Anda di halaman 1dari 19

[SEMINAR MANAJEMEN

[Pick the date] OPERASIONAL]

ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE


TERHADAP EFEKTIVITAS PRODUKSI TONGKAT

Nama peneliti

MUCHTAR GINTING

MAKALAH

Dibuat sebagai bahan Presentasi Seminar Manajemen Operasional

Dosen Pembina H. Iwan Setiawan, SE., M.M.

Oleh: Kelas Manajemen A dan B

Andini Putri (3402120008)

Cici Hilda (3402120014)

Eros Rosmawati (302120022)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2015

1|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

CATATAN DAN LEMBAR PENILAIAN

Nilai

Catatan

2|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Ciamis, ___________________________________________2015

Dosen Mata Kuliah

_______________________

3|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Indentitas Jurnal

Tema Pemeliharaan (perawatan)


Judul ANALISA TOTAL PRODUCTIVE
MAINTENANCE
TERHADAP EFEKTIVITAS PRODUKSI
TONGKAT
Penulis Muchtar Ginting
Departemen Penulis Fakultas Teknik Mesin Politeknik Negeri
Sriwijaya
Penerbit Politeknik Negeri Sriwijaya
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa
Total Productive Maintenance Terhadap
Efektivitas Produksi Tongkat dan untuk
mengetahui apa saja yang mempengaruhi
efektifitas produksi.
Metodologi Penelitian Metode yang di gunakan adalah obervasi sambil
mengumpulkan data dari dokumentasi kemudian di
analisa efektivitas proses produksi. Dari hasil
analisa kemudian disusun cara pemecahan
permasalahan dengan usulan dan saran
guna mendapatkan peningkatan net produk
maupun efektifitas produksi.

4|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Kajian Analisis

1.PENDAHULUAN
Tongkat adalah salah satu sarana rehabilitasi alat kesehatan yang berfungsi
sebagai alat bantu untuk berjalan bagi pasien yang lumpuh atau yang mengalami
gangguan fungsi kaki. Jenis tongkat ini beraneka ragarn, antara lain adalah Quad
Cane, Forearm Crutch dan Bariatric Crutch. Quad Cane adalah tongkat satu kaki
satu tiang. Forearm Crutch adalah tongkat yang mempunyai empat kaki satu tiang,
sedangkan tipe Bariatic crutch mempunyai satu kaki dan dua tiang dimana jenis
ini sering disebut tongkat ketiak. Bahan yang digunakan untuk rangka tongkat ada
yang dari kayu, aluminium, ternbaga dan stainlessteel. Tongkat ini dirancang
untuk digunakan secara manual walaupun sekarang sudah ada juga menggunakan
sensor dan roda di bagian bawah tiang kaki. Tongkat ketiak dari bahan pipa
aluminium adalah salah satu produk rehabilitasi kesehatan yang diproduksi oleh
salah satu UKM di Palembang sejak 20 tahun yang lalu dengan sistem
konvensional. Bahan pipa aluminium datang dari suplier diperiksa dan diterima
kemudian disimpan di gudang yang selanjutnya akan diproses pada mesin
produksi yaitu potong, bor dan bending dan akhirnya diassembling. Selama proses
produksi sering terdapat cacad produk berupa goresan, dimensi dan geometris
kurang sesuai sehingga mempersulit proses assembling yang berakibat
menurunnya efectivitas produksi. Untuk mengurangi hal tersebut maka perlu
kiranya keterlibatan semua pihak yang terkait dengan sistem pengawasan dan
pemeliharaan bukan hanya mengandalkan tenaga kerja tetapi juga melibatkan
kaidahkaidah manajemen yang pendekatannya meliputi segala aspek.
produktivitas yang sering disebut manajemen "Total Productive Maintenance
(TPM)".
Menurut Nakajima (1989), implementasi dari Total Productive
Maintenance yaitu program perawatan terhadap suatu proses produksi akan
berpengaruh terhadap :
Perbaikan peralatan atau mesin
Autonomous Maintenance
Pelatihan operator dan tenaga perawatan
Memperbaiki manajemen perawatan
Aktivitas perawatan dan pencegahan

5|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

2.TINJAUAN PUSTAKA

Pemeliharaan (Maintenance)

Maintenance (pemeliharaan) adalah semua aktivitas yang berkaitan untuk


mempertahankan peralatan system dalam kondisi layak bekerja. Sebuah system
pemeliharaan yang baik akan menghilangkan variabilitas system. Taktik
pemeliharaan adalah :

1. Menerapkan dan meningkatkan pemeliharaan pencegahan


2. Meningkatkan kemampuan atau kecepatan perbaikan

Reliability (keandalan) adalah peluang sebuah komponen mesin atau


produk akan bekerja secara baik untuk waktu tertentu di baawah kondisi tertentu.
Taktik keandalan adalah :

1. Meningkatkan komponen individual


2. Memberikan redundancy

Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk mempertahankan kemampuan


system, selagi mengendalikan biaya.

Strategi Pemeliharaan dan Keandalan yang baik membutuhkan keterlibatan


karyawan dan prosedur yang baik.

A. MAINTENANCE (PEMELIHARAAN)

Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka ada dua


unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu keterlibatan karyawan dan
prosedur pemeliharaan.

Factor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari informasi yang
dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya, kompensasi yang diterima sebagai
factor penguat motivasi dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya
untuk meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian dalam kaitannya dengan
kegiatan pemeliharaan, maka pihak manajemen dapat menempuh beberapa hal
yaitu :
6|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Pertukaran informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya


adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta prosedur tentang
pemeliharaan segala jenis mesin dalam system manufaktur.

Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki keahlian yang


diharapkan, perusahaan dapat memilih untuk mengirimkan ke training center yang
menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih di perusahaan melalui on
the job training.

Adapun tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, factor yang perlu


diperhatikan adalah prosedur pembersihan dan pelumasan. Pembersihan ini
ditujukan untuk menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran dan
kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan pelumasan bertujuan agar tidak
terjadi gesekan material mesin secara langsung, mendinginkan panas mesin pada
kondisi tertentu, dan memperpanjang umur mesin.

Prosedur berikutnya adalah monitor dan penyesuaian. Monitor harus


dilakukan secara kontinu dengan jadwal yang sudah ditentukan. System monitor
yang baik akan mampu melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Manfaat dari adanya kegiatan pemeliharaan ( maintenance) antara lain :

1. Perbaikan terus-menerus. Kegiatan ini menjadi kajian yang penting dalam


manajemen operasi, baik manufaktur maupun jasa, terutama pabrik-pabrik
yang menggunakan mesin yang berputar dan beroperasi setiap saat.
2. Meningkatkan kapasitas. Dengan adanya perbaikan yang terus-menerus,
maka tidak aka nada pengerjaan ulang / proses ulang, sehingga kapasitas
akan meningkat.
3. Mengurangi persediaan. Karena tidak perlu ada tumpukan bahan baku
yang harus disiapkan untuk melakukan produksi ulang.
4. Biaya operasi lebih rendah. Akibat kapasitas yang meningkat disertai
dengan persediaan yang rendah, maka secara otomatis akan
mengakibatkan biaya operasi lebih rendah. Tidak perlu penyimpanan
bahan baku dan tidak perlu adanya biaya tambahan karena proses
pengerjaan ulang.
5. Produktivitas lebih tinggi. Jika biaya operasi lebih rendah, maka dari
rumus produktivitas adalah output/input akan diperoleh bahwa
produktivitas akan lebih besar (dengan catatan output konstan). Tentunya
produktivitas akan lebih besar lagi jika output semakin besar.
6. Meningkatkan kualitas. Akan tercipta cost advantage, artinya dengan
kualitas yang sama baik, harga dapat ditetapkan menjadi lebih murah.
7|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Terdapat dua jenis taktik pemeliharaan : pemeliharaan pencegahan dan


pemeliharaan kerusakan.

(I) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan pencegahan sebuah rencana yang meliputi pemeriksaan


rutin, pemeliharaan, dan menjaga fasilitas tetap dalam kondisi baik utuk
mencegah kegagalan.

Sebuah tingkat kegagalan awal yang tinggi, dikenal sebagai tingkat


kematian dini (infant mortality), yang mungkin terjadi pada banyak produk. Yang
dimaksud tingkat kematian dini sendiri yaitu tingkat kegagalan di awal kehidupan
sebuah produk atau proses.

Hasil yang cacat / gagal akan menyebabkan tambahan biaya karena harus
diproses kembali dan yang lebih besar resikonya adalah kurangnya kepercayaan
konsumen kepada perusahaan akibat produk gagal. Tambahan yang timbul
menyebabkan biaya produksi membengkak ( tidak minimal). Jika biaya produksi
membengkak, maka harga barang menjadi tinggi.

Pemeliharaan yang periodic dan terencana sangat diperlukan pada fasilitas-


fasilitas produksi, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan Unit Kritis
dikarenakan :

1. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan terhentinya seluruh


aktivitas proses produksi.
2. Kerusakan fasilitas tersebut akan mempengaruhi kualitas produk.
3. Investasi yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar.

Kerusakan fasilitas tersebut akan membahayakan pekerja, baik kesehatan maupun


keselamatannya.

Preventive maintenance ini dapat mengatasi kerusakan yang tiba-tiba terjadi. Hal
ini dikarenakan preventive maintenance ini dapat mendeteksi dan menangkap
sinyal kapan suatu system akan mengalami kerusakan serta menentukan kapan
suatu system memerlukan service ( perbaikan).

8|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Dengan teknik pelaporan yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses,
mesin, atau peralatan individu. Arsip seperti itu dapat menyediakan profil yang
berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan maupun waktu pemeliharaan yang
dibutuhkan. Sejarah pemeliharaan peralatan merupakan bagian yang sangat
penting bagi sebuah system pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan
mengenai waktu dan biaya perbaikan. Arsip seperti ini juga memberikan
informasi serupa tentang keluarga peralatan begitu juga pemasok.

(II) Pemeliharaan Kerusakan / Perbaikan

Pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan secara langsung yang terjadi


ketika peralatan gagal dan harus diperbaiki dalam kondisi darurat atau dengan
dasar prioritas.

Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mesin


produksi, yaitu :

1. Pemilihan rancang bangun yang tidak sesuai


2. Keterampilan operator dan petugas pemeliharaan yang tidak mendukung
dalam pegoperasian mesin produksi
3. Kelalaian dalam pemeliharaan dasar, seperti kebersihan dan pelumasan
4. Kondisi mesin atau peralatan yang sudah aus akibat gesekan, dan
5. Kesalahan menjaga kondisi operasi mesin pada saat beroperasi
6. Kerusakan yang disebabkan beberapa hal di atas, akan mengakibatkan :
7. Inefisiensi operasi, karena harus melakukan pemrosesan ulang.
8. Reputasi yang buruk, karena berubahnya cara pandang konsumen terhadap
produk.
9. Rendahnya profitability, karena berkurangnya permintaan konsumen
dalam jangka panjang.
10. Kehilangan pelanggan yang beralih ke produk lain, karena produk yang
gagal.
11. Menurunnya kualitas produk, karena produk yang gagal.
12. Karyawan menjadi tidak puas, karena menghasilkan produk yang gagal.
13. Keuntungan menjadi semakin rendah akibat menurunnya permintaan.

Karena itu perlu untuk meningkatkan kemampuan memperbaiki.


Memperbesar atau meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan system
bekerja secara lebih cepat. Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan
enam fitur berikut :

1. Personel yang terlatih dengan baik


9|Page
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

2. Sumber daya yang cukup


3. Kemampuan untuk menetapkan sebuah rencana perbaikan dan prioritas
4. Kemampuan dan otoritas untuk melakukan perencanaan material
5. Kemampuan untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan
6. Kemampuan untuk mendesain cara untuk memperluas mean time between
failures (waktu rata-rata kegagalan).

Pemeliharaan Produksi Total

Dengan memadukan manajemen kualitas total dengan pandangan strategis


pemeliharaan dari sisi perancangan proses dan peralatan untuk pemeliharaan
pencegahan.

1. Sebagai tambahan, pemeliharaan produktif total mencakup:


2. Perancangan mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam
pemeliharaan
3. Menekankan biaya kepemilikan total di saat membeli mesin, sedemikian
rupa sehingga biaya pelayanan dan pemeliharaan sudah termasuk dalam
biaya pembelian tersebut
4. Membuat rencana pemeliharaan pencegahan yang memanfaatkan praktek
operator yang terbaik, departemen pemeliharaan, dan depot pelayanan.
5. Melatih pekerja untuk mengoperasikan dan memelihara mesin mereka
sendiri.

Teknik Lain untuk Menetapkan Kebijakan Pemeliharaan :

SIMULASI

Simulasi merupakan usaha untuk meniru ciri, penampilan, dan


karakteristik dari system nyata. Karena kompleksitas dari beberapa keputusan
pemeliharaan, simulasi komputer merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi
dampak berbagai kebijakan. Simulasi yang dilakukan melalui model fisik juga
bermanfaat dengan cara menirukan bagian dari system manajemen operasional
melalui pembuatan model matematik yang diusahakan untuk sedekat mungkin
dengan realita dan model tersebut, kemudian digunakan untuk memperkirakan
efek-efek berbagai tindakan.

10 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Bagi seorang manajer, dalam menggunakan model simulasi dibuat langkah-


langkah sebagai berikut :

1. Menentukan masalah
2. Memperkenalkan variable penting yang disertai dengan masalah yang
dihadapi
3. Membuat model angka / matematiknya
4. Menyusun arah tindakan yang mungkin untuk pengujian
5. Melakukan percobaan
6. Mempertimbangkan hasil ( memodifikasi model atau mengubah input
data)
7. Memutuskan arah tindakan yang akan diambil.

Manfaat dari model simulasi antara lain :

1. Simulasi relative berterus terang dan fleksibel.


2. Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang luas
dan kompleks.
3. Komplikasi dunia nyata dapat diikuti ( ditiru), yang biasanya tidak dapat
ditiru dalam kebanyakan model perencanaan atau manajemen operasional.
4. Pemanfaatan waktu dimungkinkan dalam simulasi melalui penggunaan
simulasi komputer.
5. Simulasi memungkinkan para manajer mengetahui sebelumnya pilihan apa
saja yang paling menarik.
6. Simulasi tidak mempengaruhi system dunia nyata.Dengan adanya
simulasi, dapat dipelajari efek interaktif dari komponen atau variable
individual untuk menentukan mana yang lebih penting.
7. Simulasi sering merupakan sebuah teknik yang sesuai untuk permasalahan
pemeliharaan, karena kompleksitas dari beberapa keputusan pemeliharaan,
simulasi merupakan alat yang baik untuk mengevaluasi dampak berbagai
kebijakan ( baik melalui simulasi komputer ataupun simulasi fisik).

Apabila dalam suatu system mengandung elemen yang menunjukkan adanya


peluang, maka metode simulasi Monte Carlo dapat digunakan sebagai eksperimen
terhadap elemen peluang melalui sampling acak.

SISTEM PAKAR
11 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Sistem pakar adalah perangkat lunak komputer yang menggunakan pengetahuan


(aturan-aturan tentang sifat dari unsur suatu masalah), fakta dan teknik inferensi
untuk masalah yang biasanya membutuhkan kemampuan seorang ahli. Dapat
digunakan untuk membantu karyawan mengisolasi dan memperbaiki berbagai
kesalahan pada peralatan dan permesinan.

Pengetahuan yang digunakan dalam system pakar terdiri dari kaidah-kaidah


(rules) atau informasi dari pengalaman tentang tingkah laku suatu unsur
persoalan. Kaidah-kaidah biasanya memberikan deskripsi kondisi yang diikuti
oleh akibat dari prasyarat tersebut.

Tujuan perancangan system pakar adalah untuk mempermudah kerja, atau bahkan
mengganti tenaga ahli, penggabungan ilmu dan pengalaman dari tenaga ahli,
training tenaga ahli baru, penyediaan keahlian yang diperlukan oleh suatu proyek
yang tidak memiliki atau tidak mampu membayar tenaga ahli.

Penggabungan ilmu dan pengalaman para tenaga ahli bukanlah merupakan


pekerjaan yang mudah, apalagi untuk mereka yang mempunyai keahlian yang
berbeda. Untuk itulah system pakar dirancang dengan fungsi menyimpan dan
menggunakan ilmu serta pengalaman dari satu atau beberapa tenaga ahli.

3.METODOLOGI
Metode pembahasan yang digunakan adalah obervasi sambil
mengumpulkan data dari dokumentasi kemudian di analisa efektivitas proses
produksi. Dari hasil analisa kemudian disusun cara pemecahan permasalahan
dengan usulan dan saran guna mendapatkan peningkatan maupun efektifitas
produksi.

12 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

4.PEMBAHASAN
Proses produksi tongkat biasanya disusun berdasarkan rencana tahunan yang
mana tahun lalu adalah sejumlah 500 buah dan dikerjakan selama dua bulan di
bawah pengawasan kualiti control yang hasilnya dapat ditabelkan sebagai berikut:

No. Nama Jumlah Produk Jenis Kerusakan


Komponen Baik Tidak A B C D
Baik
1 Tiang 932 118 38 34 12 34
2 Seruling 459 66 22 20 12 12
3 Kaki 483 42 23 15 2 2
tongkat
4 Proses 496 29 19 6 3 1
hand grip
Jumlah 2327 255 120 75 29 49

Data diatas menunjukkan bahwa jumlah tongkat yang diproduksi adalah (932
+ 118)/2 = 525 buah dengan beraneka ragam jenis kerusakan tanpa rijek artinya
kerusakan yang terjadi dapat diperbaiki walaupun data waktu perbaikannya
kurang jelas.

Analisa Penyebab Cacad Produk


13 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Dari aliran proses produksi tongkat yang mulai dari gudang material
masuk ke
mesin produksi dipotong, dibor, dibending, dan difinishing kemudian diperiksa
sesuai dengan spesifikasi desain pada gambar kerja. Dari hasil pemeriksaan
terdapat berbagai jenis penyimpangan yang dapat mengganggu fungsi maupun
menurunkan performance tampak rupa dari komponen tersebut. Penyimpangan
yang dimaksud berupa kerusakan atau cacad produk yang dapat dikelompokkan
guna mempermudah analisa penyebab setiap jenis kerusakannya, Adapun jenis
kerusakan/cacad yang terjadi pada komponen dapat dijelaskan bahwa
penyebabnya cenderung diakibatkan oleh:

a. Tergores, bertitik dan berbekas disebabkan oleh penyimpanan, material


handling, pencekaman ragum yang kurang hati-hati di lingkungan kerja sistem
proses produksi maupun SDM nya.
b. Pengaruh Mesin, lubang bor tidak bulat/simetris bekas pemotongan miring dan
bergerigi, ini cenderung disebabkan oleh ragum yang kocak, daun gergaji tumpul
atau bearing arbor aus.
c. Bentuk dan ukuran tidak sesuai, cenderung di sebabkan teknik penyetingan
berubah, ragum atau kurangnya konsentrasi operator.
d. Kempot, rusak dan lainnya, ada kecendrungan speifikasi tidak sesuai atau
fixture sudah sehingga terjadi kerusakan

Kelihatannya semua cacad produk yang terjadi tidak begitu fatal karena
masih dapat diperbaiki akan tetapi menambah waktu produksi yang secara
langsung menurunkan efektifitas produksi.

Menentukan Efektivitas Produksi


Mengingat tidak adanya kejelasan waktu perbaikan komponen yang cacad
produksi maka dalam hal ini sementara diambil 50 % dari waktu produksi dan
dieqivalenkan dengan jumlah komponen yang diproduksi. Perhitungan efektivitas
produksi dilakukan secara keseluruhan dari komponen tersebut yaitu sebagai
berikut :
1. Availability
Av. Frame=e(1050-50%.118)/e1050= 0,944
Av. Suling=e(459-50%.66)/e459=0,928
Av. Kaki=e(483-50%42)/e483= 0,957
Av. Poros= e(496-50%.29)/e496 = 0,971

2.Performance dianggap satu karenabelum adanya standard waktu produksi setiap


hari, jadi jumlah produk baik + cacad sama dengan jumlah output standard.

3. Quality atau Net Product


Frame = 932 / (932 + l18) = 0,888
Suling = 459 / (459 + 66 ) = 0,874
Kaki = 483 / (483 + 42 ) = 0,920
14 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Poros = 496 / (496 + 29 ) = 0,945

4. Efektivitas Produksi Komponen


Frame = 0,944 x 1 x 0,888 x 100% = 83,8%
Suling = 0,928 x 1 x 0,874 x 100% = 85,7%
Kaki = 0,957 x 1 x 0,920 x 100% = 88,1%
Poros = 0,971 x 1 x 0,945 x 100% = 92,3%

Ditinjau dari bentuk dan aliran proses produksi setiap komponen seperti
pada Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa urutan komplekasi bentuk dan
jenis pekerjaan mulai dari frame, suling, Kaki tongkat dan poros handgrip sanqat
berpengaruh terhadap nilai efektivitas produksi sesuai dengan pemyataan Frank
J. Riley yaitu komplekasi suatu proses produksi juga akan berpengaruh terhadap
efisiensi mesin dan nilai net production.

Penerapan Total Productive Maintenance


Setiap kegiatan selalu berfokus pada efisiensi dan kualitas. Meningkatnya
kualitas dapat menurunkan efisiensi produksi. Untuk mendapatkan titik temu
(Breakeven Point) antara keduanya diperlukan suatu analisa yang mendalam
dengan cara yang salah satunya adalah aplikasi TPM terhadap kegiatan tersebut.
Berdasarkan analisa kecenderungan penyebab cacad produk dan perhitungan
efektivitas produksi yang relative rendah seperti diuraikan di atas maka ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan dan diterapkan yaitu penyusunan dan
penegasan kembali tentang hal-hal berikut ini.
Struktur Organisasi Maintenance disusun dengan sistem sentralisasi
Tanggungjawab fungsional berdasarkan holder accountability supaya sikap
tanggab disemua strata lebih cepat dan responsif.
Standard Operational Procedure (SOP) di setiap bagian/seksi mulai dari
penerimaan barang sampai akhir proses produksi yaitu penggudangan.
Maintenance Work Order (MWO) disusun untuk menentukan dan
mengidentifikasi spesifikasi pekerjaan dan sekaligus alat komunikasi antara
operator dan bagian pemeliharaan.
Literatur Teknik yang berkaitan dengan spesifikasi produk, peralatan/mesin
sebagai bahan acuan dalam menentukan hasil produk dan penyusunan SOP setiap
kegiatan seksi dan peralatan.
Filter (saringan) diperlukan untuk penyeleksian MWO, mana yang harus
dikerjakan atau dipending dan menentukan skala prioritas pekerjaan.
Pelatihan terhadap sumber daya manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman terhadap permasalahan pemeliharan dapat berupa kursus, seminar
ataupun melalui jalur pendidikan formal.

15 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

5.ANALISIS PENULIS
Seperti yang sudah dijelaskan di dalam pembahasan di atas, bahwa
pemeliharaan itu untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu mesin
atau sistem produksi agar dapat beroperasi secara maksimal. Di dalam
jurnal tersebut rumus untuk mengukur atau menentukan efektifitas
peralatan atau sistem yaitu:

Rumus di atas untuk menentukan efektifitass suatu peralatan atau sistem,


sedangkan rumus untuk menentukan efektifitas suatu produksi dari sumber yang
kami dapat yaitu rumusnya:
Efektifitas produksi: Output X 100%
Input
Dimana: Output= Hasil produksi X Harga Jual
Inpuut=Jumlah biaya produksi
<100%=di kategorikan tidak efektif
101%-150%=dikategorikan cukup efektif
151%>=dikategorikan efektif

Itu merupakan tambahan dari rumus untuk menentukan efektifitas produksi.


Di dalam jurnal tersebut total production maintenance digunakan untuk
mengukur efektifitas peralatan, tetapi total production maintenance setelah kami
baca di jurnal yang lainnya bisa juga untuk meningkatan produktifitas, yaitu cara
nya mengurangi masukan dan menaikan keluaran.
16 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

6.KESIMPULAN

Dari uraian hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :


Dalam proses produksi tongkat selalu ada cacad komponen yang
berpengaruh langsung terhadap nilai efektivitas produksi. Jenis cacad komponen
yang terjadi berupa goresan, bertitik/berbekas, bentuk dan ukuran tidak sesuai
seperti lubang bor tidak bulat dan sebagainya. Penyebab cacad ini oenderung
diakibatkan oleh faktor-faktor antara lain sistem produksi, lingkungan kerja,
gangguan permesinan maupun faktor sumber daya manusia.
Untuk mengurangi cacad produksi sekaligus meningkatkan efektivitas
produksi maka perlu penerapan "Total Productive Maintenance" karena TPM
adalah sistem perawatan yang melibatkan semua karyawan dari manajemen
puncak sampai ke pekerja, aktif dan responsif terhadap suatu masalah baik yang
ada pada sistem maupun terkait pada material, mesin/peralatan yang dapat
mempengaruhi efektivitas produksi.

17 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

7.Daftar Pustaka

Agung Suryanto, THESIS ANALISA PENGARUH TPM TERHADAP


EFEKTIVITAS MESIN PACKAGING Universitas Pancasila , Jakarta 2006

Bill Huber,http/rockproduct-com/rockefficiency formula" Feb.01,2003 12.00

Frank J. Riley, "Assembly Automation, A Management Handbook" Industrial


Press Inc. Second Edition, New York, 1996

Internet,http/www: Informasi-trainingcom/ total-productive-maintenance-3


Oct.16' 2009 11.00 PM
Gopala Khrisnan Prof., Maintenance & Spare part Management Prentice hall of
India 1991

Karmiadji, W Djoko, "Effective Maintenance Management", Handout Materi


kuliah pada Program Magister Teknik Mesin, Universitas Pancasila.

Seichi Nakajima, "TPM Development Program", Penerbit Japan Institut for


Plan Maintenance.

Brosur "SHIMA Hospital Rehabilitation Product " 2008

www.journal.ac.id

18 | P a g e
[SEMINAR MANAJEMEN
[Pick the date] OPERASIONAL]

Lampiran :

Lampirkan Jurnal / Penelitian hasil download

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai