Anda di halaman 1dari 11

Kasus 1

Topik: Sindrom Nefrotik


Tanggal (kasus): Presenter: dr. Diana Rizki
Tanggal (presentasi): 15 Agustus 2013 Pendamping: dr. Basli Muhammad, Sp.S
Pembimbing: dr. Ade Saifan, Sp.A
Tempat Presentasi : Aula RSUD Cut Meutia Aceh Utara
Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : perempuan, 6 tahun dengan bengkak pada seluruh tubuh

Tujuan:
- Mampu mendiagnosis sindrom Nefrotik
- Memahami penatalaksanaan sindrom nefrotik

Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas:
Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Muslimah Nomor Registrasi: 35.00.97
Nama klinik: RSU Cut Meutia Telp: (-) Terdaftar sejak: 13/05/2013
Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Pasien datang diantar oleh keluarga dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh sejak 5 bulan ini dan memberat 3 hari SMRS,
bengkak dirasakan timbul secara perlahan. Ibu pasien juga mengatakan bengkak mula-mula timbul pada kelopak mata yang dirasakan
terutama saat bangun tidur. Bengkak juga terjadi pada bagian perut, tangan, kaki dan alat genitalia pasien. Bengkak pada daerah perut
dirasakan tegang dan perut terasa penuh. Nyeri di daerah perut disangkal. Ibu pasien juga menerangkan bahwa BAK pasien dalam batas
normal dan frekuensi seperti biasa dan sering. BAK berwarna seperti air cucian daging disangkal, BAK berwarna seperti air teh disangkal,
sakit saat BAK juga disangkal pasien. BAB dalam batas normal. Keluhan demam dan sesak nafas disangkal. Riwayat infeksi saluran
pernafasan dan kulit 1 bulan terakhir ini disangkal.
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien pernah mendapatkan pengobatan dari puskemas 5 bulan yang lalu, namun pasien tidak mengingat apa nama obat yang
diberikan .
3. Riwayat kesehatan/penyakit:
Pasien sering mengalami keluhan seperti ini 5 bulan yang lalu, namun sembuh jika berobat ke puskesmas dan jika obat habis
keluhan timbul kembali.
4. Riwayat keluarga:
Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang sama
5. Riwayat pekerjaan: -
6. Lain-lain:
Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang: persalinan normal,ditolong oleh bidan, cukup bulan. Tumbuh kembang anak baik.
Riwayat kebiasaan sosial: Pasien sering jajan makanan di warung, dan tidak menjaga makanan.
7. Pemeriksaan Fisik
I. STATUS PRESENT
1. Keadaan Umum : Tampak sakit
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
4. Nadi : 102 x/menit, reguler, kuat angkat
5. Frekuensi Nafas : 22 x/menit
6. Temperatur : 36,4o C
7. Lingkar perut : 60 cm
II. STATUS GENERAL
A. Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : Kembali cepat
Ikterus : (-)
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Oedema : (-) pada kedua extremitas inferior
B. Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Berwarna hitam, sukar dicabut
Mata : Cekung (-), refleks cahaya (+/+), edema palpebra (+/+), konj. Palp inf pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), perdarahan (-/-), NCH (-/-)

C. Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Lidah : Beslag (-), Tremor (-)
Tonsil : Hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
D. Leher
Inspeksi : Kesan simetris
Palpasi : Pembesaran KGB (-), tekanan vena jugularis normal R-2 cmH2O
E. Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+), wheezing (-), rhonki (-/-)
F. Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V lnea midclavicula sinistra, tidak ada thrill
- Perkusi : Tidak dilakukan
- Auskultasi : BJ I > BJ II, Reguler, bising (-), gallop (-)
G. Abdomen
Inspeksi : Simetris, soepel, perut membesar (+), vena kolateral (-)
Palpasi : Distensi abdomen (+), Nyeri tekan(-), undulasi (+), lien dan hepar tidak teraba.
Perkusi : Tympani usus (+), shifting dullnes (+)
Auskultasi : Peristaltik usus normal

H. Ekstremitas
Ekstrimitas superior : pucat (-) sianosis (-), oedema (+) clubbing finger (-)
Ekstrimitas inferior : pucat (-) sianosis (-), oedema (+) clubbing finger (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Hasil laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hematologi
Leukosit 6,9 4-12/mm
Hemoglobin 12,6 12-16 g/dl
Hematokrit 38,2 40-54%
Trombosit 341 150-400 k/ul

IV. DIAGNOSA BANDING


Sindrom Nefrotik
Glomerulonefritis

V. DIAGNONSA KERJA
Sindrom Nefrotik

VI. PLANNING
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan kimia darah
Pemeriksaan fungsi ginjal
Pemeriksaan Albumin, Globulin

VII. PENATALAKSANAAN
Istirahat total
Diet Tinggi protein 28 gr/hari
IVFD Dextrose 5% 10 tetes/menit (mikro)
Injeksi furosemid ampul/ 12 jam
Spironolacton 2x12,5 mg tablet
Tanggal S O A P

13 Mei 2013 Bengkak sluruh KU=tampak sedang, Susp. Istirahat total


tubuh, perut Kes= CM Sindrom Makanan yang mengandung
protein tinggi sebanyak 0,8- Observasi
terasa penuh. nefrotik
-TD=110/70 mmHg, N= 1gr/kgbb/hari. input dan
102x/mnt, RR= 22 Diet rendah garam
IVFD Dextrose 5% 10 tts/i (mikro) output
x/mnt, S=36,4oC,
Injeksi furosemid amp/ 12 jam cairan
LP=60cm
Spironolacton 2x1/2 tablet
-Mata= Oedema Observasi input dan output cairan
VIII. palpebra Planning: FOLLOW UP

-Abdomen= buncit, Cek darah dan urin rutin, kolesterol


asites+, total, albumin globulin, RFT.

-Ekstremitas= Oedema
pada kedua tangan dan
kedua tungkai.

14 Mei 2013 Bengkak KU= baik, Kes= CM Susp. Istirahat total


berkurang Sindrom Makanan yang mengandung
-TD=110/70 mmHg, protein tinggi sebanyak 3-
Nefrotik
LP=54cm 4/kgbb/hari.
Diet rendah garam
-Mata= Oedema IVFD Dextrose 5% 10 tts/i (mikro)
palpebra Injeksi furosemid amp/ 12 jam
Spironolacton 2x1/2 tablet
-Abdomen= buncit, Observasi input dan output cairan
asites+ Planning:

-Ekstremitas= Oedema Cek darah dan urin


pada kedua tangan dan rutin, kolesterol total, albumin
kedua tungkai globulin, RFT.

15 Mei 2013 Bengkak KU= baik, Kes= CM Sindrom Istirahat total


berkurang Nefrotik Makanan yang mengandung
-TD=110/70 mmHg, protein tinggi sebanyak 0,8-
LP=54cm 1gr/kgbb/hari.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia bonam
Quo ad sanactionam : dubia bonam
Quo ad functionam : dubia bonam

Daftar Pustaka:
a. Mahardika Aldi, 2008. Penyakit Sindrom Nefrotik. Diakses dari: http://aldimahardika.blogspot.com/2008/03/penyakit-
sindrom-nefrotik.html
b. Price, 2001. Anatomi Fisiologi Ginjal. Dalam: Fisiologi dan Anatomi Manusia. Diakses dari:
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/sindrom-nefrotik-akut/
c. Sukandar E, Sulaeman R. Sindroma nefrotik. Dalam : Soeparman, Soekaton U, Waspadji S et al (eds). Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 1990. p. 282-305.
d. Kaysen GA. Nephrotic syndrome. In: Glassock RJ (ed). Current Therapy in Nephrology and Hypertension.St.Louis: Mosby Year
Book; 1992. p. 238-45.
e. Carome MA, Moore J. Nephrotic syndrome in adults. A diagnostic and management challenge. Post Graduate Medicine
August 1992; 92: 209-20.
f. Song KS, Won DJ, Lee AN, Kim CH, Kim JS. A case of nephrotic syndrome associated with protein S deficiency and cerebral
thrombosis. J Korean Med Science 1994; 9: 347-50.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Sindrom Nefrotik
2. Penyebab dari Sindrom Nefrotik
3. Langkah penatalaksanaan Sindrom Nefrotik
Rangkuman
1. Subjektif:
Pasien datang diantar oleh keluarga dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh sejak 5 bulan ini dan memberat 3 hari SMRS, bengkak
dirasakan timbul secara perlahan. Ibu pasien juga mengatakan bengkak mula-mula timbul pada kelopak mata yang dirasakan terutama
saat bangun tidur. Bengkak juga terjadi pada bagian perut, tangan, kaki dan alat genitalia pasien. Bengkak pada daerah perut dirasakan
tegang dan perut terasa penuh. Nyeri di daerah perut disangkal. Ibu pasien juga menerangkan bahwa BAK pasien dalam batas normal
dan frekuensi seperti biasa dan sering. BAK berwarna seperti air cucian daging disangkal, BAK berwarna seperti air teh disangkal, sakit
saat BAK juga disangkal pasien. BAB dalam batas normal. Keluhan demam dan sesak nafas disangkal. Riwayat infeksi saluran pernafasan
dan kulit 1 bulan terakhir ini disangkal. Menurut keterangan dari ibu pasien, pasien sudah pernah berobat ke puskesmas dan jika obat
nya habis keluhan timbul kembali. Pasien juga memiliki kebiasaan jajan di warung dekat rumah dan tidak ada pantangan makanan.
2. Objektif:
Hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sangat mendukung diagnosis Sindrom Nefrotik. Pada kasus ini diagnosis
ditegakkan berdasarkan:
Gejala klinis ( bengkak di seluruh tubuh, perut yang makin lama makin membesar, bengkak diawali dari kelopak mata saat bangun
tidur).
Pada pemeriksaan fisik mata dijumpai edema palpebra, pemeriksaan abdomen dijumpai pada inspeksi perut membesar, palpasi
adanya distensi dan undulasi positif, perkusi dijumpai shifting dullness positif, pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah terdapat
edema, dan pada pemeriksaan genetalia tampak edema labia mayor.
Pada pemeriksaan penunjang hasil dari pemeriksaan urin rutin didapatkan proteinuria (+4), kolesterol total 701 mg/dl, albumin 2,6
gr/dl.

3. Asesmen (penalaran klinis):


Sindrom Nefrotik adalah sekumpulan manifestasi klinis yang ditandai oleh proteinuria masif (lebih dari 3,5 g/1,73 m 2 luas permukaan
tubuh per hari), hipoalbuminemia (kurang dari 3g/dl) edema, hiperlipidemia, lipiduria, hiperkoagulabilitas. Diagnosis sindrom nefrotik
didapatkan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis didapatkan bengkak di seluruh
tubuh dengan didahului pembengkakan didaerah kelopak mata pada pagi hari saat bangun tidur, dan lama kelamaan bengkak
bertambah, keluhan dialami sejak 5 bulan ini dan memberat 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Hal ini sesuai dengan kepustakaan
bahwa gejala pada penderita sindrom nefrotik berupa edema periorbital yang tampak pada pagi , penumpukan cairan pada rongga
peritoneal yang menyebabkan asites. Edema biasanya mula-mula tampak pada area periorbita, skrotum, dan daerah labia. Tetapi
akhirnya menyeluruh dan dapat masif. Tanda utama sindrom nefrotik adalah proteinuria yang masif yaitu > 40 mg/m 2/jam atau > 50
mg/kg/24 jam; biasanya berkisar antara 1-10 gram per hari., hipoalbuminemia, dan hiperlipidemia. Penegakan diagnosis sindrom
nefrotik didasarkan pada gejala kllinis pasien yang megarah ke penyakit sindrom nefrotik yaitu bengkak pada seluruh tubuh yang awal
nya di daerah kelopak mata saat bangun tidur di pagi hari dan makin lama makin berat disertai pembengkakan di daerah perut, tangan,
kaki, dan alat genetalia. Pada pemeriksaan fisik dijumpai edema palpebra, asites dengan pemeriksaan undulasi (+), dan shifting dullness
(+), edema daerah ekstremitas atas dan bawah, serta edema daerah labia. Berdasarkan kepustakaan didapatkan bahwasannya hasil dari
pemeriksaan fisik penderita sindrom nefrotik dapat ditemukan edema di kedua kelopak mata, tungkai, atau adanya asites dan edema
skrotum/labia . Pada pemeriksaan penunjang penyakit sindrom nefrotik , pada urinalisis dapat ditemukan proteinuria masif (3+ sampai
4+), dapat disertai hematuria. Pada pemeriksaan darah didapatkan hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl), hiperkolesterolemia, dan laju endap
darah yang meningkat, rasio albumin/globulin terbalik. Kadar ureum dan kreatinin umumnya normal kecuali ada penurunan fungsi
ginjal. Bila terjadi hematuria mikroskopik (>20 eritrosit/LPB) dicurigai adanya lesi glomerular (mis. Sclerosis glomerulus fokal) . Pada
kasus ini pemeriksaan penunjang yang dapat mendukung penegakan diagnosis sindrom nefrotik diantaranya pada pemeriksaan urinalisa
didapatkan proteinuria masif (+4), hipoalbuminemia (2,6mg/dl), hiperkolesterol dengan hasil kolesterol total 701 mg/dl, dan kadar
ureum yang normal (25 mg/dl). Penanganan pada kasus sindrom nefrotik meliputi terapi spesifik untuk kelainan dasar ginjal atau
penyakit penyebab (pada SN sekunder), mengurangi atau menghilangkan proteinuria, memperbaiki hipoalbuminemi serta mencegah
dan mengatasi penyulit.
Plan:
Diagnosis: Berdasarkan hasil dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien dapat didiagnosis menderita
sindrom nefrotik.
Pengobatan:
Pengobatan pada kasus sindrom nefrotik berupa pemberian kortikosteroid dan diuretik, serta diet tinggi protein 0,8-1 gr/KgBB/hari dan
rendah garam.
Pendidikan:. Keluarga juga perlu diberikan penjelasan mengenai perjalanan penyakit dan prognosis pada pasien ini serta kepentingan
rujukan ke spesialis ahli. Perlu diberi pengarahan kepada keluarga bahwa teraturnya minum obat dan menjaga makanan tinggi protein
dan rendah garam adalah hal yang paling penting pada penyakit ini.

Konsultasi: Dijelaskan perlunya konsultasi dengan spesialis anak untuk penanganan selanjutnya.

NAMA PESERTA : dr. Diana Rizki


WAHANA LAPORAN
: RSUD CutKASUS
Meutia, Aceh Utara
JENIS KASUS (PORTOFOLIO)
: Kasus Anak
JUDUL : Sindrom Nefrotik
TANGGAL PRESENTASI : 15 Agustus 2013
Mengetahui
Pendamping

dr. Basli Muhammad, Sp.S

Anda mungkin juga menyukai