Anda di halaman 1dari 16

I.

Pelaksanaan Praktikum
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan jumlah bakteri pada makanan dan
minuman.
2. Untuk menentukan jumlah bakteri pada makanan dan minuman yang diuji (Kue
Sus, Es Teler, dan Daun Kemangi).

B. Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu : Selasa-Rabu, 29 - 31 Mei 2017
Tempat : Laboratorium Bakteriologi, Kampus B Poltekkes Kemenkes Mataram

II. Dasar Teori


Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah
maupundalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan, karena
itumakanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia.Sebaliknya
makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit.Dengan demikian
penangananmakanan harus mendapat perhatian yang cukup.Makanan yang diproduksi
dandiedarkan harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu,
atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang
yangmenangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan
makakandan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinyakeracunan makanan, antara lain adalah higienis perorangan yang buruk,
cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan
yangtidak bersih.
Mengingat bahwa makanan dan minuman yang digunakan kemungkinanmengandung
bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu,sebab makanan
dan minuman harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan
tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan dan minuman dilaboratorium.
Pengujian ini dapat menentukan makanan dan minuman yang diperiksatersebut
mengandung bakteri patogen atau tidak.Dalam prakteknya, pengujianmakanan dan
minuman secara bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri bentuk koli.
Perhitungan Bakteri pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri
akanmenggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan
suatu bahan makanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang
dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan
ketepatanhasil pemeriksaan.Proses penghitungan sel bakteri dapat dilakukan dengan
beberapa metode baik secara lamgsung maupun tidak langsung, diantaranya adalah

1
metode hitung pada cawan petri (standard plate count), metode pengamatan langsung
dengan kaca obyek atau metode hitung dengan menggunakan haemocytometer , metode
ukur kekeruhan (turbidimetri) menggunakan spektrofotometer dan metode jumlah
perkiraan terdekat (Braddy, 1999).
Dalam praktikum ini bahan makanan yang akan diperiksa angka kumannyaadalah kue
sus dan daun kemangi, dan minuman yang akan diperiksa adalah Es Teler. Metode
perhitungan angka kuman yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan kue sus, daun
kemangi,dan Es Teler adalah metode Angka Lempeng Total denganmetode tuang (pour
plate).
Cara perhitungan ini didasarkan pada anggapan bahwa sel-sel mikroorganismeyang
terdapat dalam sampel atau bahan jika dicampur atau dibiakkan masing-masing akan
membentuk koloni yang nampak dan terpisah. Jadi yang terhitung adalah kumanyang
hidup (viable) dan dapat tumbuh membentuk koloni dalam suasana
yangdisediakan.Poulasi kuman yang ditentukan (dihitung) per-mL untuk bahan cair
dan per-gram untuk bahan padat.

III. Alat dan Bahan


A. Alat-alat
1. Neraca triple beam dan kertas timbang
2. Labu Erlenmeyer
3. Batang pengaduk
4. Pemanas (Kompor)
5. Gelas ukur
6. Gelas beaker
7. Tabung reaksi 10 ml dan rak tabung
8. Plate
9. Blue tip steril
10. Mortar
11. Sendok / spatula
12. Gunting dan penggaris
13. Kertas dan karet
14. Lidi kapas steril
15. Tissue dan kain kasa

B. Bahan-bahan
1. Sampel
a. Padat : Kue Sus
b. Cair : Es Teler
c. Sayuran : Kemangi
2. Media NAP (Nutrient Agar Plate)
3. Larutan PZ steril
a. @9 ml 5 tabung untuk 1 sampel
b. 90 ml dalam Erlenmeyer (untuk sampel padat)

2
IV. Cara Kerja
A. Pembuatan Media Nutrient Agar Plate / NAP
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menimbang 5,6 gram media NB (8 g / L) dan 14 gram (1,5%) agar-agar.
c. Melarutkan media dengan aquades sampai volume 700 ml lalu didihkan.
d. Mensterilisasi media dalam autoclave pada suhu 121 C selama 15menit.
e. Mendiamkan media samapi suhunya turun menjadi 45-50 C

B. Prosedur Kerja untuk Sampel Padat (Kue Sus)


1) Menyiapkan 5 tabung berisi masing-masing 9 ml PZ steril (tabung 1-4 sebagai
tabung uji, dan tabung terakhir sebagai control negative).
2) Sampel dihancurkan dengan mortarsampai benar-benar halus.
3) Sampel yang sudah dihancurkan ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer berisi 90 ml PZ steril (faktor pengenceran menjadi 1/10),
Kemudian campurkan sampai homogen.
4) Selanjutnya 1 ml dari Erlenmeyer tersebut dipipet menggunakan mikropipet dan tip
steril, dan dipindahkan kedalam tabung pertama berisi 9 ml PZ steril (factor
pengenceran 1/102), homogenkan.
5) Setelah itu 1 ml dari tabung pertama dipipet dan dipindahkan ke tabung 2 (factor
pengenceran 1/103), homogenkan.
6) Lakukan hal yang sama pada langkah 5 sampai tabung terakhir atau tabung ke 4
(factor pengenceran 1/105), 1 ml dari tabung terakhir bisa dibuang/tidak.
7) Pada tabung control negative ditambahkan 1 ml PZ steril kemudian dihomogenkan
8) Dari masing-masing tabung (tabung uji dengan factor pengenceran dan tabung
control negative) masing-masing dipipet 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam
plate steril yang sesuai.
9) Menambahkan masing-masing 24 ml media NAP suhu 45-50 C ke dalam semua
plate, homogenkan dengan cara menggoyang plate.
10) Biarkan sampai membeku kemudian Inkubasi pada incubator suhu 37 C selama 18-
24 jam.
11) Kemudian hitung jumlah koloni yang tumbuh pada plate dan jumlah bakterinya
dalam satuan CFU / g sampel.

3
C. Prosedur Kerjauntuk Sampel Cair (Es Teler)
1) Menyiapkan 5 tabung berisi masing-masing 9 ml PZ steril (tabung 1-4 sebagai
tabung uji, dan tabung terakhir sebagai control negative).
2) Memipet 1 ml sampel menggunakan mikropipet dan tip steril, dan dipindahkan
kedalam tabung pertama berisi 9 ml PZ steril (factor pengenceran 1/10),
homogenkan.
3) Setelah itu 1 ml dari tabung pertama dipipet dan dipindahkan ke tabung 2 (factor
pengenceran 1/102), homogenkan.
4) Lakukan hal yang sama pada langkah 2 sampai tabung terakhir atau tabung ke 4
(factor pengenceran 1/104), 1 ml dari tabung terakhir bisa dibuang/tidak.
5) Pada tabung control negative ditambahkan 1 ml PZ steril kemudian dihomogenkan
6) Dari masing-masing tabung (tabung uji dengan factor pengenceran dan tabung
control negative) masing-masing dipipet 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam
plate steril yang sesuai.
7) Menambahkan masing-masing 24 ml media NAP suhu 45-50 C ke dalam semua
plate, homogenkan dengan cara menggoyang plate.
8) Biarkan sampai membeku kemudian Inkubasi pada incubator suhu 37 C selama 18-
24 jam.
9) Kemudian hitung jumlah koloni yang tumbuh pada plate dan jumlah bakterinya
dalam satuan CFU / ml sampel.

D. Prosedur Kerjauntuk Sampel Sayuran (Daun Kemangi)


1) Menyiapkan 5 tabung berisi masing-masing 9 ml PZ steril (tabung 1-4 sebagai
tabung uji, dan tabung terakhir sebagai control negative).
2) Membuat pola 1 x 2 cm (umumnya 2 x 2,5 cm) pada daun kemangi, kemudian pola
tersebut digunting
3) Memasukkan sampel yang telah diukur dan digunting tersebut kedalam tabung
berisi 10 ml PZ steril, kemudian dikocok (umumnya dilakukan swab pada salah
satu permukaan daun yang telah diukur dan digunting)

4
4) Selanjutnya 1 ml dari tabung tersebut dipipet menggunakan mikropipet dan tip
steril, dan dipindahkan kedalam tabung pertama berisi 9 ml PZ steril (factor
pengenceran 1/10), homogenkan.
5) Setelah itu 1 ml dari tabung pertama dipipet dan dipindahkan ke tabung 2 (factor
pengenceran 1/102), homogenkan.
6) Lakukan hal yang sama pada langkah 5 sampai tabung terakhir atau tabung ke 4
(factor pengenceran 1/104), 1 ml dari tabung terakhir bisa dibuang/tidak.
7) Pada tabung control negative ditambahkan 1 ml PZ steril kemudian dihomogenkan
8) Dari masing-masing tabung (tabung uji dengan factor pengenceran dan tabung
control negative) masing-masing dipipet 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam
plate steril yang sesuai.
9) Menambahkan masing-masing 24 ml media NAP suhu 45-50 C ke dalam semua
plate, homogenkan dengan cara menggoyang plate.
10) Biarkan sampai membeku kemudian Inkubasi pada incubator suhu 37 C selama 18-
24 jam.
11) Kemudian hitung jumlah koloni yang tumbuh pada plate dan jumlah bakterinya
dalam satuan CFU / cm2 sampel.

V. Interpretasi Hasil
Ketentuan Koloni yang dihitung :
o Koloni yang tumbuh dengan jumlah 30 300 ( kurang dari 30 tidak
dihitung, lebih dari 300 dinyatakan dengan TBUD / Terlalu Banyak Untuk
Dihitung)
o Koloni yang tumbuh membentuk koloni yang besar dihitung 1
o Koloni yang bertumpuk membentuk rantai dan garis tebal dihitung 1

Jumlah bakteri yang telah dihitung menggunakan rumus dinyatakan sebagai berikut
o Untuk sampel padat satuan yang digunakan CFU / g sampel
o Untuk sampel cair satuan yang digunakan CFU / ml sampel
o Untuk sampel sayuran satuan yang digunakan CFU / cm2 permukaan

VI. Hasil Pengamatan

Sampel dan Pengencerannya pada PZ steril

Sampel Gambar Pengenceran pada PZ


5
Kue Sus
(Padat)

Es Teler (Cair)

Daun Kemangi
(Sayuran)

A. Sampel Padat (Kue Sus)

Pengenceran Jumlah Koloni Gambar

102 265

6
103 102

104 194

105 5

B. Sampel Cair (Es Teler)

Pengenceran Jumlah Koloni Gambar

10 TBUD

7
102 TBUD

103 160

104 35

C. Sampel Sayuran (Daun Kemangi)

Pengenceran Jumlah Koloni Gambar

10 1

8
102 4

103 3

104 2

VII. Perhitungan
A. Rumus perhitungan :
1.

Bakteri
koloni P

Vol . sampel
Bila plate control negative ditumbuhi koloni, maka :

( koloniK negatif ) P
Bakteri
Vol . sampel
2. Untuk sampel Sayuran

Bakteri
1
V p koloni P
L

Vol . sampel 9
Keterangan :
P : Pengenceran
Knegatif : Jumlah koloni pada control negatif
L : Luas permukaan sampel

Vp :Volume pengenceran sampel

Hasil Perhitungan

1. Perhitungan Jumlah Bakteri pada sampel Kue Sus (sampel padat)


Dik : koloni pada
102 = 265
103 = 102
4
10 = 194
105 =5
Volume spl = 1 ml
Dit : Bakteri = ?
Jawab :
Pada Pengenceran 102
265 100
Bakteri1
1
= 26.500 CFU / g sampel

Pada Pengenceran 103


102 1000
Bakteri 2
1
= 102.000 CFU / g sampel

Pada Pengenceran 104


194 10000
Bakteri3
1
= 1.940.000 CFU / g sampel
Bakteri1 + Bakteri2 + Bakteri3
Bakteri (rata-rata)
3

26.500+102.000+ 1.940.000

3

2.068 .500

3

689.500 CFU / g sampel

2. Perhitungan Jumlah Bakteri pada sampel Es Teler (sampel cair)

10
Dik : koloni pada
10 = TBUD
102 = TBUD
3
10 = 160
104 = 35
Volume spl = 1 ml
Dit : Bakteri = ?
Jawab :
Pada Pengenceran 103
160 1000
Bakteri1
1
= 160.000 CFU / ml sampel

Pada Pengenceran 104


35 10000
Bakteri2
1
= 350.000 CFU / ml sampel

Bakteri1 + Bakteri2
Bakteri (rata-rata)
2

160.0000+350.000

2

510.000

2

255.000 CFU / ml sampel

3. Perhitungan Jumlah Bakteri pada sampel Daun Kemangi (sampel sayuran)


Dik : koloni pada
10 =1
102 =4
3
10 =3
104 =2
Volume spl = 1 ml
Volume pengenceran = 10 ml
Dit : Bakteri = ?
Jawab :
Luas Permukaan = p x l
= 2 cm x 1 cm
= 2 cm2

2 x Luas Permukaan = 2 x 2 cm2


Luas permukaan dikali 2 karena
= 4 cm2
sampel yang digunakan langsung
dicelupkan dalam PZ (tidak di swab)

11
Dikarenakan jumlah koloni yang tidak memenuhi persyaratan koloni yang
dihitung yaitu 30 300 koloni, maka jumlah bakteri dihitung menggunakan
jumlah koloni terbanyak.

1
V p koloni P
Bakteri L
Vol . sampel

1 2
10 4 10
= 4
1
1000
=
1
= 1.000 CFU / cm2 sampel

VIII. Pembahasan

Semua makhluk hidup membutuhkan makanan, sebagai sumber tenaga kita dari
mulai nasi, buah-buahan, sayuran, daging, lauk-pauk, dan sebagainya.Makanan sangat
disukai manusia, yang pada umumnya juga disukai mikroorganisme.Dengan demikian
mikroorganisme merupakan saingan bagi manusia.Pasti ada virus, jamur, maupun bakteri
pada makanan mentah dan makanan yang sudah dimasak. Untuk makanan mentah sudah
sewajarnya manusia akan mengolah makanan itu agar dapat dimakan dan tidak
menimbulkan sakit bagi manusia sendiri. Dan banyak cara yang dilakukan manusia untuk
mengolah makanan tersebut.Bila makanan telah dihinggapi mikroorganisme akan
mengalami penguraian nilai gizi makanan berkurang serta kelezatannya, bahkan makanan
yang telah dalam keadaan terurai dapat menyebabkan sakit sampai mati bila ada orang
yang memakan makanan itu.
Pemeriksaan mikrobiologis untuk pemeriksaan bahan makanan memanfaatkan
teknik-teknik mikroskopis dan metode-metode pembiakan.Bermacam-macam media
selektif dan diferentsial diguakan secara ekstensif untuk memudahkan isolasi dan
penghitungan tipe-tipe mikroorganisme tertentu. Macam pemeriksaan yang dilakukan
ditentukan oleh tipe produk pangan yang akan diperiksa dan tujuan pemeriksaaan.
Berbagai prosedur dan teknik yang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologis
terhadap spesimen makanan disajikan secara skematis sebagai berikut.
a. Preparasi Sampel

12
Dalam praktikum ini, untuk sampel Es Teler, karena sampel dengan konsistensi
cair, dapat langsung dilakukan pengenceran. Kemudian, sampel Kue Sus dengan
konsistensi padat, digerus terlebih dahulu agar menjadi butiran-butiran sekecil
mungkin (menjadi suspensi) menggunakan mortal dan pestle, kemudian ditimbang
sesuai ukuran yang telah ditentukan dan kemudian dimasukkan ke dalam wadah
(tabung erlenmeyer). Serta untuk sampel sayuran (Daun Kemangi), preparasi sampel
dilakukan dengan membuat pola secara umum 2 x 3 cm pada daun sayuran yang
selanjutnya digunting dan dimasukkan ke dalam tabung berisi PZ steril.

b. Homogenisasi
Homogenisasi dilakukan untuk memperoleh penyebaran bakteri yang sebaik
mungkin dan merata.Sehingga meskipun bahan yang diperiksa sedikit, hasil
pemeriksaannya dapat mewakili keadaan sampel untuk keseluruhan. Homogenisasi
dalam praktikum ini dilakukan sebelum dan sesudah sampel ataupun hasil
pengenceran dipindahkan ke tabung/tempat lain.

c. Pengenceran
Sebelum ditanam pada media pembenihan, dilakukan pengenceran terhadap
sampel makanan dan minuman tersebut menggunakan PZ (Physiologic
Zoid).Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada
perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Dalam praktikum ini digunakan
perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga
pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran
sebelumnya. Pengenceran pertama dilakukan dengan mencampurkan 1 mL sampel
dengan 9 mL PZ (NaCl 0,85%). Kemudian hasil pengenceran ini dipipet 1 mL untuk
diencerkan lebih lanjut pada tabung berikutnya (pengenceran kedua).Cara tersebut
diulangi hingga pengenceran terakhir.Larutan PZ berperan sebagai penyangga pH
agar sel bakteri tidak rusak akibat menurunnya pH lingkungan.

Fungsi pengenceran pada tahap ini antara lain :


Memperkecil atau mengurangi jumlah kuman yang tersuspensi dalam cairan
sehingga dapat memberikan kesempatan hidup pada kuman.
Meningkatkan viabilitas kuman dari kondisinya yang tidak menguntungkan di
dalam sampel sebab dalam suatu bahan makanan dan minuman, kuman masih
13
menempel pada komponen-komponen makanan dan minuman tersebut yang
membuatnya tidak bebas.
Mempermudah pengamatan dan perhitungan angka kuman sebab koloni yang
tumbuh padat akan mengganggu pengamatan.

d. Inokulasi (Penanaman)
Kuman pada Media NAP (Nutrient Agar Plate) dengan Metode Angka Lempeng
Total dan cara Metode Tuang Teknik Inokulasi (penanaman bakteri) merupakan
kegiatan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Medium yang baru harus nutrisi yang
berkembang biak dengan baik. Pada praktikum ini, alat yang akan digunakan
sebelumnya harus disterilisasi terlebih dahulu agar semua alat dan bahan yang akan
digunakan steril/tidak ada mikroorganisme penganggu sehingga tidak akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan akhir. Sterilisasi adalah suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda.
Teknik inokulasi yang dilakukan dalam praktikum ini, yaitu dengan metode
Angka Lempeng Total secara pour plate (cawan tuang). Metode Angka Lempeng
Total. Metode pour plate (cawan tuang) adalah teknik penanaman dengan cara
mencampurkan sampel yang mengandung sel mikroba dengan media pertumbuhan
(agar) sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar atau
di dalam agar. Media yang digunakan adalah media Nutrient Agar.Media Nutrient
Agar merupakan media pertumbuhan umum, media pemerkaya dan termasuk media
non-selektif. Artinya pada media Nutrient Agar, kuman apa saja dapat tumbuh dengan
bebas.
Metode ALT ini merupakan cara yang paling sensitif untuk menghitung jumlah
kuman dengan alasan sebagai berikut :
1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus.
3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang
terbentuk mungkin berasal dari satu sel dengan penampakan pertumbuhan
spesifik.

14
Inokulasi dilakukan dengan cara memipet masing-masing 1 mL hasil pengenceran
ke dalam plate, kemudian dituangkan 15-20 mL media NAP (Nutrient Agar Plate).
Setelah itu, diputar-putar sehingga antara sampel dan media NA homogen dan bakteri
menyebar secara merata.Selain itu disiapkan pula media kontrol yang berfungsi
sebagai acuan. Pembuatan media kontrol diperlakukan sama seperti sampel, hanya
saja media kontrol terbuat dari campuran media NA dan larutan PZ (NaCl 0,85%).
Hal yang perlu diperhatikan dalam inokulasi kuman ini antara lain
Semua alat dan bahan yang akan digunakan harus dalam keadaan steril.
Dalam memipet dan pemindahan bakteri dikerjakan secara aseptis.

e. Inkubasi
Setelah penanaman bakteri pada media, kemudian diinkubasi pada inkubator pada
suhu 37C selama 1 x 24 jam untuk memberikan kesempatan kepada bakteri
memanfaatkan media untuk pertumbuhannya. Pada saat inkubasi, setiap sel
mikroorganisme hidup dalam susu kedelai dan bubur injin yang diperiksa akan
tumbuh menjadi satu koloni. Setelah diinkubasi, dilakukan penghitungan jumlah
koloni untuk memperkirakan jumlah mikroorganisme dalam sampel makanan dan
minuman tersebut.

f. Perhitungan Angka Kuman


Pada praktikum ini, dihitung jumlah kuman secara umum, jadi kuman yang ingin
dihitung belum diidentifikasi.Lain halnya jika telah menentukan perhitungan angka
kuman bakteri tertentu, media yang digunakan juga harus media yang khusus untuk
menumbuhkan bakteri tersebut. Perhitungan kuman ini mengunakan alat coloni
counter atau secara manual. Sebelum dihitung jumlah koloni pada media yang telah
ditanam bakteri, sebelumnya diperiksa jumlah koloni pada media kontrol. Jika jumlah
koloni pada media kontrol >10, maka semua media kultur dianggap gagal, sebab telah
terjadi kontaminasi. Jika jumlah koloni pada media kontrol <10, maka perhitungan
jumlah koloni media yang telah ditanami bakteri dapat dilakukan.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut :
Satu koloni dihitung 1 koloni.
Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.

15
Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.
Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidakdihitung.
Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni.
Plate yang dihitung hanya plate yang mengandung 30-300 koloni.

Dalam 1 sampel yang diuji, hasil pemeriksaan angka bakteri pada pengenceran
yang berbeda akan menghasilkan jumlah koloni yang berbeda pula, namun jumlah bakteri
yang dihitung tetap sama/hamper sama (dikali dengan pengenceran). Sehingga untuk
menyatakan jumlah bakteri pada suatau sampel hanya dengan merata-ratakan jumlah
bakteri yang diperoleh pada tiap pengenceran.Namun hasil yang diperoleh pada
praktikum ini menunjukkan jumlah bakteri yang jauh berbeda untuk setiap pengenceran
yang dilakukan. Hal tersebut dapat terjadi akibat kesalahan selama bekerja, seperti kurang
aseptis, kurang teliti saat proses pengenceran, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi.

IX. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum Pemeriksaan Angka Bakteri pada
Makanan dan Minuman, maka dapat disimpulkan bahwa
a. Pada sampel Kue Sus ditemukan bakteri dengan jumlah 689.500 CFU / g sampel.

Sehingga berdasarkan PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP


SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA sampel kue sus yang termasuk
dalam produk bakteri dan olahannya, jumlah bakterinya melebihi batas maksimum
yaitu 1 x 105 koloni / g sampel. Maka Kue Sus tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.

b. Pada sampel Es Teler ditemukan bakteri dengan jumlah 255.000 CFU / ml sampel.
Sehingga berdasarkan PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP
SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGAsampel Es Teler yang termasuk
dalam Minuman Termasuk Es, jumlah bakterinya melebihi batas maksimum yaitu 1 x
105 koloni / ml sampel. Maka Es Teler tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
c. Pada sampel Daun Kemangi, ditemukan bakteri dengan jumlah 1.000 CFU / cm 2
sampel. Sehingga berdasarkan SNI 7388 : 2009, Batas maksimum cemaran
mikroba dalam pangansampel Daun Kemangi yang termasuk dalam Sayuran
Kering, jumlah bakterinya berada dibawah batas maksimum yaitu 1 x 10 5 koloni / g
sampel. Maka Daun Kemangi tersebut layak untuk dikonsumsi.

16

Anda mungkin juga menyukai