Modifikasi Biodiesel
Modifikasi Biodiesel
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
minyak bumi (52,5%), selanjutnya diikuti penggunaan sumber energi lainnya seperti
batu bara (21,5%), gas bumi (19%), air (3,7%), panas bumi (3%) dan energi
terbarukan (0,2%). Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan hanya mencapai
sekitar 9 miliar barel dengan produksi hanya sekitar 500 juta barel per tahun. Ini
artinya jika terus dikonsumsi dan tidak ditemukan cadangan minyak baru,
diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam jangka waktu 23
(dua puluh tiga) tahun mendatang, dengan demikian sudah saatnya Indonesia mulai
terhadap bahan bakar fosil dan mengembangkan sumber energi alternatif terbarukan,
Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati, lemak binatang, dan ganggang.
diantaranya soybean oil (USA), minyak sawit (asia), dan minyak kelapa (filip
ina). Minyak nabati memiliki komposisi penyusun utama adalah gliserida, yaitu
trimester gliserol dengan asam-asam lemak (C8-C24). Komposisi asam lemak dalam
minyak nabati menentukan sifat fisik-kimia minyak (USU, 2011: 3). Salah satu
Dedak saat ini dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Komponen utama pada
dedak padi adalah minyak protein, karbohidrat dan mineral. Komposisi dedak padi
1
2
sumber antioksidan alami yang dibutuhkan manusia (Hadipernata, dkk (2012: 103).
Biodiesel dari minyak dedak padi ini digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Salah satunya adalah titik awan yang relatif lebih tinggi dibandingkan solar. Titik
awan yang tinggi disebabkan karena adanya rantai karbon alifatik yang memiliki
ikatan rangkap seperti ester oleat, ester linoleat, dan ester linolenat. Pada suhu rendah
biodiesel ini mudah membeku sehingga mengakibatkan sumbatan pada saluran bahan
bakar. Oleh karena itu dibutuhkan modifikasi struktur untuk memutus ikatan rangkap
pada rantai alifatiknya (Ilyas, dkk., 2016: 8). Berdasarkan latar belakang di atas maka
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu:
2. Berapa nilai konversi modifikasi biodiesel yang diperoleh dari minyak dedak
padi ?
3. Gugus fungsi apa saja yang terdapat dalam sampel minyak dedak padi
C. Tujuan Percobaan
3. Untuk mengetahui Gugus fungsi apa saja yang terdapat dalam sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dedak Padi
Dedak saat ini dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Beras merupakan
produk utama dari padi yang mempunyai produk samping berupa menir, beras pecah,
sekam dan dedak. Pada proses penggilingan padi yang berkadar air 14% akan
dihasilkan rendemen beras berkisar 57-60%, sekam 18-20% dan dedak sebanyak 5
juta ton/tahun atau potensi minyak pangan atau minyak kesehatan dari dedak sebesar
750.000 ton/tahun jika rendemen minyak dedak 15% (Hadipernata, dkk (2012: 103).
Komposisi dedak padi memiliki kandungan minyak yang relatif cukup besar
dibandingkan dengan komponen minyak lainnya yaitu 19,97%. Hanya sedikit lebih
padi digolongkan sebagai unstraurated fatty acid/ asam lemak jenuh. Minyak dedak
hanya sebatas minyak goreng saja namun dapat diproses mejadi berbagai macam
4
5
B. Asam Lemak
Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom
karbon dari 4 sampai 24, asam lemak memiliki karboksil tunggal dan ekor
tidak larut di dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Asam lemak tidak
dapat secara bebas atau berbentuk tunggal di dalam sel atau jaringan, tetapi terdapat
dalam bentuk yang terikat secara kovalen pada berbagai kelas lipid yang berbeda,
asam lemakdapat dibebaskan dari ikatan ini oleh hidrolisis kimia atau enzimatik
Ekor hidrokarbon ynag panjang mungkin jenuh sepenuhnya yaitu hanya mengandung
ikatan tunggal. Asam lemak dengan ikatan ganda, seperti asam arakhidonat dengan 4
ikatan ganda, memiliki suatu belokan dan relatif kaku dibandingkan dengan asam
lemak jenuh yang karena kebebasan gerak mengelilingi ikatan tunggalnya bersifat
lebih fleksibel dan memanjang. Asam lemak jenuh dari C12 sampai C24 bersifat padat
mempunyai sintesis lilin, asam lemak tidak jenuh sebaliknya bersaifat cairan
berminyak pada suhu kamar. Asam lemak yang umum dijumpai bersifat tidak larut
dalam air, tetapi dapat terdispersi menjadi misel di dalam NaOH atau KOH encer
yang mengubah asam lemak menjadi sabun, nama ini diberikan pada garam asam
C. Modifikasi Biodiesel
Modifikasi biodiesel adalah suatu metode untuk memutus ikatan rangkap
pada rantai alifatiknya. Sebagai energy alternatif biodiesel tetap saja memiliki
kekurangan. Salah satunya adalah titik awan yang relatif lebih tinggi dibandingkan
solar. Titik awan yang tinggi disebabkan karena adanya rantai karbon alifatik yang
memiliki ikatan rangkap seperti ester oleat, ester linoleat dan ester linolenat
KMnO4 atau O3. Pada konsentrasi oksidator yang tinggi reaksi ini akan memutus
ikatan rangkap dan menghasilkan produk aldehid, keton, dan atau asam karboksilat
D. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang ramah terhadap lingkungan. Biodiesel
tidak mengandung berbahaya seperti Pb, bersifat biodegradable, emisi gas buangnya
juga lebih rendah dibandingkan emisi bahan bakar diesel. Biodiesel memiliki efek
pelumasan yang tinggi sehingga dapat memperpanjang umur mesin dan memiliki
angka setana yang tinggi ( > 50) (Aziz., dkk, 2011: 444).
Biodiesel adalah monoalkil ester dari asam lemak rantai panjang dari minyak
nabati atau lemak hewan. Keunggulan biodiesel dibandingkan dengan bahan bakar
fosil yaitu termasuk bahan bakar yang dapat diperbarui, dapat langsung digunakan
sendiri atau dicampur dengan petroleum diesel, mempunyai flash point (titik nyala)
yang lebih tinggi dari petroleum diesel sehingga lebih aman jika disimpan dan
digunakan, limbahnya bersifat ramah lingkungan, tidak beracun (bebas dari logam
berat, sulfur dan senyawa aromatik), menghasilkan emisi CO2, SO2, CO dan
7
hidrokarbon yang lebih rendah dari bahan petroleum diesel lainnya. Penggunaan
lebih baik dari pada bahan bakar petroleum dan tidak memerlukan modifikasi mesin
E. Metil Ester
Metil ester asam lemak memiliki rumus molekul Cn-1H2(n-r)-1COOCH3
dengan nilai n yang umum adalah angka genap antara 8 sampai dengan 24 dan nilai r
yang umum 0, 1, 2, atau 3. Menurut Heryanto (2002: 7), beberapa metil ester asam
Menurut Heryanto (2002: 7), kelebihan metil ester asam lemak dibanding
3. Pemurnian metil ester lebih mudah dibanding dengan lemak lainnya karena
4. Metil ester dapat diproses dalam peralatan karbon steel dengan biaya lebih
Titik kabut atau titik awan (cloud point) adalah temperatur suatu minyak
keruh bagaikan berkabut, tidak lagi jernih pada saat di dinginkan. Jika temperatur
diturunkan lebih lanjut akan di dapat titik tuang (pour point). Temperatur ini adalah
yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. Titik ini dipengaruhi oleh derajat
panjang rantai karbon, semakin tinggi titik tuangnya (Nurhayati, 2014: 29).
SNI menetapkan titik kabut FAME maksimum sebesar 18C sehingga relatif
aman karena biosolar mensyaratkan titik tuang maksimum 18C, dengan ketentuan
ini, FAME ex minyak sawit (BMS: biodiesel minyak sawit atau POME: palm oil
methyl ester) dapat digunakan dengan baik di sebagian besar daerah tropis karena
memiliki titik kabut 12-14C. FAME contohnya minyak jarak bisa digunakan di
daerah sub tropis dan dataran tinggi di daerah tropis karena titik kabutnya dapat
Titik nyala (flash point) atau titik kilat adalah titik temperatur terendah yang
menyebabkan bahan bakar dapat menyala. Penentuan titik nyala berkaitan dengan
keamanan dalam penyimpanan dan penanganan bahan bakar. SNI menetapkan titik
nyala biodiesel lebih tinggi sehingga lebih aman dibandingkan dengan petrodiesel
atau biosolar. Titik nyala biodiesel berbasis CPO sebenarnya 185C. Angka ini jauh
kontaminasi metanol akibat proses konversi minyak nabati yang tidak sempurna.
Metanol memiliki titik nyala yang rendah yaitu 11C (Prihandana, 2006: 37).
9
lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan
tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Sebanyak
satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada
volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini
H. Metode Ultrasonikimia
Penggunaan gelombang ultrasonik memberikan pengaruh positif untuk
Kavitasi adalah salah satu efek akibat adanya gelombang ultrasonik di dalam cairan.
Jika pada cairan diradiasikan gelombang ultrasonik maka tekanan cairan tersebut
akan bertambah pada saat gelombang ultrasonik mempunyai amplitudo positif dan
akan berkurang pada saat amplitudo negatif. Akibat perubahan tekanan ini maka
gelembung-gelembung gas yang biasanya ada dalam cairan akan terkompresi pada
saat tekanan cairan naik dan terekspansi pada saat tekanan turun (Putri, dkk., 2012:
21).
Kavitasi adalah salah satu efek akibat adanya gelombang ultrasonik di dalam
cairan. Jika pada cairan diradiasikan gelombang ultrasonik maka tekanan cairan
tersebut akan bertambah pada saat gelombang ultrasonik mempunyai amplitudo
10
positif dan akan berkurang pada saat amplitudo negatif. Akibat perubahan tekanan
ini maka gelembung-gelembung gas yang biasanya ada dalam cairan akan
terkompresi pada saat tekanan cairan naik dan terekspansi pada saat tekanan turun
tanpa penggunaan radioaktif dan dapat mengukur kadar hormon secara kualitatif dan
kuantitatif. Prinsip kerja FTIR adalah mengenali gugus fungsi suatu senyawa dari
karakterisasi bahan polimer dan analisis gugus fungsi. Cara menentukan dan
merekam hasil spektra residu dengan serapan energi oleh molekul organik dalam
sinar infra merah. Infra merah didefinisikan sebagai daerah yang memiliki panjang
gelombang dari 1-500 cm-1. Setiap gugus dalam molekul umumnya mempunyai
karakteristik sendiri sehingga spektroskopi FTIR dapat digunakan untuk mendeteksi
11
gugus yang spesifik pada polimer. Intensitas pita serapan merupakan ukuran
konsentrasi gugus yang khas yang dimiliki oleh polimer. Metode ini didasarkan pada
interaksi antara radiasi infra merah dengan materi (interaksi atom atau molekul
dengan radiasi elektromagnetik). Interaksi ini berupa absorbansi pada frekuensi atau
panjang gelombang tertentu yang berhubungan dengan energi transisi antara berbagai
keadaan energi vibrasi, rotasi dan molekul. Radiasi infra merah yang penting dalam
penentuan struktur atau analisis gugus fungsi terletak pada 650 cm-1 - 4000 cm-1.
(Sjahfirdi, dkk., 2015: 157).
BAB III
METODE PERCOBAAN
17.00 WITA di Laboratorium Organik Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar.
listrik, termometer 110oC, pipet skala 10 mL, gelas piala 300 mL, gelas piala 100
2. Bahan
C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Asam Sulfat (H2SO4) 0,6 M
Memipet air ke dalam labu takar 100 mL. keudian memipet asam sulfat
(H2SO4) 0,6 M pekat sebanyak 3,33 L ke dalam labu takar 100 mL dan
2. Modifikasi Biodiesel
12
13
kalium permanganat (KMnO4) yang telah dilarutkan dalam asam sulfat (H2SO4)
kedalam tabung sentrifuge dan di masukkan dalam alat sentrifuge selama 20 menit
dengan 3500 ppm. Selanjutnya sampel disaring dan dicuci dengan air secukuonya
kemudian dipanaskan ada suhu diatas 105oC dan diuji dengan FTIR.
Menyalakan monitor dan alat FTIR dengan menekan tombol on, menunggu hingga
computer connect dengan alat FTIR yang ditandai dengan munculnya tiga sinar pada
monitor yaitu BS KBr, laser, lamp infra red yang berwarna hijau. Selanjutnya plat
NaCl ditetesi dengan aseton, kemudian ditetesi dengan sampel hasil modifikasi
dedak padi. Memasukkan plat NaCl pada alat interferometer lalu memasukkan ke
dalam alat FTIR dan disinari dengan sinar infra red. Menunggu selama 5 menit
sampai diperoleh gambaran spectrum sampel yang diuji pada layar monitor.
14
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
Tabel 4.2 Nilai Serapan dan Vibrasi Regang Gugus-Gugus Senyawa metal ester
No Gugus Jenis Senyawa Rentang Serapan (cm-1) Serapan (cm-1)
1 O-H Alkohol 3000-3700 3446,79
2 C=C Alkena 1600-1700 1633,71
3 C-O Alkohol 1000-1260 1209,37
4 C-O Eter 1080-1150 1105,21;
1053,13;1016,49
2. Reaksi
R2 O
3. Analisis Data
1. Berat KMnO4 dan biodiesel yang ditimbang
a. Berat KMnO4
Mr =
158,03 = 0,001
Gram = 0,1580 gr
14
15
b. Berat Biodiesel
Mr =
155,47 = 0,01
Gram = 1,5547 gr
= 54,71%
4. Grafik
Gambar 4.1 Hasil FTIR Minyak Dedak Padi
16
B. Pembahasan
yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewani untuk digunakan sebagai
bahan bakar mesin diesel. Keuntungan dari biodiesel yaitu merupakan salah satu
bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan karena biodiesel dapat mengurangi
emisi gas karbon monoksida (CO) dan gas karbon dioksida (CO2) dan bebas
awan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan solar. Titik awal yang tinggi
disebabkan karena adanya rantai karbon alifatik yang memiliki ikatan rangkap
seperti ester oleat, ester linoleat dan ester linolenat. Penanganan kekurangan ini yaitu
asam sulfat (H2SO4). Air yang dimasukkan terlebih dahulu sebelum dimasukkannya
H2SO4 berfungsi agar H2SO4 yang panas tidak bereaksi langsung dengan labu yang
akan menyebabkan labu menjadi pecah. Penggunaan aquades juga berfungsi untuk
menghimpitkan H2SO4 hingga tanda batas. H2SO4 yang digunakan berfungsi sebagai
Biodiesel yang ditimbang berfungsi untuk mengetahui bobot biodiesel yang akan
oksidator, maka ion permanganat secara teoritis dapat mengoksidasi beberapa gugus
fungsi. Penggunaan alat ultrasonik selama 60 menit bertujuan untuk member efek
kavitasi yang menimbulkan banyak gelembung. Proses sentrifugasi bertujuan untuk
17
memisahkan residu dan filtrat yang akan diuji pada alat FTIR.
bahwa pada grafik, terlihat bahwa pada daerah 3000-37000 cm-1 terdapat gugus O-
H yaitu jenis senyawa alkohol, pada daerah 1600-1700 terdeteksi gugus C=C yaitu
jenis senyawa alkena, pada daerah 1000-1200 terdapat gugus C-O yaitu jenis
senyawa alkohol, pada daerah 1080-1150 terdeteksi gugus C-O yaitu jenis senyawa
eter dan pada daerah 650-1000 terdapat gugus =C-H yaitu jenis senyawa alkena.
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Gugus fungsi yang terdapat dalam sampel minyak dedak padi dengan
spekstroskopi infra red (IR) yaitu terdapat gugus O-H merupakan jenis
senyawa alkohol, gugus C=C yaitu jenis senyawa alkena, gugus C-O yaitu
jenis senyawa alkohol, gugus C-O yaitu jenis senyawa eter, gugus =C-H
B. Saran
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Isalmi dkk., Pembuatan Produk Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas dengan
Cara Esterifikasi dan Transesterifikasi, Valensi 2 No 3, (2011): h. 443-448.
Haryanto, Bode, Bahan Bakar Alternatif Biodiesel, Teknik Kimia (2002): H. 1-13.
Ilyas, Asriani, dkk. Penuntun Praktikum Preparasi Senyawa Organik. Gowa: UIN
press, 2016.
Mustafa, Bisri dan Endang Purwanti. S, Kalor Biodiesel Hasil Esterifikasi dengan
Katalis Al-Mcm-41 dan Transesterifikasi dengan Katalis Kalium Hidroksida
Minyak Biji Nyamplung (Calophyllum Inophyllum) KIMIA FMIPA (2011):
H. 1-8.
Nurdiansyah dan Abdi Redha, Efek Lama Maserasi Bubuk Kopra Terhadap
Rendemen, Densitas, dan Bilangan Asam Biodiesel yang Dihasilkan dengan
Metode Transesterifikasi In Situ, Belian 10 No 2 (2011): h. 218-224.
Nurhayati, Proses Pengolahan Bahan Baku Biomassa Menjadi Biodiesel, PPPPTK
BMTI (2014): h. 1-59.
Sjahfirdi Luthfiralda, Aplikasi Fourier Transform Infrared (FTIR) dan Pengamatan
Pembengkakan Genital Pada Spesies Primata, Lutung Jawa (Trachypithecus
Auratus) untuk Mendeteksi Masa Subur, Kedokteran Hewan 9 No. 2 (2015):
h. 156-160.
Universitas Sumatera Utara. Tinjauan Pustaka. Sumatra: USU, 2011.
20
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 60500113062
Kelompok : II (Dua)
Yuliana Asriani
NIM: 60500112020 NIM: 60500112026
Mengetahui,