Anda di halaman 1dari 8

[sunting] 194345: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik Pasukan Australia and AS

melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembalibagian yang diduduki oleh
Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea danHindia Belanda, dan mengalami
beberapa perlawanan paling sengit selama perang.Seluruh Kepulauan Solomon direbut kembali
pada tahun 1943, New Britain dan NewIreland pada tahun 1944. Pada saat Filipina sedang
direbut kembali pada akhir tahun1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut
sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area Pasifik barat
daya adalah kampanyeBorneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan
sisa-sisa pasukanJepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.Kapal
selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yangmenyebabkan
industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri

merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin
efektif setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.Tentara
Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan TentaraKomunis China
dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukanJepang terhadap China,
tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang.Konflik kedua kekuatan ini
telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai,yang terus berlanjut, sampai batasan
tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.Pasukan Jepang telah merebut
sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yangdigunakan oleh Sekutu untuk memasok
Tentara Nasionalis China. Hal ini menyebabkanSekutu harus menyusun suatu logistik udara
berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenalsebagai flying the Hump. Divisi-divisi China yang
dipimpin dan dilatih oleh AS, satudivisi Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan
Burma utara dari pasukanJepang sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan
Jalan Burma. Lebih keselatan, induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang
sampai terhenti diperbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai
ForgottenArmy, yang dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian
melancarkanserangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan
dijadikanacuan bagi Tentara dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah
merebutkembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika
perangberakhir.[sunting] 1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan JepangBom atom
berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki,Jepang.Perebutan
pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkanKepulauan Jepang
berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Diantarakota-kota lain, Tokyo dibom
bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiriada 90.000 orang tewas akibat
kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yangtinggi ini disebabkan oleh kondisi
penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dankonstruksi kayu serta kertas pada rumah
penduduk yang banyak terdapat di masa itu.Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29 Enola Gay
yang dipiloti oleh Kolonel PaulTibbets, Jr. melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima,
yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet
mendeklarasikan perang terhadap Jepang,seperti yang telah disetujui pada Konferensi Yalta,
dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai
Agustus). Tanggal 9 Agustus1945, bomber B-29 Bocks Car yang dipiloti oleh Mayor Charles
Sweeney melepaskansatu bom atom Fat Man di Nagasaki.

Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam
perangmerupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni
Sovietbelum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom
atompertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus
1945,menanda tangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal
USSMissouri di teluk Tokyo

1944

Januari, Putera digantikan oleh Jawa Hokokai. Soekarno menjadi pemimpinnya.


19 April - Sekutu menjatuhkan bom di Sabang, Aceh.
22 April - Sekutu menguasai Hollandia (sekarang Jayapura).
9 Mei - Komandan Jepang memutuskan meninggalkan Irian Barat.
17 Mei - Serangan udara Sekutu di Surabaya.
21 Mei - Tentara Amerika mendarat di Biak.
4 Juni - Jepang melancarkan serangan balik ke Biak.
Agustus, Barisan Pelopor yang dibentuk oleh sayap pemuda Jawa Hokokai (setelah
kemerdekaan berganti nama menjadi Barisan Benteng).
11 Agustus - Serangan udara Sekutu di Palembang.
28 Agustus - Ambon luluh lantak akibat serangan udara Sekutu.
8 September - Jenderal Koiso menjanjikan Indonesia akan merdeka dalam waktu yang
tidak lama lagi.
8 September - tentara Amerika berhasil mengusir Jepang dari Biak.
15 September - Sekutu mendarat di Morotai. Otoritas Jepang mulai mengorganisir dewan
regional (dengan kekuasaan sebagai penasehat saja).
Oktober, tentara Australia mulai melancarkan serangan bom ke Balikpapan. Jepang
mengorganisir sebuah Dewan Penasehat Pusat, serupa dengan Volksraad, namun tanpa
kekuasaan legislatif.
November, Gubernur Militer Kumashaki Harada digantikan oleh Shigeichi Yamamoto.
Pakubuwono XII menjadi Susuhunan Surakarta.

[sunting] 1945

Makam Kalibanteng, tempat dimakamkannya banyak warga sipil Belanda yang meninggal di
kamp interniran Jepang.

[sunting] Januari-April

14 Februari - tentara Peta di Blitar menyerang gudang senjata Jepang.


1 Maret - Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebuah
komite untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia, diumumkan pembentukannya
oleh Jepang. Anggota-anggotanya antara lain Soekarno, Hatta, Wahid Hasyim, dll.
Pemimpinnya adalah Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
April, Laksamana Maeda, pimpinan intelijen Angkatan Laut di Indonesia, mendukung
perjalanan pidato keliling Soekarno dan Hatta ke Makassar.
30 April - Tentara Australia dan Belanda mendarat di Tarakan.

[sunting] Mei

3 Mei - Gerilyawan Aceh menyerang pos Jepang di Pandrah, berhasil membunuh seluruh
tentara Jepang.
29 Mei - Diselenggarakan sidang pertama BPUPKI yang berlangsung sampai 1 Juni.
Soepomo berpidato tentang integrasi nasional dan melawan individualisme perorangan.
Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus mengklaim
Sarawak, Sabah, Malaya, Timor Portugis, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum
perang. Yamin juga menyarankan bahwa Indonesia baru harus mengabaikan hukum
internasional dan mendeklarasikan semua area samudra antara pulau-pulau sebagai
perairan teritorial. Kontroversi terus berlanjut di antara peserta sidang BPUPKI mengenai
aturan Islam dalam Indonesia yang baru.

[sunting] Juni

Maeda mendukung perjalanan Soekarno dan Hatta ke Bali dan Banjarmasin untuk
berpidato.
1 Juni - Soekarno menjelaskan tentang doktrin "Pancasila" di depan BPUPKI.
10 Juni - Tentara Australia mendarat di Brunei, tentara Belanda mendarat di Sumatra
Utara.
22 Juni - Sebuah komisi khusus dipimpin Soekarno dibentuk untuk memecahkan
perselisihan atas peran Islam dalam Republik yang baru, dan setuju dengan
menghadiahkan bahasa kompromi, yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Bahasa kompromi ini menyebutkan bahwa hanya yang beragama Islam yang diwajibkan
untuk mengikuti Hukum Islam.
24 Juni - Tentara Sekutu mendarat di Halmahera.

[sunting] Juli

Militer Jepang mengadakan pertemuan di Singapura. Merencanakan pengalihan


kekuasaan Indonesia kepada pimpinan pejuang kemerdekaan Indonesia.
1 Juli - Tentara Australia menguasai Balikpapan, pesawat Amerika menjatuhkan bom di
Watampone.
8 Juli - Sekolah Tinggi Islam didirikan di Jakarta (Sekarang Menjadi Universitas Islam
Indonesia (UII) yang berpusat di Yogyakarta seiring perpindahan ibukota Indonesia ke
Yogyakarta saat Agresi Militer Belanda ke II)
10 Juli-17 Juli - Diselenggarakan sidang kedua BPUPKI untuk membicarakan rancangan
undang-undang dasar untuk Indonesia. Hatta melakukan kritik terhadap pernyataan
Yamin, dan menyarankan Irian Barat sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam Indonesia.
Soekarno mendukung Yamin. Haji Agus Salim menyarankan agar rakyat yang berada di
bawah bekas kekuasaan Inggris dan Portugis dapat memilih apakan akan bergabung
dengan Indonesia atau tidak. Mayoritas anggota memilih bahwa Indonesia harus
memasukkan Malaya, Sarawak, Sabah dan Timor Portugis, seluruh wilayah Hindia-
Belanda sebelum perang.
11 Juli - Amerika melancarkan serangan udara di Sabang.

[sunting] Periode menjelang Kemerdekaan RI


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada 6 Agustus 1945, 2 bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki
oleh Amerika Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan
sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya.

7 Agustus - BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam
untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju
kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.

Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10
Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-
siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan
sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14
Agustus 1945, Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan.
Namun Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi
kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat
sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.

15 Agustus - Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih
berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia
ke tangan Belanda.

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah
kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno
dan Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah
dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro
Yamamoto dan bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi
antara Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi yakin
bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang lagi untuk
memberikan kemerdekaan.
Mengetahui bahwa proklamasi tanpa pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno,
Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang
kemudian dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.

Tentara Pembela Tanah Air, kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi
pertahanan di kediaman Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang
pengumuman proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman
Proklamasi ke luar negeri.

Serangan sekutu di asia pasifik

Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali bagian
yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia Belanda,
dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh Kepulauan Solomon
direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada tahun 1944. Pada saat
Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran Teluk Leyte berkecamuk,
yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah. Serangan besar terakhir di area
Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan tahun 1945, yang ditujukan untuk
mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara, dan menyelamatkan tawanan perang
Sekutu.

Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang
menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri merupakan
salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif setelah Marinir
AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis Cina (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara
Komunis Cina dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan Jepang
terhadap Cina, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang. Konflik kedua
kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang terus berlanjut,
sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.

Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang digunakan
oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis Cina. Hal ini menyebabkan Sekutu harus
menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal sebagai "flying the
Hump". Divisi-divisi Cina yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi Inggris, dan beberapa
ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang sehingga Jalan Ledo dapat
dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan, induk dari tentara Jepang di
kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan Burma-India oleh Tentara ke-14
Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate
yang kemudian melancarkan serangan balik dan berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal
dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara dan Pejuang Indonesia pada tahun 19451949. Setelah
merebut kembali seluruh Burma, serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang
berakhir.

[sunting] 1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang


Bom atom berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki, Jepang.

Surat penyerahan diri Jepang kepada Sekutu

Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan Kepulauan
Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Di antara kota-kota lain, Tokyo
dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada 90.000 orang tewas
akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini disebabkan oleh kondisi
penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi kayu serta kertas pada rumah
penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6 Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay"
yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr. melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima,
yang secara efektif menghancurkan kota tersebut.

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti yang
telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap Manchuria yang
diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945,pesawat bomber jenis
Boeing B-29 Superfortress "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan
satu bom atom Fat Man di Nagasaki.

Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang
merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet belum
mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom pertama
dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945, menandatangani surat
penyerahan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di teluk Tokyo.

akhir Agustus dan awal September, selagi perang berkecamuk di Guadalcanal, sebuah
serangan amfibi Jepang di timur New Guinea dihadapi oleh pasukan Australia dalam Teluk
Milne, dan pasukan darat Jepang menderita kekalahan meyakinkan yang pertama. Di
Guadalcanal, pertahanan Jepang runtuh pada Februari 1943.
194345: Serangan Sekutu di Asia dan Pasifik

Pasukan Australia and AS melancarkan kampanye yang panjang untuk merebut kembali
bagian yang diduduki oleh Pasukan Jepang di Kepulauan Solomon, New Guinea dan Hindia
Belanda, dan mengalami beberapa perlawanan paling sengit selama perang. Seluruh
Kepulauan Solomon direbut kembali pada tahun 1943, New Britain dan New Ireland pada
tahun 1944. Pada saat Filipina sedang direbut kembali pada akhir tahun 1944, Pertempuran
Teluk Leyte berkecamuk, yang disebut sebagai perang laut terbesar sepanjang sejarah.
Serangan besar terakhir di area Pasifik barat daya adalah kampanye Borneo pertengahan
tahun 1945, yang ditujukan untuk mengucilkan sisa-sisa pasukan Jepang di Asia Tenggara,
dan menyelamatkan tawanan perang Sekutu.
Kapal selam dan pesawat-pesawat Sekutu juga menyerang kapal dagang Jepang, yang
menyebabkan industri di Jepang kekurangan bahan baku. Bahan baku industri sendiri
merupakan salah satu alasan Jepang memulai perang di Asia. Keadaan ini semakin efektif
setelah Marinir AS merebut pulau-pulau yang lebih dekat ke kepulauan Jepang.

Tentara Nasionalis China (Kuomintang) dibawah pimpinan Chiang Kai-shek dan Tentara
Komunis China dibawah Mao Zedong, keduanya sama-sama menentang pendudukan
Jepang terhadap China, tetapi tidak pernah benar-benar bersekutu untuk melawan Jepang.
Konflik kedua kekuatan ini telah lama terjadi jauh sebelum Perang Dunia II dimulai, yang
terus berlanjut, sampai batasan tertentu selama perang, walaupun lebih tidak kelihatan.

Pasukan Jepang telah merebut sebagian dari Burma, memutuskan Jalan Burma yang
digunakan oleh Sekutu untuk memasok Tentara Nasionalis China. Hal ini menyebabkan
Sekutu harus menyusun suatu logistik udara berkelanjutan yang besar, yang lebih dikenal
sebagai "flying the Hump". Divisi-divisi China yang dipimpin dan dilatih oleh AS, satu divisi
Inggris, dan beberapa ribu tentara AS, membersihkan Burma utara dari pasukan Jepang
sehingga Jalan Ledo dapat dibangun untuk menggantikan Jalan Burma. Lebih ke selatan,
induk dari tentara Jepang di kawasan perang ini berperang sampai terhenti di perbatasan
Burma-India oleh Tentara ke-14 Inggris yang dikenal sebagai "Forgotten Army", yang
dipimpin oleh Mayor Jendral Wingate yang kemudian melancarkan serangan balik dan
berhasil dengan taktik gerilyanya yang terkenal dan bahkan dijadikan acuan bagi Tentara
dan Pejuang Indonesia pada tahun 1945-1949. Setelah merebut kembali seluruh Burma,
serangan direncanakan ke semenanjung Malaya ketika perang berakhir.

1945: Iwo Jima, Okinawa, bom atom, penyerahan Jepang

Bom atom berjulukan Fat Man, menimbulkan cendawan asap di atas kota Nagasaki, Jepang.

Perebutan pulau-pulau seperti Iwo Jima dan Okinawa oleh pasukan AS menyebabkan
Kepulauan Jepang berada dalam jangkauan serangan laut dan udara Sekutu. Diantara kota-
kota lain, Tokyo dibom bakar oleh Sekutu, dimana dalam penyerangan awal sendiri ada
90.000 orang tewas akibat kebakaran hebat di seluruh kota. Jumlah korban yang tinggi ini
disebabkan oleh kondisi penduduk yang padat di sekitar sentra produksi dan konstruksi
kayu serta kertas pada rumah penduduk yang banyak terdapat di masa itu. Tanggal 6
Agustus 1945, bomber B-29 "Enola Gay" yang dipiloti oleh Kolonel Paul Tibbets, Jr.
melepaskan satu bom atom Little Boy di Hiroshima, yang secara efektif menghancurkan
kota tersebut.

Pada tanggal 8 Agustus 1945, Uni Soviet mendeklarasikan perang terhadap Jepang, seperti
yang telah disetujui pada Konferensi Yalta, dan melancarkan serangan besar terhadap
Manchuria yang diduduki Jepang (Operasi Badai Agustus). Tanggal 9 Agustus 1945, bomber
B-29 "Bock's Car" yang dipiloti oleh Mayor Charles Sweeney melepaskan satu bom atom Fat
Man di Nagasaki.

Kombinasi antara penggunaan bom atom dan keterlibatan baru Uni Soviet dalam perang
merupakan faktor besar penyebab menyerahnya Jepang, walaupun sebenarnya Uni Soviet
belum mengeluarkan deklarasi perang sampai tanggal 8 Agustus 1945, setelah bom atom
pertama dilepaskan. Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945,
menanda tangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 diatas kapal USS
Missouri di teluk Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai