Oleh:
dr. Yan Aditya
Pembimbing:
dr. Raden Yohana Azhar, SpB(K)Onk
I. Identitas :
Nama : Ny I
Umur : 49 tahun
Kelamin : Wanita
Status : Menikah
Alamat : Garut
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
II. Anamnesis :
KU : Benjolan pada payudara kiri
AK : Sejak 2 tahun SMRS, pasien mengeluhkan munculnya benjolan pada
payudara kiri yang awalnya sebesar biji kacang, kemudian membesar menjadi
sebesar telur ayam kampung dalam waktu 2 tahun. Keluhan tidak disertai nyeri
atau demam. Keluhan kulit yang tampak seperti gambaran kulit jeruk (+), luka
terbuka dan mudah berdarah (-), puting susu tertarik ke dalam (+) dan keluar
cairan berwarna kekuningan dari puting (+). Keluhan kulit tertarik ke dalam (-).
Benjolan di lipat ketiak kiri (+), benjolan di atas dan di bawah tulang selangka (-).
Keluhan nyeri tulang pada daerah punggung (-) dan keluhan nyeri kepala, kejang-
kejang atau muntah menyemprot (-). Tidak ada keluhan batuk-batuk dan sesak
nafas, keluhan rasa penuh di perut (-).
Karena keluhannya pasien berobat ke RS dr. Slamet , kemudian pasien
dirujuk ke RSHS.
Pasien menikah usia 23 tahun, pertama kali haid usia 12 tahun, melahirkan
anak pertama umur 24 tahun. Riwayat kontrasepsi (+) suntik 1 bulan selama 7
tahun. Riwayat merokok (-), riwayat keluarga menderita kanker payudara (-),
riwayat radiasi di daerah dada (-). Pasien mengaku haid terakhir bulan juli 2016.
III. Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : tampak sehat
Kesadaran : komposmentis
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
Suhu : 36,8C
Status generalis:
Kepala :
Konjunctiva tak anemis
Sklera tak ikterik
Thoraks:
Pengembangan dada simetris, VBS kiri = kiri, wheezing -/-, Rh -/-
Bunyi Jantung SI dan SII murni regular, murmur (-)
Abdomen :
Datar, lembut,Hepar tak teraba membesar, Lien tak teraba
BU (+) normal
Ekstremitas:
Tidak ada kelainan
Status lokalis
A/r mammae dextra:
a/r mammae sinistra :
Inspeksi : tampak kulit sekitar hiperpigmentasi, peau d orange (+),
retraksi puting (+), skin dimpling (+)
Palpasi : teraba massa, ukuran 7x5x4 cm, konsistensi keras,
batas tidak tegas, permukaan tidak rata, nyeri tekan (-),
mobile
a/r aksila dekstra :
Inspeksi : tidak tampak pembesaran KGB
Palpasi : teraba pembesaran KGB, permukaan rata, padat,
batas tidak tegas, berkonglomerasi, ukuran 3 cm
IV. Resume :
Seorang wanita berusia 49 tahun, datang dengan keluhan utama tumor
payudara kiri yang membesar dengan cepat sejak 2 tahun yang lalu dengan TDT
kasar 120 hari.
Pada pasien sudah ada gejala infiltrasi ke kulit, belum ke dinding dada,
sudah metastasis ke KGB regional, dan belum metastasis jauh.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada mammae kiri tampak massa
tumor dengan ulkus, retraksi puting, scar post biopsi, peau dorange, teraba massa
dengan permukaan tidak rata, batas tidak tegas, konsistensi keras, tidak terfiksir
ke dinding dada, ukuran 7x5x4 cm, disertai pembesaran KGB aksila kiri yang
sudah berkonglomerasi, ukuran 3 cm.
Faktor risiko pada pasien ini ada penggunaan KB hormonal selama 7
tahun.
V. Diagnosis klinis onkologis :
Tumor mamae sinistra supek maligna yang telah menginfiltrasi kulit,
belum ke dinding dada, sudah metastasis ke kelenjar getah bening regional, dan
metastasis jauh belum diketahui (T4b N0 Mx)
X. Pemeriksaan Radiologi
Hepar
Ukuran tidak membesar, sudut tumpul, permukaan
rata, tekstur parenkim homogen, kapsul tidak
menebal, tidak tampak nodul/massa. Vena porta
tidak melebar, vena hepatika tidak melebar, ductus
biliaris intrahepatal tidak melebar. Tidak tampak
koleksi cairan disekitarnya
Kesan :
Tidak tampak metastasis intrahepatal
USG hepar saat ini tidak ada kelainan
XI. Diagnosis akhir :
Invasive ductal carsinoma mammae dextra yang sudah menginfiltrasi kulit, belum
menginfiltrasi dinding dada, sudah metastasis KGB regional, belum meta jauh
T4bN2M0 (stadium IIIB), IHC triple negatrif (-)
A. Insidensi
1.Diet.
Diet pada Negara barat banyak mengandung kadar lemak dan gula yang
tinggi. Hal ini dicurigai ada hubungannya dengan insidensi kanker payudara.
Wanita dari Negara barat mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi daripada wanita
Asia atau Negara berkembang lain terkena kanker payudara.Insidensi yang
relative rendah pada wanita Asia juga dihubungkan dengan tingginya intake oral
fitoestrogendaripada Amerika dan Eropa.
Risiko kanker payudara meningkat secara progresif seiring dengan umur
kecuali pada Negara dengan diet rendah lemak, dimana risiko sama atau menurun
pada wanita usia tua. Efek dari diet dalam insidensi kanker payudara terjadi pada
umur muda, yaitu pada masa anak-anak dan remaja. Tidak ada data pada manusia
bahwa perubahan dari diet tinggi lemak ke rendah lemak akan menurunkan risiko
terjadinya kanker payudara.
2.Hormon.
Tingginya prolactin dihubungkan dengan terjadinya kanker payudara pada
binatang, tapi belum dapat dibuktikan efeknya pada manusia. Estrogen sendiri
atau kombinasi dengan progestin pada banyak pil KB juga dicurigai ada
hubungannya dengan pembentukan kanker payudara. Penelitian jangka pendek
menunjukkan tidak ada peningkatan risiko kanker payudara namun beberapa
penelitian menyatakan pemakaian jangka panjang akan meningkatkan risiko
kanker payudara pada wanita usia muda.
4.Faktoryang tidak berefek pada risiko (sebelumnya dikira sebagai faktor risiko):
multiparititas, laktasi, dan menyusui.
KANKER PAYUDARA PRIMER
Lebih dari 80% kanker payudara menunjukkan fibrosis yang produktif yang
melibatkan jaringan epitelial dan stromal.Dengan pertumbuhan dan invasi kanker
terhadap jaringan sekitar, terjadi reaksi desmoplastik yang memendekkan
ligamentum Cooper sehingga terjadi retraksi kulit.Edema lokal (peau dorange)
terjadi jika ada gangguan dari drainase jaringan limfatik.Terus bertumbuh, sel
kanker menginvasi kulit sehingga terjadi ulserasi.Dan adanya jaringan kulit baru
yang terinvasi, satelit nodul muncul di sekitar ulkus primer.Ukuran tumor
berhubungan dengan disease free dan overall survival, namun ada hubungan
antara ukuran tumor dan keterlibatan KGB axilla.Secara umum, 20% kanker
payudara berhubungan dengan rekurensi lokal, >60 % metastasis jauh, 20%
lokoregional dan metastasis jauh.
METASTASIS JAUH
Catatan :
Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran
tumornya.
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang.
T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.
T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.
T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.
T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.
T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5
cm.
T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.
T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada
atau kulit.
T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.
T4b : Edema ( termasuk peau d'orange ), ulserasi, nodul satelit pada kulit
yang terbatas pada 1 payudara.
T4c : Mencakup kedua hal diatas.
T4d : Mastitis karsinomatosa.
Klinis :
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai ( telah
diangkat sebelumnya ).
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau
adanya pembesaran kgb mamaria interna ipsilateral ( klinis* ) tanpa
adanya metastasis ke kgb aksila.
N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat
ke struktur lain.
N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis *
dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.
N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis
kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb mamaria interna
ipsilateral klinis dan metastasis pada kgb aksila ; atau metastasis pada
kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb
aksila / mamaria interna.
N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.
M : metastasis jauh.
Grup stadium :
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium 1 : T1* N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1* N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium IIIc : Any T N3 M0
Stadium IV : AnyT Any N M1
Catatan :
* T1: termasuk T1 mic
G : gradasi histologis
Seluruh kanker payudara kecuali tipe medulare harus dibuat gradasi histologisnya.
Sistim gradasi histologis yang direkomendasikan adalah menurut The
Nottingham combined histologic grade ( menurut Elston-Ellis yang merupakan
modifikasi dari Bloom-Richardson ). Gradasinya adalah menurut sebagai
berikut :
GX : Grading tidak dapat dinilai.
G1 : Low grade.
G2 : Intermediate grade.
G3 : High grade.
Stadium klinik (cTNM) harus dicantumkan pada setiap diagnosa KPD atau
suspect KPD. pTNM harus dicantumkan pada setiap hasil pemeiksaan KPD
yang disertai dengan cTNM
Malignant ( Carcinoma )
1. Non invasive carcinoma
a) Non invasive ductal carcinoma
b) Lobular carcinoma in situ
2. Invasive carcinoma
a) Invasive ductal carcinoma
a1. Papillobular carcinoma
a2. Solid-tubular carcinoma
a3. Scirrhous carcinoma
b) Special types
b1. Mucinous carcinoma
b2. Medullary carcinoma
b3. Invasive lobular carcinoma
b4. Adenoid cystic carcinoma
b5. Squamous ceel carcinoma
b6. Spindel cell carcinoma
b7. Apocrine carcinoma
b8. Carcinoma with cartilaginous and or
osseous metaplasia
b9. Tubular carcinoma
b10. Secretory carcinoma
b11. Others
c). Pagets disease.
Terapi
Kanker payudara stadium 0
Dilakukan : - BCS
- Mastektomi simple
Terapi definitif pada T0 tergantung pada pemeriksaan blok parafin, lokasi
didasarkan pada hasil pemeriksaan imejing.
Indikasi BCS
o T 3 cm
o Pasien menginginkan mempertahankan payudaranya
Syarat BCS
Terapi adjuvant :
o Dibedakan pada keadaan : Node (-) atau Node (+)
o Pemberiannya tergantung dari :
- Node (+)/(-)
- ER/PR
- Usia pre menopause atau
post menopause
o Dapat berupa :
- radiasi
- kemoterapi
- hormonal terapi
Modalitas terapi:
Operasi
Radiasi
Kemoterapi
Hormonal terapi
Molecular targeting therapy (biology therapy)
Operasi :
Jenis operasi untuk terapi
BCS (Breast Conserving Surgery)
Simpel mastektomi
Modified radikal mastektomi
Radikal mastektomi
Radiasi :
primer
adjuvan
paliatif
Kemoterapi :
Harus kombinasi
Kombinasi yang dipakai
CMF
CAF,CEF
Taxane + Doxorubicin
Capecetabin
Hormonal :
Ablative : bilateral Ovorektomi
Additive : Tamoxifen
Optional :
Aromatase inhibitor
GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) , dsb
Pasca operatif :
hari 1-2
- latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan jari
lengan daerah yang dioperasi
- untuk sisi sehat latihan lingkup gerak sendi lengan secara penuh
- untuk lengan atas bagian operasi latihan esometrik
- latihan relaksasi otot leher dan toraks
- aktif mobilisasi
hari 3-5
- latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operasi (bertahap)
- latihan relaksasi
- aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak dibebani
hari 6 dan seterusnya
- bebas gerakan
- edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha untuk
mencegah / menghilangkan timbulnya lymphedema
Follow up :
tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulan
tahun 3 s/d 5 kontrol tiap 3 bulan
setelah tahun 5 kontrol tiap 6 bulan
Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol
Thorax foto : tiap 6 bulan
Lab, marker : tiap 2-3 bulan
Mamografi kontra lateral : tiap tahun atau ada indikasi
USG Abdomen/lever : tiap 6 bulan atau ada indikasi
Bone scaning : tiap 2 tahun atau ada indikasi
REFERENSI
1. Hansen SL, Mathes SJ, Young DM. Chap. 17.The Breast, dalam
Schwartz: Principles of surgery, 9th ed International Edition, McGraw-Hill
International Book, 2009.
2. Sabel, MS (ed), Essentials of Breast Surgery, ch. 23. Others Tumors of The
Breast, 2009, p.335-337.
3. Steele,G.D (ed),Atlas of Clinical Oncology, ch. 6. Unusual Breast Cancer,
B.C Decker Inc. London, 2000, p.104-106.
4. NCCN Guidline Vesion for Invasive Breast Cancer. 2016. National
Comprehensive Cancer Network.