NIM : 41032121161008
Prodi / Kelas : PBS. Indonesia / A2
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membuat manusia mudah untuk
memperoleh suatu informasi dengan cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
secara tidak langsung menuntut masyarakat untuk gemar membaca, karena membaca merupakan
salah satu proses mencari informasi yang efektif dan paling mudah dilakukan. Dengan demikian
semakin banyak membaca, akan semakin banyak pula informasi yang kita dapatkan, walaupun
terkadang informasi tersebut kita dapatkan secara tidak langsung. Banyak yang mengatakan
bahwa buku adalah jendela dunia. Mengapa demikian? Karena buku dapat memberikan wawasan
yang sangat luas. Tidak hanya informasi yang ada dalam negeri, melainkan informasi tentang
dunia, bahkan alam semesta.
Menurut Ase S. Muchyidin (1980) membaca adalah proses penafsiran lambang dan
pemberian makna terhadapnya. Kegiatan membaca tersebut merupakan kemampuan pokok bagi
setiap individu, karena dengan membaca dapat membuka wawasan dan pengetahuan. Individu
yang malas membaca memang tidak ada sanksinya, akan tetapi bagi individu yang malas
membaca maka salah satu dampaknya akan tertinggal dari peradaban modern atau dengan kata
lain akan ketinggalan zaman, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
yang masih perlu wawasan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Seseorang
diharapkan sering melakukan kegiatan membaca sehingga dibutuhkan minat baca untuk
memperoleh kemampuan membaca yang baik.
Menurut Pawit M. Yusuf (1990:56) minat adalah kesenangan dan perhatian yang terus
menerus terhadap suatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya.
Menurut survey minat baca masyarakat Indonesia tergolong masih rendah, situasi tersebut dapat
dilihat dari laporan penelitian. Pada zaman sekarang, jarang sekali ditemukan pelajar yang gemar
membaca. Kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk bermain games atau sekedar jalan-jalan
bersama teman untuk keluar rumah, misalnya pergi ke mall. Namun, masih ada juga sebagian
dari mereka yang menanamkan sikap gemar membaca, contohnya membaca buku novel. Itu
tidak menjadi masalah, selagi mereka masih bisa memanfaatkan waktu luang dengan mengisi
hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca atau belajar.
Namun kenyataannya, minat baca remaja saat ini sangatlah rendah. Padahal, banyak manfaat
yang dapat kita peroleh dari membaca. Faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat baca
remaja adalah berkembangnya teknologi.
Untuk itu, diperlukan beberapa cara dalam menanggulangi masalah ini. Hal ini dapat dilakukan
melalui lingkungan sekolah maupun oleh pelajar itu sendiri.
2. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas menyatakan bahwa masih kurangnya minat baca dikalangan
remaja. Oleh karena itu peniliti mengambil beberapa point masalah yaitu :
1. Bagaimana cara meningkatkan minat baca di kalangan mahasiswa
2. Apa saja yang harus dilakukan untuk mempengaruhi minat baca di kalangan mahasiswa?
3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca di kalangan
mahasiswa?
3. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara meningkatkan minat baca di kalangan mahasiswa
2. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mempengaruhi minat baca di
kalangan mahasiswa
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca di kalangan
mahasiswa
4. Kajian Teori
4.1 Pengertian Minat
Aktifitas membaca akan dilakukan oleh atau tidak sangat ditentukan oleh minat individu
terghadap aktivitas tersebut. Di sini tampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk
melakukan suatu aktifitas. Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan
yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas
dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek
lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai rasa senang. Meichati (1972) mengartikan
minat adalah perhatian yang kuat, intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun
melakukan suatu aktivitas.
Minat mengandung arti keinginan memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat juga
berarti sesuatu yang disenangi tanpa terkait atau terpaksa. Menurut Pawit M. Yusuf (1990: 56)
minat adalah kesenangan atau perhatian yang terus menerus terhadap suatu objek karena adanya
pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan
aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan berpusat pada
manfaat dari objek tersebut. Aspek afektif nampak dalam rasa suka, tidak senang dan kepuasan
pribadi terhadap objek tersebut.
Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan sesuatu yang
dianggapnya memberikan kesenangan dan kebahagiaan. Dari perasaan senang tersebut timbul
keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan apa yang telah membuatnya senang dan
bahagia. Slameto (1987: 57) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati sesorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan
perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah
dipelajari karena minat menambah dorongan untuk belajar.
Menurut Hurlock (1999: 114), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang
untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat
sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini akan mendatangkan kepuasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap batin dari dalam diri seseorang yang
merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh
kemauan dan perasaan senang yang timbul dari dorongan batin seseorang. Minat dapat dikatakan
sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan
pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Salah satu aspek intelektual adalah minat. Seseorang yang mempunyai minat dan perhatian yang
tinggi terhadap bacaan tertentu dapat dipastikan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
minat tersebut dibandingkan dengan orang yang kurang berminat terhadap topik tersebut.
Selain itu, membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara pembaca dan media cetak yang
dibacanya sebagai wakil dari penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu pengalaman
linguistik yang erat hubungannya dengan segi-segi ekspresi. Karena itulah membaca merupakan
kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Oleh karena
itu, Sunindyo (1976: 2) mengatakan, bahwa membaca sangat bermanfaat, karena:
a. dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna;
c. dapat meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan hobi, olahraga, dan seni yang sesuai
dengan keperluannya sendiri;
Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca,
frekuensi membaca, dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca. Sinambela (1993) mengartikan minat
membaca adalah sikap positif dan adanya rasa ketertarikan dalam diri individu terhadap aktivitas
membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat meliputi kesenangan membaca, frekuensi
membaca dam kesadaran akan manfaat membaca.
Berdasar pendapat-pendapat di atas maka minat membaca adalah kekuatan yang mendorong
individu untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka
melakukan aktivitas membaca dengan keinginan sendiri. Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan
minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang
terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan individu untuk membaca dengan kemauannya
sendiri.
Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri seseorang. Akan tetapi minat baca
harus dipupuk dan dibina sejak usia dini. Menurut Singer sebagaimana dikutip oleh Dewi (1997: 10)
menyatakan, bahwa minat bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja, melainkan merupakan
sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seseorang menaruh minat atau tidak, ini tergantung pada
pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya.
Sehubungan dengan itu, pemupukan minat haruslah dilakukan sejak dini (kanak-kanak) agar
seseorang akrab dengan buku. Jika tidak dibiasakan bersahabat dengan buku sejak dini akan sulit
memupuknya pada masa dewasa. Kalaupun bisa akan semakin banyak hambatan yang dihadapi.
Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa minat baca terkandung unsur perhatian, kemauan,
dorongan dan rasa senang untuk membaca. Perhatian bisa dilihat dari perhatiannya terhadap kegiatan
membaca, mempunyai kemauan yang tinggi untuk membaca, dorongan dan rasa senang yang timbul
dari dalam diri maupun dari pengaruh orang lain. Semua itu merupakan aktivitas yang dilakukan dengan
penuh ketekunan dan cenderung menetap.
2. Faktor Ekstrinsik
Selain faktor-faktor intrinsik, faktor-faktor ekstrinsik juga mempengaruhi pembinaan dan
peningkatan minat baca. Yang dimaksud dengan faktor-faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berada
di luar perpustakaan, namun mempengarui pembinaan dan pengembagan minat baca yang menjadi
salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan.
5. Metode Penelitian
5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dibuat dengan tujuan menggali informasi lebih jauh tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya minat baca mahasiswa dalam aktivitasnya di kampus. Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi dosen, mahasiswa dan pihak perpustakaan untuk membantu
meningkat kan minat membaca mahasiswanya.
5.2 Metodologi Penelitian
Kajian Pustaka
Ancok J. 1989. Validitas dan Reabilitas Instrument Penelitian. Di dalam: Singarimbun M, editor. Metode Penelitian
Survey. Jakarta: LP3ES.
Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. RinekaCipta
Azam, Syukur Rammatullah. (2005). Problematika anak kampus. Qurani Media Pustaka: Yogyakarta
Bobbi De Porter & Mike Hernachi. (2003). Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan mentenangkan.
Kaifa: Bandung
Franz, Kurt&Benhard Meier. 1983. Membina Minat Baca. Bandung: Remadja Karya
Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: CV Sinar Baru Offset
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Alfa beta: Bandung
Siregar, A.R. (2008). Strategi Mengembngkan Kebiasaan Membaca Mahasiswa. (diunduh tanggal 15 Februari
2014) http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/1892/1/08E00519.pdf
Utomo, A.S. (1998). Upaya Perpustakaan Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat, Buletin FKP2T, Th.III. no.2,
Juli-Desember
Sudarsana Undang, Bastino. 2011. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia
IndonesiaJakarta