LAMPIRAN III
PEMANFAATAN DATA
Data yang diperoleh dari kegiatan dan hasil kegiatan dalam Sistem Infformasi
Puskesmas, dapat menjadi basis informasi yang diperlukan untuk
perencanaan, pemantauan untuk deteksi wabah, pemantauan masalah
kesehatan, penilaian dan evaluasi guna menunjang tugas dan fungsi
Puskesmas.
Untuk dapat melaksanakan pemanfaatan data terlebih dahulu perlu
memahami konsep ukuran statistik dan tahapan analisis.
UKURAN 1.
I. KONSEP UKURAN STATISTIK
1. Konsep dan Penggunaan Ukuran Frekuensi
Ukuran frekuensi menggambarkan karakteristik kejadian suatu
penyakit atau masalah di dalam populasi. Ukuran frekuensi mengukur
kejadian penyakit, cacat, ataupun kematian pada populasi.
Proporsi =
Contoh:
a. Jumlah posyandu di Puskesmas B adalah 16, dan 6 diantaranya
adalah Posyandu Pratama. Berarti proporsi Posyandu Pratama pada
Puskesmas B adalah :
6
X 100 % = 37,5 %
16
x
Rasio = Xk
y
Contoh:
a. Rasio tambal-cabut gigi (penambalan gigi tetap dan pencabutan gigi
tetap)
- 492 -
Jumlah penambal gigi tetap adalah 100 gigi dan jumlah pencabutan
gigi adalah 150 gigi, berarti rasio tambal-cabut gigi di Puskesmas
adalah:
100 gigi : 200 gigi = atau setiap penambalan 1 gigi tetap ada
pencabutan 2 gigi tetap.
b. Seks rasio
Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kecamatan A adalah
875 orang dan 961 orang, berarti seks rasio di Kecamatan A adalah:
961: 875 = 1,1 atau setiap 10 orang laki-laki ada 11 orang
perempuan.
x
Rate = Xk
y
162
Insiden kumulatif (angka serangan) = = 0.043 = 4,3 %
3.800
2) Gizi Balita
Berdasarkan laporan program Gizi di Provinsi Kepulauan Riau
dapat diketahui bahwa :
Jumlah balita : 183.114 balita.
Jumlah balita ditimbang : 60.833 balita.
Jumlah balita yang tidak ditimbang : 122.281 balita.
Jumlah balita dengan gizi kurang yang dilaporkan : 347 balita
Jumlah balita dengan gizi buruk yang dilaporkan : 22 balita.
Sedangkan berdasrkan data Riskesdas 2013 dapat diketahui
bahwa :
- 497 -
2. TAHAP ANALISIS
Contoh:
- 499 -
JUMLAH KASUS
300
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
KASUS MENINGGAL 2014 - BULAN - 2015
40
30
20
10
0
Laki-laki Perempuan Total
Jenis Kelamin
- 500 -
50
30
20
10
0
<1 th '1-4 '5-9 '10-14 '15-24 ;25-29
Golongan Umur
50
40
30
20
10
0
Blebah Kranji Solo Rogo
DESA
80 72
K1
67
Cakupan per Bulan
61 60 60
60 52 54 55 52
K4
48 47 48 48 49
40 42 PN
37 35 37
40 30 KN
20
0
Brebah Kranji Solo Rogo Puskesmas
DESA
Hasil analisis data tidak hanya dalam bentuk grafik, tabel atau peta
akan juga hasil penarikan kesimpulan dari serangkaian data yang telah
ditampilkan dalam tabel, grafik atau peta tersebut.
Contoh:
100
Rate per 100
80
60
40
20
0
Blebah Kranji Solo Rogo
DESA
- 502 -
Dari grafik ini dapat diketahui risiko menderita diare laki-laki lebih
tinggi dari risiko menderita diare perempuan di semua dena yang ada.
Contoh:
Bila diketahui di desa Anis, Sugih dan Carak jumlah penderita diare
lebih banyak penderita laki laki dibanding perempuan dan sebaliknya
terjadi di desa Gindi dimana penderita lebih banyak perempuan.
Alternatif tindak lanjutnya adalah dicari penyebab mengapa penderita
diare di desa Anis, Sugih dan Carak lebih banyak laki laki, dan mengapa
di desa Gindi lebih banyak perempuan.
- 503 -
CONTOH
Contoh 1. Laporan KIA
I. GIZI
1 Jumlah Anak Balita dapat Vit. A dosis tinggi (200 000 IU)
2 Jumlah Ibu nifas dapat Vit A dosis tinggi 29 22
3 Jumlah Ibu hamil dapat tablet darah (Fe) 30 tablet (Fe1) 16 31 22
4 Jumlah balita dapat sirup tambah darah (Fe) 90 tablet (Fe3) 17 48 21
5 Jumlah balita dapat sirup tambah darah (Fe) botol I 150 cc (Fe botl)
6 Jumlah balita dapat sirup tambah darah (Fe) botol II 300 cc (Fe botl)
7 Jumlah bayi (< 1 bln) ditimbang 347 352
8 Jumlah anak balita ( 1 - 4 thn ) ditimbang 1529 1494
9 Jumlah Bayi dan Anak Balita dengan berat badan dibawah garis merah (BGM) 12 13
10 Jumlah Bumil dan Buteki mendapat kapsul yodium
11 Jumlah WUS mendapat kapsul yodium
12 Jumlah WUS (Wanita Usia Subur) baru (15 - 45 thn ) yang diukur 86
LILA (Lingkaran Lengan Atas)
13 Jumlah WUS baru dengan LILA < 23,5 cm 1 5
II. KIA
1 Jumlah Kunjungan K1 Ibu Hamil 16 31 31
2 Jumlah Kunjungan K4 Ibu Hamil 17 40 24
3 Jumlah Kunjungan Ibu Hamil dengan faktorresiko (Umur < 20 thn atau 35 thn
Paritas > 4 Jarak Kehamilan < 2 Thn LILA < 23,5 cm dan TB < 145 cm) 6 15 9
4 Jumlah Bumil resiko tinggi (Pendarahan, infeksi, abrotus, keracunan kehamilan,
partus lama) yang di tangani 0
5 Jumlah Bumil resiko tinggi (Pendarahan, infeksi, abrotus, keracunan kehamilan,
partus lama) yang di rujuk ke rumah sakit 4 3
6 Jumlah Persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk didampingin tenaga kesehatan 10 29 45
7 Jumlah Bayi lahir hidup dengan BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah < 2500 gr) 0 1 2
8 Jumlah Lahir mati 0 1
9 Jumlah Kunjungan Neonatus 11 30 41
10 Jumlah Neonatus Resti (Aspiksia, trauma lahir, tetanus neonatorum), dirujuk ke RS 1 1
11 Jumlah Kematian neonatus dilaporkan (bayi usia dibawah 28 hari) 0 1
12 Jumlah Kematian maternal dilaporkan (ibu hamil/ melahirkan/ nifas) 0
13 Jumlah Balita dideteksi/ Stimulasi tumbuh kembang (kontak pertama) 0
14 Jumlah Anak prasekolah dideteksi/ Stimulasi tumbuh kembang (kontak pertama) 0
- 504 -
Tabel di atas berisi data yang sudah disandingkan untuk keperluan Logical
Check. Ada 6 indikator yang akan diuji kewajarannya, masing-masing 3
indikator dari Program Kesehatan Ibu.
Kita akan menilai kewajaran data jumlah kunjungan K1 dan K4 ibu hamil
serta jumlah ibu hamil mendapat tablet penambah darah (Fe) pada bulan
Maret sampai Mei 2015. Data ini tidak menunjukkan tren kenaikan, ada yang
stagnan dan menurun. Bila kita melihat data Kunjungan K1 Ibu Hamil, pada
bulan April terdapat kenaikan tetapi pada bulan Mei tidak ada kenaikan (tetap
sama dengan data bulan April 2015) yaitu sebesar 31. Begitu juga data jumlah
Kunjungan K4 Ibu Hamil tidak nampak kenaikan pada bulan Mei 2015,
- 505 -
malah turun. Oleh karena itu data ini kita anggap tidak logis sehingga perlu
diverifikasi lebih lanjut ke sumber datanya yaitu menanyakan kepada petugas
pengelola data KIA di Puskesmas Bontonyeleng.
Selanjutnya kita akan menilai kewajaran data jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan, jumlah kunjungan neonatus, dan jumlah ibu nifas mendapat
Vitamin A dosis tinggi. Bila kita melihat data ketiga indikator yang sudah
disandingkan tersebut (nomor urut 4, 5, dan 6), nampak jumlah persalinan
oleh tenaga kesehatan menunjukkan tren yang meningkat dari bulan Maret
sampai Mei 2015. Demikian pula data jumlah kunjungan neonatus
menunjukkan tren yang meningkat dari bulan Maret sampai Mei 2015. Namun
terdapat keanehan pada data Jumlah Ibu Nifas mendapat Vitamin A Dosis
Tinggi, yaitu pada bulan Maret tidak ada data, bulan April sebesar 29, Mei
sebesar 22. Data Jumlah Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Dosis Tinggi pada
bulan Mei bukannya naik mengikuti besarnya jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan, tetapi malah turun. Oleh karena itu data ini kita anggap tidak logis
sehingga perlu diverifikasi lebih lanjut ke sumber datanya yaitu menanyakan
kepada petugas pengelola data KIA di Puskesmas Bontonyeleng.
Apabila kita sandingkan data ketiga indikator tersebut, pada bulan April 2015
jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 29, jumlah ibu nifas
mendapat Vitamin A sebanyak 29, maka ini dapat dikatakan logis karena
semua ibu nifas memang seharusnya diberikan Vitamin A dosis tinggi. Namun
data jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan dan jumlah ibu nifas mendapat
Vitamin A pada bulan Mei 2015 masih perlu dipertanyakan. Bila kita melihat
data bulan Mei 2015, nampak jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan
sebanyak 41, sedangkan jumlah ibu nifas mendapat Vitamin A sebanyak 22,
maka data ini dapat dikatakan kurang logis sebab ibu nifas yang diberikan
vitamin A hanya separuhnya atau terdapat perbedaan hampir 2 kali lipat. Oleh
karena itu, data ini perlu diverifikasi ke sumber data untuk menanyakan
kebenarannya sekaligus melengkapi data yang belum terisi (bolong) yaitu Data
Jumlah Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Dosis Tinggi pada bulan Maret.
Contoh data pada tabel 1 tidak perlu dianalisis karena tidak logis. Apabila
kemudian data ini sudah diverifikasi dan kemudian diperbaiki maka data
tersebut sudah bisa dianalisis.
- 506 -
Tabel 3
Target dan Capaian Pelayanan K1 Per Desa
di Puskesmas Pulo Armyn, Tahun 2014
Target
K1 (2014) Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Kumulatif 8,25 16,5 24,75 33 41,25 49,5
Capaian Kumulatif
Tajur 13,2 25,69 29,86 34,722 41,67 49,31
Sindangrasa 7,42 13,23 21,29 31,29 40,97 49,03
Sindangsari 5,86 11,71 22,07 32,883 40,54 48,2
Sukasari 5,65 12,1 22,18 33,065 41,53 49,19
TOTAL 8,03 15,68 23,85 32,99 41,18 48,93
Target
K1 (2014) Juli Agt Sep Okt Nop Des
Kumulatif 57,75 66 74,25 82,5 90,75 99
Capaian Kumulatif
Tajur 56,94 66,67 76,38 84,02 90,97 99,31
Sindangrasa 56,13 65,48 75,16 83,87 91,29 98,39
Sindangsari 55,86 65,77 76,12 84,23 91,44 99,55
Sukasari 56,45 65,73 75,40 83,87 90,32 98,39
TOTAL 56,35 65,91 75,77 84,00 91,01 98,91
- 507 -
Tabel 4
Target dan Capaian Pelayanan K4 Per Desa
di Puskesmas Pulo Armyn, Tahun 2014
K4 Target (2014) Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Kumulatif 7,92 15,83 23,75 31,66 39,58 47,5
Capaian Kumulatif
Tajur 11,8 24,31 28,47 34,02 40,97 47,92
Sindangrasa 6,77 11,94 20 30,64 40 47,74
Sindangsari 5,41 11,26 22,07 33,33 42,34 50,45
Sukasari 5,24 11,29 20,16 31,85 40,73 48,39
TOTAL 7,31 14,7 22,68 32,46 41,01 48,62
Logical Check
Contoh tabel logical check dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6 di bawah ini.
Dalam logical check, kita menyandingkan data cakupan K1 dan K4 dari desa
yang sama dalam sekuens waktu yang sama, misalnya cakupan K1 dan K4 di
Desa Tajur (lihat tabel 5). Logical check data cakupan K1 dan K4 total di
tingkat Puskesmas, seperti contoh pada tabel 6.
Tabel 5
Tabel logical check indikator capaian Pelayanan K1 dan K4
di Desa Tajur, Tahun 2014
Desa Indikator Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Capaian Kumulatif
Tajur K1 13,2 25,69 29,86 34,72 41,67 49,31
Tabel 6
Tabel logical check indikator capaian Pelayanan K1 dan K4 Per Desa
di Puskesmas Pulo Armyn, Tahun 2014
Puskesmas Indikator Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Capaian Kumulatif
Pulo Armyn K1 8,03 15,68 23,85 32,99 41,18 48,93
Pulo Armyn K4 7,31 14,70 22,68 32,47 41,01 48,62
Untuk mempermudah analisis, tabel logical check dapat pula dibuatkan grafik
seperti contoh Grafik 1 di bawah ini.
- 509 -
80
60 K1
40 K4
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des
BULAN
Berdasarkan logical check, Contoh data pada tabel 3 dan 4 bisa dikatakan logis
sehingga sudah bisa dianalisis lebih lanjut.
Tahap Analisis
Data yang telah dilakukan logical check, bila nampak logis, selanjutnya
dianalisis. Data yang dianalisis adalah data pada tabel 3 dan 4. Dalam tahap
analisis, kita kembali melihat data pada tabel 3.
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat capaian target pelayanan K1 per desa di
Puskesmas Pulo Armyn. Dari 4 desa yang ada di wilayah Puskesmas Pulo
Armyn, hanya Desa Tajur yang sudah melampaui target capaian yang telah
ditetapkan, sedangkan ketiga desa lainnya (Desa Sindangrasa, Sindang sari,
dan Sukasari) belum mencapai target sehingga berdampak pada capaian
puskesmas. Pada akhir tahun 2014 capaian pelayanan Puskesmas Pulo Armyn
belum mencapai target yang telah ditetapkan.
pada akhir tahun 2014. Namun pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2014,
tiga desa (Desa Sindangrasa, Sindang sari, dan Sukasari) belum mencapai
target. Pada akhir tahun 2014 capaian rata-rata pelayanan K4 di Puskesmas
Pulo Armyn sudah melebihi target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil analisis pada contoh data di atas, dibuat RTL untuk
berbagai aspek kegiatan seperti aspek intervensi program, aspek pengelolaan
data, dan aspek pembiayaan.
Contoh RTL untuk aspek intervensi program, dari sisi input seperti
menambah jumlah SDM, meningkatkan kapasitas SDM, dan meningkatkan
kuantitas dan kualitas sarana & pra sarana penunjang program kesehatan ibu.
Dari sisi proses adalah pelaksanaan kegiatan yang bertujuan meningkatkan
pelayanan program kesehatan ibu, seperti meningkatkan kuantitas dan
kualitas kunjungan Ante Natal Care (ANC) ke rumah ibu hamil, mempercepat
pengadaan vitamin dan zat besi untuk ibu hamil, membentuk kelas-kelas ibu
hamil di desa-desa, dan pelaksanaan pertemuan dengan lintas sektor di
tingkat kecamatan dan desa dalam rangka
Contoh RTL untuk aspek pengelolaan data, sama seperti RTL untuk aspek
intervensi program.
Semua perencanaan dari aspek intervensi program dan pengelolaan data akan
berimbas kepada aspek pembiayaan sehingga perlu dibuat pula RTL
pembiayaan. Dari aspek pembiayaan, dibuat Rancangan Anggaran Belanja
untuk masing-masing komponen di atas.
- 511 -
Contoh:
Kepala Puskesmas Harum Wangi ingin menurunkan kejadian diare yang 5
tahun terakhir cenderung meningkat dan merupakan 3 penyakit terbanyak di
Puskesmas-nya. Angka insiden diare di Puskesmas Harum Wangi selalu
tertinggi dibandingkan puskesmas lain menurut hasil pertemuan Kepala
Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten. Maka dilakukan analisis mengenai
kejadian diare selama 5 tahun terakhir.
Jumlah Balita
Jumlah Balita
Desa
ditimbang
minum
Dst..
dst
Contoh data tidak logis: Jumlah balita ditimbang lebih kecil dari
pada jumlah balita kurus.
- 513 -
b. Analisis:
1) Untuk analisis, dibuat dalam proporsi atau rasio agar dapat
dibandingkan
%
sarana air
Desa % Balita
Insidens minum % Balita
Desa bebas kurus/ dst
diare berisiko ditimbang
BABS BGM
tinggi dan
amat tinggi
A
dst
a) Interpretasi:
(1) Dari tabel dan grafik yang dibuat, akan terlihat faktor risiko
diare yang ada di masing-masing desa untuk menjadi
perhatian bagi masing-masing desa dan puskesmas secara
keseluruhan.
(2) Mengingat Desa Puja Air insidens diare paling tinggi maka
dilakukan pengamatan khusus kondisi Desa Puja Air dalam 5
tahun terakhir:
(a) % sarana air minum 50% berisiko tinggi dan amat tinggi
karena mengandalkan air sungai, dan masih ada penduduk
yang BABS
(b) Tidak ada balita gizi buruk namun % balita yang ditimbang
hanya 20%.
(c) Terdapat Poskesdes, namun 2 tahun terakhir bidan desa
tidak ada.
(d) Kegiatan promkes penyuluhan masyarakat dengan topik
diare terakhir dilaksanakan 3 tahun yang lalu.
- 514 -
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,