pembesaran kgb mamaria interna ipsilateral ( klinis* ) tanpa
adanya metastasis ke kgb aksila.
N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat
ke struktur lain.
N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis *
dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.
N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis
kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb mamaria interna
ipsilateral klinis dan metastasis pada kgb aksila ; atau metastasis pada
kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb
aksila / mamaria interna.
N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.

M : metastasis jauh.

Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.


M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.
M1 : Terdapat metastasis jauh.

Grup stadium :
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium 1 : T1* N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1* N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium IIIc : Any T N3 M0
Stadium IV : AnyT Any N M1

Catatan :
* T1: termasuk T1 mic

G : gradasi histologis
Seluruh kanker payudara kecuali tipe medulare harus dibuat gradasi histologisnya.
Sistim gradasi histologis yang direkomendasikan adalah menurut The
Nottingham combined histologic grade ( menurut Elston-Ellis yang merupakan
modifikasi dari Bloom-Richardson ). Gradasinya adalah menurut sebagai
berikut :
GX : Grading tidak dapat dinilai.
G1 : Low grade.
G2 : Intermediate grade.
G3 : High grade.
Stadium klinik (cTNM) harus dicantumkan pada setiap diagnosa KPD atau
suspect KPD. pTNM harus dicantumkan pada setiap hasil pemeiksaan KPD
yang disertai dengan cTNM

Untuk kanker payudara dipakai klasifikasi histologik berdasarkan :


WHO Histological classification of breast tumors
Japanese Breast Cancer Society (1984) Histological classification of breast
tumors

Malignant ( Carcinoma )
1. Non invasive carcinoma
a) Non invasive ductal carcinoma
b) Lobular carcinoma in situ
2. Invasive carcinoma
a) Invasive ductal carcinoma
a1. Papillobular carcinoma
a2. Solid-tubular carcinoma
a3. Scirrhous carcinoma
b) Special types
b1. Mucinous carcinoma
b2. Medullary carcinoma
b3. Invasive lobular carcinoma
b4. Adenoid cystic carcinoma
b5. Squamous ceel carcinoma
b6. Spindel cell carcinoma
b7. Apocrine carcinoma
b8. Carcinoma with cartilaginous and or
osseous metaplasia
b9. Tubular carcinoma
b10. Secretory carcinoma
b11. Others
c). Pagets disease.
Terapi
Kanker payudara stadium 0
Dilakukan : - BCS
- Mastektomi simple
Terapi definitif pada T0 tergantung pada pemeriksaan blok parafin, lokasi
didasarkan pada hasil pemeriksaan imejing.

Indikasi BCS

o T 3 cm
o Pasien menginginkan mempertahankan payudaranya
Syarat BCS

o Keinginan penderita setelah dilakukan informent consent


o Penderita dapat melakukan kontrol rutin setelah pengobatan
o Tumor tidak terletak sentral
o Perbandingan ukuran tumor dan volume payudara cukup baik
untuk kosmetik pasca BCS
o Mamografi tidak memperlihatkan mikrokalsifikasi/tanda
keganasan lain yang difus (luas)
o Tumor tidak multipel
o Belum pernah terapi radiasi didada
o Tidak menderita penyakit LE atau penyakit kolagen
o Terdapat sarana radioterapi yang memadai.

Kanker payudara stadium dini / operabel :


Dilakukan :
- BCS
- Mastektomi radikal
- Modified mastektomi radikal
BCS (harus mempunyai syarat-syarat tertentu seperti
diatas)

Terapi adjuvant :
o Dibedakan pada keadaan : Node (-) atau Node (+)
o Pemberiannya tergantung dari :
- Node (+)/(-)
- ER/PR
- Usia pre menopause atau
post menopause
o Dapat berupa :
- radiasi
- kemoterapi
- hormonal terapi

Kanker payudara locally advanced (lokal lanjut)

Operable Locally advanced


Simple mastektomi/MRM + radiasi kuratif + kemoterapi
adjuvant + hormonal terapi
Inoperable Locally advanced
Radiasi kuratif + kemoterapi + hormonal terapi
Radiasi + operasi + kemoterapi + hormonal terapi
Kemoterapi neo adj + operasi + kemoterapi + radiasi +
hormonal terapi.

Modalitas terapi:
Operasi
Radiasi
Kemoterapi
Hormonal terapi
Molecular targeting therapy (biology therapy)

Operasi :
Jenis operasi untuk terapi
BCS (Breast Conserving Surgery)
Simpel mastektomi
Modified radikal mastektomi
Radikal mastektomi
Radiasi :
primer
adjuvan
paliatif
Kemoterapi :
Harus kombinasi
Kombinasi yang dipakai
CMF
CAF,CEF
Taxane + Doxorubicin
Capecetabin
Hormonal :
Ablative : bilateral Ovorektomi
Additive : Tamoxifen
Optional :
Aromatase inhibitor
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) , dsb

VII. REHABILITASI DAN FOLLOW UP :


Rehabilitasi :
Pra operatif
- latihan pernafasan
- latihan batuk efektif

Pasca operatif :
hari 1-2
- latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan jari
lengan daerah yang dioperasi
- untuk sisi sehat latihan lingkup gerak sendi lengan secara penuh
- untuk lengan atas bagian operasi latihan esometrik
- latihan relaksasi otot leher dan toraks
- aktif mobilisasi
hari 3-5
- latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operasi (bertahap)
- latihan relaksasi
- aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak dibebani
hari 6 dan seterusnya
- bebas gerakan
- edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha untuk
mencegah / menghilangkan timbulnya lymphedema

Follow up :
tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulan
tahun 3 s/d 5 kontrol tiap 3 bulan
setelah tahun 5 kontrol tiap 6 bulan
Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol
Thorax foto : tiap 6 bulan
Lab, marker : tiap 2-3 bulan
Mamografi kontra lateral : tiap tahun atau ada indikasi
USG Abdomen/lever : tiap 6 bulan atau ada indikasi
Bone scaning : tiap 2 tahun atau ada indikasi
REFERENSI

1. Hansen SL, Mathes SJ, Young DM. Chap. 17.The Breast, dalam
Schwartz: Principles of surgery, 9th ed International Edition, McGraw-Hill
International Book, 2009.
2. Sabel, MS (ed), Essentials of Breast Surgery, ch. 23. Others Tumors of The
Breast, 2009, p.335-337.
3. Steele,G.D (ed),Atlas of Clinical Oncology, ch. 6. Unusual Breast Cancer,
B.C Decker Inc. London, 2000, p.104-106.
4. NCCN Guidline Vesion for Invasive Breast Cancer. 2016. National
Comprehensive Cancer Network.

Anda mungkin juga menyukai