Anda di halaman 1dari 4

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Meski telah merdeka, Indonesia pada tahun 1950 hingga 1960-an berada dalam
kondisi yang relatif tidak stabil.[2] Bahkan setelah Belanda secara resmi mengakui
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949, keadaan politik maupun ekonomi di
Indonesia masih labil karena ketatnya persaingan di antara kelompok-kelompok
politik.[2] Keputusan Soekarno untuk mengganti sistem parlemen dengan Demokrasi
Terpimpin memperparah kondisi ini dengan memperuncing persaingan antara
angkatan bersenjata dengan Partai Komunis Indonesia, yang kala itu berniat
mempersenjatai diri.[2] Sebelum sempat terlaksana, peristiwa Gerakan 30
September terjadi dan mengakibatkan diberangusnya Partai Komunis Indonesia dari
Indonesia.[2] Sejak saat itu, kekuasaan Soekarno perlahan-lahan mulai melemah.[3]
Orde baru lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 19652.
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa
Gerakan 30September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang
sudah berlangsunglama..
3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
sedangkanupaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan
harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa
pembunuhan besar- besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan
demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan
serta tokoh-tokohnya diadili
5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat
bergabungmembentuk Kesatuan Aksi berupa Front Pancasila yang
selanjutnya lebih dikenaldengan Angkatan 66 untuk menghacurkan tokoh
yang terlibat dalam Gerakan 30September 19656.
6. Kesatuan Aksi Front Pancasila pada 10 Januari 1966 di depan gedung
DPR-GR mengajukan tuntutanTRITURA(Tri Tuntutan Rakyat).
7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan
KabinetSeratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat
menganggap di kabinettersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam
peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya
untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30
September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk
Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub)
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang
sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat
Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen
Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi
keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.
Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru[sunting | sunting sumber]

Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70
dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565 [butuh rujukan]
Sukses transmigrasi
Sukses KB
Sukses memerangi buta huruf
Sukses swasembada pangan
Pengangguran minimum
Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Sukses Gerakan Wajib Belajar
Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
Sukses keamanan dalam negeri
Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru


1. Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
2. Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena
kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
3. Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
4. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun
pertamanya
5. Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata
bagi si kaya dan si miskin)
6. Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat
Tionghoa)
7. Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
8. Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah
yang dibredel
9. Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan
program "Penembakan Misterius"
10. Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden
selanjutnya)
11. Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak
Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang
efektif negara pasti hancur.[butuh rujukan]
12. Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga
kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
13. Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara
dipegang oleh swasta
14. Dan lain sebagainya
Ciri pokok pelaksanaan pemerintahan orba
-Pemerintahan yang diktator tetapi aman dan damai
Tindak korupsi merajalela
Tidak ada kebebasan berpendapat Pancila terkesan menjadi ideologi tertutup
Pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat
Ikut sertanya militer dalam pemerintahan
Adanya kesenjangan sosial yang mencolok antara orang kaya dan orang
miskin.
keamanan dan ketertiban terjamin
indonesia mulai di kenal secara internasional
sandang dan pangan mudah dan murah

sukses yang pernah di capai orba.

1. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya
AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565
2. Sukses program transmigrasi
3. Sukses program Keluarga Berencana (KB)
4. Sukses memerangi buta huruf
5. Sukses swasembada pangan
6. Menekan angka pengangguran
7. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
8. Sukses Gerakan Wajib Belajar
9. Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
10. Stabilitas keamanan dalam negeri
11. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
12. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru

Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintahan Orde Baru mendapat


kepercayaan baik dari dlam maupun dari luar negeri. Rakyan Indonesia yang dalam
enam dasa warsa sangat menderita, sedikit demi sedikit dapat dientaskan. Namun
sangat disayangkan kemajuan Indonesia hanya semu belaka. Hasil pembangunan
telah mencitakan kesenjangan antara yang kaya dengan yang miskin. Hal ini terjadi
karena adanya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia. Akibatnya terjadi krisis
multidimensional (berbagai bidang), seperti :

1. Krisis politik, karena terlalu lamanya Presiden Suharto berkuasa ( kurang


lebih 32 tahun)
2. Krisis ekonomi, karena terlalu banyak utang Indonesia kepada luar negeri,
dan banyak terjadi korupsi.
3. Krisis sosial , pertikaian sosial yang terjadi sepanjang tahun 1996 telah
memicu munculnya kerusuhan antar agama dan etnis, misalnya di
Situbondo(Jawa Timur), Tasikmalaya(Jawa Barat), Sanggau Ledo
(Kalimantan Barat) yang meluas ke Singkawang dan Pontianak.

Tabel kronologi runtuhnya orba

A. 22 Januari Rupiah melemah terhadap dollar AS, nilai mata uang


rupiah menembus angka 17.000 per dollar
B. 12 Februari Presiden soeharto, mengangkat wiranto menjadi
panglima ABRI(Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia)
C. 10 Maret Soeharto kembali terpilih menjadi presiden
D. 04 Mei Harga bahan bakar melonjak 71% .
E. 09 Mei Presiden soehato berangkat ke mesir untuk
menghadiri pertemuan Negara-negara berkembang G-
15
F. 12 Mei Tragedi trisakti
G. 13 Mei 14 Mei Kerusuhan masa yang terjadi di Jakarta dan solo
H. 18 Mei Mahasiswa menduduki gedung MPR
I. 19 Mei Presiden soeharto berbicara di TVRI, ia menyatakan
tidak akan mengundurkan diri, tetapi kan segera
mengadakan perubahan kainet, akan membentuk
komite reformasi, dan segera mengadakan pemilu.
Beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat
bertemu dengan presiden soeharto.
J. 20 Mei Amien Rais membatalkan rencana demontrasi besar-
besaran di monas karena dijaga ketat. Demonstrasi
besar lainya juga terjadi di yogyakarta termasuk sri
sultan hamengkubuwono IX, surakarta, dan bandung.
K. 21 Mei Soeharto meletakkan jabatan

Anda mungkin juga menyukai