ARI ISNANDAR
201425024
PENDAHULUAN
Proses pengujian logam adalah proses pemeriksaan bahan-bahan untuk diketahui sifat dan karakteristiknya
yang meliputi sifat mekanik, sifat fisik, bentuk struktur, dan komposisi unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Proses pengujian logam dikelompokkan ke dalam tiga kelompok metoda pengujian, yaitu :
Destructive Test (DT), yaitu proses pengujian logam yang bisa menimbulkan kerusakan logam yang di uji.
Non Destructive Test (NDT), yaitu proses pengujian logam yang tidak bisa menimbulkan kerusakan logam atau
benda yang di uji.
Metallography, yaitu proses pemeriksaan logam tentang komposisi kimianya, unsur-unsur yang terdapat
didalamnya, dan bentuk strukturnya.
2. 2 SIFAT-SIFAT MEKANIK
Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu material / komponen
untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
material/komponen tersebut.
Sifat mekanik logam adalah suatu sifat terpenting karena sifat mekanik logam
menyatakan kemampuan suatu logam untuk menerima beban atau gaya dari luar tanpa
mengalami kerusakan pada logam tersebut.Beberapa sifat-sifat mekanik antara lain:
Kekerasan adalah kemampuan suatu material untuk menerima penetrasi benda runcing,
goresan, kikisan tanpa mengalami deformasi.
Kekenyalan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan atau beban
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi).
Kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.
Semakin tinggi kadar karbon maka kekerasan akan semakin tinggi namun akan menjadi
rapuh. Kandungan karbon ini juga mempengaruhi keuletan, ketangguhan, maupun sifat
mampu mesin.
B. Unsur kimia
Chromium, untuk
- Membentuk karbida.
Ukuran butir
Ukuran butir pada baja sangat berpengaruh. Ukuran butir yang besar dan homogen membuat
baja mempunyai sifat yang ulet. Sedangkan untuk ukuran butir yang kecil dan tidak homogen
maka baja tersebut akan bersifat kaku dan keras.
Fasa dan struktur
Fasa dapat mempengaruhi sifat mekanik logam, karena pada tiap-tiap fasa
padalogam memiliki struktur mikro sendiri dengan sifat mekanik, fisik dan kimia
yang berbeda-beda, misalnya fasa martensite memiliki sifat-sifat keras, rapuh, magnetic
dengan nilai kekerasan 650-700 BHN. Jadi dapat dikatakan fasamartensitememiliki
kekerasan yang lebih tinggi daripada ferrite. Logam yang memiliki struktur yang teratur
mempunyai sifat mekanik yang lebih baikdibandingkan denganlogam yang strukturnya tidak
teratur sebab tegangan dalam yang timbul lebih besar. Tegangan didalam berbanding terbalik
dengan sifat mekanik.
Cacat
Cacat terjadi kemungkinan besar selama proses pertumbuhan kristal atau pada proses heat
treatment (perlakuan panas). Cacat ini dibedakan menajdi cacat titik, cacat garis, cacat
bidang, dan cacat ruang. Cacat yang terjadi pada logammenyebabkan kerusakan pada
struktur logam misalnya terjadinya kekosongan (vacancy), sisipan dan slip. Kerusakan ini
menyebabkan menurunnya sifat mekanik logam.
Endapan
Reaksi pengendapan merupakan kebalikan dari reaksi pelarutan yang terjadi akibat proses
pendinginan. Pengendapan terjadi bila logam didinginkan sampai daerah suhu dan fasa
setelah larut yang dipengaruhi laju waktu pendinginan. Pada laju waktu pendinginan cepat
terjadi endapan serta fasa dan pada laju pendinginan lambat dapat terjadi endapan dua fasa
sehingga pengendapan yang terjadi berpengaruh pada sifat mekanik logam.
1. Pembebanan statik
Yaitu pembebanan yang sifatnya statik atau besarnya tetap atau berubah-ubah dengan sangat
lambat.
2. Pembebanan dinamik
Pengujian yang paling banyak dipakai adalah penekanan-penekanan tertentu pada benda kerja
dengan bahan tertentu dengan mengukur ukuran penekanan yang berbentuk diatasnya :
a. Metode Brinel
b. Metode Vickers
c. Metode Rockwell
Pengujian yang paling banyak dipakai adalah penekanan-penekanan tertentu pada benda kerja
dengan bahan tertentu dengan mengukur ukuran penekanan yang berbentuk diatasnya :
a. Metode Brinel
b. Metode Vickers
c. Metode Rockwell
Pengujian Rockwell merupakan suatu uji untuk mengetahui tingkat kekerasan. Tingkat kekerasan
yang di uji adalah tingkat kekerasan logam baik logam ferrous maupun logam non ferrous dengan
menggunakan alat Rockwell Hardness Tester.
Uji brinell dilakukan dengan penekanan sebuah bola baja yang terbuat dari baja chrom yang telah
dikeraskan dengan diameter tertentu, oleh gaya tekan secara statis kedalam permukaan logam yang diuji
harus rata dan bersih. Setelah gaya tekan ditiadakan dan bola baja dikeluarkan dari bekas lekukan, maka
diameter paling atas dari lekukan tadi diukur secara teliti untuk kemudian dipakai untuk penentuan
kekerasan logam yang diuji dengan menggunakan rumus:
Dimana :
Kekerasan ini disebut kekerasan brinell yang biasa disingkat dengan HB atau BHN (Brinell
Hardness Number). Bertambah keras logam yang diuji bertambah tinggi nilai HB.
Uji vickers ini didasarkan kepada penekanan oleh suatu gaya tekan tertentu oleh sebuah indentor
berupa pyramid diamond terbalik yang memiliki sudut puncak kepermukaan logam yang diuji
kekerasannya, dimana permukaan logam yang diuji ini harus rata dan bersih.
Setelah gaya tekan secara statis ini kemudian ditiadakan dan pyramid diamond dikeluarkan dari
bekas yang terjadi (permukaan bekas merupakan segi empat karena piramid merupakan piramid
sama sisi), maka diagonal segi empat bekas teratas diukur secara teliti untuk kemudian digunakan
sebagi kekerasan logam yang diuji. Nilai kekerasan yang diperoleh sedemikian itu disebut
kekerasan vickers yang biasa disingkat denga Hv atau HVN (Vicker Hardness Number). Untuk
memperoleh nilai kekerasan vickers maka hasil penekanan yang diperoloeh dimasukkan kedalam
rumus:
Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan metallografi. Metalurgi adalah
ilmu yang menguraikan tantang cara pemisahan logam dari ikatan unsur-unsur lain. Atau cara
pengolahan logam secara teknis untuk memperoleh jenis logam atau logam paduan yang
memenuhi kebutuhan tertentu. Sedangkan metallografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
cara pemeriksaan logam untuk mengetahui sifat, struktur, temperatur dan prosentase campuran
logam tersebut. Metallografi merupakan suatu pengetahuan yang khusus mempelajari struktur
logam dan mekanisnya. Dalam metallografi dikenal pengujian makro (makroscope test) dan
pengujian mikro (mikroscope test).
Pengujian makro (makroscope test) ialah proses pengujian bahan yang menggunakan mata
terbuka dengan tujuan dapat memeriksa celah dan lubang dalam permukaan bahan. Angka
kevalidan pengujian makro berkisar antara 0,5 sampai 50 kali. Pengujian cara demikian biasanya
digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki struktur kristal yang tergolong besar atau kasar.
Misalnya, logam hasil coran (tuangan) dan bahan yang termasuk non-metal (bukan logam).
pengujian mikro (mikroscope test) ialah proses pengujian terhadap bahan logam yang bentuk
kristal logamnya tergolong sangat halus. Mengingat demikian halusnya, sehingga pengujiannya
menggunakan suatu alat yaitu mikroskop optis bahkan mikroskop elektron yang memiliki kualitas
pembesaran antara 50 hingga 3000 kali.
Pengujian metallografi dapat memberikan gambar-gambar dari struktur logam yang diuji
sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai hubungan struktur pembentuk logam dengan sifat-
sifat logam tersebut.
Tujuan uji impact charpy adalah untuk mengetahui kegetasan atau keuletan suatu bahan
(specimen) yang akan diuji dengan cara pembebanan secara tiba-tiba terhadap benda yang akan
diuji secara statik. Dimana benda uji dibuat takikan terlebih dahulu sesuai dengan standar JIS
Z2202 dan hasil pengujian pada benda uji tersebut akan terjadi perubahan bentuk seperti
bengkokan atau patahan sesuai dengan keuletan atau kegetasan terhadap benda uji tersebut.
Percobaan uji impact charpy dilakukan dengan cara pembebanan secara tiba-tiba terhadap benda
uji yang akan diuji secara statik, dimana pada benda uji dibuat terlebih dahulu sesuai dengan
ukuran standar JIS Z2202. Adapun perlengkapan yang digunakan dalam pengujian impact yaitu
alat uji impact tipe charphy dan benda uji (test specimen)
Mesin Uji Impact
Mesin uji bentur (impact) yang digunakan untuk mengetahui harga impak suatu bahan yang
diakibatkan oleh gaya kejut pada bahan uji tesebut. Tipe dan bentuk konstruksi mesin uji bentur
beranekaragam mulai dari jenis konvensional sampai dengan sistem digital yang lebuh maju.
KESIMPULAN