Anda di halaman 1dari 6

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DATA DEMOGRAFI

Luas Wilayah Puskesmas Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur 866.4 km2,

terdiri dari 10 desa dan 1 kelurahan. Kecamatan Dusun Timur merupakan kecamatan

terluas di kabupaten Barito Timur, sehingga untuk mempermudah jangkauan

pelayanan kesehatan di wilayah kecamatan Dusun Timur maka wilayah kerja terbagi

menjadi dua yaitu wilayah kerja UPTD Puskesmas Tamiang Layang dan UPTD

Puskesmas Edson Jaar.

Kabupaten Barito Timur merupakan daerah beriklim tropis dengan suhu rata-

rata 340C pada siang hari dan 230C pada malam hari, terbagi dalam 2 musim yaitu

musim kemarau terjadi pada bulan Juni-November sedangkan musim hujan terjadi

pada bulan November-Mei.

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tamiang Layang adalah

15.027 jiwa dengan kepadatan penduduk 25,30 jiwa/km2, jumlah penduduk laki-laki

7.779 jiwa sedangkan perempuan 7.280 jiwa. Penduduk terbanyak berada di

kelurahan Tamiang Layang dengan jumlah 7.678 jiwa dan penduduk terendah adalah

desa Harara yang berjumlah 167 jiwa.


Sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Dusun Timur khususnya wilayah

kerja Puskesmas Tamiang Layang terdiri dari tingkat TK hingga SMA, yang terdiri

dari 13 TK, 20 SD, 4 SMP, 5 SMA.

B. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tamiang Layang Kabupaten Barito

Timur. Karakteristik responden di Puskesmas wilayah tersebut dapat dilihat pada

tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden di Puskesmas Tamiang Layang Kabupaten Barito


Timur

Karakteristik Responden Jumlah Persentase


UMUR
40-45 tahun 11 20%
46-50 tahun 8 15%
51-55 tahun 13 24%
56-60 tahun 10 19%
61-65 tahun 12 22%
JENIS KELAMIN
Laki-laki 16 30%
Perempuan 38 70%
PEKERJAAN
PNS 15 28%
Wiraswasta 12 22%
Ibu Rumah Tangga 22 41%
Petani 5 9%
Berdasarkan karakteristik responden yang didapatkan menurut umur, penderita

hipertensi paling banyak masuk dalam kategori umur 51-55 tahun sebanyak 13 orang

dan yang paling sedikit masuk dalam kategori umur 46-50 tahun sebanyak 8 orang.

Hal ini disebabkan karena pada saat memasuki usia lanjut, terjadi perubahan struktur

pada pembuluh darah besar, sehingga pembuluh darah menjadi lebih sempit dan

dinding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibatnya adalah meningkatnya

tekanan darah sistolik.

Mayoritas penderita hipertensi di Puskesmas Tamiang Layang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 38 orang sedangkan penderita hipertensi berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 16 orang. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya prevalensi

terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun, sebelum mengalami

menopause, wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskular karena aktivitas hormone

estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar high density lipoprotein (HDL).

Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah

terjadinya proses aterosklerosis. Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit

demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi darah dari kerusakan.

Proses ini terus berlanjut di mana jumlah hormon estrogen tersebut makin berkurang

secara alami seiring dengan meningkatnya usia.

Penderita hipertensi terbanyak memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.

Dimana pekerjaan berpengaruh kepada aktivitas fisik seseorang. Orang yang tidak

bekerja seperti ibu rumah tangga memiliki aktivitas yang tidak banyak sehingga dapat

meningkatkan kejadian hipertensi.


C. KEBIASAAN

Kebiasaan konsumsi ikan asin di wilayah Puskesmas Tamiang Layang

Kabupaten Barito Timur dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Kebiasaan Konsumsi Ikan Asin pada Penderita Hipertensi di Puskesmas
Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur

Kebiasaan Konsumsi Ikan Asin Jumlah Persentase


KONSUMSI IKAN ASIN
Ya 53 98%
Tidak 1 2%
JENIS IKAN ASIN
Lais 44 81%
Sepat 9 17%
LAMA KONSUMSI
<1 tahun 0 0%
1-5 tahun 0 0%
>5 tahun 53 98%
FREKUENSI
Setiap hari atau 4-6 kali/minggu 32 59%
2-3 kali/minggu 11 20%
1 kali/minggu 10 19%

Penderita hipertensi di wilayah Puskesmas Tamiang Layang Kabupaten Barito

Timur didapatkan 53 orang yang mengkonumsi ikan asin. Faktor risiko hipertensi

salah satunya ialah asupan natrium yang berlebih (Agnesia, 2012). Sumber utama

natrium selain garam dapur adalah ikan asin.(sitasi semarang)


Jenis ikan asin yang paling sering dikonsumsi oleh responden pada penelitian

ini adalah ikan asin lais yaitu sebanyak 44 orang (81%), hal ini dikarenakan rasa ikan

lais yang lebih enak. Kebiasaan responden mengkonsumsi ikan asin lais dikarenakan

mudah diperoleh. (semaran)

Berdasarkan frekuensi konsumsi ikan asin didapatkan 32 orang mengkonsumsi

ikan asin hampir setiap hari atau 4-6 kali/minggu. Konsumsi ikan asin dalam waktu

yang lama dan jumlah yang berlebih akan menambah kadar natrium didalam darah,

dan asupan natrium yang berlebih memiliki efek langsung terhadap peningkatan

tekanan darah. Kelebihan natrium didalam tubuh akan meningkatkan volume

ekstraseluler karena osmolaritas cairan tubuh akan meningkat. Kenaikan osmolaritas

cairan ekstraseluler juga dapat merangsang mekansime sekresi kelenjar hypotalamus

hipofisa posterior untuk mensekresi lebih banyak hormon antidiuretik. Hormon ini

dapat menyebabkan ginjal mengabsorbsi kembali air dalam jumlah yang besar dari

cairan tubulus ginjal. Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat

berpengaruh terhadap kenormalan tekanan darah. Tekanan darah ditentukan oleh

konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi

sel otot halus akan berpengaruh pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler,

kemudian peningkatan konsentrasi otot halus semakin lama akan mengakibatkan

penebalan pembuluh darah arteriol yang dimediasi oleh angiotensin yang menjadi

awal meningkatnya tahanan perifer yang irreversible. Pernyataan tersebut sependapt

dengan Hartono, A (2008) yang menyatakan bahwa natrium yang berlebihan akan

menggumpal di dinding pembuluh darah dan mengikis sehingga terkelupas. Kotoran


tersebut akan menyumbat pembuluh darah yang akibatnya dapat menyebabkan

tekanan darah menjadi tinggi.(pindang)

Anda mungkin juga menyukai